285
PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PPL UNY DI SMK KOTA YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013 Djoko Santoso, Niken Ayu Larasati, Ramlan Arief Fathony Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika FT UNY Email:
[email protected]
ABSTRACT This study describes perception of the supervisor teachers toward the skills of Yogyakarta State University students conducting Teaching Practicum at Vocational High Schools in Yogyakarta regency in the academic year of 2012/2013. This study was conducted using survey approach. The population were the teachers of the Industrial Technology program at Vocational High Schools in Yogyakarta regency. The results showed the perception toward the students’ skills in high, average and low categories were 18.33%, 56.67% and 25% respectively. The reasons for the 25% of the low category were the students did not have sufficient experiences in teaching and did not completely master crucial components of the learning process, particularly in the opening stage and classroom management eventually the interaction with the students was not maximized. Keywords: field practicum students, perception teachers advisors, survey
ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk memaparkan persepsi guru pembimbing terhadap keterampilan mahasiswa praktik PPL dari UNY dalam pelaksanaan proses pembelajaran di SMK kota Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan survey. Populasi penelitian adalah guru pembimbing PPL yang ada di SMK Program Keahlian Teknologi Industri kota Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan: persepsi guru pembimbing terhadap keterampilan mahasiswa praktik PPL dalam proses pembelajaran tahun ajaran 2012/2013 termasuk dalam kategori tinggi 18,33 % , kategori sedang 56,67 %/ dan kategori rendah 25 %. Sebanyak 25% termasuk dalam kategori rendah hal ini dikarenakan mahasiswa praktik belum memiliki pengalaman mengajar dan kurang menguasai komponen-komponen dalam pelaksanaan pembelajaran terutama dalam keterampilan membuka pelajaran dan pengelolaan kelas sehingga interaksi dengan peserta didik belum maksimal. Kata kunci: mahasiswa praktisi pengalaman lapangan, persepsi guru pembimbing, survey
PENDAHULUAN Pendidikan merupakan dambaan bagi semua keluarga yang menginginkan kemajuan dan merupakan suatu investasi jangka panjang bagi suatu bangsa. Siswa merupakan produk dari suatu proses pendidikan, yang selalu diperbarui atau dikembangkan lewat proses pembelajaran yang berkelanjutan hingga saat ini dengan tingkatan dan intensitas yang berbeda antara satu siswa dengan siswa yang lain. Salah satu komponen yang selama ini dianggap sangat mempengaruhi proses pendidikan adalah komponen guru. Karena guru sebagai pendidik merupakan ujung tombak yang berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek belajar.
Mahasiswa kependidikan dalam upaya menyiapkan diri sebagai calon guru yang profesional harus menguasai berbagai macam keterampilan dalam mengelola proses pembelajaran yaitu keterampilan mengajar. Untuk mencapai berbagai macam keterampilan dilatihkan melalui kegiatan microteaching atau pengajaran mikro yang dilakukan di kampus dengan teman sesama mahasiswa sebagai peserta didik. Pada dasarnya pengajaran mikro merupakan suatu metode pembelajaran yang melatihkan komponen-komponen kompetensi dasar mengajar dalam proses pembelajaran sehingga calon guru diharapkan mampu menguasai komponen-komponen tersebut dalam situasi pembelajaran yang disederhanakan.
