4. METODOLOGI PENELITIAN
Dalam bab ini akan diuraikan mengenai metode yang digunakan dalam penelitian ini. Penjelasan mengenai metodologi dimulai dengan menjelaskan populasi dan sampel dalam penelitian ini, tipe penelitian, prosedur penelitian, teknik pengambilan data, dan alat ukur dan scoring serta metode pengolahan data.
4.1. Populasi dan Sampel Penelitian Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa tahun pertama Jurusan Arsitektur Universitas Indonesia. Hal ini disebabkan mahasiswa tahun pertama berada pada masa transisi yang melibatkan perubahan dan kemungkinan stres (Santrock, 1983; Dyson & Renk, 2006). Universitas Indonesia sebagai salah satu PTN terbaik memiliki iklim persaingan antar mahasiswa yang lebih tinggi dibandingkan universitas yang lain. Murphy dan Archer (dalam Duffy & Atwater, 2004) mengemukakan bahwa persaingan antar mahasiswa yang tinggi merupakan salah satu pemicu stres bagi mahasiswa. Selain itu, penelitian ini memerlukan populasi yang terlibat di aktivitas kreatif yang memungkinkan mereka untuk menampilkan tingkat kreativitas yang bervariasi (Nicol & Long, 1996). Salah satu aktivitas kreatif adalah bidang seni. Jurusan arsitektur diidentifikasikan sebagai salah satu jurusan yang bergerak di bidang tersebut (http://id.wikipedia.org/wiki/Arsitektur). Mengingat adanya keterbatasan waktu dan tempat dari peneliti, maka tidak memungkinkan untuk dilakukan pengambilan data pada seluruh individu dalam populasi tersebut. Untuk itu diperlukan pengambilan sampel. Sampel menurut Kerlinger dan Lee (2000) adalah, “....taking a portion of a population or universe as representative of that population or universe”. Sampel yang dipilih adalah mahasiswa tahun pertama Jurusan Arsitektur Universitas Indonesia yang hadir pada waktu pengambilan data.
Hubungan Antara..., Melly, FPSI UI, 2008
35
Universitas Indonesia
36
4.1.1. Kriteria Sampel Penelitian
Subjek yang dipilih dalam penelitian ini memiliki karakteristik sebagai
berikut:
1. Terdaftar sebagai mahasiswa jurusan arsitektur Universitas Indonesia. Hal
ini dilakukan untuk memastikan karakteristik sampel sesuai dengan
karakteristik populasi yang ingin diteliti.
2. Masih menjalani tahun pertama atau sedang menjalani semester dua pada
tahun ajaran 2007/2008 dengan pertimbangan bahwa mahasiswa tahun
pertama berada pada masa transisi yang melibatkan perubahan dan
kemungkinan stres (Santrock, 1983).
4.1.2. Jumlah Sampel Penelitian
Penggunaan sampel yang besar dalam pendekatan kuantitatif dianggap
akan menghasilkan perhitungan statistik yang lebih akurat (Kerlinger & Lee,
2000). Distribusi frekuensi akan semakin mendekati bentuk normal ketika jumlah
dari sampel tidak sedikit. Guilford dan Fruchter (1978) menyarankan jumlah
sampel yang tidak kurang dari 30.
Berdasarkan informasi yang diperoleh peneliti, jumlah mahasiswa tahun
pertama jurusan arsitektur pada Universitas Indonesia hanya berjumlah 61 orang.
Untuk mengusahakan jumlah sampel tidak kurang dari 30 orang, maka penelitian
dilakukan pada waktu kuliah di kelas. Diharapkan dengan semakin banyak jumlah
subjek yang berpartisipasi maka hasil perhitungan penelitian yang dihasilkan lebih
akurat.
