26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di PGSD FIP Universitas Negeri Gorontalo pada Mahasiswa semester VII tahun akademik 2013/2014. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun akademik 2013/2014. 3.2 Metode Penelitian Pada penelitian ini, penulis mengunakan metode penelitian deskriptif, untuk mendeskripsikan atau menggambarkan seberapa tinggi penguasan matematika SD pada mahasiswa PGSD. Metode penelitian deskriptif ini berupa penelitian untuk memberi gambaran terhadap keberadaan kelompok mahasiswa yang homogen maupun tidak, serta sesuai dengan kondisi aktual yang menyertainya, sebagai studi kasus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi penguasaan matematika SD pada mahasiswa PGSD. 3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi Menurut Sugiyono (2011: 80), ”populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan
oleh peneliti
untuk
dipelajari
dan kemudian ditarik
27
kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa PGSD FIP Universitas Negeri Gorontalo semester VII tahun pelajaran 2013/2014 dengan jumlah mahasiswa 272 orang yang tersebar pada 6 kelas, dengan rincian sebagai berikut: Tabel 3.1 Data Penyebaran Populasi Mahasiswa PGSD FIP UNG Semester VII Tahun Akademik 2013/2014 No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kelas A B C D E F Jumlah
Populasi 50 47 49 47 36 43 272 orang
3.3.2 Sampel dan Teknik Sampling Suatu populasi yang besar dan luas jarang sekali memiliki karakteristik yang sama. Makanya diperlukan suatu tehnik pengambilan sampel yang dipandang bisa mendapatkan sampel representatif untuk penelitian. Berdasarkan tujuan penelitian dan karakteristik populasi, teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah proportional random sampling yakni teknik yang dilakukan untuk memperoleh sampel yang representatif, seimbang atau sebanding dengan banyaknya subyek dalam masing-masing kelas populasi yang tersebar dalam 6 kelas. Dalam rangka penetapan sampel, Arikunto (2010: 104) mengemukakan bahwa ”apabila populasi lebih dari 100 orang maka sampel yang diambil adalah
28
sebanyak 10 s/d 15 % atau 20 s/d 25 %. Sedangkan apabila populasinya kurang dari 100 orang maka sampelnya adalah seluruh populasi”. Berdasarkan pendapat tersebut, sampel dalam penelitian ini ditetapkan sebesar 15 % dari jumlah populasi. Banyaknya sampel yang dipilih dapat dilihat pada perhitungan berikut. Penetapan sampel untuk kelas A dapat dilihat berdasarkan perhitunga; Kelas A jumlah populasi = 50 mahasiswa Sampel = 50 x 15% Sampel = 50 Sampel = 7,5 dibulatkan menjadi 8 orang. Dengan cara yang sama seperti perhitungan di atas, penentuan sampel untuk masing-masing kelas dapat dilihat pada Tabel 3.2. Tabel 3.2 Data Penyebaran Anggota Sampel Mahasiswa PGSD FIP UNG Semester VII Tahun Akademik 2013/2014. No. 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Kelas A B C D E F Jumlah
Populasi 50 47 49 47 36 43 272 orang
Sampel 8 8 8 8 6 7 45 orang
Berdasarkan hasil perhitungan penentuan sampel sebagaimana yang tercantum dalam tabel tersebut, maka sampel pada penelitian ini berjumlah 45 dari jumlah populasi yang ada.