286
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 21, Nomor 4, Oktober 2013
Selain pengajaran mikro, dapat dilatihkan melalui Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) dengan sasaran masyarakat sekolah, dalam kegiatan yang terkait dalam pembelajaran maupun kegiatan yang mendukung berlangsungnya proses pembelajaran. Tetapi situasi ini sangat berbeda sekali dengan siswa sesungguhnya yang ada di sekolah. Ditinjau dari segi usia, daya pikir, sifat, tingkah laku, dan lain sebagainya, maka mahasiswa perlu didampingi dan diarahkan oleh guru pembimbing. Disinilah mahasiswa dibentuk untuk menjadi calon guru atau tenaga kependidikan yang professional. Guru pembimbing akan membimbing permasalahan yang berkaitan dengan proses pembelajaran mahasiswa PPL yang mencakup persiapan dalam mengahadapi siswa sesungguhnya, penguasaan materi, penyampaian materi ke siswa, dan interaksi pembelajaran antara mahasiswa PPL dan siswa. Oleh karena itu, para guru harus mendapatkan bekal yang memadai agar dapat menguasai sejumlah kompetensi yang diharapkan tersebut, termasuk mengembangkan kompetensi mahasiswa yang mengambil mata kuliah PPL yang dilaksanakan secara terpadu, sebagai calon guru atau tenaga kependidikan nantinya. Berdasarkan berbagai uraian di atas maka masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah persepsi guru pembimbing terhadap keterampilan mahasiswa praktik PPL UNY dalam proses pembelajaran di SMK kota Yogyakarta tahun ajaran 2012/ 2013. Seorang guru mengetahui dan menerapkan prinsip-prinsip yang berkaitan dengan persepsi sangat penting, karena makin dekat suatu obyek, orang atau peristiwa, makin baik obyek, orang, peristiwa atau hubungan tersebut dapat diingat (Slameto, 1995). Persepsi guru pembimbing merupakan bagian penting karena berkaitan dengan penilaian yang akan diberikan guru pembimbing kepada mahasiswa praktikan. Penilaian ini merupakan bentuk tanggapan dari persepsi guru pembimbing setelah mengamati keterampilan mahasiswa PPL dalam melaksanakan proses pembelajaran. Agar tanggapan guru pembimbing tidak subyektif, digunakan standar
penilaian yang telah tercantum dalam buku Panduan KKN-PPL 2011. Proses pembelajaran pada dasarnya merupakan rangkaian kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh pendidik dan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yaitu suatu deskripsi mengenai tingkah laku yang diharapkan tercapai oleh siswa setelah berlangsung pembelajaran (Oemar Hamalik, 2004). Syaiful Bahri Djamarah (1994: 79) menyatakan bahwa ada tiga tahapan yang harus dilakukan guru dalam proses pembelajaran yaitu persiapan/ perencanaan, pelaksanaan, dan tahap penilaian atau evaluasi. Nana Sudjana (2000) dalam Abdul Majid (2009:16) menyatakan perencanaan adalah proses yang sistematis dalam pengambilan keputusan tentang tindakan yang akan dilakukan pada waktu yang akan datang. Perencanaan pembelajaran merupakan tahapan pertama dalam proses pembelajaran yang harus dilakukan guru agar proses pembelajaran yang dilaksanakan tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien. Ditambahkan Suwarna dkk. (2006: 37), perencanaan perlu dilakukan karena memiliki arti penting sebagai berikut: (1) Untuk pengganti keberhasilan yang diperoleh secara untunguntungan atau nasib mujur. (2) Sebagai alat untuk menemukan dan memecahkan masalah. (3) Untuk memanfaatkan sumber secara efektif. Dalam Undang-undang No.14 Tahun 2005 kemampuan guru dapat dilihat dari cara proses penyusunan program kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru, yaitu mengembangkan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Abdul Majid (2008: 38) mengemukakan silabus adalah rancangan pembelajaran yang berisi rencana bahan ajar, atau pelajaran tertentu pada jenjang dan kelas tertentu, sebagai hasil dari seleksi, pengelompokan, pengurutan dan penyajian materi kurikulum, yang dipertimbangkan berdasarkan ciri dan kebutuhan daerah setempat. UPPL UNY (2011: 7) menjelaskan RPP adalah rencana kegiatan guru yang berupa skenario pembelajaran tahap demi tahap mengenai aktivitas yang akan dilakukan siswa
Djoko Santoso dkk, Persepsi Guru Pembimbing Terhadap Proses Pembelajaran Mahasiswa Ppl Uny Di Smk Kota Yogyakarta
