5
Tes Bakat
Diah Widiawati, M.Psi www.mercubuana.ac.id
Pada pertemuan yang lalu, kita membahas mengenai Inteligensi, sebagai salah satu aspek dalam diri manusia yang perlu diketahui ; dan Tes Inteligensi sebagai alat untuk mengukur inteligensi tersebut. Inteligensi merupakan konsep mengenai kemampuan umum individu dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan. Dalam kemampuan umum ini, terdapat kemampuan-kemampuan khusus atau spesifik. Kemampuan khusus ini membantu individu untuk mencapai pengetahuan, kecakapan, atau keterampilan tertentu setelah melalui suatu latihan. Kemampuan khusus inilah yang disebut dengan Bakat atau Aptitude. Tes Inteligensi dirancang untuk mengetahui tingkat perkembangan kognitif atau kemampuan seseorang secara umum (faktor g). Artinya, skor IQ yang diperoleh seseorang dalam Tes Inteligensi hanya akan memaparkan potensi atau kemampuan umum saja. Cronbach (dalam Aiken & Marnat, 2009) menyatakan bahwa tes kecerdasan mengukur berbagai macam kemampuan umum, sehingga tes tersebut mencakup informasi yang luas (broad bandwidth). Namun demikian, Tes Inteligensi tidak dirancang untuk mengetahui kemampuan khusus (faktor s), sehingga kemampuan khusus yang dimiliki seseorang tersebut tidak dapat diketahui secara pasti. Dengan adanya kondisi demikian, maka banyak para ahli yang pada akhirnya mengembangkan sebuah instrumen yang dapat mengungkap kemampuan khusus atau bakat tersebut. Oleh karena itu, pada pertemuan minggu ini, kita akan membahas mengenai bakat dan beberapa instrumen yang dapat mengukur dan mengungkap bakat atau kemampuan khusus tersebut.
PENGERTIAN BAKAT Bakat merupakan potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir. Sukardi (dalam Sunaryo, 2004) mendefinisikan bakat sebagai suatu kondisi atau kualitas yang dimiliki oleh individu yang memungkinkan dirinya dapat berkembang di masa yang akan datang. Sedangkan Bingham menyatakan bahwa bakat merupakan kondisi atau rangkaian karakteristik yang dipandang sebagai gejala kemampuan individu untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau serangkaian respon melalui latihanlatihan. Dengan kata lain, bakat merupakan hasil interaksi antara hereditas dan
1
5
Tes Bakat
Diah Widiawati, M.Psi
pendidikan atau latihan. Pada klasifikasi tes psikologi, pada dasarnya Tes Bakat merupakan Tes Kognitif, sama seperti Tes Inteligensi. Baik Bakat maupun Inteligensi sama-sama merupakan Kemampuan Kognitif Potensial, artinya kedua kemampuan itu merupakan kemampuan dasar yang dimiliki oleh setiap orang. Sedangkan Kemampuan Kognitif Aktual terwujud dalam prestasi seseorang. Jika dibuat dalam bentuk diagram, maka hasilnya akan seperti di bawah ini.
Kemampuan Potensial Kognitif
TES
Kemampuan Aktual
Kemampuan Umum (g)
Inteligensi
Kemampuan Khusus (s)
Bakat
Prestasi
Minat, Kepribadian
Non Kognitif
Untuk penjelasan mengenai teori, silahkan baca kembali modul pertemuan minggu lalu, mengenai teori kecerdasan. Dengan mengingat diagram di atas, maka pada dasarnya teori kecerdasan yang dikemukakan oleh beberapa tokoh tersebut relevan dengan materi yang kita bahas pada pertemuan minggu ini. Ada tiga hal yang mempengaruhi bakat seseorang, yaitu : 1. Unsur Genetik, khususnya yang berkaitan dengan fungsi otak. Jika otak kiri lebih dominan, maka bakatnya berhubungan dengan masalah verbal, intelektual, keteraturan, dan logis. Sedangkan jika otak kanan lebih dominan, maka bakatnya berkaitan dengan masalah spasial, nonverbal, estetik, artistic, dan atletis. 2. Latihan. Bakat adalah sesuatu yang sudah dimiliki secara alamiah, namun memerlukan latihan untuk mengembangkannya. 3. Struktur Tubuh. Struktur tubuh mempengaruhi bakat seseorang. Seorang yang bertubuh atletis akan memudahkannya menggeluti bidang olah raga atletik.