29
3.4 Teknik Pengumpulan Data Data yang akan diambil dalam penelitian ini adalah data tentang penguasaan matematika SD pada mahasiswa PGSD. Data penguasaan matematika SD pada mahasiswa didapatkan melalui hasil tes. Arikunto (2010: 266) mengatakan, tes dapat digunakan untuk mengukur sesuatu dalam suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan. Yang diukur biasanya kemampuan dasar dan pencapaian prestasi. Sedangkan Djaali dan Puji Muljono (2010: 6) mengungkapkan, secara umum tes diartikan sebagai alat yang dipergunakan untuk mengukur pengetahuan atau penguasaan obyek ukur terhadap seperangkat konten dan materi tertentu. Berdasarkan padangan tersebut, maka tehnik pengumpulan data pada penelitian ini mengunakan tes. Dimana tes digunakan untuk memperoleh data deskripsi penguasaan matematika SD pada mahasiswa PGSD. Tes disusun berdasarkan indikator penelitian dan bertitik tolak pada buku pendidikan matematika untuk PGSD dan buku paket matematika SD untuk siswa dan guru sekolah dasar, yang kemudian dikonsultasikan kepada pembimbing. Tes objektif tersebut dibuat sendiri oleh peneliti dalam bentuk tes pilihan ganda (multiple choice test). 3.5 Instrumen Penelitian 3.5.1 Definisi Konseptual Penguasaan matematika merupakan kecakapan atau kemampuan yang lahir dari kepandaian dan pengetahuan dalam memecahkan atau menyelesaikan suatu objek. Adapun indikator yang digunakan dalam pengukuran penguasaan
30
matematika pada penelitian ini adalah indikator penguasaan fakta matematika, penguasaan konsep matematika, penguasaan operasi matematika dan penguasaan prinsip matematika. 3.5.2 Definisi Operasional Data penguasaan matematika SD pada mahasiswa PGSD yang diteliti pada penelitian ini, diperoleh dengan mengunakan tes objek dan wawancara. Tujuan wawancara itu sendiri untuk mengetahui faktor-faktor apa yang menyebabkan rendahnya penguasaan matematika SD pada mahasiswa PGSD. Instrumen memperoleh data penguasaan matematika SD ini disusun berdasar indikator yang ada. Selain itu, deskripsi penguasaan matematika akan dijabarkan berdasarkan penguasaan indikator dan penguasaan materi matematika. 3.5.3 Kisi-Kisi Instrumen Untuk mendapatkan alat pengumpul data yang benar-benar memenuhi validitas dan reliabilitas atau dapat diandalkan dalam mengungkap data penelitian, maka instrument penelitian disusun berdasarkan kisi-kisi yang di dalamnya menguraikan masing-masing aspek, subaspek dan indikator. Adapun kisi-kisi pada penelitian ini sebagaimana tergambar dalam tabel berikut:
31
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Penguasaan Matematika SD Kompetensi Dasar 1.
2.
3.
Memahami pengertian bilangan bulat dan operasinya, bilangan rasional (pecahan) dan bilangan irasional, FPB dan KPK.
Menguraikan pengertian geometri.
Menjelaskan pengertian satuan pengukuran
Indikator Penguasaan Indikator
Materi Pokok
- Mengurai - Bilangan bulat pengertian dan operasinya bilangan bulat. - Menyebutka - Bilangan rasional n sifat-sifat (pecahan) dan bilangan bilangan irasional. bulat. - Operasi pada - Bilangan FPB dan bilangan KPK. bulat - Mengurai pengertian bilangan rasional (pecahan) dan irasional beserta operasinya. - Mengurai pengertian FPB dan operasinya - Menguraikan pengertian KPK dan operasinya. - Mengurai pengertian geometri datar, sifatasifat dan operasinya. - Mengurai pengertian geometri ruang, sifatsifat dan operasinya. - Mengurai pengertian satuan pengukuran waktu. - Mengurai pengertian satuan
F
K
O
Jlh
P
19 soal
26, 34
1, 6, 9 32, 33
3, 7, 8, 10, 13, 14, 37
2, 4, 11, 12, 25
- Geometri datar dan ruang. 28, 29 5, 18, 24, 30
15, 16, 23
31, 35, 36, 39
19
20, 22, 27, 38, 40
- Satuan pengukuran. 17
21
13 soal
8 soal
32
pengukuran jarak. - Mengurai pengertian satuan pengukuran kecepatan, dan - Mengurai pengertian satuan pengukuran panjang. JUMLAH
40 soal
3.6 Hasil Uji Coba 3.6.1 Uji Validitas Pakar Sebelum tes diedarkan pada anggota sampel, terlebih dahulu diuji kesahihan dan keterandalannya. Pengujian validitas tes pada penelitian ini mengunakan uji validitas pakar dan uji validitas empiris. Dalam hal ini setelah instrumen dikonstruksi tentang aspek-aspek
yang akan diukur
dengan
berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli. Para ahli diminta pendapatnya tentang istrumen yang telah disusun itu. Jumlah para ahli minimal tiga orang. Adapun para ahli yang dijadikan untuk uji validitas adalah 2 orang Dosen Jurusan Pendidikan Matematika dan 1 orang Dosen Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD). Tabel 3.4 Hasil Validitas Pakar No 1.
