PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL ARTIKULASI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BUNGARAYA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK
OLEH LAILATUL KHOMARIAH NIM. 10911005178
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1434 H/2013 M
PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF MODEL ARTIKULASI TERHADAP HASIL BELAJAR PADA MATA PELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BUNGARAYA KECAMATAN BUNGARAYA KABUPATEN SIAK Skripsi Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I.)
Oleh LAILATUL KHOMARIAH NIM. 10911005178
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU PEKANBARU 1434 H/2013 M
ABSTRAK Lailatul Khomariah, (2013) : Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Model Artikulasi terhadap Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh dan berapa besar pengaruh strategi pembelajaran aktif model artikulasi terhadap hasil belajar pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya kecamatan Bungaraya kabupaten Siak. Penelitian ini adalah penelitian quasi eksperimen. Dalam penelitian ini peneliti yang berperan langsung dalam proses pembelajaran dan guru sebagai observer. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Bungaraya kelas XI IPS1 dan XI IPS2 yang berjumlah 40 siswa. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah pengaruh strategi pembelajaran aktif model artikulasi terhadap hasil belajar pendidikan agama Islam. Berhubungan penelitian ini adalah quasi eksperimen, maka peneliti menggunakan dua kelas, yaitu sebagai kelas eksperimen dan kelas kontrol, hal ini bertujuan untuk membandingkan hasil belajar siswa antara kelas ekdperimen yang diberi perlakuan strategi pembelajaran aktif model artikulasi dengan hasil belajar kelas kontrol yang tidak diberi perlakuan strategi pembelajaran aktif model artikulasi. Setelah dilakukan uji homogenitas maka terpilih XI IPS2 sebagai kelas eksperimen dan XI IPS1 sebagai kelas kontrol. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan observasi, dokumentasi dan tes. Dalam penelitian ini, pertemuan dilaksanakan selama enam kali, yaitu empat kali pertemuan menerapkan strategi pembelajaran aktif model artikulasi, satu kali mengadakan pre test dan satu kali mengadakan post test. Untuk mengetahui hasil penelitian, hasil belajar pada mata pelajaran pendidikan agama islam dilakukan uji tes-t. Sedangkan besarnya pengaruh strategi pembelajaran aktif model artikulasi terhadap hasil belajar dihitung dengan kp. Berdasarkan hasil analisis data tersebut, diambil kesimpulan bahwa pengaruh strategi pembelajaran aktif model artikulasi tidak signifikan terhadap hasil belajar pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di kelas XI IPS2 Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya derajat pengaruhnya sebesar 6.4%.
vi
ABSTRACT Lailatul Khomariah (2013): The Effect of Using Active Learning Articulation Model Strategies toward Students’ Learning Outcomes of Islamic Education Subject at State Senior High School 1 Bungaraya Bungaraya District Siak Regency. This study aims to determine whether there is significant effect and how far the effect of Active learning Articulation model strategy toward students’ learning outcomes of Islamic education subject at state senior high school 1 Bungaraya Bungaraya District Siak Regency. This is quasi experiment research. In this case, the researcher directly involved this learning process on the teacher as the observer. The subject of this research was the students of state senior high school 1 Bungaraya, class XI IPS1 and XI IPS2, which the total was 40 students. And the object of the research was the effect of using Active learning articulation model strategy toward students learning outcome of Islamic education subject. In this quasi experiment, the research used two classes; experiment class and control class. It aimed to compare the students’ learning outcomes between the experiment class which was taught by active learning articulation model strategy and control class which was not taught by this strategy. After conducting the homogeneity test, XI IPS2 was chosen as experiment class, and XI IPS1 as control class. In order to collect the data, the research used observation, documentation and test. The research conducted the active learning articulation model strategy in six meetings. It was started by conducting pre test once and post test. To find out the result of this research, the student’ learning outcomes was tested by t-test. While the magnitude of active learning articulation model strategy toward students’ learning outcomes was calculated by Kp. Based on the result analysis, it can be concluded effect active learning articulation model strategy no significance toward students’ learning outcomes of Islamic education subject of class XI IPS2 at state senior high school 1 Bungaraya with 6.4% degree influence.
vii
ﻣﻠﺨﺺ ﻟﻴﻠﻴﺔ اﻟﻘﻤﺮﻳﺔ : ( 2013) ،ﺗﺄﺛﻴﺮ إﺳﺘﺮاﺗﻴﺠﻰ اﻟﺘﻌﻠﻢ اﻟﻔﻌﺎل ﺑﺎﻟﻨﻤﻮذج اﻟﻤﻔﺼﻠﻲ ﻓﻰ ﺣﺎﺻﻠﺔ ﺗﻌﻠﻢ ﺑﻤﺎدة اﻟﺘﺮﺑﻴﺔ اﻟﺪﻳﻨﻴﺔ اﻹﺳﻼﻣﻴﺔ ﻓﻰ اﻟﻤﺪرﺳﺔ اﻟﻤﺘﻮﺳﻄﺔ اﻟﻌﺎﻟﻴﺔ اﻟﺤﻜﻮﻣﻴﺔ " 1ﺑﻮﻧﺠﺎ راﻳﺎ" ﺑﻤﺮﻛﺰ
ﺑﻮﻧﺠﺎ راﻳﺎ ﺑﻤﻨﻄﻘﺔ ﺳﻴﺎك.
ﻫﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﻳﻬﺪف إﱃ ﻣﻌﺮﻓﺔ ﺗﺄﺛﲑ إﺳﱰاﺗﻴﺠﻰ اﻟﺘﻌﻠﻢ اﻟﻔﻌﺎل ﺑﺎﻟﻨﻤﻮذج اﳌﻔﺼﻠﻲ ﰱ ﺣﺎﺻﻠﺔ ﺗﻌﻠﻢ ﲟﺎدة اﻟﱰﺑﻴﺔ اﻟﺪﻳﻨﻴﺔ اﻹﺳﻼﻣﻴﺔ ﰱ اﳌﺪرﺳﺔ اﳌﺘﻮﺳﻄﺔ اﻟﻌﺎﻟﻴﺔ اﳊﻜﻮﻣﻴﺔ " 1ﺑﻮﳒﺎ راﻳﺎ" ﲟﺮﻛﺰ ﺑﻮﳒﺎ راﻳﺎ ﲟﻨﻄﻘﺔ ﺳﻴﺎك .ﻫﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﲝﺚ ﲡﺮﻳﱯ .وﺗﺪور اﻟﺒﺎﺣﺜﺔ ﰱ ﻋﻤﻠﻴﺔ اﻟﺘﻌﻠﻢ واﻟﺘﻌﻠﻴﻢ ﻛﺎﳌﺪرﺳﺔ ،واﳌﺪرس ﻳﺪور ﻛﺎﳌﺮاﻗﺐ .وأﻣﺎ ﻓﺮد ﻫﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﻓﻬﻮ ﻃﻼب ﰱ اﳌﺪرﺳﺔ اﳌﺘﻮﺳﻄﺔ اﻟﻌﺎﻟﻴﺔ اﳊﻜﻮﻣﻴﺔ " 1ﺑﻮﳒﺎ راﻳﺎ" ﲟﺮﻛﺰ ﺑﻮﳒﺎ راﻳﺎ ﲟﻨﻄﻘﺔ ﺳﻴﺎك ﻟﻠﻔﺼﻞ اﻟﻮاﺣﺪ ﻋﺸﺮ ،IPS1واﻟﻔﺼﻞ اﻟﻮاﺣﺪ ﻋﺸﺮ .IPS2وﻋﺪدﻫﻢ أرﺑﻌﻮن ﻃﺎﻟﺒﺎ .وﻣﻮﺿﻮع ﻫﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﺗﺄﺛﲑ إﺳﱰاﺗﻴﺠﻰ اﻟﺘﻌﻠﻢ اﻟﻔﻌﺎل ﺑﺎﻟﻨﻤﻮذج اﳌﻔﺼﻠﻲ ﰱ ﺣﺎﺻﻠﺔ ﺗﻌﻠﻢ ﲟﺎدة اﻟﱰﺑﻴﺔ اﻟﺪﻳﻨﻴﺔ اﻹﺳﻼﻣﻴﺔ. ﺑﺎﻟﻨﺴﺒﺔ إﱃ أن ﻫﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﲝﺚ ﲡﺮﻳﱯ ﻓﺎﺳﺘﺨﺪﻣﺖ اﻟﺒﺎﺣﺜﺔ ﻓﺼﻠﲔ )ﻓﺼﻞ ﲡﺮﻳﱯ وﻓﺼﻞ ﻣﺮاﻗﺐ( .ﻫﺬﻩ اﳊﺎﺻﻠﺔ ﺪف إﱃ ﻣﻘﺎرﻧﺔ ﺣﺎﺻﻠﺔ اﻟﺘﻌﻠﻢ ﺑﲔ اﻟﻔﺼﻠﲔ .واﻟﻄﻼب ﰱ اﻟﻔﺼﻞ اﳌﺮاﻗﺐ ﻳﺘﻌﻠﻤﻮن ﺑﺎﺳﺘﺨﺪام إﺳﱰاﺗﻴﺠﻰ اﻟﺘﻌﻠﻢ اﻟﻔﻌﺎل ﺑﺎﻟﻨﻤﻮذج اﳌﻔﺼﻠﻲ .واﻟﻄﻼب ﰱ اﻟﻔﺼﻞ اﳌﺮاﻗﺐ ﻳﺘﻌﻠﻤﻮن ﺑﺪون اﺳﺘﺨﺪام إﺳﱰاﺗﻴﺠﻰ اﻟﺘﻌﻠﻢ اﻟﻔﻌﺎل ﺑﺎﻟﻨﻤﻮذج اﳌﻔﺼﻠﻲ .ﺑﻌﺪ أن ﻗﺎﻣﺖ اﻟﺒﺎﺣﺜﺔ ﺑﺎﻻﺧﺘﺒﺎر اﳌﺘﺠﺎﻧﺲ ﻓﺎﻧﺘﺨﺐ اﻟﻔﺼﻞ اﻟﻮاﺣﺪ ﻋﺸﺮ IPS2ﻛﺎﻟﻔﺼﻞ اﻟﺘﺠﺮﻳﱯ ،واﻟﻔﺼﻞ اﻟﻮاﺣﺪ ﻋﺸﺮ IPS1ﻛﺎﻟﻔﺼﻞ اﳌﺮاﻗﺐ. وأﻣﺎ ﻃﺮﻳﻘﺔ ﲨﻊ اﻟﺒﻴﺎﻧﺎت اﳌﺴﺘﺨﺪﻣﺔ ﰱ ﻫﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﻓﻬﻲ ﻣﺮاﻗﺒﺔ ،ﺗﻮﺛﻴﻖ واﺧﺘﺒﺎرة .ﻗﺎﻣﺖ اﻟﺒﺎﺣﺜﺔ ﰱ ﻫﺬا اﻟﺒﺤﺚ ﺑﺄرﺑﻊ ﻟﻘﺎءات ﻣﻦ ﺧﻼل ﺗﻄﺒﻴﻖ إﺳﱰاﺗﻴﺠﻰ اﻟﺘﻌﻠﻢ اﻟﻔﻌﺎل ﺑﺎﻟﻨﻤﻮذج اﳌﻔﺼﻠﻲ .وﻣﺮة واﺣﺪة ﺑﺎﻻﺧﺘﺒﺎر اﻷول وﻣﺮة واﺣﺪة ﺑﺎﻻﺧﺘﺒﺎر اﻷﺧﲑ .وﳌﻌﺮﻓﺔ ﺣﺎﺻﻠﺔ ﺗﻌﻠﻢ اﻟﺒﺤﺚ ﻓﺎﺳﺘﺨﺪﻣﺖ اﻟﺒﺎﺣﺜﺔ ﺑﺎﺧﺘﺒﺎر .tes-tوﻛﻤﻴﺔ ﺗﺄﺛﲑ إﺳﱰاﺗﻴﺠﻰ اﻟﺘﻌﻠﻢ اﻟﻔﻌﺎل ﺑﺎﻟﻨﻤﻮذج اﳌﻔﺼﻠﻲ ﰱ ﺣﺎﺻﻠﺔ اﻟﺘﻌﻠﻢ ﲢﺴﺐ ﺑﺎﺳﺘﺨﺪام .Kp ﺑﻨﺎء ﻋﻠﻰ ﲢﻠﻴﻞ اﻟﺒﻴﺎﻧﺎت اﻟﺴﺎﺑﻖ ﻓﺨﻼﺻﺔ اﻟﺒﺤﺚ أن إﺳﱰاﺗﻴﺠﻰ اﻟﺘﻌﻠﻢ اﻟﻔﻌﺎل ﺑﺎﻟﻨﻤﻮذج اﳌﻔﺼﻠﻲ ﻻ ﻳﺘﺄﺛﺮ ﻛﺜﲑا ﰱ ﺣﺎﺻﻠﺔ اﻟﺘﻌﻠﻢ ﲟﺎدة اﻟﱰﺑﻴﺔ اﻟﺪﻳﻨﻴﺔ اﻹﺳﻼﻣﻴﺔ ﻟﻠﻔﺼﻞ اﻟﻮاﺣﺪ ﻋﺸﺮ IPS2ﰱ اﳌﺪرﺳﺔ اﳌﺘﻮﺳﻄﺔ اﻟﻌﺎﻟﻴﺔ اﳊﻜﻮﻣﻴﺔ " 1ﺑﻮﳒﺎ راﻳﺎ" ﲟﺮﻛﺰ ﺑﻮﳒﺎ راﻳﺎ ﲟﻨﻄﻘﺔ ﺳﻴﺎك .وذﻟﻚ اﻟﺘﺄﺛﲑ .6،4 %
viii
PENGHARGAAN Alhamdulilahhirrobbil’alamin penulis persembahkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat dan hidayah-Nya, terutama nikmat kesehatan jasmani dan rohani serta waktu sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriring salam penulis hadiahkan buat Nabi Muhammad SAW yang telah membawa risalah dan membawa umatnya menuju cahaya yang penuh dengan ilmu pengetahuan sebagai mana yang kita rasakan saat sekarang ini. Dengan izin Allah SWT penulis telah dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Model Artikulasi terhadap Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak” untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Islam pada Program Studi Pendidikan Agama Islam di Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau. Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak mengucapkan terima kasih kepada ibunda Satiah dan ayahanda Rojianto selaku kedua orang tua saya yang telah mendidik dan membesarkan saya sehingga tumbuh dewasa merasakan nikmatnya menuntut ilmu, serta adinda Arman Adianto yang selalu memberi motivasi kepada saya. Penulis juga banyak mendapatkan bimbingan dan dorongan serta bantuan dari berbagai pihak, sehingga selesainya skripsi ini. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Bapak Prof. Dr. H. M. Nazir selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru.
iii
2. Bapak Drs. Promadi, MA., Ph.D selaku Caretaker Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru. 3. Bapak Drs. Azwir Salam, M.Ag selaku PUDEK I Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Bapak Drs. Hartono, M.Pd, selaku PUDEK II Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. Bapak Prof. Dr. H. Salfen Hasri, M.Pd, selaku PUDEK III Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. 4. Bapak Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan, Bapak Dr. H. Amri Darwis, M.Ag, sekretaris jurusan Bapak Drs. Fitriadi, M.Ag beserta para Dosen yang telah mendidik penulis selama di Fakultas Tarbiyah dan Keguruan. 5. Ibu Gusma Afriani, M.Ag. Selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing penulis 6. Bapak Drs. Alimuddin, M.Ag, selaku Penasehat Akademis. 7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru yang telah mendidik dan membimbing penulis dalam menyelesaikan perkuliahan dan penulisan skripsi. 8. Kepala dan Staff pegawai Perpustakaan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru dan Perpustakaan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru yang telah memberikan fasilitas untuk menyelesaikan skripsi ini. 9. Bapak Busyari, S.Pd selaku Kepala Sekolan SMA Negeri 1 Bungaraya serta yang berperan membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
iv
10. Ibu Thahariyah, S.Ag dan Bapak Indra Wahyudi, S.Pd.I selaku guru Pendidikan Agama Islam SMA Negeri 1 Bungaraya serta Bapak dan Ibu guru, serta tenaga administrasi
SMA Negeri 1 Bungaraya yang telah banyak
membantu penulis meneliti dan memperoleh informasi yang diperlukan. 11. Ibu Nurhayati Zein, M.Sy dan Kak Kurnia Budiyanti, M.Pd yang telah membantu penulis baik moril maupun materil serta Kak Rosmiyati, S.Pd.I dan Kak Dewi Afifah, S.Pd yang telah memberikan bantuan dan motivasi kepada penulis. 12. Sahabat-sahabat penulis yang memberikan motivasi dan bantuannya, Rina Khalifah, Susiyanti, S.Pd.I, Sri Maryati, Khairul Anam dan Syaipul, Leni Yunarti, Eka Widia Hardiyanti dan Seri Yanti Siagian. 13. Teman-teman Pendidikan Agama Islam angkatan 2009 yang membantu dan selalu memberi semangat penulis yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu persatu. Akhirnya, penulis mengharapkan mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan. Amin Yarabbal’alamin.