2
5
Tes Bakat
Diah Widiawati, M.Psi
Mengetahui bakat seseorang tentu bukan hal sia-sia, namun memiliki tujuan, yaitu : 1. Melakukan Diagnosis. Saat kita mengetahui bakat seseorang, maka kita akan memahami potensi yang ada pada seseorang tersebut. Dengan mengetahui potensi tersebut, maka kita dapat melakukan analisis masalah yang dihadapi orang tersebut, baik masalah dalam bidang pendidikan, klinis, maupun industri. Dengan kemampuan menganalisis masalah, maka diharapkan kita dapat memberikan treatment yang tepat bagi seseorang (Mengetahui Bakat Analisa Masalah Diagnosa Treatment). 2. Melakukan Prediksi. Tujuan prediksi adalah memprediksi kemungkinan sukses atau gagalnya seseorang dalam bidang tertentu di masa depan. Pada dasarnya, prediksi itu mempertemukan potensi seseorang dengan persyaratan yang dituntut suatu lembaga tertentu. Prediksi ini meliputi kegiatan seleksi, penempatan, dan klasifikasi.
Dengan mengetahui dua tujuan dari mengetahui bakat, maka kita perlu mengetahui bagaimana cara mengenali adanya suatu bakat. Pertama, Melalui Pengalaman. Ketika mencoba hal tertentu, individu mengalami banyak kemajuan dalam bidang tersebut. Hal ini akan menjadi satu cara dalam mengetahui bakat apa yang dimilikinya. Kedua, Mengikuti Tes Bakat, yang saat ini banyak tersedia. Ketiga, Memadukan antara pengalaman dan tes bakat. Dengan melakukan kedua hal tersebut, maka hasilnya akan lebih meyakinkan individu yang bersangkutan.
SEJARAH Tes kemampuan khusus atau bakat berkembang karena adanya peristiwa yang mendorong perkembangan tes tersebut di tahun 1920an dan 1930an. Pada tahun tersebut, konsultan perusahaan merasa bahwa, baik karyawan maupun pimpinan, harus mendapatkan manfaat nyata jika dikenakan tes psikologi. Manfaat yang dimaksud adalah seseorang mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengannya. Para konsultan tersebut menyatakan bahwa tes psikologi akan bermanfaat jika karyawan yang terpilih dalam proses rekrutmen, akan ditempatkan pada posisi sesuai dan diberi pekerjaan yang dapat mereka kerjakan dengan sangat efektif.
3
5
Tes Bakat
Diah Widiawati, M.Psi
Para konsultan berasumsi bahwa memilih karyawan yang kompeten dan memberi mereka pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan mereka akan dapat meningkatkan produktivitas kerja, bermanfaat bagi karyawan itu sendiri, pimpinan, dan perusahaan secara keseluruhan. Pada masa Great Depression pada tahun 1930an, program penelitian dan pengembangan di Universitas Minnesota menyusun serangkaian tes kemampuan khusus, yang akan digunakan untuk konseling kejuruan, pemilihan karyawan, dan penempatan karyawan. Tes bakat juga muncul karena pemikiran psikolog bahwa tes inteligensi hanya mengukur aspek tertentu dari inteligensi. Hal ini tentu saja tidak cukup karena tidak semua aspek penting dapat terwakili karena cakupannya yang terbatas. Selain itu, sebelum PD I, para psikolog mulai mengakui perlunya tes-tes bakat khusus untuk digunakan dalam konseling pekerjaan, seleksi dan klasifikasi personil industri dan militer. Dengan kondisi itu, beberapa tes inteligensi kemudian dimodifikasi menjadi tes bakat. Ada 12 faktor yang diungkap dalam Tes Bakat, yaitu : 1. Kemampuan verbal, yaitu kemampuan memahami dan menggunakan bahasa, baik secara lisan maupun tulisan. 2. Kemampuan numerikal, yaitu kemampuan memecahkan masalah aritmatik atau berhitung dengan tepat dan teliti. 3. Kemampuan spasial, yaitu kemampuan merancang suatu benda secara tepat. 4. Kemampuan perceptual, yaitu kemampuan mengamati dan memahami gambar dua dimensi menjadi tiga dimensi. 5. Kemampuan reasoning, yaitu kemampuan memecahkan suatu masalah. 6. Kemampuan mekanik, yaitu kemampuan memahami konsep mekanik dan fisika. 7. Kemampuan memori, yaitu kemampuan mengingat. 8. Kemampuan klerikal, yaitu kemampuan bekerja di bidang administrasi. 9. Kreativitas, yaitu kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru dan menunjukkan hasil yang tidak biasa (istimewa). 10. Kecepatan kerja, yaitu kemampuan bekerja secara cepat untuk pekerjaan rutin. 11. Ketelitian, yaitu kemampuan bekerja secara teliti. 12. Ketahanan, yaitu kemampuan bekerja secara konsisten.
