PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN SEBAGAI TEKNIK PEMBELAJARAN MEMBACA DENAH PADA SISWA KELAS VIII F SMP NEGERI 2 MANDIRAJA TAHUN AJARAN 2006/2007
SKRIPSI untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
oleh Kaozal Dadi Legawan 2101403033
BAHASA DAN SASTRA INDONESIA FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007
SARI Legawan, Kaozal Dadi. 2007. Permainan Mencari Harta Karun sebagai Teknik Pembelajaran Membaca Denah Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 2 Mandiraja Tahun Ajaran 2006/2007. Skripsi. Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Dr. Subyantoro, M.Hum., Pembimbing II: Drs. Haryadi, M.Pd. Kata kunci: permainan mencari harta karun, teknik pembelajaran aktif dan atraktif, keterampilan membaca denah Keterampilan membaca denah untuk dapat menemukan tempat dalam konteks yang sebenarnya dan untuk dapat mendeskripsikan isi denah sangat penting dikuasai siswa. Cara terbaik untuk mengusai keterampilan menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera pada denah dan mendeskripsikan isi denah tentu saja siswa harus praktik. Namun, hal yang terjadi di SMP Negeri 2 Mandiraja tidaklah demikian. Di SMP Negeri 2 Mandiraja siswa hanya diberi teori secara klasikal cara menemukan tempat yang tertera pada denah. Hal ini tentu saja tidak dapat mengukur seberapa terampil siswa dalam menemukan tempat yang tertera pada denah. Permasalahan yang terjadi di SMP Negeri 2 Mandiraja berkaitan dengan materi menemukan tempat yang tertera pada denah tidak saja berupa belum tepatnya teknik pembelajaran yang dipilih guru, tetapi juga masalah kebosanan siswa dalam mengikuti pembelajaran di dalam kelas yang cenderung mengedepankan penguasaan teori semata dan hasil belajar yang belum memuaskan. Permasalahan yang terjadi tersebut tentu saja perlu segera ditemukan alternatif-alternatif pemecahannya. Dengan demikian, pembelajaran membaca denah untuk dapat menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera pada denah dan mendeskripsikan isi denah dapat benar-benar menjadi bekal siswa saat berada di masyarakat. Salah satu upaya yang dapat dijadikan alternatif pemecahan masalah tersebut adalah dengan menerapkan teknik permainan mencari harta karun, suatu teknik pembelajaran aktif dan atraktif. Teknik pembelajaran ini dapat dijadikan solusi pemecahan masalah yang terjadi karena teknik ini mampu mengajak siswa untuk aktif dengan cara praktik menemukan tempat yang tertera pada denah secara langsung dan mampu menghilangkan kebosanan siswa karena dilakukan dalam bentuk permainan yang mengasyikan dan menyenangkan. Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang diungkap dalam penelitian ini adalah 1) seberapa besar peningkatan keterampilan siswa dalam membaca denah setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan teknik permainan mencari harta karun, dan 2) bagaimana perubahan perilaku siswa setelah mengikuti pembelajaran keterampilan membaca denah dengan teknik permainan mencari harta karun. Tujuan penelitian ini yaitu 1) mengetahui peningkatan keterampilan membaca denah setelah mengikuti pembelajaran dengan teknik permainan mencari harta karun, dan 2) mengetahui perubahan perilaku siswa
ii
setelah mengikuti pembelajaran membaca denah dengan teknik permainan mencari harta karun. Penelitian ini merupakan penelitian yang berbasis kelas. Dengan demikian, metode yang digunakan adalah metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang meliputi dua siklus. Tiap-tiap siklus dilakukan secara berdaur yang terdiri atas empat tahap, yaitu 1) perencanaan, 2) tindakan, 3) pengamatan, dan 4) refleksi. Data penelitian diambil melalui tes dan nontes. Alat pengambilan data tes yang digunakan berupa instrumen tes unjuk kerja permainan mencari harta karun dan instrumen tes mendeskripsikan isi denah. alat pengambilan data nontes yang digunakan berupa pedoman observasi, jurnal siswa dan jurnal guru, wawancara, dokumentasi foto, dan dokumentasi video. Selanjutnya data dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Berdasarkan analisis data penelitian, disimpulkan bahwa teknik permainan mencari harta karun dapat meningkatkan keterampilan membaca denah sebesar 11,99 %. Pada siklus I, nilai rata-rata yang diperoleh siswa sebesar 64,95, sedangkan pada siklus II, hasil yang dicapai sebesar 72,74. Perilaku yang ditunjukkan siswa pun berubah kea rah positif setelah diberikan tindakan. Siswa lebih bersemangat sebesar 52,63 % dalam mengikuti pembelajaran membaca denah. Selanjutnya, dari hasil penelitian, saran yang dapat direkomendasikan antara lain 1) para guru Bahasa dan Sastra Indonesia disarankan menggunakan teknik permainan mencari harta karun untuk membelajarkan keterampilan membaca denah, 2) para peneliti atau mahasiswa dapat melakukan penelitian serupa dengan teknik penelitian yang berbeda, sehingga didapatkan berbagai alternatif teknik pembelajaran keterampilan membaca denah.