bersama guru terkait materi yang akan dipelajari siswa untuk mencapai kompetensi dasar yang telah ditentukan. Rencana pelaksanaan pembelajaran dapat difungsikan sebagai pengingat bagi guru mengenai hal-hal yang harus dipersiapkan, mengenai media yang akan digunakan, strategi pembelajaran yang dipilih, sistem penilain yang akan digunakan dan hal-hal teknis lain. Mahasiswa PPL sebagai calon guru harus memiliki keterampilan dalam merencanakan proses pembelajaran, karena dalam pelaksanaannya akan sangat tergantung pada bagaimana perencanaan proses pembelajaran disusun sebagai operasionalisasi dari sebuah kurikulum. Keterampilan dalam perencanaan proses pembelajaran ini meliputi pemahaman terhadap silabus dan menyusun RPP. Pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung dengan maksimal juga dipengaruhi kemampuan guru dalam mengajar yaitu: (1) Kemampuan menguasai bahan; (2) Kemampuan mengelola proses belajar mengajar; (3) Kemampuan mengelola kelas; (4) Kemampuan menggunakan metode (5) Kemampuan melaksanakan interaksi belajar mengajar (6) Kemampuan melaksanakan penilaian (7) Kemampuan pengadministrasian kegiatan belajar mengajar (Suryosubroto, 2002). Keterampilan dalam proses pembelajaran juga disampaikan UPPL UNY (2011:19) meliputi: keterampilan membuka dan menutup pelajaran, keterampilan menyampaikan materi pembelajaran, keterampilan melaksanakan interaksi dan skenario pembelajaran, keterampilan penggunaan bahasa, penampilan dan gerak, keterampilan menggunakan dan mendistribusikan waktu, dan keterampilan melaksanakan evaluasi. Ditambahkan Suyosubroto (2002), kemampuan melaksanakan proses pembelajaran meliputi membuka pelajaran, menyampaikan materi, menggunakan metode pembelajaran, menggunakan alat peraga, pengelolaan kelas, interaksi belajar mengajar, menutup pelajaran. Membuka pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk menciptakan prakondisi
287
pembelajaran peserta didik dengan mempersiapkan mental dan perhatian peserta didik agar terpusat pada hal-hal yang akan dipelajari sehingga diperoleh proses dan hasil belajar yang maksimal. Komponen yang perlu dilakukan guru dalam membuka pelajaran meliputi, menarik perhatian dan memotivasi peserta didik, memberi acuan dan membuat kaitan. Guru harus memiliki kompetensi profesional yaitu terpenuhinya 10 kompetensi guru, salah satunya menguasai bahan ajar (Suryosubroto, 2002). Pendapat yang sama disampaikan E. Mulyasa (2009: 137) yang menyatakan salah satu kompetensi standar yang harus dimiliki oleh seorang guru adalah kompetensi profesional. Kompetensi profesional tersebut terdiri dari beberapa indikator, salah satunya adalah kemampuan menguasai materi. Kemampuan menguasai materi yaitu mengerti dan memahami materi secara luas dan mendalam.Indikator yang harus dipenuhi dalam penguasaan materi pembelajaran yang baik, yaitu: (1) menguasai materi pembelajaran sesuai dengan kurikulum sekolah, (2) penyesuaian prinsip pengembangan materi pembelajaran dengan kompetensi dasar, (3) menguasai materi pembelajaran penunjang bidang studi. Dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran para pendidik di samping menguasai bahan ajar, perlu mengetahui bagaimana cara materi ajar itu disampaikan. Kegagalan pendidik dalam menyampaikan materi ajar tidak karena kurang menguasai materi, tetapi karena tidak tahu bagaimana cara menyampaikan materi pelajaran tersebut dengan baik dan tepat (Sagala, 2009). Kemampuan penyampaian materi meliputi beberapa indikator, yaitu: (1) menyajikan suatu penjelasan, pemberian tekanan dan balikan, (2) mengajukan pertanyaan yang cukup merangsang untuk berpikir, mendidik dan mengenai sasaran, (3) Memperhatikan reaksi atau tanggapan peserta didik baik verbal maupun non-verbal, (4) menggunakan metode pembelajaran. Suryosubroto (2002: 4) menyatakan untuk mencapai kompetensi profesional, seorang guru harus memiliki 10 indikator kemampuan yang harus dikuasainya. Salah satu dari kemampuan
288
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 21, Nomor 4, Oktober 2013
tersebut adalah kemampuan dalam mengelola kelas. Pengelolaan kelas adalah menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal sehingga tercipta iklim pembelajaran yang kondusif dan mampu mengembalikan ke kondisi belajar yang optimal apabila terdapat gangguan dalam proses pembelajaran. Indikator-indikator dalam pengelolaan kelas meliputi: (1) keterampilan untuk menciptakan dan memelihara kondisi belajar yang optimal dan serasi, (2) mengatur tata ruang kelas yang memadai untuk proses pembelajaran, (3) keterampilan untuk mengembalikan kondisi belajar yang optimal dan serasi. Kegiatan menutup pelajaran adalah kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan inti pembelajaran (UPPL UNY, 2011: 10). Yang dimaksud dengan menutup pelajaran bukanlah mengucapkan salam penutup dan membaca doa setiap selesai kegiatan pembelajaran, karena kegiatan tersebut memang sudah seharusnya dilakukan setiap mengakhiri suatu kegiatan (Wahid Murni, 2010: 56). Keterampilan menutup pelajaran dapat dilakukan guru dengan cara meninjau kembali materi yang diajarkan dan mengevaluasi. Mahasiswa PPL sebagai calon guru harus memiliki keterampilan dalam melaksanakan proses pembelajaran, karena pada saat pelaksanaan proses pembelajaran berlangsung terjadi proses belajar tertuju kepada apa yang harus dilakukan oleh peserta didik dan mengajar berorientasi pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai pemberi aktivitas belajar. Keterampilan dalam pelaksanaan proses pembelajaran ini meliputi: (1) membuka pelajaran, (2) menguasai materi, (3) menyampaikan materi, (4) mengelola kelas, (5) menutup pelajaran.