4
5
Tes Bakat
Diah Widiawati, M.Psi
JENIS T ES BAKAT Tes Bakat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu Single Test dan Baterai Test. Kelompok Single Test, yaitu tes bakat yang terdiri dari satu jenis tes dan pada umumnya mengungkap kemampuan khusus yang dimiliki seseorang. Jenis tes bakat dari kelompok ini adalah : a. Tes
Sensori,
yaitu
tes
yang
mengungkap kemampuan indera. Misalnya
Tes
Ketajaman
Penglihatan atau Color Vision Test.
b. Tes Artistik, yaitu tes yang mengungkap bakat seni, misalnya Horn Art Aptitude Inventory. Tes ini ditujukan untuk orang dewasa, dimana tugasnya adalah membuat sketsa benda umum, gambar geometris, sketsa serangkaian garis dasar pada kerangka persegi panjang. c. Tes Klerikal, yaitu tes yang mengungkap kemampuan klerikal. Misalnya Minnesota Clerical Test, yaitu tes seleksi pekerjaan yang mengharuskan adanya kecepatan melihat dan mengendalikan simbol. Tes ini terdiri dari dua bagian, yaitu : Bagian I Number Comparison (8’) 200 pasang 7 9 5 4 2 _____ 7 9 5 2 4
Bagian II Name Comparison (7’) 200 pasang Jhon C. Kinder _____ John C. Lender
5 7 9 4 3 6 _____ 5 7 9 4 3 6 7
Investors Syndicate _____ Investors Syndicate
……………………………….
……………………………….
d. Tes Kreativitas, yaitu tes yang mengungkap kreativitas. Misalnya Torrance Test. e. Tes Kraepelin dan Pauli, yaitu tes yang mengungkap kemampuan seseorang dalam bekerja. Faktor yang dapat diungkap dalam tes ini adalah : (i) Kecepatan, ditunjukkan dengan prestasi yang dicapai; (ii) Ketelitian, ditunjukkan dengan jumlah kesalahan dan loncatan yang dibuat; (iii) Keajegan, ditunjukkan dengan irama kerja seseorang dalam mengerjakan tes ; (iv) Ketahanan, ditunjukkan dengan garis ausdauer.
5
5
Tes Bakat
Diah Widiawati, M.Psi
Kelompok Baterry Tes, yaitu tes bakat yang terdiri dari rangkaian bermacam-macam tes yang masing-masing tes dapat berdiri sendiri, artinya tidak harus digunakan secara keseluruhan. Jenis tes bakat dari kelompok ini adalah : 1. Differential Aptitude Test (DAT) Tokoh
:
G. Bennet, H.G Seashore, A. G. Wesman
Tahun
:
1947, yang terdiri atas form A + B 1963, 1973, 1981 (form V dan W) saat ini form L dan M.
Teori
:
Multiple Factors dari Thurstone
Tujuan
:
untuk kebutuhan konseling pendidikan dan vokasional (kejuruan).
Testee
:
Siswa 8 – 12 tahun ; mahasiswa ; karyawan
Jumlah Tes
:
Tujuh tes, yaitu Verbal Reasoning, Numerical Ability, Abstract Reasoning, Space Relation, Mechanical Reasoning, Clerical Speed & Accuracy, Language Usage (Spelling & Sentences).
Penyajian
:
Individual atau klasikal
a. Numerical Ability / Tes Berhitung / A5. Tes ini disajikan selama 30 menit. Tes ini mengukur kemampuan berpikir dengan angka dan penguasaan hubungan numerik, misalnya penjumlahan sederhana. Tes ini digunakan untuk melakukan prediksi dalam bidang pendidikan (matematika, fisika, kimia, teknik, ilmu sosial, bahasa Inggris) ; dan bidang pekerjaan (asisten laboratorium, tatabuku, statistik). b. Abstract Reasoning / Tes Penalaran / A3. Tes ini disajikan selama 25 menit. Tes ini mengukur kemampuan penalaran yang bersifat nonverbal, meliputi kemampuan memahami hubungan logis dari figur abstrak atau prinsip nonverbal designs. Tes ini digunakan di lingkungan sekolah atau pekerjaan. Tes ini relevan untuk pelajaran atau pekerjaan yang memerlukan persepsi hubungan antara benda-benda. Pada tes ini, individu diminta untuk menemukan azas atau prinsip dari suatu perubahan gambar. c. Space Relation / Tes Pola / B3. Tes ini disajikan selama 30 menit. Dalam tes ini, individu diminta memanipulasi benda secara mental sesuai pola yang tersedia dan membuat kreasi terhadap
6
5
Tes Bakat
Diah Widiawati, M.Psi
suatu struktur benda tertentu dengan perencanaan yang baik. Tes ini digunakan khusus untuk mengetahui seberapa jauh kemampuan seseorang mengenal ruang tiga dimensi, baik untuk bidang studi maupun pekerjaan. Kemampuan ini diperlukan dalam bidang perencanaan, desain pakaian, arsitektur, seni, dekorasi, atau bidang lain yang membutuhkan pengamatan tiga dimensi. d. Mechanical Reasoning / Tes Pengertian Mekanik / C4. Tes ini disajikan selama 30 menit. Tes ini disusun berdasarkan tes pemahaman mekanikal yang disusun oleh Binet. Aspek yang diukur dalam dalam tes ini adalah daya penalaran di bidang kerja mekanis dan prinsip fisika. Tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan khusus dalam bidang mekanik. Bidang pekerjaan yang membutuhkan kemampuan ini antara lain, tukang kayu, ahli mesin, pemelihara mesin, montir, insinyur, atau perakit. e. Clerical Speed and Accuracy / Tes Cepat dan Teliti / D4. Tes ini disajikan selama 3 menit untuk Bagian I, dan 3 menit untuk Bagian II. Tes ini mengukur respon terhadap tugas atau pekerjaan yang menyangkut kecepatan persepsi, kecepatan respon terhadap kombinasi huruf-angka, dan ingatan jangka pendek. Tes ini digunakan untuk konseling siswa yang mengalami kesulitan dalam kecepatan belajar, atau untuk seleksi karyawan dalam pekerjaan tertentu. Tes ini dapat meramalkan produktivitas karyawan dalam mengerjakan pekerjaan rutin atau pekerjaan klerikal. Misalnya, sekretaris, kasir, sortir surat, administrasi. f.
Verbal Reasoning / Penalaran Verbal. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan memahami ide atau konsep dalam bentuk kata. Selain itu, tes ini digunakan untuk mengetahui kemampuan individu dalam berpikir dan memecahkan masalah yang dinyatakan dalam bentuk kata-kata.
g. Language Usage / Pemakaian Bahasa. Tes ini digunakan untuk mengukur kemampuan membedakan tata bahasa yang baik dan benar, penggunaan tanda baca, dan penggunaan kata. Tes ini terdiri atas Spelling dan Grammar. Spelling diberikan untuk mengukur kemampuan individu dalam mengeja kata dalam Bahasa Indonesia atau Bahasa Inggris. Grammar diberikan untuk mengukur kemampuan individu dalam mengenal kesalahan tata bahasa, tanda baca, dan pemakaian kata dalam kalimat mudah.
7
5
Tes Bakat
Diah Widiawati, M.Psi
2. General Aptitude Test Battery (GATB) Tokoh
:
Charles E. Odell dari United States Employes Services.
:
Penyajian
:
GATB digunakan sejak 1947 oleh State Employment service, yang bergabung dengan United States Employment Service. Sejak masa itu, GATB dimasukan dalam program penelitian berkelanjutan, untuk menjadikan tes tersebut akurat pada berbagai pekerjaan yang berbeda. Karena dasar risetnya yang luas, GATB dikenal sebagai sejumlah tes bakat ganda akurat untuk bimbingan jurusan. Individual atau klasikal
Jumlah
:
12 subtes untuk mengukur 9 kemampuan dasar atau bakat (aptitude)
Sejarah
Ada sembilan aptitude yang diungkap dalam GATB, yaitu : 1. Aptitude D (Intelligence), yaitu kemampuan mengerti prinsip, menalar, dan membuat keputusan. Kemampuan ini terkait dengan keberhasilan di sekolah. 2. Aptitude V (Verbal), yaitu kemampuan mengerti arti kata, bahasa, arti keseluruhan kalimat, dan paragraf. Tes yang mengungkap bakat ini adalah Vocabulary (subtes 4). 3. Aptitude N (Numerical), yaitu kemampuan melakukan operasi angka secara cepat dan tepat. Tes yang mengungkap bakat ini adalah Computation (subtes 2) dan Arithmatic Reason (subtes 6). 4. Aptitude S (Spatial), yaitu kemampuan berpikir secara visual pada bentuk geometris, menangkap objek tiga dimensi, dan mengingat hubungan yang dihasilkan dari gerakan objek dalam satu ruang. Tes yang mengungkap bakat ini adalah Three Dimentional Space (subtes 3). Three Dimentional Space disebut juga Tes Ruang Bidang, yang memerlukan waktu 5 menit untuk mengerjakan. 5. Aptitude F (Form Perception), yaitu kemampuan melihat bagian dari suatu benda/grafik/gambar ; kemampuan membuat perbandingan dan pembedaan secara visual ; dan kemampuan melihat perbedaan nyata pada bentuk dari suatu gambar. Tes yang mengungkap bakat ini adalah Tool Matching (subtes 5) dan Form Matching (subtes 7). Tool Matching disebut juga Tes Mempersamakan Perkakas. Tes ini memerlukan waktu 5 menit untuk mengerjakan 49 soal. 6. Aptitude Q (Clerical Perception), yaitu kemampuan mengungkap objek klerikal (angka, huruf) ; dan kemampuan persepsi terhadap komputasi secara sepintas. Tes yang mengungkap bakat ini adalah Name Comparation (subtes 1).
8
5
Tes Bakat
Diah Widiawati, M.Psi
7. Aptitude K (Motor Coordination), yaitu kemampuan mengorganisasikan gerakan organ mata, tangan, jari tangan dengan terampil, teliti, cepat, dan tepat. Tes yang mengungkap bakat ini adalah Mark Making (subtes 8). 8. Aptitude F (Finger Dexterity), yaitu kemampuan memanipulasi objek kecil dengan jari jemari secara terampil dan teliti. Tes yang mengungkap bakat ini adalah Assemble (subtes 11) dan Dissasemble (subtes 12). Finger Dexterity disebut juga Tes Kecekatan Jemari. Tes ini memerlukan waktu 120 detik untuk merakit (assembly) dan 90 detik untuk membongkar (disassembly). 9. Aptitude M (Manual Dexterity), yaitu kemampuan menggerakkan tangan dengan mudah dan terampil. Tes yang mengungkap bakat ini adalah Plan (subtes 9) dan Turn (subtes 10). 3. Flanagan Aptitudes Classification Test (FACT) Tokoh
:
John C. Flanagan
:
Tujuan
:
Penyajian
:
John C. Flanagan adalah profesor psikologi di Universitas Pittsburg. Ia adalah direktur American Institude for Reseach (AIR). Pada Perang Dunia II Flanagan diminta membentuk ”The Army Air Force Aviation Psychology Program” untuk seleksi awak kapal. Setelah Perang Dunia II, ia membuat tes standar untuk tes bakat bagi pekerjaan di bidang sipil yaitu FACT dengan 14 tes. Tes dikembangkan untuk mendapatkan sistem klasifikasi baku dalam penentuan bakat seseorang pada tugas tertentu. • Alat bantu untuk memprediksi keberhasilan kerja dan perencanaan program latihan dalam rangka konseling pekerjaan • Alat seleksi dan penempatan karyawan. Individual atau Klasikal
Jumlah
:
14 tes
Sejarah