Pekanbaru, 04 Maret 2013 Penulis,
LAILATUL KHOMARIAH
v
DAFTAR ISI Halaman PERSETUJUAN............................................................................................. PENGESAHAN .............................................................................................. PENGHARGAAN .......................................................................................... ABSTRAK ...................................................................................................... DAFTAR ISI .................................................................................................. DAFTAR TABEL .......................................................................................... DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. BAB I
i ii iii vi ix x xi
PENDAHULUAN A. Latar Belakang........................................................................... B. Penegasan Istilah ....................................................................... C. Permasalahan ............................................................................. D. Tujuan dan Manfaat Penelitian..................................................
1 8 9 10
KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis......................................................................... B. Penelitian yang Relevan ............................................................ C. Konsep Operasional................................................................... D. Hipotesis ....................................................................................
11 31 33 36
BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................... B. Subjek dan Objek Penelitian...................................................... C. Populasi dan Sampel.................................................................. D. Teknik Pengumpulan Data ........................................................ E. Teknik Analisis Data .................................................................
38 38 38 39 40
BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian ....................................................... B. Penyajian Data........................................................................... C. Analisis Data .............................................................................
45 48 56
BAB II
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan................................................................................ B. Saran ..........................................................................................
DAFTAR KEPUSTAKAAN LAMPIRAN RIWAYAT HIDUP PENULIS
ix
79 79
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan dalam arti luas adalah segala pengalaman belajar yang dilalui peserta didik dengan segala lingkungan dan sepanjang hayat. Pendidikan dalam batasan sempit adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan di lembaga formal (madrasah/sekolah).1 Interaksi dengan lingkungan dan kepada siapapun yang ada di lingkungan terdapat unsur pendidikan, karena pendidikan tidak dibatasi oleh ruang dan waktu. Pendidikan seperti ini disebut dengan pendidikan sepanjang hayat, berbeda dengan pendidikan formal yang mempunyai batasan waktu maupun program pendidikannya. Pendidikan dalam batasan sempit ini terdapat pendidikan agama Islam dalam bentuk sistem yang lengkap. Dikatakan sistem yang lengkap karena pendidikan agama Islam mempunyai sistem ideologi yaitu ideologi al-tauhid yang bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah yang menghendaki adanya integralistik yang menyatukan kebutuhan dunia dan akhirat, jasmani dan rohani, materil dan spiritual, individu dan sosial yang dijiwai oleh roh tauhid. Sistem nilai bersumber dari Al-Qur’an dan Sunnah dan sistem orientasinya tidak hanya duniawi saja tetapi juga ukhrawi.2 Pendidikan Islam adalah usaha orang dewasa muslim yang bertakwa secara sadar mengarahkan dan membimbing pertumbuhan serta perkembangan fitrah (kemampuan dasar) anak didik melalui ajaran Islam ke arah titik maksimal 1
Ramayulis, 2002, Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, h. 17. Ibid., h.26-27.
2
2
pertumbuhan dan perkembangannya.3 Dengan demikian pendidikan berarti segala usaha orang dewasa dalam pergaulan dengan anak-anak untuk memimpin perkembangan jasmani dan rohaninya ke arah kedewasaan. Dalam konteks ini, orang dewasa yang dimaksud bukan berarti pada kedewasaan fisik saja, akan tetapi juga pada kedewasaan psikis.4 Pendidikan Islam penting bagi manusia agar dapat mengembangkan potensinya secara baik sehingga menjadi pribadi muslim. Pengertian pendidikan di atas secara tidak langsung mengemukakan bahwa dalam pendidikan terdapat pelaku yang melakukan interaksi, yaitu pendidik dan peserta didik dalam satu proses yang disebut pembelajaran. Komponen dalam pendidikan tidak hanya pendidik dan peserta didik yang melakukan kegiatan pembelajaran tetapi ada komponen lain yang berperan dalam pendidikan, Ramayulis dan Samsul Nizar menyebutkan komponen tersebut adalah dasar, tujuan pendidikan, materi, metode, media dan evaluasi.5 Menurut Sunhaji yang dikutip oleh Jamal Ma’mur Asmani dalam bukunya 7 Tips Aplikasi PAKEM, kegiatan pembelajaran adalah suatu aktivitas untuk menstransformasikan bahan pelajaran kepada subjek belajar. Pada konteks ini, guru berperan sebagai penjabar dan penerjemah bahan tersebut agar dimiliki siswa. Berbagai upaya dan strategi dilakukan guru supaya bahan/materi pelajaran tersebut dapat dengan mudah dicerna oleh subjek belajar, yakni tercapainya tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan.6
3
Arifin, 2008, Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner, Jakarta: Bumi Aksara, h. 22. 4 Ramayulis dan Samsul Nizar, 2009, Filsafat Pendidikan Islam, Jakarta: Kalam Mulia, h. 83. 5 Ibid., h. 89. 6 Jamal Ma’mur Asmani, 2011, 7 Tips Aplikasi PAKEM, Jogjakarta: Diva Press, h.19.
3
Tujuan pembelajaran terdapat dalam tiga aspek, yakni: kognitif, afektif dan psikomotor. Keberhasilan dari tiga aspek dituangkan dalam bentuk angkaangka. Penjelasan ini diperkuat oleh Syaiful Bahri Djamarah yang mengemukakan bahwa belajar adalah serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungannya yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotorik.7 Ranah tujuan pendidikan Islam lebih luas lagi di samping kognitif, afektif, dan psikomotorik, juga meliputi ranah konatif dan performance. Konatif berhubungan dengan motivasi atau dorongan dari dalam atau disebut dengan niat, sebagai titik tolak peserta didik untuk melakukan sesuatu. Sedangkan performance adalah kualitas/kinerja yang dilakukan seseorang.8 Pembelajaran akan berjalan dengan efektif juga berkaitan dengan kinerja guru. Guru dituntut untuk selalu menyiapkan atau mendesain segala sesuatu yang berhubungan dengan program pembelajaran yang akan berlangsung. Umumnya, persiapan awal yang dilakukan adalah membuat suatu perencanaan pembelajaran, yaitu mulai dari membuat perumusan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai pada setiap akhir kegiatan pembelajaran. Tujuan pembelajaran ini menjadi tolok ukur dalam menentukan rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan guru selama kegiatan
pembelajaran
berlangsung.
Dalam
rangka
pencapaian
tujuan
pembelajaran ini, setiap guru dituntut untuk benar-benar memahami strategi pembelajaran yang akan diterapkannya. Pemilihan strategi pembelajaran yang
7
Syaiful Bahri Djamarah, 2008, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, h. 13. Ramayulis dan Samsul Nizar, Op. Cit., h. 133.
8
4
tepat, yaitu dengan situasi dan kondisi yang dihadapi akan berdampak pada tingkat penguasaan atau hasil belajar peserta didik.9 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menghendaki agar siswanya yang aktif dalam belajar.10 Jadi, diperlukan strategi yang berpusat pada aktivitas peserta didik dalam suasana yang lebih demokratis, adil, manusiawi, memberdayakan,
menyenangkan,
menggairahkan,
menggembirakan,
membangkitkan minat belajar, merangsang timbulnya inspirasi, imajinasi, kreasi, inovasi, etos kerja, dan semangat hidup. Dengan cara ini, maka seluruh potensi manusia dapat tergali dan teraktualisasikan dalam kehidupan yang pada gilirannya dapat menolong dirinya untuk menghadapi berbagai tantangan hidup di era modern yang penuh persaingan.11 Banyak strategi pembelajaran yang bisa digunakan dalam pembelajaran yang berorientasi pada keaktifan siswa seperti active learning. Pembelajaran aktif adalah suatu istilah yang memayungi beberapa model pembelajaran yang memfokuskan tanggung jawab proses pembelajaran pada pelajar.12 Pendekatan belajar aktif adalah cara pandang yang menganggap bahwa belajar merupakan kegiatan membangun makna/pengertian terhadap pengalaman dan informasi, yang dilakukan oleh si pembelajar, bukan oleh si pengajar. Pembelajaran ini juga menganggap bahwa mengajar merupakan kegiatan menciptakan suasana yang bisa mengembangkan inisiatif dan tanggung jawab
9
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, 2011, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik, Jakarta: Bumi Aksara, h. 3. 10 Ibid., h. 32. 11 Abuddin Nata, 2011, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana, h. 3. 12 Jamal Ma’mur Asmani, Op.Cit., h. 67.
5
belajar bagi si pembelajar sehingga berkeinginan untuk terus belajar selama hidupnya. Si pembelajar menjadi tidak bergantung kepada guru atau orang lain bila mereka mempelajari hal-hal yang baru. Perlunya pembelajaran aktif karena sesuai dengan karakteristik anak, hakikat belajar, dan karakteristik lulusan yang dikehendaki. Karakteristik anak pada dasarnya, anak dilahirkan dengan memiliki sifat ingin tahu dan imajinasi. Hakikat belajar adalah proses menemukan dan membangun makna/pengertian oleh sipembelajar, terhadap informasi dan pengalaman, yang disaring melalui persepsi, pikiran, dan perasaan si pembelajar. Karakteristik lulusan yang dikehendaki agar mampu bertahan dan berhasil dalam hidup, lulusan yang diinginkan adalah generasi yang peka, mandiri dan bertanggung jawab.13 Pembelajaran aktif membuat siswa peka, mandiri dan bertanggung jawab ini akan membantu siswa dalam menguasai materi sehingga berdampak pada keberhasilan belajar. Aplikasi strategi aktif dalam pembelajaran pendidikan agama Islam menurut Ismail SM adalah: Pembelajaran aktif (active learning) hanya bisa terjadi bila ada partisipasi aktif peserta didik. Demikian juga peranserta aktif peserta didik tidak akan terjadi jika guru tidak aktif dan kreatif dalam melaksanakan pembelajaran. ada berbagai cara untuk melakukan proses pembelajaran yang memicu dan melibatkan peranserta aktif peserta didik dan mengasah ranah kognitif, afektif, psikomotorik dan ranah imaniah-transendental. Proses pembelajaran aktif dalam memperoleh informasi, ketrampilan, dan sikap serta perilaku positif dan terpuji akan terjadi melalui suatu proses pencarian dari diri peserta didik. Hal ini akan terwujud bila peserta didik dikondisikan sedemikian rupa sehingga berbagai tugas dan kegiatan yang
13
Ibid., h. 76.
6
dilaksanakan sangat memotivasi mereka untuk berfikir, bekerja dan merasa serta mengamalkan kesalehan dalam kehidupan nyata.14 Active learning bisa dibangun oleh seorang guru yang gembira, tekun dan setia pada tugasnya, bertanggung jawab, motivator yang bijak, berpikir positif, terbuka pada ide baru dan saran dari siswa atau orang tuanya/masyarakat, tiap hari energinya untuk siswa supaya belajar kreatif, selalu membimbing, seorang pendengar yang baik, memahami kebutuhan siswa secara individual, dan mengikuti perkembangan pengetahuan.15 Salah satu komponen pendidikan yang mendukung tugas profesional guru atau tenaga kependidikan tersebut, adalah penguasaan yang baik terhadap strategi pembelajaran. Keberhasilan pelaksanaan pendidikan amat bergantung antara lain pada penguasaan tenaga pendidik terhadap strategi pembelajaran. Berbagai penguasaan terhadap berbagai komponen strategi pembelajaran tersebut merupakan hal yang mutlak bagi seorang guru yang profesional.16 Strategi pembelajaran aktif terdapat beberapa metode pembelajaran serta model pembelajaran yang relevan diterapkan oleh guru, salah satu model pembelajaran aktif yaitu model artikulasi.17 Model pembelajaran artikulasi seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan Guru, seorang siswa wajib meneruskan menjelaskannya pada siswa lain (pasangan kelompoknya). Siswa dituntut untuk bisa berperan sebagai penerima materi sekaligus berperan sebagai penyampai materi. Model pembelajaran artikulasi merupakan model pembelajaran
14
Ismail SM, 2009, Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM, Semarang: Rasail Media Group, h. 72. 15 Jamal Ma’mur Asmani, Op. Cit., h.70. 16 Abuddin Nata, Op. Cit., h. 4-5. 17 Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Op. Cit., h. 83.
7
yang menuntut siswa aktif dalam pembelajaran dimana siswa dibentuk menjadi kelompok kecil yang masing-masing siswa dalam kelompok tersebut mempunyai tugas mewawancarai teman kelompoknya tentang materi yang baru dibahas. Konsep pemahaman sangat diperlukan dalam model pembelajaran ini.18 Pemahaman dan penguasaan materi pada peserta didik akan berpengaruh positif terhadap hasil belajar. Pengamatan awal peneliti ditemui proses pembelajaran di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya ditemui bahwa guru telah membuat rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan standar kompetensi dan telah berupaya menerapkan berbagai strategi maupun metode dalam pembelajaran, diantaranya: ceramah, tanya jawab, diskusi, jigsaw, artikulasi, reading aloud, demonstrasi, dan active debate. Namun dalam kenyataannya terdapat kesenjangan antara perencanaan dengan kenyataan dilapangan yang ditandai dengan gejala-gejala sebagai berikut: 1.
Sebagian besar siswa tidak memperhatikan penjelasan materi dari guru yang seharusnya mereka pahami.
2.
Sebagian
besar
siswa
tidak
menguasai
penjelasan
guru
sehingga
menggunakan waktu diskusi untuk menghapal. 3.
Sebagian besar siswa tidak dapat berkomunikasi dengan baik saat dilakukan diskusi.
4.
Sebagian besar siswa tidak dapat menjelaskan materi yang baru diterima dari guru kepada teman kelompoknya. 18
Sri Indah Dewi Sartikawati, Metode Pembelajaran Artikulasi, 2012, [online] Available: http://indah-mozaeq.blogspot.com/2012/01/metode-pembelajaran-artikulasi.html. [19 Juni 2012].
8
5.
Sebagian besar siswa tidak berani mengungkapkan pendapat dan gagasan tentang materi pelajaran.
6.
Sebagian besar siswa tidak menemukan penyelesaian ketika terdapat perbedaan pendapat.
7.
Sebagian besar siswa tidak bisa mempresentasikan materi yang telah di dijelaskan guru. Dari latar belakang dan gejala-gejala di atas, maka penulis tertarik untuk
melakukan penelitian salah satu strategi yang diterapkan di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya dengan judul: Pengaruh Strategi Pembelajaran Aktif Model Artikulasi Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak. B. Penegasan Istilah 1. Strategi Pembelajaran Aktif adalah suatu strategi pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dengan kata lain, pembelajaran ditekankan atau berorientasi pada aktivitas siswa.19. 2.
Model artikulasi Model artikulasi adalah upaya agar siswa pandai berbicara dengan membentuk kelompok terdiri dua siswa untuk menceritakan materi yang baru diterima dari guru sedangkan teman sekelompoknya membuat catatan lain, kemudian berganti peran dan mempresentasikan ke depan kelas.20
19
Hartono, dkk, 2008, PAIKEM: Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Dan Menyenangkan, Pekanbaru: Zanafa Publishing, h. 23. 20 Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Op.Cit., h. 83
9
3.
Hasil belajar Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.21 Hasil belajar yang dimaksud disini adalah skor atau nilai yang menggambar tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang diperoleh dari tes yang dilakukan setelah proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam dilaksanakan.
C. Permasalahan 1.
Identifikasi masalah a.
Apa faktor-faktor yang menyebabkan siswa tidak aktif dalam kelas?
b.