METODE Penelitian ini merupakan penelitian survey yang bertujuan untuk mengetahui persepsi guru pembimbing terhadap keterampilan mahasiswa dalam proses pembelajaran Praktik PPL di SMK kota Yogyakarta. Populasi pada penelitian ini adalah guru SMK pembimbing mahasiswa
praktik PPL UNY tahun ajaran 2012/2013 kota Yogyakarta. Sampel diambil di SMK negeri dan swasta kota Yogyakarta, tetapi dibatasi pada SMK Program Keahlian Teknologi Industri (STM). Pengambilan sampel menggunakan teknik multistage random sampling. Tahap pertama ditentukan sebaran jumlah SMK negeri dan swasta yang ada di kota, tahap kedua menggunakan Teknik purposive sampling untuk menentukan SMK yang dipilih untuk dijadikan sampel penelitian. Tahap ketiga menggunakan Teknik quota sampling dengan jumlah sampel penelitian sudah ditentukan oleh peneliti, yaitu sebanyak 60 responden. Dalam penelitian ini digunakan instrumen penelitian yang berupa angket (kuesioner) yang diberikan kepada responden yaitu guru pembimbing sebagai sampel. Penelitian ini menggunakan kuesioner tertutup yaitu kuesioner yang telah disediakan jawaban sehingga responden tinggal memilih langsung sesuai dengan penilaiannya dengan cara memberikan tanda checklist (√). Dengan kuesioner ini diharapkan sebagai masukan untuk membantu perbaikan kegiatan pelaksanaan pembelajaran mahasiswa PPL di waktu yang akan datang. Data yang didapat dari kuesioner berupa data kualitatif, kemudian diberi skor sehingga diperoleh data kuantitatif. Teknik analisa data dalam penelitian ini menggunakan statistik deskriptif, dengan dibuat tabel distribusi frekuensi sehingga didapatkan mean (M), median (Me), modus (Mo), standar deviasi (SD), rentang nilai maksimum dan nilai minimum pada setiap variabel. Selanjutnya dari deskripsi data tersebut dapat dilakukan penghitungan norma kategorisasi yang dapat dibagi menjadi tiga kategori yaitu tinggi, sedang, dan rendah (Sutrisno Hadi, 1987).
HASIL DAN PEMBAHASAN Angket yang digunakan untuk menjaring data terdiri 72 butir pernyataan mengenai proses pembelajaran. Berikut ini merupakan hasil penelitian mengenai persepsi guru pembimbing
Djoko Santoso dkk, Persepsi Guru Pembimbing Terhadap Proses Pembelajaran Mahasiswa Ppl Uny Di Smk Kota Yogyakarta
terhadap proses pembelajaran mahasiswa praktik PPL UNY di SMK kota Yogyakarta tahun ajaran 2012/2013 yang akan disajikan deskriptif data dalam tabel distribusi frekuensi, pengukuran
289
central tendency dan standar deviasi (SD) serta disajikan pula dan distribusi frekuensi kecenderungan data beserta histogramnya. Gambar 1 menunjukkan histogram proses pembelajaran.