Nama Dosen Drs. Madjid, M.Pd
Keterangan Uji Validitas -
Soal sudah berdasarkan indikator.
-
Soal harus disesuai dengan tingkat
33
pendidikan.
3.
Dra. Kartin Usman, M.Pd
-
Pertanyaan harus jelas karena ini pilihan ganda.
-
Tambahkan
keterangan
waktu
lamanya pengerjaan soal. -
Peneliti harus menguasai materimateri yang diteliti.
4.
Dra. Martianti Nalole, M.Pd
-
Soal sudah bagus.
-
Soal sudah sesuai indikator dan materi.
3.6.2 Uji Validitas Empiris Setelah dilakukan valitas pakar, tes juga di uji validitas empiris. Tujuan melakukan pengujian validitas empiris adalah untuk mengetahui apakah instrumen tersebut layak untuk dijadikan sebagai alat pengumpul data dalam penelitian ini. Test diujikan pada 30 orang sampel diluar dari sampel yang akan diuji. 1. Uji Validitas Butir Untuk menghitung validitas butir instrumen penguasaan matematika menggunakan rumus Korelasi point biserial yaitu:
rpbis
M p Mt
dimana :
St
p q
(Arikunto, 2009: 79)
34
rpbis = Koefisien korelasi point biserial Mp = Mean skor dari subjek-subjek yang menjawab benar item korelasinya dengan tes Mt = Mean skor total (Skor rata-rata dari seluruh pengikut tes) St = Standar deviasi skor total p = Proporsi subjek yang menjawab benar q = Proporsi subjek yang menjawab salah ( q = 1 – p ) Distribusi (Tabel t) untuk α = 0,05 dan derajat kebebasan ( dk = n – 2 ) Kaidah keputusan: Jika
r hitung > r daftar berarti valid, sebaliknya r hitung < r daftar berarti tidak valid.
Dengan bantuan program Microsoft Exel For Windows 2007, dari hasil uji coba test yang dilakukan pada jumlah sampel 30 mahasiswa PGSD FIP Universitas Negeri Gorontalo diluar sampel, diperoleh bahwa dari 40 item soal, terdapat 25 item soal diantaranya valid dan cukup baik sebagai alat pengumpul data, karena memenuhi r daftar< r hitung. Sementara 15 item soal lainnya memenuhi r daftar
≥ r hitung sehingga dinyatakan tidak valid. Koefisien validasi dapat dilihat pada
tabel 4.2 (Data perhitungan secara lengkap pada lampiran 3). Berdasarkan hasil perhitungan di atas, terdapat 15 butir soal yang tidak memenuhi validitas yaitu butir soal nomor 3, 4, 5, 7, 9, 10, 11, 12, 13, 16, 19, 20, 33, 34, dan 39. 2. Uji Reliabilitas Instrumen Tujuan melakukan pengujian reliabilitas instrumen adalah untuk melihat apakah tes yang digunakan dalam penelitian ini dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Untuk menghitung reliabilitas instrumen menggunakan Metode Kuder Richardson-20 (KR-20).
35
r11
k
st
2
k 1
pq st
2
(Sugiyono, 2009: 359)
dimana: r11 = Koefisien reliabilitas internal seluruh item ∑pq = Jumlah hasil kali p dan q k = Banyaknya item s2t = varians total Uji reliabilitas adalah ukuran yang menunjukkan kepercayaan untuk digunakan sebagai alat pengumpul data. Klasifikasi besarnya koefisien reabilitas berdasarkan patokan menurut J.P Guilford sebagaimana yang dikutip Hapsari (2013:26) berikut ini : r < 0,20 0,20 ≤ r < 0,40 0,40 ≤ r < 0,70 0,70 ≤ r < 0,90 0,90 ≤ r ≤ 0,100
: tingkat reliabilitas sangat rendah : tingkat reliabilitas rendah : tingkat reliabilitas sedang : tingkat reliabilitas tinggi : tingkat reliabilitas sangat tinggi
Dari hasil perhitungan data hasil uji coba instrumen tes, diperoleh nilai r11 sebesar 0,8928, maka instrumen tes yang dibuat mempunyai derajat reliabilitas tinggi, artinya instrumen tersebut baik bila dikembangkan dalam pengambilan data. (Data perhitungan secara lengkap pada lampiran 4). 3.7 Teknik Analisis Data Analisis data penguasaan matematika SD pada Mahasiswa PGSD FIP Universitas Negeri Gorontalo semester VII tahun akademik 2013/2014 yang digunakan dalam penelitian ini mengunakan statistik deskriptif. Menurut Sugiyono (2009:29), “statitistik deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi
36
sebagaimana adanya, tanpa menganalisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum”. Analisis data dengan statistik deskriptif dilakukan untuk menyajikan data setiap variabel dalam besaran-besaran statistik seperti rata-rata (mean), nilai tengah (median), frekuensi terbanyak (modus), simpangan baku (standar deviasi), dan menvisualisasikannya ke dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan histogram. 3.8 Hipotesis Deskriptif Hipotesis deskriptif adalah dugaan tentang nilai suatu variabel mandiri, tidak membuat perbandingan atau hubungan (Sugiyono, 2009:86). Adapun hipotesis deskriptifnya adalah: H0 : Penguasaan matematika SD pada mahasiswa PGSD lebih tinggi dari 70 % dari skor rata-rata nilai ideal. Ha : Penguasaan matematika SD pada mahasiswa PGSD paling tinggi 70 % dari skor rata-rata nilai ideal. Keterangan: H0 = Hipotesis nol Ha = Hipotesis alternatif
Hipotesis penelitian ini dinyatakan dalam bentuk hipotesis deskriptifstatistik sebagai berikut: H0 : µ > 70 % Ha : µ ≤ 70 % Dapat dibaca: Hipotesis nol untuk parameter populasi berbentuk proporsi (70%: proporsi) lebih tinggi dari 70%, dan hipotesis alternatifnya, untuk populasi yang berbentuk proporsi lebih kecil atau sama dengan 70%.
37
3.9 Pengujian Hipotesis Menurut Sugiyono (2009:94), pengujian hipotesis deksriptif pada dasarnya merupakan proses pengujian generalisasi hasil penelitian yang didasarkan pada satu sampel. Sehingga kesimpulan yang bisa ditarik nanti adalah apakah hipotesis yang diuji itu dapat digeneralisasi atau tidak. Bila Ha diterima berarti dapat digeneralisasikan. Dalam pengujian hipotesis ini, variabel penelitiannya bersifat mandiri, oleh karena itu hipotesis penelitian tidak berbentuk perbandingan ataupun hubungan antar dua variabel atau lebih. Karena mengunakan statistik parametris, untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini peneliti mengunakan t-test one sampel atau uji-t satu sampel (Sugiyono: 2009:96). Rumusnya sebagai berikut: o
t
s n
(Sugiyono, 2009: 96)
Dimana: t o
s n
= nilai t yang dihitung = nilai rata-rata = nilai yang dihipotesiskan = simpangan baku sampel = jumlah anggota sampel
Sugiyono (2011: 179), menyebutkan langkah-langkah pengujian hipotesis deskriptif sebagai berikut: a. Menghitung skor ideal untuk variabel yang diuji. Skor ideal adalah skor tertinggi karena diasumsikan setiap responden memberi jawaban dengan skor tertinggi. b. Menghitung rata-rata nilai variabel (menghitung c. Menghitung nilai yang dihipotesiskan (menentukan
). o
).
38
d. Menghitung nilai simpangan baku variabel (menghitung s). e.
Menentukan jumlah anggota sampel.
f. Memasukkan nilai-nilai tersebut kedalam rumus t-test one sampel Pengujian hipotesis yang peneliti pakai yaitu uji satu pihak (one tail test). Berdasarkan kalimat hipotesis yang telah dirumuskan maka memakai uji pihak kiri. Secara jelas uji pihak kiri ini sendiri, menurut Sugiyono (2009:102), “digunakan apabila hipotesi nol (H0) berbunyi “berbunyi “lebih besar (>)” dan hipotesis alternatifnya (Ha) berbunyi “lebih kecil atau sama dengan (≤). Kalimat lebih kecil disinonimkan dengan kata “paling besar”. Dalam uji ini berlaku ketentuan bahwa, bila harga t-hitung lebih kecil atau sama dengan (≤) harga t-tabel, maka hipotesi nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatifnya (Ha) diterima.