iii
PENGESAHAN KELULUSAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan sidang Panitia Ujian Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang
pada hari : Sabtu tanggal
: 18 Agustus 2007
Panitia Ujian Skripsi Ketua,
Sekretaris,
Prof. Dr. Rustono NIP 131281222
Penguji I,
Drs. Wagiran, M.Hum. NIP 132050001
Drs. Mukh. Doyin, M.Si. NIP 132106367
Penguji II,
Drs. Haryadi, M.Pd. NIP 132058082
iv
Penguji III,
Dr. Subyantoro, M.Hum. NIP 132005032
PERSETUJUAN PEMBIMBING Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukkan ke sidang Panitia Ujian Skripsi.
Semarang, …. Juli 2007 Pembimbing I,
Pembimbing II,
Dr. Subyantoro, M.Hum. NIP 132005032
Drs. Haryadi, M.Pd. NIP132058082
v
PERNYATAAN Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Semarang, … Juli 2007
Kaozal Dadi Legawan
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
1. Siapa mempelajari satu bab tentang ilmu yang bakal diajarkan kepada masyarakat, maka baginya pahala tujuh puluh Nabi (Hadis Nabi) 2. Manusia diciptakan tidak untuk dikalahkan. Manusia dapat dihancurkan tetapi tidak untuk dikalahkan (dikutip dengan perubahan dari Orang Tua dan Laut terj. Sapardi Djoko Damono) 3. Kita bisa jika kita berpikir kita bisa (Norman V. Pealle)
Skripsi ini penulis persembahkan untuk: 1. Bapak dan Ibu; 2. Mas Andi, Mbah Kakung, Mbah Uti, Mbah Jurig, Ami, dan Bapak/Ibu di Klampok; 3. Bapak/Ibu dosen PBSI 4. Teman-teman PBSI angkatan 2003, teman-teman Kos Kosan Kos, dan teman-teman lain yang telah dan terus mendukung dan membantuku.
vii
PRAKATA Tiada kata yang dapat terangkai untuk mewakili sebuah perasaan saat menyelesaikan skripsi ini selain puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT. Segenap usaha, kerja keras, dan upaya yang dilakukan penulis tidak akan membuahkan hasil tanpa kehendak dan keinginan-Nya, karena Dialah yang mempunyai kuasa. Segala halangan dan rintangan tidak akan mampu dilalui tanpa jalan terang yang ditunjukkan dan digariskan-Nya. Atas rahmat-Nyalah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul Permainan Mencari Harta Karun sebagai Teknik Pembelajaran Membaca Denah pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 2 Mandiraja Tahun Ajaran 2006/2007. Penyusunan skripsi ini sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan berbagai pihak yang sangat berguna bagi penulis. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. Rustono, Dekan Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Semarang, yang telah memberikan izin penelitian; 2. Drs. Mukh Doyin, M.Pd., Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, yang telah memberikan izin dalam penyusunan skripsi ini; 3. Dr. Subyantoro, M.Hum., dosen pembimbing I yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan skripsi ini; 4. Drs. Haryadi, M.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan arahan dalam penyusunan skripsi ini; 5. Dra. Siti Yulaekhah, Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Mandiraja yang telah memberikan izin penelitian; 6. Suwardi, S.Ag., Guru Bahasa dan Sastra Indonesia kelas VIII F SMP Negeri 2 Mandiraja yang telah membantu dalam pelaksanaan penelitian; 7. Semua pihak yang telah memberikan bantuan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi ini.
viii
Akhirnya, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Penulis
ix
DAFTAR ISI SARI .........................................................................................................
i
PENGESAHAN .........................................................................................
iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..............................................................
iv
PERNYATAAN ........................................................................................