HISTOGRAM PROSES PEMBELAJARAN 20 131 - 152
15
153 - 174
10
175 - 196
5
219 - 240
197 - 218 241 - 262
0
131 152
153 174
175 196
197 218
219 240
241 262
263 284
263 - 284
Gambar 1. Proses Pembelajaran
Data keterampilan mahasiswa praktik PPL dalam proses pembelajaran diperoleh dari angket dengan 72 butir pernyataan dan jumlah responden 60 guru pembimbing. Hasil perhitungan didapatkan nilai rata-rata atau mean sebesar 201,26; nilai tengah atau median sebesar 186,01;
nilai yang sering muncul atau modus sebesar 185,6; nilai standar deviasi (SD) sebesar 34,86 ; skor tertinggi sebesar 277 dan skor terendah sebesar 131. Gambar 2 menunjukan histogram kecenderungan proses pembelajaran.
HISTOGRAM KECENDERUNGAN PROSES PEMBELAJARAN 40 35 30 25
131 - 178
20
179 - 228
15
229 - 277
10 5 0
131 - 178
179 - 228
229 - 277
Gambar 2. Kecenderungan Proses Pembelajaran
Gambar 2 di atas menjelaskan bahwa persepsi guru pembimbing terhadap keterampi-
lan mahasiswa praktik PPL dalam proses pembelajaran termasuk dalam kategori sedang
290
Jurnal Pendidikan Teknologi dan Kejuruan, Volume 21, Nomor 4, Oktober 2013
yaitu dengan frekuensi sebanyak 34 guru pembimbing dengan persentase 56,67%. Keterampilan mahasiswa praktik PPL dalam proses pembelajaran keseluruhan pada kategori rendah sebanyak 15 guru pembimbing (25%), kategori sedang sebanyak 34 guru pembimbing (56,67%), sedangkan kategori tinggi sebanyak 11 guru pembimbing (18,33%). Berdasarkan uraian tersebut didapatkan gambaran kegiatan PPL bahwa mahasiswa praktik PPL mampu melaksanakan proses pembelajaran. Pada prinsipnya pelaksanaan pembelajaran berpegang pada yang tertuang dalam perencanaan, perencanaan pembelajaran merupakan tahapan pertama dalam proses pembelajaran yang harus dilakukan guru agar proses pembelajaran yang dilaksanakan tersebut dapat berjalan secara efektif dan efisien serta situasi yang dihadapi guru dalam melaksanakan pembelajaran mempunyai pengaruh besar terhadap perubahan tingkah laku siswa. Pelaksanaan pembelajaran dapat berlangsung dengan maksimal juga dipengaruhi keterampilan guru dalam mengajar Keterampilan mahasiswa praktik PPL dalam proses pembelajaran cukup baik dengan total persentase dalam kategori tinggi dan kategori sedang sebesar 75% yang meliputi perencanaan pembelajaran dan pelaksanaan pembelajaran. Beberapa mahasiswa praktik PPL praktik masih tergolong dalam kategori rendah, hal ini dikarenakan belum memiliki pengalaman mengajar dan kurang menguasai komponenkomponen dalam pelaksanaan pembelajaran yaitu membuka pelajaran dan pengelolaan kelas sehingga interaksi dengan peserta didik belum maksimal.
SIMPULAN Persepsi guru pembimbing terhadap keterampilan mahasiswa praktik PPL dalam proses pembelajaran tahun ajaran 2012/2013 termasuk dalam kategori tinggi 18,33%, kategori sedang 56,67% dan kategori rendah 25%. Sebanyak 25% termasuk dalam kategori rendah hal ini
dikarenakan mahasiswa praktik belum memiliki pengalaman mengajar dan kurang menguasai komponen-komponen dalam pelaksanaan pembelajaran terutama dalam keterampilan membuka pelajaran dan pengelolaan kelas sehingga interaksi dengan peserta didik belum maksimal. DAFTAR RUJUKAN Djamarah, Syaiful Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional Hadi, Sutrisno. 1987. Statistika Pendidikan II. Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM Yogyakarta Hamalik, Oemar. 2004. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara Majid, Abdul. 2009. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya Mulyasa, E. 2009. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya Murni, Wahid, dkk. 2010. Keterampilan Dasar Mengajar. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media UPPL. 2011. Panduan Pengajaran Mikro. Yogyakarta: UNY Sagala, Syaiful. 2009. Kemampuan Profesional Guru Dan Tenaga Kependidikan. Bandung: Alfabeta Suwarna. 2006. Pengajaran Mikro. Yogyakarta: Tiara Wacana Slameto.1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta. Suryosubroto, B. 2002. Proses Belajar Mengajar di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta