Sufyan ats-Tsauri رمحه هللا Amirul Mukminin Dalam Hadits Ustadz Abu Faiz Sholahuddin bin Mudasim حفظه هللا
@ Copyright 1436 H/ 2015 M
Untuk Umat Islam
Sumber: Majalah Al-Furqon No.133 Ed. 8 Th. Ke-12_1434 H WWW.IBNUMAJJAH.COM
NAMA DAN NASAB BELIAU
Beliau lahir pada tahun 77 H, di kota Kufah pada masa Khalifah Sulaiman bin Abdul Malik. Ayah beliau seorang ahli hadits ternama, yaitu Sa'id bin Masruq ats-Tsauri. Beliau adalah
teman
akbrab
asy-Sya'bi
dan
Khaitsamah
bin
Abdirrahman. Keduanya termasuk para perawi Kufah yang dipercaya zaman itu. Beliau adalah Abu Abdillah Sufyan bin Sa'id bin Masruq ats-Tsauri. Seorang tabi'in mulia. Beliau termasuk kibar tabi'in (pembesar tabi'in) yang memiliki banyak kemuliaan. Beliau masyhur dengan ilmu dan fiqih (pemahaman). Bahkan beliau adalah Amirul Mukminin fil Hadits. Sufyan ats-Tsauri bagaikan lautan yang tidak diketahui kedalamannya, bagaikan air bah yang mengalir yang tidak mungkin terbendung.
PUJIAN ULAMA KEPADA BELIAU
Al-Hafizh adz-Dzahabi menyifati beliau, "Sufyan adalah pimpinan orang-orang zuhud, banyak melakukan ibadah dan takut kepada Allah. Ats-Tsauri juga pimpinan orang-orang yang mempunyai hafalan yang kuat, dia banyak mengetahui
tentang hadits dan mempunyai pengetahuan tentang ilmu fiqih yang mendalam. Ats-Tsauri juga seorang yang tidak gentar menghadapi cercaan dalam membela agama Allah. Beliau adalah imam dalam agama ini. Dan semoga Allah mengampuni semua kesalahannya yang dilakukan karena berdasarkan ijtihad beliau."1 Imam Waki' berkata, "Sufyan adalah bagaikan lautan." Sementara itu, al-Auza'i mengatakan, "Tidak ada orang yang bisa membuat umat merasa ridha dalam kebenaran kecuali Sufyan." Ibnul Mubarak mengatakan, "Aku tidak mengetahui di muka bumi ini seorang yang lebih alim dari Sufyan."2 Sufyan bin Uyainah berkata, "Aku tidak melihat ada orang yang lebih utama dari Sufyan, sedang ia sendiri tidak merasa bahwa dirinya adalah orang yang paling utama."3 Dari Yahya bin Sa'id, bahwa
orang-orang bertanya
kepadanya tentang Sufyan ats-Tsauri dan Syu'bah, siapakah di antara keduanya yang paling disenangi? Yahya bin Sa'id menjawab, "Masalahnya bukan karena mana yang disenangi, sedangkan jika karena rasa senang maka Syu'bah lebih aku
1
Lihat Siyar A’lam an-Nubala’ 7/241.
2
Lihat Tadzkiratul Huffazh kar. adz-Dzahabi 1/204.
3
Hilyatul Auliya’ 6/357.
senangi
dari
Sufyan,
karena
keunggulannya.
Sufyan
bersandarkan kepada tulisan sedang Syu'bah tidak bersandar kepada tulisan. Namun, Sufyan lebih kuat ingatannya dari Syu'bah, aku pernah melihat keduanya berselisih, maka pendapat Sufyan ats-Tsauri yang digunakan."4 Dari Yahya bin Ma'in, dia berkata, "Tidak ada orang yang berselisih tentang sesuatu dengan Sufyan, kecuali pendapat Sufyan-lah yang lebih kuat."5 Ahmad bin Abdullah al-Ajli berkata, "Sebaik-baik sanad yang berasal dari Kufah adalah dari Sufyan dari Manshur dari Ibrahim dari Alqamah dari Abdullah." Beliau juga mengatakan, "Ulama-ulama besar, seperti Syu'bah, Sufyan bin Uyainah, Abu Ashim an-Nabil, Yahya bin Ma'in, dan lain-lain, mereka mengatakan bahwa, 'Sufyan adalah Amirul Mukminin dalam hadits."'6 Berkata mendengar
Muhammad Yahya
bin
Sa'id
Abdillah
bin
mengatakan,
Ammar,
"Aku
'Sufyan
lebih
mengetahui tentang haditsnya al-A'masy ketimbang alA'masy sendiri.'"7
4
Hilyatul Auliya’ 6/360.
5
Tahdzibul Kamal 11/166.
6
Tahdzibul Kamal 11/164.
7
Siyar A’lam an-Nubala’ 7/239.
IBADAH BELIAU
Berkata Ali bin Fudhail, "Aku melihat Sufyan ats-Tsauri sujud
di
sekitar
Baitullah,
sedang
aku
telah
selesai
melakukan thawaf sebanyak tujuh kali sebelum beliau mengangkat kepalanya."8 Berkata Ibnu Wahb, "Aku pernah melihat ats-Tsauri shalat di dalam Masjidil Haram setelah maghrib, lalu beliau sujud
dan
beliau
tidak
mengangkat
kepalanya
hingga
terdengar panggilan adzan untuk shalat Isya'."9 Ada seseorang datang kepada Sufyan lalu berkata, "Berikanlah wasiat kepadaku." Maka Sufyan menjawab, "Beramallah untuk duniamu sesuai lama tinggalmu di dunia, dan beramallah untuk akhiratmu sesuai lama tinggalmu hidup di alam akhirat."10 Muzahim bin Zurf bercerita, "Suatu ketika, Sufyan tengah melakukan shalat Maghrib. Tatkala beliau sampai pada ayat Allah وجل ّ ّ عز:
ِ ي ُ إِ اَّيك ن ْعبُ ُد وإِ اَّيك ن ْستع 8
Hilyatul Auliya’ 7/57.
9
Hilyatul Auliya’ 7/57.
10
Hilyatul Auliya’ 7/57.
Hanya Engkaulah yang kami ibadahi, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. (QS al-Fatihah [1]: 5) Lalu beliau menangis, hingga terputus bacaannya, lalu beliau mengulang dari awal surat."11 Berkata Abdurrahman bin Rustah, "Aku mendengar Ibnu Mahdi mengatakan: Suatu ketika, Sufyan tidur di dekatku, lalu beliau menangis, lalu dikatakan, 'Apa yang membuatmu menangis?' Beliau menjawab, 'Aku teringat dosa-dosaku, aku khawatir
dicabut
keimanan
dari
diriku
sebelum
kematianku.'"12 Berkata Yahya al-Qathan, aku tidak melihat seorangpun yang lebih mulia dari Sufyan, seandainya bukan karena hadits, niscaya dia akan sholat dari waktu dhuhur hingga ashar, antara maghrib dan isya', bila ia mendengar ada majlis
pembacaan
hadits
mendatangi majlis."13
11
Hilyatul Auliya’ 7/17.
12
Siyar A’lam an-Nubala’ 7/257.
13
Siyar A'lam an-Nubala' 7/267.
beliau
memutus
sholat
dan
KETEGUHAN BELIAU DALAM MENGIKUTI SUNNAH
Dari Syu'aib bin Harb, dia berkata: Aku berkata kepada Sufyan, "Terangkan kepada saya sebagian dari sunnah Nabi ملسو هيلع هللا ىلصyang dengan itu Allah akan menjadikannya bermanfaat kepada saya, dan jika kelak saya berada di sisi-Nya lalu menanyai saya, maka saya akan katakan, 'Wahai Tuhanku, Sufyan-lah yang telah menerangkan hal ini kepadaku, maka menjadi selamatlah diriku.' Maka Sufyan berkata, "Tulislah: Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Al-Qur'an adalah Kalamullah bukan makhluk (ciptaan-Nya). Dari-Nya segala sesuatu ada dan hanya kepada-Nya semua akan kembali, dan barangsiapa tidak mengakuinya maka dia telah menjadi
kafir.
Iman
adalah
perwujudan
dari
ucapan,
perbuatan, dan niat. Kadar keimanan bisa bertambah dan bisa berkurang." Kemudian Sufyan juga mengatakan: "jihad hukumnya wajib, mulai zaman dahulu hingga hari Kiamat. Bersabarlah di bawah pemerintahan seorang penguasa, baik penguasa yang adil maupun penguasa yang lalim." Aku bertanya, "Wahai Abu Abdillah, haruskah saya berjama'ah dalam setiap shalat (di belakang penguasa yang dhalim)?"
Dia
menjawab,
"Tidak,
namun
hanya
shalat
Jum'at, shalat Idul Fitri dan shalat Idul Adha. Berjama'ahlah di belakang imam yang kamu dapatkan dalam shalat-shalat tersebut,
sedangkan
untuk
shalat-shalat
yang
lain
hendaknya kamu memilih imam. Janganlah kamu shalat berjama'ah kecuali bersama imam yang telah kamu percaya, yaitu imam yang memegang teguh sunnah Nabi ملسو هيلع هللا ىلص. Jika kamu berada di hadapan Allah dan ditanya tentang hal-hal yang telah aku pesankan kepadamu tersebut, maka katakan, 'Wahai Tuhanku, Sufyan bin Sa'id yang telah memberikan keterangan seperti ini', lalu biarkan masalahmu menjadi tanggungan antara aku dan Tuhanku." Adz-Dzahabi memberikan komentar tentang keterangan di atas, dia berkata, "Keterangan ini benar-benar dari Sufyan."14
BUTIR MUTIARA WASIAT BELIAU
Dari Abdullah bin Saqi, dia berkata, "Sufyan ats-Tsauri pernah berkata, 'Melihat kepada wajah orang yang berbuat zalim adalah suatu kesalahan.'"15
14
Tadzkiratul Huffazh 1/206-207.
15
Lihat Hilyatul Auliya’ 7/46.
Dari Yahya bin Yaman, dia berkata, "Sufyan menceritakan kepada kami bahwa Isa bin Maryam عليه السالمtelah berkata, 'Bertaqarrublah
kalian
kepada
Allah
dengan
membenci
orang-orang yang berbuat maksiat dan carilah keridhaanNya dengan menjauhi mereka.' Lalu manusia bertanya, 'Kalau begitu, dengan siapa kami harus bergaul, wahai Sufyan?' Sufyan menjawab, 'Dengan orang-orang yang akan selalu
mengingatkanmu
untuk
berdzikir
kepada
Allah,
dengan orang-orang yang membuat kamu gemar beramal untuk
akhirat,
dan
dengan
orang-orang
yang
akan
menambah ilmumu ketika kamu berbicara kepadanya"16 Dari Abdullah bin Bisyr, dia berkata, "Aku mendengar Sufyan berkata, 'Sesungguhnya hadits itu mulia. Barangsiapa menginginkan
dunia
dengan
hadits
maka
dia
akan
mendapatkannya, dan barangsiapa menginginkan akhirat dengan hadits maka dia juga akan mendapatkannya.'"17 Dari Hafsh bin Amr, dia berkata, "Sufyan menulis sepucuk surat kepada Abbad bin Abbad, dia berkata: 'Amma ba'du, sesungguhnya engkau telah hidup pada suatu zaman, di mana para sahabat mereka berlindung diri agar tidak menjumpai zaman tersebut, padahal mereka memiliki ilmu yang tidak kita miliki, mereka 16
Hilyatul Auliya’ 7/46.
17
Hilyatul Auliya’ 6/366.
mempunyai keberanian yang tidak kita miliki. Lalu, bagaimana dengan kita yang telah menjumpai zaman itu, padahal kita hanya mempunyai sedikit ilmu, mempunyai sedikit kesabaran, mempunyai sedikit perasaan tolongmenolong dalam kebaikan, dan manusia telah hancur serta dunia telah kotor? Maka, hendaknya kamu mengambil suri teladan pada generasi pertama, yaitu generasi para sahabat. Dan hendaknya kamu jangan menjadi generasi yang bodoh, karena sekarang telah tiba zaman kebodohan. Juga, hendaknya kamu menyendiri dan sedikit bergaul dengan
orang-orang.
Di
kala
dahulu
(zaman
para
sahabat) Jika seseorang bertemu dengan orang lain maka mereka akan saling memberi manfaat, namun keadaan seperti itu saat ini telah hilang, karenanya akan lebih baik jika kamu menjauhi mereka...' Beliau melanjutkan: '... dan waspadalah kalian dari fitnahnya seorang ahli ibadah yang buta ilmu, dan fitnah seorang alim yang tidak mempunyai akhlak terpuji. Sesungguhnya fitnah yang ditimbulkan dari mereka berdua adalah sebesarbesar fitnah, tidak ada suatu perkara kecuali mereka berdua
akan
membuat
fitnah
dan
mengambil
kesempatan, janganlah kamu berdebat dengan mereka.'
Beliau juga mengatakan: 'Hendaknya kamu juga jangan mencintai kekuasaan. Barangsiapa
mencintai
kekuasaan
melebihi
cintanya
dengan emas dan perak, maka dia akan menjadi orang yang rendah. Tidak memahami hal itu melainkan para ulama yang diberi petunjuk kebenaran, dan jika kamu senang dengan kekuasaan maka akan hilang jati dirimu. Berbuatlah
sesuai
dengan
niatmu,
ketahuilah
sesungguhnya terkadang seseorang ditimpa sesuatu dan dia lebih berharap untuk mendapatkan kematiannya. Wassalam.'"18
WAFAT BELIAU
Adz-Dzahabi berkata, "Menurut pendapat yang benar, Sufyan meninggal pada bulan Sya'ban tahun 161 H." AlWaqidi juga mengatakan demikian, sedangkan Khalifah meragukannya dan dia berkata bahwa meninggalnya Sufyan adalah pada tahun 162 H. Sebelum Sufyan meninggal dunia ia sempat berwasiat kepada
Abdurrahman
bin
Abdul
Malik
agar
ia
kelak
menshalatinya. Dan ketika beliau meninggal, Abdurrahman 18
Hilyatul Auliya’ 6/376-377.
pun memenuhi wasiatnya tersebut dengan menshalatinya bersama penduduk Bashrah. Abdurrahman bin Abdul Malik adalah seorang laki-laki yang shalih yang dahulu Sufyan sendiri
merasa
ridha
kepada
beliau.
Beliaulah
yang
memasukkan jenazah Sufyan ke liang kubur dengan dibantu oleh
Khalid
bin
al-Harits
hingga
kemudian
Sufyan
dikebumikan dibantu oleh para penduduk Bashrah. Kemudian
setelah
acara
pemakaman
selesai,
Abdurrahman bin Abdul Malik dan al Hasan bin Iyas bergegas ke
Kufah
dan
memberitahu
keluarga
Sufyan
perihal
meninggalnya Sufyan. Demikian, semoga Allah memberikan rahmat-Nya yang luas kepada Sufyan ats-Tsauri dan memasukkan beliau dan kita semua, ke dalam surga-Nya yang tinggi, yang buahbuahnya di tempat yang rendah hingga mudah dipetik oleh orang yang di dekatnya. Amin. Wallahul Muwaffiq.[]