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ..............................................................
vi
PRAKATA ................................................................................................
vii
DAFTAR ISI .............................................................................................
ix
DAFTAR TABEL .....................................................................................
xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xvi
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xvii
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah .......................................................................
1
1.2 Identifikasi Masalah .............................................................................
7
1.3 Pembatasan Masalah ............................................................................
9
1.4 Rumusan Masalah ................................................................................
9
1.5 Tujuan Penelitian .................................................................................
10
1.6 Manfaat Penelitian ...............................................................................
10
BAB II LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN 2.1 Tinjauan Pustaka ..................................................................................
12
2.2 Landasan Teoretis ................................................................................
18
2.2.1 Keterampilan Membaca.....................................................................
18
2.2.1.1 Pengertian Membaca ......................................................................
19
2.2.1.2 Tujuan Membaca ............................................................................
24
2.2.1.3 Jenis-jenis Membaca ......................................................................
26
2.2.1.4 Pengertian Membaca Sekilas ..........................................................
28
2.2.1.5 Jenis-jenis Membaca Sekilas ..........................................................
29
2.2.1.6 Tujuan Membaca Sekilas................................................................
30
2.2.2 Pengertian Peta dan Denah ................................................................
31
2.2.2.1 Denah Sebagai Suatu Sistem Komunikasi.......................................
33
x
2.2.2.2 Jenis-jenis Denah ...........................................................................
34
2.2.2.3 Bagian-bagian Denah .....................................................................
35
2.2.2.4 Penggunaan dan Pembacaan Denah ................................................
37
2.2.3 Permainan Mencari Harta Karun .......................................................
37
2.2.3.1 Cara Bermain dan Alat Permainan Mencari Harta Karun ................
38
2.2.3.2 Tujuan dan Manfaat Permainan Mencari Harta Karun ....................
40
2.2.4 Pembelajaran Aktif dan Atraktif ........................................................
41
2.2.5 Permainan Mencari Harta Karun sebagai Teknik Pembelajaran ...... Aktif dan atraktif ...............................................................................
43
2.3 Kerangka Berpikir ................................................................................
45
2.4 Hipotesis Tindakan ..............................................................................
47
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian .................................................................................
48
3.1.1 Prosedur Tindakan Siklus I ................................................................
50
3.1.1.1 Perencanaan ...................................................................................
50
3.1.1.2 Tindakan ........................................................................................
51
3.1.1.3 Pengamatan ....................................................................................
53
3.1.1.4 Refleksi ........................................................................................
54
3.1.2 Prosedur Tindakan Siklus II ..............................................................
55
3.1.2.1 Perencanaan ...................................................................................
55
3.1.2.2 Tindakan ........................................................................................
57
3.1.2.3 Pengamatan ....................................................................................
59
3.1.2.4 Refleksi ........................................................................................
60
3.2 Subjek Penelitian .................................................................................
61
3.3 Variabel Penelitian ...............................................................................
61
3.3.1 Keterampilan Membaca Denah..........................................................
61
3.3.2 Permainan Mencari Harta Karun .......................................................
62
3.4 Instrumen Penelitian.............................................................................
63
3.4.1 Instrumen Tes ...................................................................................
63
3.4.1.1 Tes Unjuk Kerja .............................................................................
65
3.4.1.2 Tes Tulis ........................................................................................
68
xi
3.4.2 Instrumen Nontes ..............................................................................
69
3.4.2.1 Pedoman Observasi ........................................................................
70
3.4.2.2 Pedoman Jurnal Guru dan Siswa ....................................................
71
3.4.2.3 Pedoman Wawancara .....................................................................
72
3.4.2.4 Dokumentasi (Foto dan Video) .......................................................
72
3.5 Uji Instrumen .......................................................................................
73
3.6 Teknik Pengumpulan Data ...................................................................
74
3.6.1 Teknik Tes ........................................................................................
74
3.6.1.1 Tes Unjuk Kerja .............................................................................
74
3.6.1.2 Tes Tulis ........................................................................................
75
3.6.2 Teknik Nontes ...................................................................................
77
3.6.2.1 Observasi .......................................................................................
77
3.6.2.2 Jurnal Guru dan Siswa ....................................................................
78
3.6.2.3 Wawancara.....................................................................................
78
3.6.2.4 Dokumentasi Foto dan Video .........................................................
79
3.7 Teknik Analisis Data ............................................................................
80
3.7.1 Teknik Kuantitatif .............................................................................
80
3.7.2 Teknik Kualitatif ...............................................................................
81
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ....................................................................................
82
4.1.1 Kondisi Awal ....................................................................................
82
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I ....................................................................
83
4.1.2.1 Hasil Tes Siklus I ...........................................................................
83
4.1.2.2 Hasil Nontes Siklus I ......................................................................
95
4.1.2.3 Hasil Refleksi Siklus I ....................................................................
118
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II ...................................................................
119
4.3.1 Hasil Tes Siklus II .............................................................................
120
4.3.2 Hasil Nontes Siklus II........................................................................
130
4.3.3 Hasil Refleksi Siklus II......................................................................
160
4.4 Pembahasan .........................................................................................
161
4.2.1 Peningkatan Keterampilan Membaca Denah setelah Digunakan xii
Teknik Permainan Mencari Harta Karun dalam Dua Siklus ...............
161
4.2.2 Perubahan Perilaku Siswa setelah Digunakan Teknik Permainan Mencari Harta Karun dalam Dua Siklus ............................................
167
BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ..............................................................................................
180
5.2 Saran....................................................................................................
181
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
183
LAMPIRAN ..............................................................................................
185
xiii
DAFTAR TABEL Tabel 1 Tabel 2 Tabel 3 Tabel 4 Tabel 5 Tabel 6 Tabel 7 Tabel 8 Tabel 9
: : : : : : : : :
Tabel 10: Tabel 11: Tabel 12: Tabel 13: Tabel 14: Tabel 15: Tabel 16: Tabel 17: Tabel 18: Tabel 19: Tabel 20: Tabel 21: Tabel 22: Tabel 23: Tabel 24: Tabel 25: Tabel 26: Tabel 27: Tabel 28: Tabel 29: Tabel 30: Tabel 31: Tabel 32: Tabel 33:
Kisi-kisi Kegiatan Siklus I dan II .............................................. Kisi-kisi Instrumen Penilaian .................................................... Uraian Ketegori dan Rentang Nilai Akhir ................................. Kategori dan Rentang Nilai Tes Unjuk kerja ............................. Skor Penilaian Menemukan Lokasi dalam Denah dengan Tepat Penjabaran Aspek Penilaian Permainan Mencari Harta Karun... Kategori dan Rentang Nilai Tes Mendeskripsikan Isi Denah ..... Skor Penilaian Mendeskripsikan Isi Denah ............................... Penjabaran Aspek Penilaian Mendeskripsikan Isi Denah SMPN 2 Mandiraja dan Lokasi Harta Karun ............................. Contoh Melakukan Penilaian Permainan Mencari Harta Karun . Contoh Melakukan Penilaian Deskripsi Isi Denah..................... Contoh Pengisian Lembar Observasi ........................................ Contoh Pengisian Jurnal Siswa ................................................. Contoh Pengisian Jurnal Guru .................................................. Contoh Pengisian Hasil Wawancara Siklus I ............................. Hasil Tes Kumulatif Siklus I ..................................................... Hasil Tes Permainan Mencari Harta Karun Siklus I .................. Hasil Tes Permainan Mencari Harta Karun Aspek Ketepatan Menemukan Lokasi Harta Karun Siklus I ................................. Hasil Tes Permainan Mencari Harta Karun Aspek Kecepatan Menemukan Lokasi (Bendera) Harta Karun Siklus I ................. Hasil Tes Permainan Mencari Harta Karun Aspek Keaktifan Mengikuti Petunjuk Guru Siklus I............................................. Hasil Tes Permainan Mencari Harta Karun Aspek Kemampuan Bekerjasama dalam Kelompok Siklus I ..................................... Hasil Tes Mendeskripsikan Isi Denah Siklus I .......................... Hasil Tes Mendeskripsikan Isi Denah Aspek Ketepatan dan Kelengkapan Isi Denah Siklus I ................................................ Hasil Tes Mendeskripsikan Isi Denah Aspek Keefektifan Kalimat dan Tanda Baca Siklus I .............................................. Deskripsi Hasil Observasi Siklus I ............................................ Hasil Jurnal Siswa Siklus I ....................................................... Hasil Tes Kumulatif Siklus II ................................................... Hasil Tes Permainan Mencari Harta Karun Siklus II ................. Hasil Tes Permainan Mencari Harta Karun Aspek Ketepatan Menemukan Lokasi Harta Karun Siklus II ................................ Hasil Tes Permainan Mencari Harta Karun Aspek Kecepatan Menemukan Lokasi (Bendera) Harta Karun Siklus II ................ Hasil Tes Permainan Mencari Harta Karun Aspek Keaktifan Mengikuti Petunjuk Guru Siklus II ........................................... Hasil Tes Permainan Mencari Harta Karun Aspek Kemampuan Bekerjasama dalam Kelompok Siklus II ................................... Hasil Tes Mendeskripsikan Isi Denah Siklus II ......................... xiv
49 63 65 66 66 67 68 69 69 75 76 77 78 78 79 84 86 87 88 90 91 92 93 94 96 103 121 123 124 125 126 127 128
Tabel 34: Hasil Tes Mendeskripsikan Isi Denah Aspek Ketepatan dan Kelengkapan Isi Denah Siklus II ............................................... Tabel 35: Hasil Tes Mendeskripsikan Isi Denah Aspek Keefektifan Kalimat dan Tanda Baca Siklus II ............................................. Tabel 36: Deskripsi Hasil Observasi Siklus II........................................... Tabel 37: Hasil Jurnal Siswa Siklus II ...................................................... Tabel 38: Perbandingan Nilai Rata-rata Tiap-tiap Aspek Keterampilan Membaca Denah ................................................. Tabel 39: Perubahan Sikap dan Perilaku setelah Dilaksanakan Dua siklus Tabel 40: Perbandingan Hasil Jurnal Siswa Siklus I dan II .......................
DAFTAR GAMBAR xv
129 129 133 137 164 168 172
Gambar 1 : Gambar 2 : Gambar 3 : Gambar 4 : Gambar 5 : Gambar 6 : Gambar 7 : Gambar 8 : Gambar 9 : Gambar 10 : Gambar 11 : Gambar 12 : Gambar 13 : Gambar 14 : Gambar 15 : Gambar 16 : Gambar 17 : Gambar 18 : Gambar 19 : Gambar 20 : Gambar 21 : Gambar 22 : Gambar 23 :
Jenis-jenis Membaca Menurut Tarigan................................... Sistem Komunikasi Denah ..................................................... Model Penelitian Tindakan Kelas .......................................... Diagram Garis Hasil Nilai Kumulatif Siswa Siklus I .............. Guru Melaksanakan Apersepsi............................................... Guru Menyampaikan Petunjuk Permainan Harta Karun ......... Diskusi Kelompok Menentukkan Letak Harta Karun ............. Sekelompok Siswa Mulai Mencari Letak Harta Karun ........... Siswa Kesulitan Mencari Letak Bendera Harta Karun ............ Siswa Menemukan Harta Karun dan Kembali ke Kelas.......... Situasi Mendeskripsikan Isi Denah ........................................ Penyerahan Hadiah Harta Karun pada Perwakilan Kelompok Pemenang ............................................................. Sekelompok Siswa Membagi Hadiah Harta Karun ................. Diagram Garis Nilai Kumulatif Siswa Siklus II...................... Guru Melakukan Apersepsi dan Refleksi Kegiatan Siklus I.... Siswa Melakukan Diskusi Menentukan Tempat Harta Karun . Saat Siswa Keluar Kelas untuk Melaksanakan Permainan Mencari Harta Karun ............................................................. Sekelompok Siswa Mencari Harta Karun ............................... Siswa Memperhatikan Petunjuk Mendeskripsikan Denah ...... Siswa Mendeskripsikan Isi Denah.......................................... Penyerahan Hadiah Permainan Mencari Harta Karun ............. Suasana saat Aktivitas Wawancara Berlangsung .................... Perbandingan Nilai Rata-rata Siswa Siklus I dan Siklus II......
DAFTAR LAMPIRAN xvi
27 34 48 85 110 111 112 113 114 115 115 116 117 122 147 148 149 150 151 152 152 153 165
Lampiran 1 : Angket Kemampuan Awal Kemampuan Membaca Denah Siswa Kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja .............................. Lampiran 2 : Isian angket Kemampuan Awal Siswa Kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja ............................................................. Lampiran 3 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ............. Lampiran 4 : Format Hasil Penilaian Permainan Mencari Harta Karun Siklus I ............................................................................... Lampiran 5 : Penjabaran Skor Aspek Ketepatan Menemukan Harta Karun Siklus I ............................................................................... Lampiran 6 : Penjabaran Skor Aspek Kecepatan Menemukan Harta Karun Siklus I ............................................................................... Lampiran 7 : Penjabaran Skor Aspek Kemampuan Bekerjasama dalam Kelompok Siklus I .............................................................. Lampiran 8 : Penjabaran Skor Aspek Keaktifan dalam Mengikuti Petunjuk Guru Siklus ......................................................................... Lampiran 9 : Format Hasil Penilaian Deskrispi Isi Denah SMPN 2 Mandiraja Siklus I............................................................... Lampiran 10 : Penjabaran Aspek Penilaian Mendeskripsikan Isi denah SMPN 2 Mandiraja dan Lokasi Harta Karun Siklus I .......... Lampiran 11 : Format Hasil Penilaian Kumulatif Siklus I .......................... Lampiran 12 : Format Lembar Observasi Permainan Mencari Harta Karun Kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja Siklus I ............................ Lampiran 13 : Format Lembar Observasi Mendeskripsikan Isi denah KelasVIII F SMPN 2 Mandiraja Siklus I ............................. Lampiran 14 : Format Jurnal Siswa Siklus I ............................................... Lampiran 15 : Format Jurnal Guru Siklus I ................................................ Lampiran 16 : Format Hasil Wawancara Siklus I ....................................... Lampiran 17 : Pedoman Pengambilan Dokumen Foto Siklus I ................... Lampiran 18 : Contoh Denah untuk Permainan Mencari Harta Karun ........ Lampiran 19 : Contoh Pendeskripsian Tempat atau Lokasi siklus I ............ Lampiran 20 : Soal Tes Permainan Mencari Harta Karun Siklus I .............. Lampiran 21: Soal Tes Mendeskripsikan Isi Denah Siklus I ...................... Lampiran 22 : Daftar Nilai Permainan Mencari Harta Karun Siklus I......... Lampiran 23 : Daftar Nilai Mendeskripsikan Isi Denah Siklus I ................ Lampiran 24 : Daftar Nilai Kumulatif Siklus I ........................................... Lampiran 25 : Hasil Observasi Permainan Mencari Harta Karun Kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja Siklus I...................................... Lampiran 26: Hasil Observasi Mendeskripsikan Isi Denah Kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja Siklus I ................................................ Lampiran 27 : Hasil Jurnal Siswa Siklus I .................................................. Lampiran 28 : Hasil Jurnal Guru Siklus I ................................................... Lampiran 29 : Hasil Wawancara Siklus I ................................................... Lampiran 30 : Hasil Pendeskripsian Isi Denah Siklus I .............................. Lampiran 31 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II............ Lampiran 32 : Format Hasil Penilaian Permainan Mencari Harta Karun xvii
185 186 189 193 194 195 196 197 198 199 201 102 204 206 207 208 209 210 211 212 213 214 215 216 217 219 221 224 225 231 234