Apakah strategi pembelajaran aktif artikulasi berpengaruh terhadap hasil belajar?
c.
Apakah strategi pembelajaran aktif model artikulasi yang diterapkan telah berjalan dengan baik?
d.
Bagaimana
kemampuan
guru
Pendidikan
Agama
Islam
dalam
menggunakan strategi pembelajaran aktif model artikulasi? 2.
Batasan masalah Mengingat luasnya cakupan permasalahan yang mengitari kajian ini, maka
peneliti memfokuskan pada “pengaruh strategi pembelajaran aktif model artikulasi terhadap hasil belajar pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di sekolah menengah atas negeri 1 Bungaraya kecamatan Bungaraya kabupaten Siak”.
21
Nana Sudjana, 2005, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosdakarya, h. 22.
10
3.
Rumusan masalah Berdasarkan pembatasan masalah dapat disusun rumusan masalah sebagai
berikut: bagaimana pengaruh penerapan Strategi Pembelajaran
Aktif Model
Artikulasi Terhadap Hasil Belajar Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh
penerapan strategi pembelajaran aktif model artikulasi terhadap hasil belajar pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya kecamatan Bungaraya kabupaten Siak 2.
Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bisa bermanfaat: a. Sebagai bahan masukan siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran dan dapat memahami, menganalisis serta mampu menerapkan materi pelajaran pada kehidupan sehari-hari dan meningkatkan hasil belajar. b. Sebagai bahan masukan bagi guru untuk memudahkan membuat siswa aktif dalam pembelajaran dan mampu memperbaiki hasil belajar siswa. c. Sebagai pengetahuan dan wawasan bagi penulis mengenai pengaruh strategi pembelajaran aktif model artikulasi terhadap hasil belajar.
11
BAB II KAJIAN TEORI A. Konsep Teoretis 1.
Strategi Pembelajaran Aktif Model Artikulasi Secara umum, strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar
haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Dihubungkan dengan strategi belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola umum kegiatan guru dan anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar.1 E. Mulyasa mengatakan beberapa hal yang perlu dilakukan oleh guru dalam pembelajaran, sebagai berikut: 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12.
Membuat ilustrasi Mendefinisikan Menganalisis Mensintesis Bertanya Merespon Mendengarkan Menciptakan kepercayaan Memberikan pandangan yang bervariasi Menyediakan media Menyesuaikan metode pembelajaran Memberikan nada perasaan.2
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, dalam bukunya Strategi BelajarMengajar mengatakan strategi penggunaan metode mengajar sangat menentukan kualitas hasil belajar mengajar. Hasil pengajaran yang dihasilkan dari penggunaan metode
ceramah tidak sama dengan hasil pengajaran yang dihasilkan dari
1
Jamal Ma’mur Asmani, 2011, 7 Tips Aplikasi PAKEM, Jogjakarta: Diva Press, h. 26. E. Mulyasa, 2009, Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, Bandung: Rosda Karya, h. 39-40. 2
12
pertanyaan metode Tanya jawab atau metode diskusi.3 Strategi pembelajaran yang membuat aktif siswa akan mempengaruhi hasil belajar menjadi baik karena siswa tidak merasa jenuh dan siswa merasa bertanggung jawab untuk aktif dalam pembelajaran. Konsep pembelajaran aktif bukanlah tujuan dari kegiatan pembelajaran tetapi merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk mengoptimalkan proses pembelajaran. Aktif dalam strategi ini adalah memposisikan guru sebagai orang yang menciptakan suasana belajar yang kondusif atau sebagai fasilitator dalam belajar, sementara siswa sebagai peserta belajar yang harus aktif.4 Pembelajaran aktif merupakan pendekatan pembelajaran yang lebih banyak melibatkan aktivitas siswa dalam mengakses berbagai informasi dan pengetahuan untuk dibahas dan dikaji dalam proses pembelajaran di kelas, sehingga mereka mendapatkan berbagai pengalaman yang dapat meningkatkan pemahaman dan kompetensinya. Lebih dari itu, pembelajaran aktif memungkinkan siswa mengembangkan kemampuan berpikir tingkat tinggi, seperti menganalisis dan mensintesis, serta melakukan penilaian terhadap berbagai peristiwa belajar dan menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari.5 Menurut Hartono pembelajaran aktif adalah sebagai berikut: Pembelajaran aktif (active learning) dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh anak didik, sehingga semua anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan sesuai dengan karakteristik pribadi yang mereka miliki. Di samping itu pembelajaran 3
Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, 2006, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta, hal:115 4 Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, 2011, Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik, Jakarta: Bumi Aksara h. 10. 5 Rusman, 2011, Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru, Jakarta: Rajawali Pers, h. 324.
13
aktif (active learning) juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian siswa/anak didik agar tetap tertuju pada proses pembelajaran.6 Pembelajaran aktif dalam pandangan Islam, mengingatkan kepada ajaran Islam yang lebih mendorong seseorang untuk bersikap terbuka, belajar terus – menerus dan menjadikan belajar sebagai ibadah. Islam juga melihat bahwa antara satu manusia dengan manusia lain adalah guru bagi yang lain. Di dalam AlQur’an dijumpai ayat:
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Musa berkata kepada kaumnya: "Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyembelih seekor sapi betina." Mereka berkata: "Apakah kamu hendak menjadikan kami buah ejekan?" Musa menjawab: "Aku berlindung kepada Allah agar tidak menjadi salah seorang dari orang-orang yang jahil.” (Q. S: Al-Baqarah: 67). Pada ayat tersebut, Nabi Musa as. sesungguhnya ingin mengadakan sebuah kegiatan pembelajaran kepada pengikutnya dengan perintah menyembelih seekor sapi sebagai tanda bersyukur. Namun, umatnya itu tidak mau mengikuti kegiatan pembelajaran tersebut, malah menuduh Musa sebagai orang yang akan merugikannya. Sikap mereka yang demikian sehingga mereka tidak mendapatkan pelajaran. Ayat ini memberikan petunjuk dalam melaksanakan pendekatan pembelajaran aktif, yaitu adanya hubungan yang baik dan rasa saling percaya
6
Hartono, dkk, 2008, PAIKEM: Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Dan Menyenangkan, Pekanbaru: Zanafa Publishing, h. 39.
14
antara guru dan siswa, sehingga kegiatan pembelajaran yang terdapat dalam desain pembelajaran itu akan berjalan.7 Prinsip pembelajaran aktif ini juga terdapat dalam hadis Rasulullah SAW. Sebagai berikut:
ﻣﺎاﺠﺘﻤﻊﻗوﻢﻔﻰﺒﯿﺖﻤﻦﺒﯿﻮتﷲﯿﺘﻠﻮﻦﻓﯿﮫﮐﺘﺎﺐﷲﻮﯿﺘﺪاﺮﺴﻮﻦاﻻﻨﺰﻠﺖ ﻋﻠﯿﮭﻢاﻠﺳﮑﯿﻨﺔﻮﻏﺷﯿﺘﮭﻢاﻠﺮﺣﻤﺔﻮ ﻏﻔﺮﺖﻠﮭﻢاﻠﻤﻠﺌﮑﺔ Artinya: Tidak ada suatu kaum yang berkumpul di sebuah rumah dari rumah Allah (masjid) yang di dalamnya dibacakan ayat-ayat Allah, dikaji isinya serta diperdalam kandungannya, melainkan kepadanya akan diturunkan ketenangan, ditaburi rahmat, dan dimintakan ampun oleh para malaikat. (HR. Muslim) Di dalam hadis tersebut ada tiga kegiatan bersama yang dilakukan. Pertama, tilawah Al-Qur’an, yakni membaca teks Al-Qur’an sesuai dengan ketentuan. Kedua, yu’allimu Al-Qur’an, yakni memahami kandungan ayat sehingga memperoleh ajaran yang di dalamnya secara benar. Ketiga yataddaru, yakni mendalami kandungan ayat tersebut dengan menggunakan berbagai ilmu bantu lainnya sehingga dapat merumuskan teori, konsep, program dan desain. Melalui kegiatan tersebut seseorang akan mendapatkan bekal hidup yang akan memberikan ketenangan dan dari konsep dan teori yang dipraktikkan akan mendapat manfaat, sekaligus mendapat restu dan ampunan dari malaikat, karena dinilai ibadah.8 Hadis di atas mengisyaratkan belajar bersama atau diskusi akan semakin mudah untuk memahami suatu materi dan memperoleh gagasan serta masukan-masukan dari teman sekelompok. 7
Abuddin Nata, 2011, Perspektif Islam tentang Strategi Pembelajaran, Jakarta: Kencana,
h. 227. 8
Ibid., h. 228.
15
Suasana yang mestinya tercipta dalam proses pembelajaran adalah bagaimana siswa yang belajar benar-benar berperan aktif dalam belajar.9 Tentu saja, proses belajar sesungguhnya bukanlah kegiatan menghafal saja. Banyak hal yang diingat akan hilang dalam beberapa jam. Mempelajari bukanlah menelan semuanya. Untuk mengingat yang telah diajarkan, siswa harus mengolahnya atau memahaminya. Tanpa peluang untuk mendiskusikan, mengajukan pertanyaan, mempraktikkan, dan mengajarkannya kepada siswa lain, proses belajar yang sesungguhnya tidak akan terjadi.10 Suasana belajar mengajar yang dimaksud di sini adalah suasana yang dapat membuat siswa melakukan pengalaman, interaksi, komunikasi, dan refleksi. a. Pengalaman: anak akan belajar banyak melalui berbuat dan pengalaman dengan cara mengaktifkan lebih banyak indra daripada hanya melalui mendengarkan. b. Interaksi: belajar akan terjadi dan meningkat kualitasnya bila terjadi dalam suatu interaksi dengan orang lain. c. Komunikasi: pengungkapan pikiran dan perasaan, baik lisan maupun tulis, merupakan kebutuhan setiap manusia dalam rangka mengungkapkan dirinya untuk mencapai kepuasan. Pengungkapan pikiran, baik dalam rangka mengemukakan gagasan sendiri maupun menilai gagasan orang lain, akan memantapkan pemahaman seseorang tentang apa yang sedang dipikirkan atau dipelajari. d. Refleksi: bila seseorang mengungkapkan gagasannya kepada orang lain dan mendapat tanggapan, maka orang itu akan merenungkan kembali (refleksi) gagasannya tersebut. Kemudian, melakukan perbaikan, sehingga memiliki gagasan yang lebih mantap lagi.11 Menurut Nana Sudjana keaktifan siswa dapat dilihat dalam hal : a. Turut serta dalam melaksanakan tugas belajarnya. Siswa bisa turut serta dalam melaksanakan tugas belajar dengan ikut berpartisipasi dalam proses pembelajaran tersebut. Siswa bisa memperhatikan penjelasan dari teman atau guru selama proses 9
Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Op. Cit., h. 75. Melvin L. Silbermen, 2009, Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Terj. Raisul Muttaqien, Bandung: Nusamedia, h. 27. 11 Jamal Ma’mur Asmani, Op. Cit., h. 78. 10
16
b.
c. d.
e. f. g.
h.
pembelajaran berlangsung dan mencatat penjelasan disetiap penyampaian materi pembelajaran. Terlibat dalam pemecahan masalah. Dalam pemecahan masalah, siswa bisa menjawab pertanyaan dari teman atau gurunya dan mampu mengemukakan pendapat. Bertanya kepada siswa lain atau kepada guru apabila tidak memahami persoalan yang dihadapi. Berusaha mencari tahu informasi yang diperlukan untuk pemecahan masalah. Dalam mencari informasi, siswa bisa memanfaatkan teknologi yang ada sekarang ini, seperti: melalui internet, buku, dan menggunakan peralatan yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Melaksanakan diskusi kelompok sesuai dengan petunjuk guru. Menilai kemampuan dirinya dan hasil-hasil yang diperolehnya. Melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal. Siswa bisa melatih diri dalam memecahkan masalah atau soal dengan mengerjakan tugas yang diberikan guru dan berani mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas. Kesempatan mengunakan atau menerapkan apa yang telah diperolehnya dalam menyelesaikan tugas atau persoalan yang dihadapinya. Dalam menerapkan apa yang telah diperoleh siswa maka diakhir pembelajaran siswa mampu membuat kesimpulan dari materi yang telah disampaikan baik dari teman atau guru.12
Melvin L. Silberman telah memodifikasi dan memperluas kata-kata bijak Konfusius menjadi apa yang disebut paham belajar aktif: Yang saya dengar, saya lupa. Yang saya dengar dan lihat, saya sedikit ingat. Yang saya dengar, lihat, dan pertanyakan atau diskusikan dengan orang lain, saya mulai pahami. Yang saya dengar, lihat, bahas, dan terapkan, saya dapatkan pengetahuan dan ketrampilan Yang saya ajarkan kepada orang lain, saya kuasai.13 Otak berfungsi seperti piranti audio atau video tape recorder. Informasi yang masuk akan secara kontinyu dipertanyakan. Otak manusia akan melakukan tugas proses belajar yang lebih baik jika informasi yang diperoleh dibahas dengan 12
Nana Sudjana, 2005, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja Rosda Karya, h. 178. 13 Melvin L. Silbermen, Op. Cit., h. 23.
17
orang lain. Menurut Ruhl, Hughes dan Schloss yang dikutip oleh Melvin L. Silbermen, mereka meminta siswa untuk berdiskusi dengan teman sebangkunya tentang apa yang dijelaskan oleh guru pada beberapa jeda waktu yang disediakan selama pelajaran berlangsung. Dibandingkan dengan siswa dalam kelas pembanding yang tidak diselingi diskusi, siswa-siswi ini mendapatkan nilai dengan selisih dua angka. Akan lebih baik jika dapat melakukan sesuatu terhadap informasi tersebut, dan dengan demikian bisa mendapatkan umpan balik tentang seberapa
bagus
pemahaman
siswa.
Otak
perlu
menguji
informasi,
mengikhtisarkannya, atau menjelaskannya kepada orang lain untuk dapat menyimpannya dalam bank ingatan.14 Hasil penelitian yang ada menganjurkan agar anak didik tidak hanya sekedar mendengarkan saja di dalam kelas. Mereka perlu membaca, menulis, berdiskusi atau bersama-sama dengan anggota kelas yang lain dalam memecahkan masalah. Yang paling penting adalah bagaimana membuat anak didik menjadi aktif, sehingga mampu pula mengerjakan tugas-tugas yang menggunakan kemampuan berpikir yang lebih tinggi, seperti menganalisis, membuat sintesis dan mengevaluasi. Active learning menjadi sangat penting karena memiliki pengaruh besar terhadap belajar siswa.15 Dengan demikian peserta didik melakukan perannya dalam pembelajaran bukan hanya sebagai objek tetapi juga sebagai subyek, aktif terlibat dalam pembelajaran seperti berpikir, berinteraksi, berbuat untuk mencoba dan menghasilkan konsep baru dan lebih maksimalnya jika konsep tersebut 14 15
Ibid., h. 26. Hartono, dkk., Op. Cit., h. 46.
18
disampaikan kepada peserta didik lainnya, sehingga peserta didik akan lebih memahami pelajaran agama Islam karena jika hanya mendengar paparan dari guru saja maka peserta didik bisa lupa dengan waktu singkat sedangkan jika melihat atau menghapal materi yang dibuku teks peserta didik tidak memahami materi yang dihapal tersebut hanya sekedar tahu. Jika siswa mampu menguasai materi pelajaran maka hasil belajar siswa tersebut juga bagus. Untuk membantu strategi pembelajaran aktif, guru dapat menerapkan berbagai metode pembelajaran serta model pembelajaran yang relevan. Salah satunya model artikulasi. Model pembelajaran Artikulasi merupakan model yang prosesnya seperti pesan berantai, artinya apa yang telah diberikan Guru, seorang siswa
wajib
meneruskan
menjelaskannya
pada
siswa
lain
(pasangan
kelompoknya). Artikulasi itu sendiri adalah perangkat alat-alat ucap atau alat-alat bicara dimana hasil mekanisme kerjanya memproduksi suara atau bunyi bahasa yang memiliki sifat-sifat khusus. Sehingga bunyi yang dihasilkan antara satu dengan yang lainnya berbeda. Model artikulasi penekanannya pada komunikasi anak kepada teman sekelompoknya, serta cara tiap siswa menyampaikan hasil diskusinya di depan kelompok yang lain.16 Langkah-langkah dalam model artikulasi adalah: a. b. c. d.
16
Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai; Guru menyajikan materi seperti biasa; Untuk mengetahui daya serap siswa, bentuklah kelompok berpasangan dua orang; Suruhlah seseorang dari pasangan itu menceritakan materi yang baru diterima dari guru dan pasangannya mendengar sambil membuat
Sri Indah Dewi Sartikawati, Metode Pembelajaran Artikulasi, 2011, [online] Available: http://indah-mozaeq.blogspot.com/2012/01/metode-pembelajaran-artikulasi.html, [19 Juni 2012].
19
e. f. g.
catatan-catatan kecil, kemudian berganti peran. Begitu juga dengan kelompok lain; Siswa secara bergantian/diacak menyampaikan hasil wawancaranya; Guru mengulangi/menjelaskan kembali materi yang belum dipahami siswa; Kesimpulan.17
Setiap model pembelajaran mempunyai kelemahan dan kelebihan, begitu juga model artikulasi mempunyai kelemahan dan kelebihan sebagai berikut: a. Kelemahannya: 1) Untuk mata pelajaran tertentu 2) Waktu yang dibutuhkan banyak 3) Materi yang didapat sedikit 4) Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor 5) Lebih sedikit ide yang muncul 6) Jika ada perselisihan tidak ada penengah. b. Kelebihannya: 1) Semua siswa terlibat (mendapat peran) 2) Melatih kesiapan siswa 3) Melatih daya serap pemahaman dari orang lain 4) Cocok untuk tugas sederhana 5) Interaksi lebih mudah 6) Lebih mudah dan cepat membentuknya 7) Meningkatkan partisipasi anak.18 2.
Hasil belajar Secara umum para psikolog mendifinisikan belajar adalah berubah, artinya
belajar adalah berusaha mengubah tingkah laku. Perubahan tidak hanya dengan penambahan ilmu pengetahuan, tetapi juga berbentuk kecakapan, keterampilan, sikap, watak dan lain lain. Surya sebagaimana yang dikutip oleh Tohirin menyatakan bahwa belajar ialah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
17
Hamzah b. Uno dan nurdin mohamad, Op. Cit., h. 83. Ras Eko Budi Santoso, Model Pembelajaran Artikulasi, 2011, [online] Available: http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-artikulasi.html, [19 Juni 2012]. 18
20
hasil
dari
pengalaman
individu
itu
sendiri
dalam
interaksi
dengan
lingkungannya.19 Abuddin Nata menyebutkan di dalam sumber ajaran Islam, Al-Qur’an dan Al-Sunnah dijumpai berbagai isyarat dan petunjuk yang menggambarkan adanya keberhasilan dalam kegiatan belajar mengajar. Diantaranya adalah sebagai berikut: a. Mengukur keberhasilan belajar mengajar dari segi penguasaan pengetahuan kognitif, sebagaimana yang diperlihatkan dalam surat alBaqarah ayat 30-32 yang menggambarkan tentang keberhasilan Nabi Adam as. dalam menguasai pengetahuan (kognitif) yang diberikan Tuhan. b. Mengukur keberhasilan belajar mengajar dari segi ranah afektif, sebagaimana yang terlihat pada surat ayat yang menceritakan tentang Nabi Musa as. yang melepaskan sandalnya ketika menerima firman Tuhan di bukit Sinai (Thur al-Sinin). c. Mengukur keberhasilan pengajaran dari segi psikomotorik sebagaimana terlihat pada surat dan ayat yang menceritakan kemampuan Nabi Nuh as. membuat kapal yang besar dalam rangka melaksanakan perintah Tuhan.20 Jadi,
dalam
proses
pembelajaran
dapat
diketahui
keberhasilan
pembelajaran dicapai. Proses adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa dalam mencapai tujuan pengajaran. Sedangkan hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Kemampuan tersebut meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni pengetahuan atau ingatan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi. Kedua aspek pertama disebut kognitif tingkat rendah dan
19
Tohirin, 2006, Psikologi Pembelajaran PAI Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, h. 8. 20 Abuddin Nata, Op. Cit., h. 319.
Berbasis Intergrasi dan Kompetensi,
21
keempat aspek berikutnya termasuk kognitif tingkat tinggi.21 Ranah afektif berkenaan dengan: a. Kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, control, dan seleksi gejala atau rangsangn dari luar. b. Jawaban, yakni reaksi yang diberikan oleh sesorang terhadap stimulus yang datang dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya. c.
Penilaian berkenaan dengan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.
d. Organisasi, yakni pengembangan dari nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk kedalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dan lain-lain. e. Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya.
21
Nana Sudjana, Op. Cit., 22-23.
22
Ranah Psikomotorik, hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skiil) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni: a. Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar) b. Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar c. Kemampuan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain. d. Kemampuan dibidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan. e. Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang komleks. f. Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif. 22 Hasil belajar yang dikemukakan di atas sebenarnya tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan. Seseorang yang berubah tingkat kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan perilakunya. Jadi, yang dimaksud hasil belajar adalah kemampuan siswa setelah mengalami proses belajar, meliputi kemampuan kognitif, afektif dan psikomotor yang dituangkan dalam angka-angka.
22
Ibid., h. 30-31.
23
3.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Dalam proses belajar ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi hasil
belajar yaitu: a. Faktor Internal Siswa Faktor internal adalah berasal dari dalam diri siswa sendiri yang meliputi dua aspek, yaitu: 1. Faktor fisiologi Faktor-faktor fisiologi ini masih dapat lagi dibedakan menjadi dua macam, yaitu: a) Keadaan tonus jasmani pada umumnya keadaan
tonus
jasmani
pada
umumnya
ini
dapat
dikatakan
melatarbelakangi aktivitas belajar, keadaan jasmani yang segar akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani yang kurang segar. Oleh karena itu nutrisi harus cukup karena kekurangan kadar makanan mengakibatkan kurangnya tonus jasmani, yang pengaruhnya dapat berupa kelesuan, lekas mengantuk, dan lekas lelah. Beberapa penyakit yang kronis sangat mengganggu belajar. begitu juga penyakit yang dianggap tidak cukup serius seperti batuk dan pilek dalam kenyataannya penyakit-penyakit semacam ini sangat mengganggu aktivitas belajar. b) Keadaan fungsi-fungsi fisiologis tertentu Pancaindera dapat dimisalkan pintu gerbang masuknya pengaruh ke dalam individu. dalam system dewasa ini diantara pancaindera yang paling memegang peranan dalam belajar adalah mata dan telinga, karena itu
24
adalah menjadi kewajiban bagi setiap pendidik untuk menjaga, agar pancaindera anak didiknya dapat berfungsi dengan baik.23 2. Faktor psikologi Belajar pada hakikatnya adalah proses psikologis. Oleh karena itu, semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar sesesorang. Itu berarti belajar bukanlah berdiri sendiri, terlepas dari faktor lain dari luar dan faktor dari dalam. Faktor psikologis sebagai faktor dari dalam tentu saja merupkan hal yang utama dalam menentukan intensitas belajar seorang anak. Meski faktor luar mendukung, tetapi faktor psikologis tidak mendukung, maka faktor luar itu akan kurang signifikan. Oleh karena itu, minat, kecerdasan, bakat, motivasi, dan kemampuan-kemampuan kognitif adalah faktor-faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses dan hasil belajar anak didik.24 b. Faktor Eksternal Siswa Faktor eksternal adalah berasal dari luar diri siswa sendiri yang meliputi dua aspek, yaitu: 1. Faktor lingkungan Lingkungan merupakan bagian dari kehidupan anak didik. Selama hidup anak didik tidak bisa menghindarkan diri dari dua lingkungan, yaitu: a. Lingkungan alami Pencemaran lingkungan hidup merupakan malapetaka bagi anak didik yang hidup di dalamnya. Keadaan suhu dan kelembaban udara berpengaruh terhadap belajar anak didik di sekolah. Kesejukan udara dan 23
Sumadi Suryabrata, 2010, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, h. 235-236. Syaiful Bahri Djamarah, 2008, Psikologi Belajar, Jakarta: Rineka Cipta, h. 190-191.
24
25
ketenangan suasana kelas diakui sebagai kondisi lingkungan kelas yang kondusif
untuk
terlaksananya
kegiatan
belajar
mengajar
yang
menyenangkan. b. Lingkungan sosial budaya Sebagai anggota masyarakat, anak didik tidak bisa melepaskan diri dari ikatan sosial. Begitu juga saat anak didik berada di sekolah, maka berada pada dalam sistem sosial sekolah yang mempunyai tata tertib yang harus ditaati. Lahirnya peraturan sekolah bertujuan untuk mengatur dan membentuk perilaku anak didik yang menunjang keberhasilan belajar di sekolah. Lingkungan sosial budaya di luar sekolah ternyata juga mendatangkan masalah tersendiri pada peserta didik. Melihat hal demikian lebih bijaksana bila pembangunan gedung sekolah di tempat yang jauh dari lingkungan, pabrik, pasar, dan arus lalu lintas.25 2. Faktor Instrumental a. Kurikulum Kurikulum dirumuskan sebagai sejumlah kegiatan yang mencakup berbagai rencana strategi belajar mengajar, pengaturan-pengaturan program agar dapat diterapkan dan hal-hal yang mencakup pada kegiatan yang bertujuan mencapai tujuan yang diinginkan.26 Jadi, kurikulum sebagai tolok ukur dalam pembelajaran sejak dari rencana hingga tujuan pembelajaran. Kurikulum mempengaruhi proses dan hasil balajar peserta didik. 25
Ibid., h. 177-180. Ramayulis dan Samsul Nizar, 2009, Filsafat Pendidikan Islam: Telaah Sistem Pendidikan dan Pemikiran para Tokohnya, Jakarta: Kalam Mulia, h. 194. 26
26
b. Program Program pendidikan disusun berdasarkan potensi sekolah yang tersedia, baik tenaga, finansial dan sarana dan prasarana. Bervariasi potensi yang tersedia melahirkan program pendidikan yang berlainan untuk setiap sekolah. Program pengajaran yang guru buat akan mempengaruhi kemana proses belajar itu berlangsung. Gaya belajar anak didik digiring ke suatu aktivitas belajar yang menunjang keberhasilan program pengajaran yang dibuat oleh guru.27 c. Sarana dan fasilitas Sarana mempunyai arti penting dalam pendidikan seperti gedung sekolah sebagai tempat strategi bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar di sekolah. Salah satu persyaratan untuk membuat suatu sekolah adalah pemilikan gedung sekolah yang di dalamnya ada ruang kelas, ruang kepala sekolah, ruang dewan guru, ruang perpustakaan, ruang BP, ruang tata usaha, auditorium dan halaman sekolah yang memadai. Semua bertujuan untuk
memberikan
kemudahan
pelayanan
anak
didik.
Fasilitas
kelengkapan sekolah juga tidak bias diabaikan. Lengkap tidaknya bukubuku diperpustakaan ikut menentukan kualitas sekolah.28 d. Guru Guru merupakan unsur manusiawi dalam pendidikan yang mutlak diperlukan. Kemampuan guru sangat dibutuhkan agar tercapai tujuan pembelajaran. Menjadi guru kreatif, professional dan menyenangkan 27
Syaiful Bahri Djamarah, Op. Cit., h. 182. Ibid., h. 183-184.
28
27
dituntut untuk memiliki kemampuan mengembangkan pendekatan dan memilih metode pembelajaran yang efektif. hal ini penting untuk menciptakan iklim pembelajaran yang kondusif dan menyenangkan. Terdapat lima pendekatan pembelajaran yang perlu dipahami guru, yaitu: 1) Pendekatan kompetensi Dalam proses pembelajaran, kompetensi menunjuk kepada perbuatan yang bersifat rasional dan memenuhi spesifikasi tertentu dalam dalam proses belajar. Pembelajaran dengan pendekatan kompetensi dapat dilakukan dengan langkah-langkah umum sebagai berikut: a) Tahab perencanaan Tahab perencanaan ini dituangkan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). b) Pelaksanaan pembelajaran Pelaksanaan pembelajaran merupakan langkah merealisasikan konsep
pembelajaran
dalam
bentuk
perbuatan.
Rangkaian
pelaksanaan pembelajaran dilakukan secara berkesinambungan, yang meliputi tahab persiapan, penyajian, aplikasi, dan penilaian. Tahab persiapan merupakan tahab guru mempersiapkan segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran, seperti ruang belajar, alat dan bahan, media, dan sumber belajar serta mengkondisikan lingkungan belajar sedemikian rupa sehingga perserta didik siap belajar. Tahab penyajian merupakan tahab guru menyajikan informasi dan menjelaskan materi. Tahab aplikasi ialah tahab
28
peserta didik diberi kesempatan melakukan sendiri kegiatan belajar yang ditugaskan. Tahab penilaian ialah tahab guru memeriksa hasil kerja siswa. c) Evaluasi dan penyempurnaan Evaluasi dan penyempurnaan perlu dilakukan sebagai suatu proses yang kontinu untuk memperbaiki pembelajaran dan membimbing pertumbuhan peserta didik. 2) Pendekatan keterampilan proses Pendekatan keterampilan proses merupakan pendekatan pembelajaran yang menekankan pada proses belajar, aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam memperoleh pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap, serta menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. 3) Pendekatan lingkungan Pendekatan lingkungan merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang berusaha untuk meningkatkan keterlibatan peserta didik melalui pedayagunaan lingkungan sebagai sumber belajar. 4) Pendekatan kontekstual Pendekatan kontekstual merupakan konsep pembelajaran yang menekankan pada keterkaitan antara materi pembelajaran dengan dunia kehidupan peserta didik secara nyata, sehingga para peserta didik mampu menghubungkan dan menerapkan kompetensi hasil belajar dalam kehidupan sehari-hari.
29
5) Pendekatan tematik Pendekatan tematik atau pendekatan terpadu merupakan suatu pendekatan pembelajaran merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menyatupadukan serangkaian pengalaman belajar, sehingga terjadi saling berhubungan satu dengan yang lainnya.29 4. Hubungan Strategi Pembelajaran Aktif Model Artikulasi dengan Hasil Belajar Keberhasilan belajar mengajar pada dasarnya merupakan perubahan positif selama dan sesudah proses belajar mengajar dilaksanakan. Keberhasilan ini antara lain dapat dilihat dari keterlibatan peserta didik secara aktif dala proses pembelajaran dan perubahan positif yang ditimbulkan sebagai akibat dari proses belajar mengajar tersebut. Keterlibatan peserta didik tersebut bukan hanya dilihat dari segi fisiknya, melainkan yang lebih penting adalah dari segi intelektual dan emosional selama berlangsungnya kegiatan belajar mengajar tersebut, dan peserta didik mengalami perubahan secara sadar setelah mengalami proses belajar mengajar tersebut.30 Indikator keberhasilan suatu proses belajar mengajar adalah sebagai berikut: a. Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kekompok. b. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus (TIK) telah dicapai oleh siswa, baik secara individual maupun kelompok.31
29
E. Mulyasa, Op. Cit., h. 95-104. Abuddin Nata, Op. Cit., h. 311. 31 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Op. Cit., h. 106. 30
30
Selain itu, keberhasilan belajar mengajar juga dapat dilihat dari dua segi, dari segi guru keberhasilan mengajar dapat dilihat dari ketepatan guru dan memilih bahan ajar, media dan alat pengajaran serta menggunakannya dalam kegiatan belajar dalam suasana yang menggairahkan, menyenangkan, dan menggembirakan, sehingga peserta didik dapat menikmati kegiatan belajar mengajar tersebut dengan memuaskan. Sedangkan dilihat dari segi murid, keberhasilan mengajar dapat dilihat dari timbulnya keinginan yang kuat pada diri setiap siswa untuk belajar mandiri yang mengarahkan pada terjadinya peningkatan baik pada segi kognitif, afektif, maupun psikomotorik.32 Jadi, keberhasilan pembelajaran tidak hanya dilihat dari peningkatan hasil belajar tetapi juga terlihat pada keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran.
Hal ini tidak terlepas dari peran guru dalam memilih
strategi pembelajaran. Beberapa ciri dari pembelajaran yang aktif adalah sebagai berikut: a. b. c. d. e. f. g. h. i. j.
Pembelajaran berpusat pada siswa Pembelajaran terkait dengan kehidupan nyata Pembelajaran mendorong anak untuk berpikir tingkat tinggi Pembelajaran melayani gaya belajar anak yang berbeda-beda Pembelajaran mendorong anak untuk berinteraksi multi arah Pembelajaran menggunakan lingkungan sebagai media atau sumber belajar Pembelajaran berpusat pada anak penataan lingkungan belajar memudahkan siswa untuk melakukan kegiatan belajar Guru memantau proses belajar siswa Guru memberikan umpan balik terhadap hasil kerja siswa.33
32
Abuddin Nata, Op. Cit., h. 311-312. Hamzah B. Uno dan Nurdin Mohamad, Op.Cit., h. 76.
33
31
Pembelajaran aktif model artikulasi juga mempunyai ciri
yang
dikemukakan di atas. Pembelajaran dengan model artikulasi membuat peserta didik aktif, menuntut pemahaman, menguasai materi dan mandiri. Dengan demikian peserta didik dapat belajar dengan lebih aktif dan menyenangkan selain itu peserta didik dapat mengoptimalkan kompetensi dari ketiga aspek tujuan pembelajaran yaitu, kognitif, afektif dan psikomotor yang akhirnya keberhasilan pembelajaran bisa lebih maksimal yang akan mengarah pada peningkatan hasil belajar. B. Penelitian yang Relevan Penulis melakukan penelusuran karya ilmiah pada perpustakaan terdapat penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan penulis lakukan yaitu: 1. Mustain, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas
Islam
Riau
pada
tahun
2010
mengadakan
penelitiandengan judul “Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Melalui Model Pembelajaran Artikulasi Pada Siswa Kelas X Madrasah Aliyah (MA) Raudhatul Mubtadiin Kundur Kecamatan Tebing Tinggi Barat Kabupaten Kepulauan Meranti”.
Data dianalisis secara deskriptif. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan dengan ratarata daya serap siswa pada siklus I adalah 70,2 (cukup) dan pada siklus II adalah 85 (baik), ketuntasan klasikal pada ulangan harian siklus I mencapai 76% (belum tuntas) dan pada siklus II adalah 88% (tuntas). Rata-rata aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada siklus I adalah 63,5% (cukup) dan pada siklus II adalah 86,5% (amat baik).
32
Penelitian Mustain tersebut di suatu sisi ada kesamaan dan di sisi lain ada perbedaan dengan peneliti. Kesamaannya adalah variabel x meneliti model pembelajaran artikulasi dan variabel y meneliti hasil belajar siswa. Perbedaannya pada analisis data, Mustain memakai deskriptif sedangkan peneliti menggunakan eksperimen, Mustain meneliti pada mata pelajaran ekonomi sedangkan penulis pada pelajaran pendidikan agama Islam, dan tempat penelitian Mustain di Madrasah Aliyah Raudhatul Mubtadiin kundur kecamatan tebing tinggi barat kabupaten meranti sedangkan peneliti di sekolah menengah atas negeri 1 Bungaraya kecamatan Bungaraya kabupaten Siak. 2. Ernaneli Jurusan Pendidikan Agama Islam Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim pada tahun 2011 mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Metode Artikulasi Untuk meningkatkan Aktivitas Belajar Pendidikan Agama Islam Peserta Didik Kelas IV Sekolah Dasar Negeri 030 Sibuak Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar”. Data di analisis dengan deskriptif hasil penelitian menunjukkan peningkatan aktivitas siswa, persentase sebelum penerapan rata-rata 46%, setelah diterapkan ratarata persentase meningkat menjadi 61% pada siklus pertama, pada siklus kedua meningkat menjadi rata-rata 80%. Pada penelitian Ernaneli tersebut di suatu sisi ada kesamaan dan di sisi lain ada perbedaan dengan peneliti. Kesamaannya adalah variabel x meneliti metode artikulasi. Perbedaannya variabel y meneliti tentang aktivitas siswa sedangkan peneliti meneliti hasil belajar siswa, pada analisis data Ernaneli memakai deskriptif sedangkan
33
peneliti menggunakan eksperimen dan tempat penelitian Arnaneli di Sekolah Dasar Negeri 030 Sibuak Kecamatan Tapung Kabupaten Kampar sedangkan peneliti di sekolah menengah atas negeri 1 Bungaraya kecamatan Bungaraya kabupaten Siak. C. Konsep Operasional Penelitian ini terdiri dari dua variabel yaitu: 1.
Cara belajar siswa aktif Untuk mengukur keaktifan siswa dalam proses pembelajaran Pendidikan
Agama Islam terdiri beberapa indikator antara lain: a. Cara belajar siswa dengan strategi pembelajaran aktif model artikulasi 1) Siswa menyimak penjelasan dari guru 2) Siswa membuat kelompok diskusi berjumlah dua orang dan siswa mewawancarai teman sekelompoknya secara bergantian 3) Siswa yang diwawancarai menjawab pertanyaan temannya 4) Siswa yang mewawancarai mencatat jawaban dari temannya 5) Siswa berani mempresentasikan hasil wawancaranya ke depan kelas 6) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. 7) Siswa aktif mengajukan pertanyaan kepada guru tentang materi yang belum dipahami. 8) Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru atau temannya 9) Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
34
b. Cara belajar siswa dengan metode konvensional 1) Siswa menyimak penjelasan dari guru 2) Siswa mencatat penjelasan materi dari guru 3) Siswa aktif mengajukan pertanyaan kepada guru tentang materi yang belum dipahami. 4) Siswa dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru atau temannya 5) Siswa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru 6) Siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Keaktifan peserta didik juga didukung oleh guru yang aktif dan profesional, untuk mengukur hal tersebut terdiri beberapa indikator: a. Keaktifan guru menggunakan strategi aktif model artikulasi 1) Memperhatikan sikap dan tempat duduk siswa 2) Mengenalkan pokok pelajaran dengan menghubungkan pengetahuan yang sudah diketahui siswa 3) Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan menginformasikan strategi yang akan digunakan 4) Memberikan keterangan dan penjelasan tentang materi pokok pelajaran 5) Membimbing dan mengawasi siswa membuat kelompok diskusi dan melakukan wawancara 6) Memanggil siswa secara acak untuk mempresentasikan hasil wawancara di depan kelas 7) Memberikan tugas pada siswa
35
8) Guru melakukan melakukan tanya jawab kepada siswa tentang materi yang dipelajari. 9) Membimbing siswa menyimpulkan pelajaran dengan tepat dan memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran serta mengaplikasikan materi dalam kehidupan sehari-hari. b. Keaktifan guru menggunakan metode konvensional 1) Memperhatikan sikap dan tempat duduk siswa 2) Mengenalkan pokok pelajaran dengan menghubungkan pengetahuan yang sudah diketahui siswa 3) Menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan menginformasikan strategi yang akan digunakan 4) Memberikan keterangan dan penjelasan tentang materi pokok pelajaran 5) Guru memberikan kesempatan siswa untuk bertanya 6) Guru memberikan pertanyaan kepada siswa 7) Guru memperhatikan dan merespon dengan sungguh-sungguh respon dari siswa yang berupa pertanyaan, jawaban, dan pendapat dari siswa 8) Memberikan tugas pada siswa 9) Membimbing siswa menyimpulkan pelajaran dengan tepat dan memotivasi siswa untuk lebih aktif dalam pembelajaran serta mengaplikasikan materi dalam kehidupan sehari-hari. 2.
Hasil belajar siswa Hasil belajar siswa dapat diketahui dengan menggunakan soal pre test dan
post test.
36
D. Hipotesis Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Ha: terdapat pengaruh yang signifikan dari strategi aktif model artikulasi terhadap hasil belajar pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di sekolah menengah atas negeri 1 Bungaraya kecamatan bungaraya kabupaten siak. H0: tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari strategi aktif model artikulasi terhadap hasil belajar pada mata pelajaran pendidikan agama islam di sekolah menengah atas negeri 1 Bungaraya kecamatan bungaraya kabupaten siak.
37 BAB III METODE PENELITIAN
Penelitian ini adalah penelitian eksperimen menggunakan suatu percobaan yang dirancang secara khusus guna membangkitkan data yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Percobaan disini adalah penelitian yang membandingkan dua kelompok sasaran penelitian. Satu kelompok diberi perlakuan khusus tertentu dan satu kelompok lagi dikendalikan pada suatu keadaan yang pengaruhnya dijadikan pembanding.1 Kelas eksperimen akan mendapat perlakuan strategi pembelajaran aktif model artikulasi sedangkan pada kelas kontrol tidak mendapat perlakuan strategi aktif model artikulasi. Bentuk eksperimen ini adalah quasi experimental design, desain ini mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan eksperimen.2 Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian quasi eksperiment ini adalah t-test.3
Kelas Eksperimen Control
Tabel III. 1 Rancangan Penelitian Pretes Perlakuan Post tes T1 T1
X -
T2 T2
Keterangan: X : Perlakuan dengan strategi aktif model artikulasi T1 1
:
Pre test di kelas eksperimen dan kelas kontrol.
S. Margono, 2009, Metodologi Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, h. 110. Sugiyono, 2007, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta, h. 114. 3 Suharsimi Arikunto, 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta, h. 349. 2
38 T2
:
Post test di kelas eksperimen dan kelas kontrol4.
A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada tanggal 21 Januari 2013 - 2 Maret 2013 di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak. B. Subyek dan Obyek Penelitian Subyek penelitian ini adalah siswa di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak. Sedangkan obyeknya adalah pengaruh strategi pembelajaran aktif model artikulasi terhadap hasil belajar pendidikan agama Islam. C. Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya Kecamatan Bungaraya Kabupaten Siak yang berjumlah 197 siswa yang terbagi dalam enam kelas yaitu XI IPA1, XI IPA2, XI IPS1, XI IPS2, XI IPS3, XI IPS4 . Dalam pengambilan sampel peneliti menggunakan rumus dari Taro Yamane sebagai berikut: n = N___ N. d2+1 Diketahui:
n= jumlah sampel N= jumlah populasi d2= Presisi yang ditetapkan5
4
M. Nazir, 2003, Metode Penelitian, Jakarta: Ghalia Indonesia, h. 233. Riduwan, 2012, Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula, Bandung: Alfabeta, h. 65. 5
39 Jumlah presisi yang peneliti tetapkan sebesar 14%, berdasarkan rumus tersebut diperoleh jumlah sampel (n) adalah sebagai berikut: n = N_ = 197_____ = 39,87 = 40 siswa N. d2+1 197. 0,142+1 Jadi, jumlah sampel yang akan diteliti sebanyak 40 siswa yang diambil dari 2 kelas. Pengambilan sampel menggunakan teknik sampling pertimbangan (purposive sampling) didasarkan pada pertimbangan jurusan, agama dan hasil belajar siswa di kelas itu tergolong homogen. D. Teknik Pengumpulan Data 1. Observasi Teknik observasi dilakukan untuk mengamati aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran untuk setiap kali pertemuan dengan mengisi lembar pengamatan yang sudah disediakan. Lembar pengamatan diisi sesuai dengan tuntutan rencana pelaksanaan pembelajaran yang tersedia pada lembar pengamatan. 2. Dokumentasi Dalam penelitian ini motede dekumentasi digunakan untuk memperoleh data tentang sejarah sekolah, kurikulum, visi dan misi, keadaan guru dan siswa, serta saranan dan prasarana yang ada di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya . 3. Tes Tes digunakan untuk memperoleh data hasil belajar siswa. Tes yang dilakukan berbentuk pre test dan post test. Pre test ini dilaksanakan dengan
40 tujuan untuk mengetahui sejauh manakah materi atau bahan pelajaran yang akan diajarkan telah dikuasi oleh peserta didik, sedang post test dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui apakah semua materi pelajaran sudah dikuasi peserta didik. Naskah post test dibuat sama dengan naskah pre test.6 E. Teknik Analisis Data 1. Analisis soal Untuk memperoleh tes yang baik maka diadakan uji coba tes terhadap siswa. Uji coba tes yang akan dilakukan antara lain: a. Validitas Tes Dalam penelitian ini validitas tes yang digunakan adalah content validity jika isi sesuai dengan isi kurikulum yang diajarkan.7 Hal ini bertujuan agar tes tersebut dapat mencerminkan indikator pembelajaran pada masing-masing materi pembelajaran. b. Reliabilitas Tes Dalam penelitian ini, teknik uji reliabilitas soal menggunakan Anates, yaitu suatu program komputer yang dikembangkan oleh
Karno To dan Yudi
Wibisono, untuk menganalisis soal yang akan digunakan sebagai instrumen dalam penelitian. Kriteria reliabilitas tes : 0,50 < r11 ≤ 1,00 0,40 ≤ r11 ≤ 0,50 0,30 ≤ r11 ≤ 0,40 0,20 < r11 ≤ 0,30 r11 ≤ 0,20 6
: : : : :
Sangat tinggi Tinggi Sedang Rendah Sangat rendah
Anas Sudijono, 2011, Pengantar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Rajawali Pers, h. 69-70. Ngalim Purwanto, 1998, Prinsip-prinsip dan Tekhnik Evaluasi Pengajaran, Bandung: Rosda Karya, h. 179. 7
41 c. Tingkat Kesukaran Soal Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sulit. Untuk mengetahui tingkat kesukaran suatu soal peneliti juga menggunakan anates, yang digunakan untuk menganalisis butir soal yang akan digunakan sebagai instrument dalam penelitian ini. Indeks kesukaran soal diklasifikasikan sebagai berikut : IK = 0.00 0,00 < IK ≤ 0,30 0,30 < IK ≤ 0,70 0,70 < IK ≤ 1,00 IK =1,00
: : : : :
terlalu sukar sukar sedang mudah terlalu mudah8
d. Daya Pembeda Daya pembeda adalah kemampuan suatu butir item tes hasil belajar untuk dapat membedakan antara peserta didik yang berkemampuan tinggi dengan peserta didik yang kemampuannya rendah sehingga sebagian besar peserta didik yang berkemampuan tinggi untuk menjawab soal tersebut lebih banyak yang menjawab betul, sementara peserta didik yang kemampuannya rendah untuk menjawab butir soal tersebut sebagian besar tidak dapat menjawab soal dengan betul.9 Dalam menghitung daya beda peneliti juga memakai anates. Kriteria yang digunakan : DB = < 0 DB = 0,00 – 0,20 DB = 0,20 – 0,40 DB = 0,40 – 0,70 DB = 0,70 – 1,00
8
: : : : :
daya beda soal sangat jelek daya beda soal jelek daya beda soal cukup daya beda soal baik daya beda soal sangat baik10
Suharsimi Arikunto, 2008, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara, h.
210 9
Anas Sudijono, Op. Cit., h. 386. Suharsimi Arikunto, 2008, Op. Cit., h. 211
10
42 2. Analisis Data Awal Uji homogenitas yang peneliti lakukan adalah dari hasil tes awal. Uji homogenitas ini peneliti lakukan untuk melihat homogenitas hasil belajar sampel dan memperoleh kelas eksperimen dan kelas control, dengan rumus: F
Varian terbesar Varian terkecil
F = Lambang statistik untuk menguji varians11 Bila perhitungan varians diperoleh
, maka sampel dikatakan
mempunyai varians yang sama atau homogen. Varian yang terbesar dijadikan kelas eksperimen dan yang varian terkecil dijadikan kelas kontrol. 3. Analisis Data Akhir a. Uji Normalitas Sebelum menganalisis data dengan tes”t” maka data dari tes harus diuji normalitasnya data dikatakan normal apabila
menggunakan chi kuadrat
dengan rumus: X2 =
Keterangan :
Frekuensi yang diperoleh atau diamati Frekuensi yang diharapkan. 12
11
Riduwan, Op.cit. h. 120 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Kuantitatif Kualitatif dan R & D,Bandung: Alfabeta, 2010, h. 241 12
43 b. Uji Homogenitas Uji homogenitas yang peneliti lakukan adalah dari pre test dan post test. Uji homogenitas ini peneliti lakukan untuk melihat homogenitas hasil belajar dengan rumus: F
Varian terbesar Varian terkecil
F = Lambang statistik untuk menguji varians Bila perhitungan varians diperoleh
, maka sampel dikatakan
mempunyai varians yang sama atau homogen. Apabila data tersebut homogen dan normal dapat dianalisis dengan menggunakan rumus
t-test satu pihak (1-α),
dengan rumus:
X 1 = Rata-rata selisih nilai pre test dengan nilai post test kelas
eksperimen X2
= Rata-rata selisih nilai pre test dengan nilia post test kelas control
sg
= nilai deviasi standar gabungan13
Dengan kriteria pengujian : hipotesis diterima apabila thitung > ttabel dengan derajat nilai α = 0,01. thitung > ttabel berarti Ho ditolak thitung < ttabel berarti Ho diterima
13
Subana. dkk, 2000, Statistik Pendidikan, Bandung: Pustaka Setia, h. 171.
44 Untuk mengetahui derajat peningkatan kemampuan hasil belajar Pendidikan Agama Islam siswa dilakukan dengan menghitung koefisien determinasi (
) menggunakan rumus: t=
sehingga rumus menjadi
Sedangkan untuk besarnya koefisien pengaruh (Kp) didapat dengan rumus: Kp = Keterangan:
Kp = Koefisien pengaruh 14
14
Nana Sudjana dan Ibrahim, 2001, Penelitian dan Penilaian Pendidikan, Bandung: Sinar Baru Algensindo, h. 149.
45
BAB IV PENYAJIAN HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian 1. Sejarah Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya didirikan pada tahun 2001 mulai beroperasi dalam proses pembelajaran pada tahun 2002. Sekolah ini didirikan oleh bapak camat Bungaraya yaitu Fadli W yang dibantu oleh Abd Aziz, Busyari, Sakun, Alm. Miston dan juga staf Sekolah Menengah Pertama 1 Bungaraya. Awal sekolah ini berdiri gedungnya satu atap dengan Sekolah Menengah Pertama 1 Bungaraya, kepala Sekolah pertama bapak Drs. Dasril selama 7 tahun, kepala sekolah kedua Bapak Efendi, S.Pd menjabat sejak tahun 2007 hingga 2008 dan gedung sekolahnya berpindah ke jalan Sultan Syarif Qasim. Kepala sekolah ketiga Bapak Drs. Dasril dari tahun 2008 hingga 2009 dan yang keempat Bapak Busyari, S.Pd dari tahun 2009 hingga sekarang. 2. Tenaga Edukatif Tenaga edukatif di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya: Tabel IV.1 Keadaan Guru Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya Bidang Studi yang No Nama Jabatan diajarkan 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Busyari,S.Pd Ferawati,S.Pd Rusmarianty,S.Pd Iskandar,S.Pd Emin,S.Pd Halbonesri,S.Pd Lenny Damayanti,S.Pd Murdaleni,S.Si Rustinawati,S.Pd
Kepsek Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru Guru
Ekonomi Fisika MTK Kimia Fisika Geografi Biologi Kimia MTK
46
10 Sarniti,S.Pd Guru B.Indo 11 Roslaini,S.Ag Guru PAI 12 Wahyuni,SP Guru Pertanian 13 Thahariyah,S.Ag Guru PAI 14 Suarno,S.Pd Guru Sejarah 15 Betty Rohayati,SE Guru Ekonomi 16 Nurjanah,S.Pd.I Guru Pend. B. Arab 17 Diki Salman Alqo,S.Pd Guru B.Inggris 18 Reni Agustine Makoga,S.Sos Guru Sosiologi 19 Ridwan Junaidi,S.Pd Guru Penjas 20 Zurmarida,S.Pd Guru Ekonomi 21 Nova Rianti,S.Pd Guru PPKN 22 Nur Afna, S.Sos Guru Sosiologi 23 Dwi Cokro Pranolo,S.Pd Guru Bahasa Inggris 24 Henky Andri, S.Pd Guru Geografi 25 Fajar Marta, S.Pd Guru B. Indonesia 26 Meri Eniza,S.Pd Guru Kesenian 27 Sudirmo,S.Pd Guru TIK 28 Haryanti,SE Guru Ekonomi 29 Dessi Dwivanita,S.Pd Guru B.Inggris 30 Rini Anggraini,A.Md Guru TIK 31 Indra Wahyudi,S.Pd.I Guru PAI 32 Marse,S.Sos Guru Sosiologi 33 Wirdawati,S.PdI Guru PAI 34 Hj.Rusnani,S.Pi Guru Biologi 35 Etti yusnimar,SP Guru Biologi 36 Rini Kurnia,ST Guru MTK 37 Kuswandi Guru TIK 38 Muhammad Yasin,S.Pd Guru Penjas 39 Vivi Sumanti.S.Pd Guru BK 40 Burhanudin,SS Guru Sastra Arab 41 Mulyono,S.Pd Guru B. Indo 42 Siti Zulaikah,S.Kom Guru TIK 43 Nono Sumarno TU 44 Lasini TU 45 Fitra puspita M.S Petugas Pustaka 46 Ahmad Dardiri,SE TU 47 Siti Maryani TU 48 Sutarman Penjaga Sekolah 49 Mirawati TU 50 Azuan TU 51 Gimer Penjaga Sekolah Sumber: Tata Usaha Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya
47
3. Keadaan Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya Tabel IV.2 Keadaan Siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya Keadaan Tahun Kelas X Kelas XI Kelas Jumlah Siswa Pelajaran (orang) (orang) XII Total Siswa (orang) (orang) Jumlah 2007/2008 176 151 114 447 Siswa 2008/2009 129 132 171 441 2009/2010 182 124 131 437 2010/2011 195 172 123 490 2011/2012 208 172 162 542 2012/2013 206 197 169 572 Sumber: Tata Usaha Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya 4. Fasilitas (Sarana dan Prasarana) Pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya Tabel IV.3 Fasilitas (Sarana dan Prasarana) Pendidikan Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya Kondisi No Jenis Ruangan Jumlah Luas (M2) Baik Rusak 1 Kelas/Teori 16 1.098 V 2 Laboratorium IPA a. Lab. Fisika 1 144 V b. Lab. Biologi 1 144 V c. Lab. Kimia 1 144 V 3 Laboratorium Bahasa 4 Laboratorium Komputer 5 Perpustakaan 1 120 V 6 Keterampilan 7 Kesenian 8 Olah Raga 9 OSIS 10 Ruang Ibadah 1 144 V 11 Gedung Serbaguna 1 660 V Ruang UKS + BK Sumber: Tata Usaha Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya
48
5. Visi dan Misi a. Visi Unggul dalam prestasi berdasarkan imtaq dan membudayakan lingkungan bersih. b. Misi 1) Unggul dalam pelaksanaan imtaq dalam bidang agama. 2) Terpercaya dalam kegiatan seni dan budaya 3) Unggul dalam melaksanakan pembelajaran dan prestasi belajar 4) Terciptanya kebersamaan kepala sekolah, guru, tata usaha, penjaga sekolah, siswa dalam melestarikan budaya berpakaian melayu 5) Meningkatkan nilai unas/ uas khususnya siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya 6) Memberi semangat kepada siswa untuk lebih aktif berkesempatan melanjutkan di perguruan tinggi. 6. Kurikulum Kurikulum yang dipakai di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. B. Penyajian Data Sebagaimana telah dikemukakan pada Bab I bahwa penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan strategi pembelajaran aktif model artikulasi terhadap hasil belajar siswa. Data yang dianalisis adalah hasil belajar siswa kelas XI Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya selama 6 kali
49
pertemuan serta membandingkan hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. 1. Tahap Persiapan Pada tahap ini peneliti mempersiapkan semua keperluan dalam penelitian, yaitu merencanakan waktu penelitian dengan pihak sekolah dan guru Pendidikan Agama Islam di sekolah tersebut, menentukan kelas yang akan diteliti yaitu kelas XI IPS 1 dan kelas XI IPS 2 setelah diadakan tes uji homogenitas, kemudian menentukan materi pembelajaran. Selain itu peneliti menyiapkan silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), membuat soal pre test-post test dan soal Lembar Kerja Siswa (LKS) untuk setiap pertemuan. 2. Tahab Pelaksanaan a. Penyajian Kelas Eksperimen 1) Pertemuan pertama Pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 2 Februari 2013 kegiatan yang dilakukan adalah memberikan soal pre test kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan pembelajaran. 2) Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 4 Februari 2013 materi yang dipelajari adalah pengertian iman kepada Kitab-kitab Allah dan sikap perilaku beriman kepada Kitab-kitab Allah. Kegiatan awal yang dilakukan adalah mengabsen kehadiran peserta didik, selanjutnya melakukan tanya jawab tentang pelajaran yang akan disampaikan, menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan menginformasikan strategi yang akan digunakan.
50
Kegiatan
inti
peneliti
menjelaskan
materi
pelajaran
selanjutnya
membimbing siswa membuat kelompok diskusi berjumlah dua anggota, dan mengarahkan agar siswa mengadakan wawancara dengan teman sekelompoknya dan mencatat jawaban dari temannya. Selanjutnya menunjuk sebagian siswa agar mempresentasikan hasil wawancaranya ke depan kelas. Sesudah selesai presentasi siswa diberi soal LKS. Selanjutnya melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Kegiatan akhir peneliti memberikan penghargaan moril terhadap peserta didik yang telah berperan aktif dalam pembelajaran dan memotivasi agar ditingkatkan lagi. Peneliti membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran. 3) Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga dilakukan pada tanggal 9 Februari 2013 materi yang dipelajari adalah hikmah beriman kepada Kitab-kitab Allah. Kegiatan awal yang dilakukan adalah mengabsen kehadiran peserta didik selanjutnya melakukan tanya jawab tentang pelajaran yang akan disampaikan, menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan menginformasikan strategi yang akan digunakan. Kegiatan
inti
peneliti
menjelaskan
materi
pelajaran
selanjutnya
membimbing siswa membuat kelompok diskusi berjumlah dua anggota, dan mengarahkan agar siswa mengadakan wawancara dengan teman sekelompoknya dan mencatat jawaban dari temannya. Selanjutnya menunjuk sebagian siswa agar mempresentasikan hasil wawancaranya ke depan kelas. Sesudah selesai presentasi
51
siswa diberi soal LKS. Selanjutnya melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Kegiatan akhir peneliti memberikan penghargaan moril terhadap peserta didik yang telah berperan aktif dalam pembelajaran dan memotivasi agar ditingkatkan lagi. Peneliti membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran. 4) Pertemuan keempat Pertemuan keempat dilakukan pada tanggal 23 Februari 2013 materi yang dipelajari adalah pengertian dosa besar dan contoh-contoh perbuatan dosa besar. Kegiatan awal yang dilakukan adalah mengabsen kehadiran peserta didik, selanjutnya melakukan tanya jawab tentang pelajaran yang akan disampaikan, menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan menginformasikan strategi yang akan digunakan. Kegiatan
inti
peneliti
menjelaskan
materi
pelajaran
selanjutnya
membimbing siswa membuat kelompok diskusi berjumlah dua anggota, dan mengarahkan agar siswa mengadakan wawancara dengan teman sekelompoknya dan mencatat jawaban dari temannya. Selanjutnya menunjuk sebagian siswa agar mempresentasikan hasil wawancaranya ke depan kelas. Sesudah selesai presentasi siswa diberi soal LKS. Selanjutnya melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Kegiatan akhir peneliti memberikan penghargaan moril terhadap peserta didik yang telah berperan aktif dalam pembelajaran dan memotivasi agar
52
ditingkatkan lagi. Peneliti membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran. 5) Pertemuan kelima Pertemuan kelima dilakukan pada tanggal 25 Februari 2013 materi yang dipelajari adalah mampu menghindari perbuatan dosa besar. Kegiatan awal yang dilakukan adalah mengabsen kehadiran peserta didik selanjutnya melakukan tanya jawab tentang pelajaran yang akan disampaikan, menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan menginformasikan strategi yang akan digunakan. Kegiatan
inti
peneliti
menjelaskan
materi
pelajaran
selanjutnya
membimbing siswa membuat kelompok diskusi berjumlah dua anggota, dan mengarahkan agar siswa mengadakan wawancara dengan teman sekelompoknya dan mencatat jawaban dari temannya. Selanjutnya menunjuk sebagian siswa agar mempresentasikan hasil wawancaranya ke depan kelas. Sesudah selesai presentasi siswa diberi soal LKS. Selanjutnya melakukan tanya jawab tentang materi yang belum dipahami oleh siswa. Kegiatan akhir peneliti memberikan penghargaan moril terhadap peserta didik yang telah berperan aktif dalam pembelajaran dan memotivasi agar ditingkatkan lagi. Peneliti membimbing siswa untuk menyimpulkan materi pelajaran. 6) Pertemuan keenam Pertemuan keenam dilakukan pada tanggal 2 Maret 2013 kegiatan yang dilakukan adalah memberikan soal post test kepada siswa untuk mengetahui haslbelajar siswa setelah diberi perlakuan strategi aktif model artikulasi.
53
b. Penyajian Kelas Kontrol 1) Pertemuan Pertama Pertemuan pertama dilakukan pada tanggal 31 Januari 2013 kegiatan yang dilakukan adalah memberikan soal pre test kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum dilakukan pembelajaran. 2) Pertemuan kedua Pertemuan kedua dilakukan pada tanggal 6 Februari 2013 materi yang dipelajari adalah pengertian iman kepada Kitab-kitab Allah dan sikap perilaku beriman kepada Kitab-kitab Allah. Kegiatan awal yang dilakukan peneliti adalah mengabsen kehadiran peserta didik selanjutnya melakukan tanya jawab tentang pelajaran yang akan disampaikan, setelah itu menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan menginformasikan strategi yang akan digunakan. Kegiatan inti peneliti menjelaskan materi pelajaran dan melakukan tanya jawab dengan siswa. Setelah itu memberikan soal LKS. Selanjutnya untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan peneliti melakukan tanya jawab. Kegiatan akhir peneliti memberikan penghargaan moril terhadap peserta didik yang telah berperan aktif dalam pembelajaran dan memotivasi
agar
ditingkatkan lagi. Peneliti
membimbing siswa
untuk
menyimpulkan materi pelajaran. 3) Pertemuan ketiga Pertemuan ketiga dilakukan pada tanggal 7 Februari 2013 materi yang dipelajari adalah hikmah beriman kepada Kitab-kitab Allah. Kegiatan awal yang dilakukan peneliti adalah mengabsen kehadiran peserta didik selanjutnya
54
melakukan tanya jawab tentang pelajaran yang akan disampaikan, setelah itu menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan menginformasikan strategi yang akan digunakan. Kegiatan inti peneliti menjelaskan materi pelajaran dan melakukan tanya jawab dengan siswa. Setelah itu memberikan soal LKS. Selanjutnya untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan peneliti melakukan tanya jawab. Kegiatan akhir peneliti memberikan penghargaan moril terhadap peserta didik yang telah berperan aktif dalam pembelajaran dan memotivasi
agar
ditingkatkan lagi. Peneliti
membimbing siswa
untuk
menyimpulkan materi pelajaran. 4) Pertemuan keempat Pertemuan keempat dilakukan pada tanggal 21 Februari 2013 materi yang dipelajari adalah pengertian dosa besar dan contoh-contoh perbuatan dosa besar. Kegiatan awal yang dilakukan peneliti adalah mengabsen kehadiran peserta didik selanjutnya melakukan tanya jawab tentang pelajaran yang akan disampaikan, setelah itu menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan menginformasikan strategi yang akan digunakan. Kegiatan inti peneliti menjelaskan materi pelajaran dan melakukan tanya jawab dengan siswa. Setelah itu memberikan soal LKS. Selanjutnya untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan peneliti melakukan tanya jawab. Kegiatan akhir peneliti memberikan penghargaan moril terhadap peserta didik yang telah berperan aktif dalam pembelajaran dan
55
memotivasi
agar
ditingkatkan lagi. Peneliti
membimbing siswa
untuk
menyimpulkan materi pelajaran. 5) Pertemuan kelima Pertemuan kelima dilakukan pada tanggal 27 Februari 2013 materi yang dipelajari adalah mampu menghindari perbuatan dosa besar. Kegiatan awal yang dilakukan peneliti adalah mengabsen kehadiran peserta didik selanjutnya melakukan tanya jawab tentang pelajaran yang akan disampaikan, setelah itu menjelaskan kompetensi yang akan dicapai dan menginformasikan strategi yang akan digunakan. Kegiatan inti peneliti menjelaskan materi pelajaran dan melakukan tanya jawab dengan siswa. Setelah itu memberikan soal LKS. Selanjutnya untuk mengetahui pemahaman siswa tentang materi yang telah disampaikan peneliti melakukan tanya jawab. Kegiatan akhir peneliti memberikan penghargaan moril terhadap peserta didik yang telah berperan aktif dalam pembelajaran dan memotivasi
agar
ditingkatkan lagi. Peneliti
membimbing siswa
untuk
menyimpulkan materi pelajaran. 6) Pertemuan keenam Pertemuan keenam dilakukan pada tanggal 28 Februari 2013 kegiatan yang dilakukan adalah memberikan soal pre test kepada siswa untuk mengetahui kemampuan awal siswa sebelum diberikan materi.
56
C. Analisis Data 1. Hasil Analisis a. Data Uji Instrumen Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa tes akhir dari perlakuan menggunakan strategi pembelajaran aktif model artikulasi yang berbentuk tes objektif. Sebelum digunakan sebagai alat evaluasi hasil belajar siswa dalam penelitian, instrumen penelitian ini diuji coba terlebih dahulu. Uji coba soal di lakukan di kelas XII IPA2 dengan jumlah siswa sebanyak 20 siswa. Hasil uji coba soal kemudian dianalisis untuk mengetahui validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, dan daya pembeda soal. 1) Validitas Butir Soal Hasil analisis yang telah dilakukan diperoleh 30 soal yang valid (semua soal valid) karena soal tersebut sesuai dengan indikator pada
penelitian ini
terangkum pada tabel berikut: Tabel IV. 4. Analisis validitas butir soal No Indikator Butir Soal ke 1 2 3 4 5 6 7 8 9 1 1 1 1 0 1 2 3 1. Menjelaskan pengertian beriman kepada Kitab-kitab Allah 2. Menunjukkan perilaku beriman kepada Kitab-kitab Allah 3. Menjelaskan hikmah beriman kepada Kitab-kitab Allah 4. Menerapkan hikmah beriman kepada Kitab-kitab Allah
1 1 4 5
57
No
Indikator
Butir Soal ke 1 1 1 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 6 7 8 9 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0
1.
Menjelaskan pengertian dosa
2.
Menjelaskan pengertian dosa besar
3.
Menyebutkan ciri-ciri yang termasuk perbuatan dosa besar Menyebutkan beberapa contoh perbuatan dosa besar Menjelaskan cara-cara menghindari perbuatan dosa besar Menghindarkan diri dari perbuatan dosa besar dalam kehidupan seharihari
4. 5. 6.
2) Reliabilitas Soal Berdasarkan hasil analisis reliabilitas soal yang telah dilakukan dengan menggunakan program komputer yaitu anates diperoleh: Rata-rata = 17.10 Simpang baku = 7.11 Korelasi XY = 0.82 Reliabilitas Tes = 0.90 Tabel IV.5 Analisis Reliabilitas Soal No Urut Kode Siswa Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1. A 3 5 8 2. B 10 12 22 3. C 11 13 24 4. D 8 6 14 5. E 6 7 13 6. F 10 12 22 7. G 4 4 8 8. H 11 11 22 9. I 10 10 20 10. J 9 10 19 11. K 7 4 11 12. L 3 8 11 13. M 13 13 26 14. N 12 11 23 15. O 5 5 10 16. P 3 8 11 17. Q 12 12 24
58
18. 19. 20.
R S T
5 13 5
2 12 2
7 25 10
3) Tingkat Kesukaran Soal Hasil analisis tingkat kesukaran soal menggunakan anates sebagai berikut:
No. Soal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30.
Tabel IV.6 Analisis Tingkat Kesukaran Soal Jumlah Betul Tingkat Kesukaran (%) Tafsiran 11 10 12 17 16 12 8 10 9 11 12 10 8 9 13 7 13 17 13 17 10 10 14 12 15 9 10 9 6 12
55.00 50.00 60.00 85.00 80.00 60.00 40.00 50.00 45.00 55.00 60.00 50.00 40.00 45.00 65.00 35.00 65.00 85.00 65.00 85.00 50.00 50.00 70.00 60.00 75.00 45.00 50.00 45.00 30.00 60.00
Sedang Sedang Sedang Mudah Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sedang Mudah Sedang Sedang Sedang Sukar Sedang
59
4) Daya Pembeda Soal Hasil analisis daya pembeda soal menggunakan anates sebagai berikut:
No. Soal 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30
Kel. Atas 3 3 5 5 5 5 2 4 4 4 5 4 2 5 3 3 5 5 5 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5
Tabel IV. 7 Analisis Daya Pembeda Soal Kel. Bawah Beda Indeks DP (%) 2 1 3 3 3 2 0 0 1 2 1 2 1 1 2 1 1 3 1 4 1 1 2 1 3 1 0 0 0 0
1 2 2 2 2 3 2 4 3 2 4 2 1 4 1 2 4 2 4 1 3 4 3 4 2 3 4 4 4 5
20.00 40.00 40.00 40.00 40.00 60.00 40.00 80.00 60.00 40.00 80.00 40.00 20.00 40.00 20.00 40.00 80.00 40.00 80.00 20.00 60.00 80.00 60.00 80.00 40.00 60.00 80.00 80.00 80.00 100.00
Kriteria Jelek Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Cukup Sangat Baik Baik Cukup Sangat Baik Cukup Jelek Cukup Jelek Cukup Sangat Baik Cukup Sangat Baik Jelek Baik Sangat Baik Baik Sangat Baik Cukup Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik Sangat Baik
60
b. Analisis Data Awal 1) Uji Homogenitas
Tabel IV. 8 Nilai Hasil Tes Awal Siswa Eksperimen (x1) Kontrol (x2) X12 X22 60 70 3600 4900 60 70 3600 4900 60 60 3600 3600 70 70 4900 4900 70 70 4900 4900 80 70 6400 4900 80 90 6400 8100 70 80 4900 6400 80 90 6400 8100 90 90 8100 8100 90 90 8100 8100 70 70 4900 4900 80 70 6400 4900 80 80 6400 6400 80 80 6400 6400 60 90 3600 8100 90 80 8100 6400 70 60 4900 3600 90 80 8100 6400 60 60 3600 3600 2 ∑ x1=1490 ∑ x2=1520 ∑ X1 =113300 ∑ X22=117600 X = 74 X = 76
No Siswa 1. 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
a. Varians kelas eksperimen S12
=
S12 =
n1
x x 2 1
n1 n1 1
2
1
20(113300 ) (1490 ) 2 20 ( 20 1)
S12 = 120.78
61
b. Varians kelas kontrol S22
=
S22 =
n2
x x
2
2 2
n2 n2 1
2
20 (117600 ) (1520 ) 2 20 ( 20 1)
S22 = 109.47 Menghitung varians terbesar dan terkecil: Fhitung =
=
.
.
= 1.10
Bandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel Dengan rumus: dbpembilang = n – 1 = 20 – 1 = 19 (untuk varians terbesar) dbpenyebut = n – 1 = 20 – 1 = 19 (untuk varians terkecil) Taraf signifikan (α) = 0.05, maka diperoleh Ftabel = 2.15 Kriteria pengujian: Jika : Fhitung≥ Ftabel, maka tidak homogen Jika : Fhitung≤ Ftabel, maka homogen
Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa kedua kelas homogen. Fhitung< Ftabel atau 1,10 < 2.15 c. Analisis Data Akhir
Tabel IV. 9 Nilai Kelas Eksperimen kode siswa pretes Postes X1 E1 60 97 37 E2 63 93 30 E3 67 90 23 E4 67 100 33 E5 70 87 17 E6 57 97 40 E7 70 87 17
X12 1296 784 576 900 289 1600 169
62
E8 E9 E10 E11 E12 E13 E14 E15 E16 E17 E18 E19 E20
77 70 70 77 70 57 63 73 67 73 63 63 63
100 100 100 87 90 93 83 93 90 83 90 87 90
23 30 30 10 20 36 20 20 23 10 27 24 27 ∑x1 = 497 X = 24.85
Tabel IV.10 Nilai Kelas Kontrol kode siswa pretes Postes X1 K1 57 80 23 K2 50 87 37 K3 57 87 30 K4 73 90 17 K5 63 87 24 K6 73 87 14 K7 60 93 33 K8 73 73 0 K9 57 83 26 K10 53 83 30 K11 53 83 30 K12 63 97 34 K13 73 90 17 K14 63 83 20 K15 67 80 13 K16 57 73 16 K17 53 73 20 K18 70 77 7 K19 70 73 3 K20 80 87 7 ∑x2 = 401 X = 20.05
529 900 900 49 400 1369 400 169 400 100 729 529 400 ∑x12 = 13653
X12 529 1369 900 289 576 196 1089 0 676 900 900 1156 289 400 169 256 400 49 9 49 2 ∑x2 =10201
63
1) Uji Normalitas a) Uji Normalitas Pre Test Kelas Eksperimen Datum terkecil = 57 dan datum terbesar = 77 jangkauan = 77 – 57 = 20 Banyak kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 20 = 5,293 dibulatkan menjadi 5 Lebar kelas
No 1 2 3 4 5
=
=
= 4
Tabel IV. 11 Distribusi Frekuensi Pre Test Kelas Eksperimen Kelas Nilai Tengah F Xi2 fXi fXi2 Interval (Xi) 57 – 60 3 58 3364 174 10092 61 – 64 5 62 3844 310 19220 65 – 68 3 66 4356 198 13068 69 – 72 5 70 4900 350 24500 73 – 77 4 75 5625 300 22500 20 Jumlah = 1332 = 89380
Tabel. IV. 12 Pengujian Normalitas Pre Test Kelas Eksperimen dengan Rumus Chi Kuadrat Batas ( fo fh) 2 Batas Z– Luas 2 X = Luas Fo Fh Nyata Score Daerah fh Daerah 56.5 -1.70 0.4554 0.1116 3 2.232 0.26 60.5 -1.02 0.3438 0.207 5 4.14 0.17 64.5 -0.35 0.1368 0.2623 3 5.246 0.96 68.5 0.32 0.1255 0.2134 5 4.268 0.12 72.5 0.99 0.3389 0.1267 4 2.534 0.84 77.5 1.83 0.4656 20 X 2hitung= 2.35
64
Proses pengujian Normalitas dengan Chi Kuadrat ∑
Rata-rata (mean):
=
Simpangan Baku:
= =
=
∙∑
= 66.6 ∙
∑
20 ∙ 89380 − (1332) = 5.93 20 ∙ (20 − 1) Z-score untuk batas kelas:
− ̅
56.5 − 66.6 − 10.1 = = − 1.70 5.93 5.93 60.5 − 66.6 − 6.1 = = = − 1.02 5.93 5.93 64.5 − 66.6 − 2.1 = = = − 0.35 5.93 5.93 68.5 − 66.6 1.9 = = = 0.32 5.93 5.93 72.5 − 66.6 5.9 = = = 0.99 5.93 5.93 77.5 − 66.6 10.9 = = = 1.83 5.93 5.93
=
Luas Daerah
=
fh
0.4554 – 0.3438 = 0.1116
0.1116 x 20 = 2.232
0.3438 – 0.1368 = 0.207
0.207 x 20 = 4.14
0.1368 + 0.1255= 0.2623
0.2623 x 20 = 5.246
0.1255 - 0.3389 = 0.2134
0.2134 x 20 = 4.268
0.3389– 0.4656 = 0.1267
0.1267 x 20 = 2.534
65
b) Uji Normalitas Pre Test Kelas Kontrol Datum terkecil = 50 dan datum terbesar = 80 jangkauan = 80 – 50 = 30 Banyak kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 20 = 5,293 dibulatkan menjadi 5 Lebar kelas
No 1 2 3 4 5
=
=
= 6
Tabel IV. 13 Distribusi Frekuensi Pre Test Kelas Kontrol Kelas Nilai Tengah f Xi2 fXi fXi2 Interval (Xi) 50 – 55 4 52 2704 208 10816 56 – 61 5 58 3364 290 16820 62 – 67 4 64 4096 256 16384 68 – 73 6 70 4900 420 29400 74 – 80 1 77 5929 77 5929 20 Jumlah = 1251 = 79349
Tabel IV. 14 Pengujian Normalitas Pre Test Kelas Kontrol dengan Rumus Chi Kuadrat Batas ( fo fh) 2 Batas Z– Luas 2 X = Luas fo Fh Nyata Score Daerah fh Daerah 49.5 -1.71 0.4554 0.1368 4 2.736 0.58 55.5 -0.92 0.3186 0.2669 5 5.338 0.02 61.5 -0.13 0.0517 0.2939 4 5.878 0.60 67.5 0.65 0.2422 0.1829 6 3.658 1.49 73.5 1.44 0.4251 0.0658 1 1.316 0.07 80.5 2.36 0.4909 20 X 2hitung= 2.76
66
Proses pengujian Normalitas dengan Chi Kuadrat Rata-rata (mean):
=
∑
=
Simpangan Baku: = =
= 62.55
∙∑
∙(
∑
)
20 ∙ 79349 − (1251) = 7.60 20 ∙ (20 − 1) Z-score untuk batas kelas:
Batas nyata − x SD 49.5 − 62.55 − 13.05 Z = = = − 1.71 7.60 7.60 55.5 − 62.55 − 7.05 Z = = = − 0.92 7.60 7.60 61.5 − 62.55 − 1.05 Z = = = − 0.13 7.60 7.60 67.5 − 62.55 4.95 Z = = = 0.65 7.60 7.60 73.5 − 62.55 10.95 Z = = = 1.44 121.717 121.717 80.5 − 62.55 17.95 Z = = = 2.36 7.60 7.60 Z=
Luas Daerah
fh
0.4554 – 0.3186 = 0.1368
0.1368 x 20 = 2.736
0.3186 – 0.0517 = 0.2669
0.2669 x 20 = 5.338
0.0517 + 0.2422 = 0.2939
0.2939 x 20 = 5.878
0.2422 - 0.4251 = 0.1829
0.1829 x 20 = 3658
0.425 – 0.4909 = 0.0658
0.0658 x 20 = 1.316
c) Uji Normalitas Post Test Kelas Eksperimen Datum terkecil =83 dan datum terbesar = 100 jangkauan = 100 – 83 = 17
67
Banyak kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 20 = 5,293 dibulatkan menjadi 5 Lebar kelas
No 1 2 3 4 5
=
=
= 3.4 = 4
Tabel IV. 15 Distribusi Frekuensi Post Test Kelas Eksperimen Kelas Nilai Tengah F Xi2 fXi Interval (Xi) 83 – 86 2 84 7056 168 87 – 90 9 88 7744 792 91 – 94 3 92 8464 276 95 – 98 2 96 9216 192 99 – 103 4 101 10201 404 20 fX Jumlah = 1832 =
fXi2 14112 69696 25392 18432 40804 fX
168436
Tabel IV.16 Pengujian Normalitas Post Test Kelas Eksperimen dengan Rumus Chi Kuadrat Batas ( fo fh) 2 Batas Z– Luas 2 X = Luas Fo fh Nyata Score Daerah fh Daerah 82.5 -1.58 0.4429 0.1296 2 2.592 0.13 86.5 -1.89 0.3133 0.238 9 4.76 3.77 90.5 -0.19 0.0753 0.2668 3 5.336 1.02 94.5 0.50 0.1915 0.1934 2 3.868 0.9 98.5 1.20 0.3849 0.0959 4 1.918 2.26 103.5 2.07 0.4808 20 X 2hitung= 8.08 Proses pengujian Normalitas dengan Chi Kuadrat Rata-rata (mean):X =
∑
=
Simpangan Baku:s =
= 91.6 ∙∑
∙(
∑
)
68
20 ∙ 168436 − (1832) = 5.73 20 ∙ (20 − 1)
=
Z-score untuk batas kelas:
Batas nyata − x SD 82.5 − 91.6 − 9.1 Z = = = − 1.58 5.73 5.73 86.5 − 91.6 − 5.1 Z = = = − 0.89 5.73 5.73 90.5 − 91.6 − 1.1 Z = = = − 0.19 5.73 5.73 94.5 − 91.6 2.9 Z = = = 0.50 5.73 5.73 98.5 − 91.6 6.9 Z = = = 1.20 5.73 5.73 103.5 − 91.6 11.9 Z = = = 2.07 5.73 5.73 Z=
Luas Daerah
fh
0.0279 – 0.0160 = 0.0119
0.0119x 20 = 0.238
0.0160 – 0.0080 = 0.0008
0.0008x 20 = 0.16
0.80 0.0000= 0.0008
0.0008x 20 = 0.16
0.000- 0.0120 = -0.0120 0.0120 – 0.0239 = -0.0119
-0.0120x 20 = -0.24 -0.0119x 20 = -0.238
d) Uji Normalitas Post Test Kelas kontrol Datum terkecil = 73 dan datum terbesar = 97 jangkauan = 97 – 73 = 24 Banyak kelas = 1 + 3,3 log n = 1 + 3,3 log 20 = 5,293 dibulatkan menjadi 5
69
Lebar kelas
No 1 2 3 4 5
=
=
= 4.8 = 5
Tabel IV.17 Distribusi Frekuensi Post Test Kelas Kontrol Kelas Nilai Tengah f Xi2 fXi Interval (Xi) 73 – 77 5 76 5776 380 78 – 82 2 81 6561 162 83 – 87 9 86 7396 774 88 – 92 2 91 8281 182 93 – 98 2 95 9025 190 20 fX Jumlah = 1688 =
fXi2 28880 13122 66564 16562 18050 fX
143178
Tabel. IV. 18 Pengujian Normalitas Post Test Kelas Eksperimen dengan Rumus Chi Kuadrat Batas ( fo fh) 2 Batas ZLuas 2 X = Luas fo fh Nyata Score Daerah fh Daerah 72.5 -1.94 0.4738 0.1073 5 2.146 3.79 77.5 -1.12 0.3665 0.2486 2 4.97 1.77 82.5 -0.31 0.1179 0.3094 9 6.188 1.27 87.5 0.50 0.1915 -0.2151 2 4.302 1.23 92.5 1.32 0.4066 -0.0832 2 1.664 0.06 98.5 2.30 0.4898 20 X 2hitung= 8.12 Proses pengujian Normalitas dengan Chi Kuadrat Rata-rata (mean): X =
∑
=
= 84.4
Simpangan Baku: s = =
∙∑
∙(
∑
)
20 ∙ 143178 − (1688) = 6.11 20 ∙ (20 − 1)
70
Z-score untuk batas kelas: Batas nyata − x SD 72.5 − 84.4 − 11.9 Z = = = − 1.94 6.11 6.11 77.5 − 84.4 − 6.9 Z = = = − 1.12 6.11 6.11 82.5 − 84.4 − 1.9 Z = = = − 0.31 6.11 6.11 87.5 − 84.4 3.1 Z = = = 0.50 6.11 6.11 92.5 − 84.4 8.1 Z = = = 1.32 6.11 6.11 98.5 − 84.4 14.1 Z = = = 2.3 6.11 6.11 Z=
Luas Daerah
fh
0.4738 – 0.3665 = 0.1073
0.1073 x 20 = 2.146
0.3665 – 0.1179 = 0.2486
0.2486 x 20 = 4.972
0.1179 + 0.1915= 0.3094
0.3094 x 20 = 6.188
0.1915 - 0.4066 = 0.2151
0.2151 x 20 = 4.302
0.4066 – 0.4898 = 0.0832
0.0832 x 20 = 1.664
2) Uji Hipotesis
Kelas Eksperimen Kontrol
Tabel IV. 19 Pengolahan Data Uji Hipotesis Jumlah ∑X ∑X2 X siswa (n) 20 497 24.85 13653 20 401 20.05 10201
(∑X)2 247009 160801
71
Dari data di atas, maka dapat diperoleh : a. Varian kelas eksperimen
n1
x x 2 1
2
S12
=
S12
20 (13653) (497 ) 2 = 20 ( 20 1)
n1 n1 1
1
S12 = 68.55 b. varian kelas kontrol
n1
x x 2 1
2
S12
=
S12
20 (10201) (401) 2 = 20 ( 20 1)
n1 n1 1
1
S12 = 113.73 c. Nilai standar deviasi gabungan Sg2 =
(n1 1) S12 (n1 1) S22 n1 n2 2
Sg2 =
( 20 1 )68.55 ( 20 1)113.73 20 20 2
Sg2 = 91.14 Sg = 9.546 d. Uji homogenitas F
Varian terbesar Varian terkecil
F
113 . 73 68 . 55
F =1.65
72
Bandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel Dengan rumus: dbpembilang = n – 1 = 20 – 1 = 19 (untuk varians terbesar) dbpenyebut = n – 1 = 20 – 1 = 19 (untuk varians terkecil) Taraf signifikan (α) = 0.05, maka diperoleh Ftabel = 2.15 Kriteria pengujian: Jika : Fhitung > Ftabel, maka tidak homogen Jika : Fhitung < Ftabel, maka homogen Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa kedua kelas homogen. Fhitung< Ftabel atau 1,65 < 2.15 e. Menentukan t hitung
t=
24.85 20.05 9.546
4.8
t=
9.546
t=
1 1 20 20
1 1 20 20
4.8 2.95
t = 1.62 Untuk melihat harga t-tabel: n1= n2 = 20 db = n1+n2-2 = 20+20-2 = 38 ttabel = t(1-α)(db) dengan taraf signifikasi (α)= 0.01 nilai ttabel = 2.42
73
Jadi, thitung = 1.62 dan ttabel = 2.42 Dari perhitungan diperoleh thitung < ttabel, sehingga H0 diterima dan Ha ditolak. Koefisien determinasi
r2
t2 t2 n 2
r2
(1.62 ) 2 (1.62 ) 2 40 2
r 2 0.064
Koefisien pengaruh Kp = r2 x 100% Kp = 0,064 x 100% Kp = 6.4% 2. Pembahasan a. Analisis Butir Soal Sebelum soal tes yang digunakan sebagai instrumen soal tersebut diuji cobakan untuk melihat kriteria validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda soal yang diinginkan sehingga layak digunakan sebagai instrumen dalam penelitian ini. Jumlah soal yang diujikan adalah sebanyak 30 soal dalam bentuk soal objektif dan pengujian dilakukan pada hari rabu tanggal 23 Januari 2013 di kelas XII IPA2 dengan jumlah siswa 20 anak. 1) Validitas butir soal Peneliti menggunakan validitas isi, yaitu soal dikatakan valid apabila telah memenuhi sesuatu yang diukur (indikator). Berdasarkan hasil analisis terangkum pada tabel berikut:
74
No 1
Kriteria Valid
2
Tidak valid Jumlah
Tabel IV. 6.: Rangkuman Validitas Soal Nomor Soal Jumlah 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10,11,12,13,14,15,1 30 6,17,18,19,20,21,22,23, 24, 25, 26, 27, 28, 29, 30 0 30
persentase 100%
0% 100%
2) Reliabilitas Soal Berdasarkan hasil analisis reliabilitas soal, didapatkan reliabilitas tes sebesar 0,90 dengan kriteria sangat tinggi. 3) Tingkat Kesukaran Soal Hasil analisis data terangkum dalam tabel berikut: Tabel IV.21 Rangkuman Tingkat Kesukaran Soal No Kriteria Jumlah Persentase 1 Sukar 1 3% 2 Sedang 24 80% 3 Mudah 5 17% Jumlah 30 100%
4) Daya Pembeda Soal Berdasarkan hasil analisis uji soal terangkum dalam tabel berikut:
No 1 2 3 4
Tabel IV.22 Rangkuman Daya Pembeda Soal Kriteria Jumlah Persentase Jelek 4 13% Cukup 11 37% Baik 5 17% Sangat baik 10 33% Jumlah 30 100%
Berdasarkan hasil analisis dari seluruh soal yang diuji cobakan di atas, maka diperoleh soal yang memenuhi kriteria sebanyak 26 soal, sedangkan peneliti membutuhkan 30 soal yang memenuhi kriteria yang akan digunakan sebagai
75
instrumen. Hal ini dikarenakan 4 dari 30 soal yang diuji cobakan tidak layak digunakan sebagai instrumen tes, karena meskipun seluruh soal memenuhi kriteria validitas, tetapi dari 4 soal tersebut terdapat 2 soal dengan kriteria jelek. Sehingga 4 soal tersebut tidak dapat dipakai sebagai instrumen tes. Oleh karena itu peneliti membuat 4 soal yang baru dan memiliki bobot yang sama dengan soal yang mempunyai validitas dan daya pembeda yang baik sehingga dapat dipakai sebagai instrumen dalam penelitian ini. b. Uji Homogenitas Data yang digunakan untuk uji homogenitas dalam penelitian ini adalah data yang diambil dari hasil tes awal. Adapun waktu pengambilan datanya yaitu pada tanggal 24-26 Januari 2013. Dengan pengundian terpilih kelas XI IPS1 dan XI IPS2 untuk diuji homogenitasnya. Tabel IV.23 Uji Homogenitas Hasil Tes Siswa Nilai Varian Sampel Kelas Kelas Kontrol Eklsperimen S2 120.78 109.47 N 20 20 Hasil pengolahan uji homogenitas menunjukkan bahwa kemampuan dasar kedua kelas homogen dengan nilai Fhitung = 1,10 dan nilai Ftabel = 2.15 dan didapat bahwa
Fhitung < Ftabel. Hal ini menunjukkan bahwa kedua kelompok sampel
memiliki varians yang sama (homogen). Didapat kelas XI IPS2 sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS1 sebagai kelas kontrol. Kemudian kelas eksperimen di beri perlakuan dengan menggunakan strategi pembelajaran aktif model artikulasi dan kelas kontrol tidak.
76
c. Data Akhir 1) Uji Normalitas Hasil pengujian normalitas dari tabel nilai kritik Chi-kuadrat diketahui hasil pre test pada kelas eksperimen bahwa dengan db = k – 1 =5 – 1 = 4, nilai
dalam tabel taraf sinifikansi 5% adalah 9.4888, sedangkan dari hasil <
perhitungan nilai yang di dapat adalah 2.35. Karena data pre test kelas Eksperimen berdistribusi normal.
, maka
Dari tabel nilai kritik Chi-kuadrat diketahui hasil pre test pada kelas kontrol bahwa dengan db = k – 1 =5 – 1 = 4, harga
dalam tabel taraf
sinifikansi 5% adalah 9.4888, sedangkan dari hasil perhitungan nilai yang di dapat <
adalah 2.76. Karena berdistribusi normal.
, maka datapre test
kelas kontrol
Dari tabel nilai kritik Chi-kuadrat diketahui hasil post test pada kelas eksperimen bahwa dengan db = k – 1 =5 – 1 = 4, nilai
dalam tabel taraf
sinifikansi 5% adalah 9.4888, sedangkan dari hasil perhitungan nilai yang di dapat adalah 8.08. Karena berdistribusi normal.
<
, maka data post test kelas Eksperimen
Dari tabel nilai kritik Chi-kuadrat diketahui hasil post test pada kelas kontrol bahwa dengan db = k – 1 =5 – 1 = 4, nilai
dalam tabel taraf
sinifikansi 5% adalah 9.4888, sedangkan dari hasil perhitungan nilai yang di dapat adalah 8.12. Karena berdistribusi normal.
<
, maka data post test kelas kontrol
77
2) Uji Homogenitas F
Varian terbesar Varian terkecil
F
113 . 73 68 . 55
F =1.65 Bandingkan nilai Fhitung dengan nilai Ftabel Dengan rumus: dbpembilang = n – 1 = 20 – 1 = 19 (untuk varians terbesar) dbpenyebut = n – 1 = 20 – 1 = 19 (untuk varians terkecil) Taraf signifikan (α) = 0.05, maka diperoleh Ftabel = 2.15 Kriteria pengujian: Jika : Fhitung > Ftabel, maka tidak homogen Jika : Fhitung < Ftabel, maka homogen Dengan demikian, maka dapat dikatakan bahwa kedua kelas homogen. Fhitung< Ftabel atau 1,65 < 2.15 3) Uji Hipotesis Uji Hipotesis penelitian ini diperoleh dari selisih nilai pre test dan post test pada kedua kelompok sampel (kelas eksperimen dan kelas kontrol). Data nilai pre test dan post test dari kelas eksperimen dan kelas kontrol terangkum dalam tabel berikut: Tabel IV.24 Hasil Analisis Data Uji Hipotesis Kelas n ΣX Sgab thitung ttabel X Eksperimen 20 497 24.85 9.546 1.62 2.42 Kontrol 20 401 20.05
Kp 6.4%
78
Untuk analisis data akhir dilakukan dengan menggunakan uji 1 pihak (1-α) untuk melihat perbandingan antara nilai kelas eksperimen dan kelas kontrol. Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat nilai thitung = 1.62 dan ttabel = 2.42 sehingga thitung < ttabel, maka H0 diterima, yaitu tidak terdapat pengaruh yang signifikan dari strategi aktif model artikulasi terhadap hasil belajar pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di sekolah menengah atas negeri 1 Bungaraya kecamatan bungaraya kabupaten siak, pengaruhnya hanya sebesar 6.4%.
79
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa pengaruh penerapan strategi pembelajaran
aktif model
artikulasi terhadap hasil belajar pada mata pelajaran pendidikan agama Islam di Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Bungaraya kecamatan Bungaraya kabupaten Siak tidak signifikan dengan derajat pengaruh sebesar 6.4%. B. Saran Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian, peneliti menyarankan strategi pembelajaran aktif model artikulasi dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif strategi pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam pada pokok bahasan Iman kepada Kitab-kitab Allah dan perilaku tercela dalam upaya peningkatan hasil belajar siswa.
79
DAFTAR KEPUSTAKAAN
Arifin. Ilmu Pendidikan Islam Tinjauan Teoritis dan Praktis Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner. Jakarta: Bumi Aksara. 2008. Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara. 2008 ________________. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. 2010. Asmani, Jamal Ma’mur. 7 Tips Aplikasi PAKEM. Jogjakarta: Diva Press. 2011. Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. 2006. ___________________. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2008. Hartono, dkk. PAIKEM: Pembelajaran Aktif Inovatif Kreatif Efektif Dan Menyenangkan. Pekanbaru: Zanafa Publishing. 2008. Margono, S. Metodologi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta. 2009. Mulyasa, E. Menjadi Guru Profesional, Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan. Bandung: Rosda Karya. 2009. Nata, Abuddin. Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran. Jakarta: Kencana. 2011. Nazir, M. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia. 2003. Purwanto, Ngalim. Prinsip-prinsip dan Tekhnik Evaluasi Pengajaran. Bandung: Rosda Karya. 1998. Ramayulis. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. 2002. ________ dan Samsul Nizar. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Kalam Mulia. 2009. Riduwan. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: Alfabeta. 2012.
Rusman. Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers. 2011. Sartikawati, Sri Indah Dewi. Metode Pembelajaran Artikulasi. 2012. [online] Available: http://indah-mozaeq.blogspot.com/2012/01/metode-pembelajaranartikulasi.html. [19 Juni 2012]. Santoso, Ras Eko Budi. Model Pembelajaran Artikulasi. 2011. [online] Available: http://ras-eko.blogspot.com/2011/05/model-pembelajaran-artikulasi.html. [19 Juni 2012]. Subana, dkk. Statistik Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia. 2000. Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. 2011. Sudjana, Nana dan Ibrahim. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung: Sinar Baru Algensindo. 2001. _____________. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya. 2005. Sugiyono. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. Bandung: Alfabeta. 2007. Silbermen, Melvin L. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif, Terj. Raisul Muttaqien. Bandung: Nusamedia. 2009. SM, Ismail. Strategi Pembelajaran Agama Islam Berbasis PAIKEM. Semarang: Rasail Media Group. 2009. Suryabrata, Sumadi. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers. 2010. Syamsuri. Pendidikan Agama Islam SMA Jilid 2 Untuk Kelas XI. Jakarta: Erlangga. 2007. Tohirin. Psikologi Pembelajaran PAI Berbasis Intergrasi dan Kompetensi. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2006. Uno, Hamzah B. dan Nurdin Mohamad. Belajar dengan Pendekatan PAILKEM: Pembelajaran Aktif, Inovatif, Lingkungan, Kreatif, Efektif, Menarik. Jakarta: Bumi Aksara. 2011.