4.1.3. Teknik Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini ialah nonprobability
sampling, dimana tidak ada jaminan bahwa tiap anggota populasi memiliki
kesempatan untuk menjadi sampel dan tidak ada cara untuk memperkirakan
kemungkinan tiap anggota populasi termasuk dalam populasi (Shaughnessy &
Zechmeister, 2000). Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam
penelitian ini termasuk accidental sampling karena didasari atas kemudahan dan
ketersediaan sampel (Kerlinger & Lee, 2000), atau dapat juga digolongkan
Hubungan Antara..., Melly, FPSI UI, 2008
Universitas Indonesia
37
sebagai convenience sampling karena peneliti memilih responden yang tersedia
dan bersedia berpartisipasi (Shaughnessy & Zechmeister, 2000). Penggunaan
teknik ini disebabkan karena keterbatasan waktu dan tempat dalam mengambil
data dari seluruh populasi, sehingga teknik pengambilan sampel berdasarkan
kesediaan berpartisipasi dan ketersediaan sampel pada waktu pengambilan data.
4.2. Tipe Penelitian
Penelitian ini berusaha untuk melihat hubungan antara kreativitas
dengan stres pada mahasiswa tahun pertama Jurusan Arsitektur Universitas
Indonesia. Karena variabel yang diteliti merupakan sesuatu yang sudah terjadi dan
tidak dapat dikontrol secara langsung, maka penelitian ini tergolong dalam desain
ex post facto field studies (Robinson, 1981). Penelitian ex post facto ini disebut
juga penelitian non-eksperimental (Seniati, Yulianto, dan Setiadi, 2005).
Sementara berdasarkan tipe informasi yang diperoleh, penelitian ini
termasuk penelitian kuantitatif. Karena data yang diperoleh dalam penelitian ini
berupa angka yang akan dianalisis secara statistik (Seniati, Yulianto, dan Setiadi,
2005).
Berdasarkan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian korelasional,
yaitu penelitian yang bertujuan melihat hubungan yang terjadi secara alami antar
variabel (Shaughnessy & Zechmeister, 2000).
4.3. Alat Ukur dan Scoring Dalam penelitian ini akan digunakan dua alat ukur yaitu Tes Kreativitas Figural (TKF) dan Hassles Assessment Scale for Students in College. Untuk mengukur tingkat kreativitas dari mahasiswa tahun pertama jurusan arsitektur, maka digunakan Tes Kreativitas Figural (TKF). TKF ini terdiri dari satu lembar saja dan ada data pribadi yang harus diisi oleh subjek. Bentuk TKF dinilai lebih dekat dengan karakteristik jurusan arsitektur yang mana sifat-sifat tugas mereka lebih berbentuk visual seperti menggambar ruang tiga dimensi dan bentuk-bentuk lainnya. Administrasi TKF diberikan dalam kelompok dan diperlukan waktu 10 menit untuk menyelesaikannya (Munandar, 2002).
Hubungan Antara..., Melly, FPSI UI, 2008
Universitas Indonesia
38
Untuk mengukur stres pada mahasiswa, maka digunakan Hassles Assessment Scale for Students in College (Sarafino & Ewing, 1999). Alat ukur ini merupakan rating scale dengan 6 pilihan jawaban. Rating scale adalah kelompok kata-kata, penyataan, simbol, ataupun numerik yang mencakup penilaian mengenai ada tidaknya dari kecenderungan sifat, sikap, emosi, pengalaman atau variabel lain yang diindikasikan oleh peserta tes (Cohen & Swerdlik, 2005). Kemudian peneliti menggabungkan alat ukur ini dengan data kontrol yang harus diisi dalam bentuk sebuah kuesioner. Menurut Kerlinger dan Lee (2000), kuesioner adalah alat untuk mengumpulkan data yang digunakan dalam penelitian survey. Dalam penelitian ini, kuesioner berguna karena dapat diberikan pada banyak subjek dalam waktu yang bersamaan. Data kontrol yang harus disi oleh subjek adalah: a. Jenis kelamin. Data ini digunakan untuk melihat keseimbangan penyebaran data antara jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Selain itu, variabel jenis kelamin diduga terkait dengan tingkat stres maupun kreativitas seseorang. Anak laki-laki cenderung lebih kreatif daripada anak perempuan, terutama pada masa kecilnya (Hurlock, 1994). Variabel dalam individu seperti jenis kelamin dapat mengubah tingkat stres yang dirasakan seseorang (Smet, 1994).