Siklus II .............................................................................. Lampiran 33 : Penjabaran Skor Aspek Ketepatan Menemukan Harta Karun Siklus II .............................................................................. Lampiran 34 : Penjabaran Skor Aspek Kecepatan Menemukan Harta Karun Siklus II .............................................................................. Lampiran 35 : Penjabaran Skor Aspek Keaktivan dalam Mengikuti Petunjuk Guru Siklus II ..................................................................... Lampiran 36 : Penjabaran Skor Aspek Kemampuan Bekerjasama dalam Kelompok Siklus II ............................................................. Lampiran 37 : Format Hasil Penilaian Deskrispi Isi Denah SMPN 2 Mandiraja Siklus II ............................................................. Lampiran 38 : Penjabaran Aspek Penilaian Mendeskripsikan Isi denah SMPN 2 Mandiraja dan Lokasi Harta Karun Siklus II ......... Lampiran 39 : Format Hasil Penilaian Kumulatif Siklus II ......................... Lampiran 40 : Format Lembar Observasi Permainan Mencari Harta Karun Kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja Siklus II........................... Lampiran 41 : Format Lembar Observasi Mendeskripsikan Isi denah KelasVIII F SMPN 2 Mandiraja Siklus II ........................... Lampiran 42 : Format Jurnal Siswa Siklus II ............................................. Lampiran 43 : Format Jurnal Guru Siklus II ............................................... Lampiran 44 : Format Hasil Wawancara Siklus II ...................................... Lampiran 45 : Pedoman Pengambilan Dokumen Foto Siklus II.................. Lampiran 46 : Contoh Denah untuk Permainan Mencari Harta Karun ........ Lampiran 47 : Contoh Pendeskripsian Tempat atau Lokasi Siklus II .......... Lampiran 48 : Soal Tes Permainan Mencari Harta Karun Siklus II ............ Lampiran 49: Soal Tes Mendeskripsikan Isi Denah Siklus II .................... Lampiran 50 : Daftar Nilai Permainan Mencari Harta Karun Siklus II ....... Lampiran 51 : Daftar Nilai Mendeskripsikan Isi Denah Siklus II .............. Lampiran 52 : Daftar Nilai Kumulatif Siklus II .......................................... Lampiran 53 : Hasil Observasi Permainan Mencari Harta Karun Kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja Siklus II .................................... Lampiran 54: Hasil Observasi Mendeskripsikan Isi Denah Kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja Siklus II ............................................... Lampiran 55 : Hasil Jurnal Siswa Siklus II ................................................ Lampiran 56 : Hasil Jurnal Guru Siklus II .................................................. Lampiran 57 : Hasil Wawancara Siklus II .................................................. Lampiran 58 : Hasil Pendeskripsian Isi Denah Siklus II ............................. Lampiran 59: Surat Izin Penelitian ...........................................................
xviii
238 239 240 241 242 243 244 246 247 249 251 252 253 254 255 256 258 259 260 261 262 263 265 267 270 271 274 277
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan membaca menduduki posisi dan peran yang sangat penting dalam konteks kehidupan manusia. Seseorang yang mampu membaca berarti ia telah mampu membuka jendela dunia karena dengan membaca ia akan memiliki informasi yang berguna dan aktual (apapun, dimanapun, dan kapanpun). Hanya dengan membaca di internet atau surat kabar setiap hari misalnya, seseorang sudah dapat mengetahui suatu kejadian atau peristiwa yang terjadi di suatu tempat, meskipun tempat peristiwa itu terletak jauh dari dirinya. Peran penting membaca ini sejalan dengan pendapat Roijakers dalam Harras dan Sulistianingsih (1997/1998:1.4), ia mengatakan bahwa hanya melalui kegiatan berliterasi (membaca) yang layaklah orang akan dapat mengembangkan diri di dalam bidangnya masing-masing secara maksimal dan akan dapat mengikuti perkembangan baru yang terjadi di dunia. Tantowi Yahya, seorang Duta Baca Nasional, dalam iklan layanan masyarakat di RCTI mengingatkan arti penting membaca bagi manusia. Beliau mengatakan bahwa orang yang tidak membaca adalah orang yang tidak tahu apaapa, sedangkan orang yang tidak tahu apa-apa adalah orang yang berhubungan erat dengan kebodohan dan kebodohan itu sangat dekat dengan kemiskinan. Berdasarkan penjabaran arti penting membaca oleh Tantowi Yahya di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca memiliki arti yang sangat penting bagi manusia. Oleh karena itu, ketika seorang guru hendak mengajarkan dan
1
2