Ada 14 aptitude yang diungkap dalam FACT, yaitu : 1. Tes Kode dan Ingatan (C2). Tes Coding diberikan untuk mengukur kecepatan dan ketepatan dalam memberi kode pada informasi tertentu. Tes ini sesuai diberikan untuk melihat kemampuan tersebut pada programmer, traffic control, operator. Tes Memory diberikan untuk mengukur kemampuan mengingat. Tes ini sesuai diberikan untuk melihat kemampuan tersebut pada pengacara, dokter. 2. Tes Merakit Objek (C1). Tes ini mengukur kemampuan mengenal, mengetahui, dan membayangkan bentuk objek yang disusun dari bagian-bagian tertentu. 3. Tes Skala dan Grafik (C8). Tes ini mengukur kecepatan dan ketepatan dalam membaca skala, grafik, dan peta. Menurut Flanagan, tes ini diperlukan untuk
9
5
Tes Bakat
Diah Widiawati, M.Psi
melihat Cretical Fact Elements pada ahli biologi, ahli kimia, insinyur, ahli matematika, perawat, ahli medis, atau pilot. 4. Tes Pemahaman (A1). Tes ini mengukur kemampuan membaca, memahami alasan logis, serta mengambil keputusan dengan menangkap makna dari situasi praktis. Tes ini sesuai diberikan untuk melihat kemampuan pada hakim, jaksa, psikolog, montir, dokter, pilot. 5. Tes Mengutip (B4). Tes ini mengukur kemampuan individu dalam mereproduksi outline pola sederhana dengan tepat dan akurat. Tes ini sesuai diberikan untuk melihat kemampuan desainer, tukang jahit, perakit, arsitek, periklanan. 6. Tes Komponen (C2). Tes ini mengukur kemampuan mengenali komponen atau bagian yang penting. Tes ini sesuai untuk melihat kemampuan seorang perakit. 7. Tes Tabel (D3). Tes ini mengukur kemampuan membaca tabel, baik tabel yang terdiri dari angka, maupun yang terdiri dari kata atau huruf. Tes ini sesuai untuk melihat kemampuan pada pekerjaan ahli farmasi, ahli kimia, sekretaris, akuntan. 8. Tes Ungkapan (A6). Tes ini memiliki 19 buah soal, dimana tiap soal terdiri dari tiga pertanyaan. Subjek pada tes ini diminta untuk memilih satu pernyataan yang baik dan satu pernyataan yang buruk pada tiap soal. Tes ini mengukur perasaan dan pengetahuan tentang bahasa ; mengungkap kemampuan berkomunikasi melalui tulisan dan lisan. Tes ini sesuai untuk melihat kemampuan para ahli sastra, psikolog, pengacara, penulis. 9. Tes Mekanik. Tes ini mengukur kemampuan pemahaman prinsip–prinsip mekanik dan analisa. Tes ini sesuai untuk melihat kemampuan para ahli mesin, motor, arsitek, teknik sipil. 10. Tes Inspection. Tes ini mengukur kemampuan seseorang dalam melihat ketidaksempurnaan pada serangkaian benda secara tepat dan cepat. Tes ini sesuai untuk melihat kemampuan para ahli teknisi alat elektronik, arsitek, dokter. 11. Tes Precision. Tes ini mengukur ketelitian. Tes ini sesuai untuk melihat kemampuan para arsitek, akuntan, kasir, animator. 12. Tes Coordination. Tes ini mengukur kemampuan koordinasi tangan dan lengan. Tes ini sesuai untuk melihat kemampuan para pelukis, desainer baju, dokter. 13. Tes Arithmatic. Tes ini mengukur kemampuan kerja dengan angka. Tes ini sesuai untuk melihat kemampuan akuntan, tukang bangunan.
10
5
Tes Bakat
Diah Widiawati, M.Psi
Daftar Pustaka
Aiken, L.R & Groth-Marnat, G (2009). Pengetesan dan Pemeriksaan Psikologi, Jilid 2, Edisi Kedua Belas. Jakarta : Indeks Anastasi, A & Urbina, S (2007). Tes Psikologi, Edisi Ketujuh (Terjemahan). Jakarta : PT Indeks. Azwar, S (1996). Tes Prestasi, Fungsi dan Pengembangan Pengukuran Presyasi Belajar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. Ormrod, J.E (2009). Psikologi Pendidikan, Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang. Edisi Keenam, Jilid 1. Jakarta : Erlangga. Santrock, J.W (2009). Psikologi Pendidikan, Edisi 3, Buku 1 (Terjemahan). Jakarta : Salemba Humanika Sugiyanto, dkk (1984). Informasi Tes, Khusus untuk Profesi Psikologi, Edisi Kedua. Yogyakarta : Unit Pengembangan Alat Tes Psikodiagnostika, Fakultas Psikologi Universitas Gadjah Mada
11