b. Usia subjek. Data ini digunakan untuk memastikan bahwa usia
subjek sesuai dengan kriteria yang diinginkan, yaitu masa transisi
menuju ke kehidupan dewasa muda dengan jangkauan usia antara 17 -
22 tahun.
c. Asal SMA. Data ini digunakan untuk membedakan antara mahasiswa
perantau dan tidak. Data ini diduga terkait dengan tingkat stres yang
dirasakan oleh subjek. Yang termasuk sebagai mahasiswa perantau
adalah para pelajar di Universitas Indonesia yang bertempat tinggal
bukan di daerah Jakarta, Bekasi, Bogor, Depok, dan Tangerang. Para
mahasiswa perantau yang tinggal berjauhan dari orang tua atau
keluarga asal mengalami stres selama masa kuliahnya. Hal ini terjadi
terutama pada masa-masa awal kuliah karena banyak sekali
penyesuaian yang harus dilakukannya (Yuliasty, 1998).
Hubungan Antara..., Melly, FPSI UI, 2008
Universitas Indonesia
39
4.3.1. Alat Ukur Kreativitas Alat ukur untuk mengukur variabel kreativitas adalah Tes Kreativitas Figural (TKF). Tes kreativitas ini merupakan adaptasi dari Circle Test dari Torrance. Pertama digunakan di Indonesia pada tahun 1976, kemudian tahun 1988 dilakukan penelitian Standardisaasi Tes Kreativitas Figural oleh Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Bagian Psikologi Pendidikan (Munandar, 2002). Tes Kreativitas Figural (TKF) mengukur aspek kelancaran, kelenturan, orisinalitas, dan elaborasi dari kemampuan berpikir kreatif. Nilai tambah TKF adalah di samping aspek-aspek tersebut, TKF memungkinkan mendapat ukuran dari kreativitas sebagai kemampuan untuk membuat kombinasi antar unsur-unsur yang diberikan, yaitu dengan memberikan skor untuk “Bonus Orisinalitas” jika subjek mampu menggabung dua lingkaran atau lebih menjadi satu objek. Makin banyak lingkaran yang dapat digabung, makin tinggi nilai (skor) yang diperoleh (Munandar, 2002). Tes ini merupakan tes yang terstandardisir, untuk administrasi dan scoring, peneliti dibantu oleh seorang psikolog.
4.3.2. Alat Ukur Stres
Alat ukur stres pada mahasiswa yang digunakan ialah adaptasi dari
Hassles Assessment Scale for Students in College (Hass/Col) yang dikembangkan
oleh Sarafino & Ewing (1999) dan telah diadaptasi oleh Rumondor (2007) dalam
penelitian pada skripsi. Alat ukur tersebut tersusun atas dari pernyataan-pernyataan
yang masing-masing mengukur frekuensi, derajat ketidaksenangan, dan
ketergangguan dari stressor. Oleh peneliti, alat ukur ini telah diadaptasi sesuai
dengan populasi dalam penelitian ini.
Alat ukur ini terdiri dari 53 pernyataan. Setiap butir soal akan diberi
skor 0 sampai 5 sesuai dengan jawaban responden pada skala. Skor tingkat
stres didapat dengan menjumlahkan skor ketiga dimensi stres diatas. Skor total
ini berkisar antara 0 - 795 dan skor yang dihasilkan adalah skor interval.
4.4. Prosedur Penelitian Dalam melaksanakan penelitian ini, ada beberapa tahap yang harus dilalui. Adapun tahap-tahap tersebut adalah:
Hubungan Antara..., Melly, FPSI UI, 2008
Universitas Indonesia
40
4.4.1. Tahap Persiapan
Tahap persiapan dilakukan sejak Desember 2007, dimana peneliti mulai
membaca berbagai jurnal serta buku untuk mencari topik penelitian. Setelah
memutuskan untuk meneliti mengenai kreativitas dan stres peneliti kembali
mencari literatur untuk mendalami topik kreativitas dan stres khususnya pada
mahasiswa. Berdasarkan referensi dari jurnal dan buku tersebut, peneliti
menentukan fokus masalah, yaitu mengenai hubungan kreativitas dan stres pada
mahasiswa tahun pertama jurusan arsitektur. Berdasarkan literatur tersebut,
peneliti membuat proposal penelitian. Selanjutnya peneliti mencari alat ukur yang sesuai dengan teori kreativitas dan stres pada mahasiswa. Akhirnya peneliti memilih Tes Kreativitas Figural (Munandar, 2002) untuk mengukur kreativitas dan Hassles Assessment Scale for Students in College (Sarafino & Ewing, 1999) untuk mengukur stres pada mahasiswa. TKF merupakan tes yang terstandardisir sehingga tingkat reliabilitas dan validitas tidak perlu diragukan lagi dan tidak perlu dilakukan uji coba. Namun, pada pelaksanaan penelitian peneliti harus didampingi oleh seorang psikolog dalam administrasi tes dan scoring. Alat ukur ini dapat dibeli di LP3ES yang berada pada Fakultas Psikologi Universitas Indonesia. Untuk persiapan alat ukur stres Hassles Assessment Scale for Students in College, peneliti memakai hasil adaptasi dari Rumondor (2007) dalam penelitian di skripsi. Pada awalnya, peneliti meminta izin kepada Rumondor untuk pemakaian alat ukur ini. Setelah mendapat izin, peneliti melakukan expert judgement dan sekaligus dilakukan juga beberapa penyesuaian terhadap populasi penelitian yaitu mahasiswa tahun pertama Jurusan Arsitektur Universitas Indonesia. Penyesuaian tersebut dilakukan dengan face validity dan wawancara.
4.4.2. Uji Coba Alat Ukur
Menurut Anastasi dan Urbina (1997), salah satu karakteristik alat ukur
yang baik adalah memiliki reliabilitas dan validitas yang baik. Oleh karena itu,
sebelum alat ukur ini digunakan, maka perlu diketahui validitas dan reliabilitas
dari alat ukur yang akan digunakan. Menurut Anastasi dan Urbina (1997),
validitas suatu tes memperlihatkan 'apa' yang diukur oleh suatu tes dan
Hubungan Antara..., Melly, FPSI UI, 2008
Universitas Indonesia
41
'sebaik apa' tes tersebut dapat digunakan untuk mengukurnya. Sedangkan
reliabilitas merujuk pada keajegan (konsistensi) skor yang diperoleh seseorang
setelah beberapa kali diukur dengan tes yang sama, pada saat yang berbeda,
atau oleh serangkaian item yang setara, atau di bawah kondisi yang tidak sama
(Anastasi & Urbina, 1997).
Pada penelitian Rumondor (2007) alat ukur stres Hassles Assessment
Scale for Students in College diuji validitas dengan teknik internal consistency.
Yang dimaksud dengan internal consistency yaitu dengan melihat korelasi antara
masing-masing item dengan skor total (Anastasi & Urbina, 1997). Pengujian
reliabilitas dilakukan dengan metode single trial. Metode ini digunakan untuk
menganalisis apakah butir soal-butir soal sebuah tes mempunyai konsistensi yang
cukup baik atau disebut juga interitem consistency reliability (Anastasi & Urbina,
1997). Nilai alpha yang baik adalah berkisar pada 0,80 atau 0,90 (Anastasi &
Urbina, 1997). Pada penelitian tersebut alat ukur stres Hassles Assessment Scale
for Students in College diketahui koefisien alpha dari adalah 0,971 dan corrected
item-total correlation berkisar 0,132-0,635. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa alat ukur ini memiliki nilai cronbach alpha yang cukup baik.
Setelah mengetahui nilai alpha yang tinggi pada ukur ini, peneliti
menemukan sampel yang sama pada penelitian Rumondor (2007) dengan
penelitian ini yaitu mahasiswa tahun pertama. Namun, populasi penelitian ini
lebih sempit yaitu pada mahasiswa tahun pertama jurusan arsitektur. Untuk itu,
masih perlu dilakukan uji coba. Uji coba alat ukur stres ini dilakukan dengan face
validity dan wawancara.
Untuk mengetahui apakah bentuk item kuesioner sudah dapat dimengerti
dan memudahkan subjek untuk menanggapi pernyataan, maka dilakukan face
validity, untuk mengukur apakah tes terlihat mengukur apa yang hendak diukur
(Anastasi & Urbina, 1997). Face validity ini penting untuk memotivasi peserta
dalam mengerjakan tes, karena tes dianggap relevan dengan keadaan mereka
(Kaplan & Saccuzzo, 2005). Pengujian dilakukan dengan memberikan kuesioner
kepada tiga orang yang memiliki karakteristik yang sama dengan subjek
penelitian, yaitu tiga orang mahasiswa jurusan arsitektur Universitas Indonesia.
Hubungan Antara..., Melly, FPSI UI, 2008
Universitas Indonesia
42
Kuesioner juga diberikan kepada expert judgement untuk masukan terhadap
kuesioner.
Hasil dari expert judgement berupa perbaikan tata bahasa dalam alat ukur
stres. Kemudian berdasarkan hasil uji coba pada tiga orang mahasiswa tahun
pertama Jurusan Arsitektur Universitas Indonesia, maka alat ukur ini dilakukan
beberapa revisi. Ada 4 item yang dibuang dimana stressor (item) tersebut belum
pernah dialami oleh mahasiswa tahun pertama arsitektur Universitas Indonesia ,
yaitu:
Tabel 4.1. Pernyataan-Pernyataan yang dibuang pada Hassles Assessment Scale for Students in College No. Item Pernyataan yang dibuang
32
Mencari kerja atau melakukan wawancara kerja.
33
Masalah pekerjaan (contoh: tuntutan dari rekan kerja atau atasan).
44
Mengurus pendaftaran atau memilih kelas yang akan diambil.
54
Pengaturan berat badan/diet (contoh: tidak menjalanan sesuai dengan rencana).
Selain ada item-item yang dibuang, dari hasil uji coba juga ditemukan beberapa
stressor yang sering dialami oleh mahasiswa tahun pertama arsitektur Universitas
Indonesia. Peneliti merangkum 3 pernyataan stressor yang akan ditambahkan
pada alat ukur, yaitu:
Tabel 4.2. Pernyataan-Pernyataan yang ditambah pada Hassles Assessment Scale for Students in College No. Item Pernyataan yang ditambah
32
Masalah ide (contoh: kehabisan ide dalam pengerjaan tugas).
33
Patokan penilaian dari tugas (contoh: ketidakjelasan patokan penilaian).
53
Tekanan dari teman kelompok atau masalah penerimaan sosial (contoh: pendapat sendiri kurang dihargai di kelompok).
Dengan demikian, terdapat 53 pernyataan stressors (item) yang sesuai
dengan populasi untuk dilakukan pada pengambilan data.
Hubungan Antara..., Melly, FPSI UI, 2008
Universitas Indonesia
43
4.4.3. Tahap Pelaksanaan Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 6 Mei 2008 jam 09.30 WIB. Pengambilan data TKF dilakukan secara kelompok dan didampingi oleh seorang psikolog. Pemakaian ruangan dan waktu atas izin pengajar pada kelas tersebut. Peneliti diberikan waktu selama 30 menit untuk melakukan penelitian ini. Alat ukur yang pertama diadministrasikan adalah Tes Kreativitas Figural (TKF), tes ini diperlukan waktu 10 menit untuk menyelesaikannya. Waktu yang diperlukan untuk perkenalan dan administrasi sekitar 7 menit. Setelah pengumpulan semua TKF yang telah diisi oleh subjek, kuesioner stres diadministrasikan oleh peneliti. Diawali mengenai penjelasan mengenai tata cara pengisian serta data partisipan yang harus diisi. Pengisian kuesioner ini tidak dibatasi oleh waktu. Namun, ruangan yang dipakai akan digunakan lagi oleh kelas yang lain pada jam 10.00 WIB. Untuk itu, ada beberapa kuesioner stres dikumpulkan di luar ruangan. Jumlah subjek yang berpartisipasi pada penelitian ini sebanyak 57 orang dari total populasi 61 orang, yakni sekitar 93,4% dari populasi penelitian. Jumlah kuesioner yang terkumpul dalam penelitian ini sebanyak 57 buah. Sementara terdapat dua kuesioner yang tidak dapat diolah karena kuesioner tersebut tidak diisi dengan lengkap. Dengan demikian total data yang dapat diolah adalah sebanyak 55 buah (90,1% dari total populasi).
4.4.4. Tahap Pengolahan Data Setelah semua data sudah terkumpul semua, peneliti melakukan uji coba terpakai pada alat ukur Hassles Assessment Scale for Students in College. Uji coba meliputi uji coba reliabilitas dengan koefisien alpha.
Tabel 4.3. Hasil Pengujian Reliabilitas dan Corrected item-total correlation Hassles Assessment Scale for Students in College Koefisien Alpha Dimensi Corrected item-total
correlation
Frekuensi
0,922
0,153-0,741
Derajat Ketidaksenangan
0,938
0,183-0,702
Hubungan Antara..., Melly, FPSI UI, 2008
Universitas Indonesia
44
Ketergangguan
0,941
0,304-0,689
Total Stres
0,975
0,198-0,694
Hasil pengujian reliabilitas nilai alpha untuk dimensi frekuensi sebesar 0,922, dimensi derajat ketidaksenangan sebesar 0,938, dan dimensi ketergangguan sebesar 0,941. Kemudian untuk total stres sebesar 0,975. Nilai-nilai ini menandakan bahwa alat ukur ini mempunyai tingkat reliabilitas yang baik. Dengan kata lain, alat ukur cukup konsisten dalam mengukur skor seseorang setelah beberapa kali diukur dengan tes yang sama, pada saat yang berbeda, atau oleh serangkaian item yang setara, atau di bawah kondisi yang tidak sama. Pada uji alat ukur Hassles Assessment Scale for Students in College ini tidak terdapat nilai yang negatif pada corrected item-total correlation dan koefisien alpha yang tinggi, dengan demikian 53 item pada alat ukur ini akan diikutsertakan pada analisis hasil penelitian.
4.4.5. Metode Pengolahan Data
Untuk menjawab permasalahan, peneliti melakukan pengujian statistik
pada data yang telah terkumpul. Pengujian statistik tersebut dilakukan dengan
bantuan program SPSS. Adapun teknik pengolahan data yang dipakai
adalah: •
Statistik deskriptif: deskripsi statistik digunakan untuk mengetahui
gambaran umum subjek penelitian dengan nilai rata-rata,
frekuensi, standar deviasi, skewness, dan nilai minimum dan
maksimum. •
Crosstabs: digunakan untuk menyajikan deskripsi data dalam
bentuk tabel silang, yang terdiri atas baris dan kolom untuk skor
kreativitas dan stres. •
Korelasi pearson product moment: perhitungan korelasi pearson
digunakan untuk melihat apakah ada hubungan antara variabel
yang diteliti
Hubungan Antara..., Melly, FPSI UI, 2008
Universitas Indonesia
45
•
Korelasi Parsial: korelasi ini untuk mengukur hubungan antar dua
variabel dengan mengontrol variabel lain dalam penelitian ini
adalah dimensi yang lain. •
Uji Independent sampel T-test: untuk mengetahui apakah ada
perbedaan rata-rata (mean) antara dua populasi, dengan melihat
rata-rata dua sampelnya.
Hubungan Antara..., Melly, FPSI UI, 2008
Universitas Indonesia