melatihkan keterampilan membaca, ia harus mengerahkan segala daya dan upaya, dengan menerapkan teknik khusus sesuai dengan karakteristik siswa agar siswa yang diajarnya kemudian benar-benar dapat mengusai keterampilan membaca. Berdasarkan Kurikulum Standar Isi 2006, salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa adalah keterampilan membaca denah. Keterampilan tersebut nyata benar penggunaannya dalam kompetensi dasar dari subaspek membaca yang harus dilatihkan untuk siswa kelas VIII SMP yaitu kompetensi dasar “menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera pada denah”. Keterampilan membaca denah sangat penting untuk dikuasai siswa. Keterampilan ini sangat penting untuk dikuasai terutama untuk menemukan rumah sahabat yang hendak menikah atau hajatan berdasarkan denah yang terdapat pada undangan, menemukan tempat obyek wisata berdasarkan peta wisata yang terdapat di pinggir jalan, menemukan letak tempat duduk saat hendak mengikuti ujian SPMB, CPNS, berdasarkan denah tempat duduk yang dipasang di depan pintu ruang ujian, mendeskripsikan isi denah kepada orang yang tidak memegang denah, dan lain sebagainya. Untuk dapat membantu siswa mencapai kompetensi membaca denah sebagaimana juga untuk mencapai kompetensi-kompetensi lain, Depdiknas (2003:10) memberikan kebebasan pada pihak sekolah atau daerah untuk menentukan teknik pembelajaran yang sekiranya paling sesuai untuk diterapkan di sekolah atau daerah bersangkutan. Pemberian latihan dan pengalaman menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera pada denah terhadap peserta didik dapat tercapai
3
secara optimal apabila digunakan sebuah teknik pembelajaran yang tepat. Teknik pembelajaran adalah teknik, cara, atau kiat yang digunakan dalam proses pembelajaran. Adapun teknik pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia adalah teknik, cara, atau kiat yang digunakan dalam mata pelajaran bahasa Indonesia (Subana dan Sunarti hal. 195). Pemilihan teknik pembelajaran yang tepat untuk dapat digunakan dalam pembelajaran suatu kompetensi dasar, termasuk juga untuk kompetensi dasar menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera pada denah, sangat ditentukan oleh hasil identifikasi guru terhadap lingkungan belajar, kemampuan siswa, keadaan siswa, karakteristik siswa, dan keinginan siswa. Tanpa identifikasi yang tepat, teknik pembelajaran yang diberikan akan menjadi tidak tepat pula. Berkaitan dengan identifikasi untuk menentukan teknik yang paling tepat dalam pembelajaran membaca denah di SMPN 2 Mandiraja, dilakukanlah observasi, wawancara dengan guru pengampu Mata Pelajaran Bahasa Indonesia kelas VIII, dan pemberian angket pada siswa kelas VIII F pada tanggal 20 dan 21 Maret 2007. Adapun hasil dari observasi, wawancara dan angket diperoleh data identifikasi lingkungan belajar, kemampuan siswa, keadaan siswa, karakteristik siswa, dan keinginan siswa sebagai berikut. Pertama, SMPN 2 Mandiraja terletak di kawasan desa dan mempunyai lahan terbuka yang luas dengan tata letak bangunan berpola menyebar dengan pusat berupa lapangan upacara. Kedua, berdasarkan angket, 38 siswa (100%) menyatakan bahwa proses pembelajaran selalu berada di dalam kelas. Siswa tidak
4
pernah diajak belajar di halaman maupun di perpustakaan. Ketiga, berdasarkan angket, 38 siswa (100%) menyatakan pernah membaca denah, namun mereka belum pernah praktik menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang terdapat dalam denah. Jadi siswa hanya belajar teori saja. Keempat, berdasarkan angket, 29 siswa (76,32%) mengaku pernah mendeskripsikan suatu tempat kepada orang yang tidak mengetahui letak tempat tersebut. Sedangkan sisanya, yaitu 9 siswa (23,68%) menyatakan belum pernah mendeskripsikan suatu tempat pada orang lain. Kelima, berdasarkan observasi, sebagian besar siswa menunjukan ekspresi tidak senang ketika diberitahu akan diberi materi pelajaran, bahkan 2 siswa menyatakan secara lantang bahwa mereka bosan diberi pelajaran terus. Keenam, berdasarkan observasi, seluruh siswa menunjukan ekspresi gembira ketika diberi tahu bahwa mereka akan diajak belajar di luar kelas dan melakukan sebuah permainan. Ketujuh, berdasarkan keterangan guru dan hasil observasi, kelas VIII F termasuk kelas yang kurang tertib, riuh saat diajar, dan kurang memperhatikan materi yang diajarkan. Simpulan dari hasil identifikasi, di SMPN 2 Mandiraja khususnya di kelas VIII F terdapat permasalahan yaitu siswa merasa jenuh saat mengikuti pelajaran, kurang tertib, dan kurang memperhatikan materi yang diajarkan. Akibatnya, siswa kelas VIII F memiliki prestasi belajar yang kurang memuaskan. Hal ini terbukti ketika siswa dievaluasi dalam materi pelajaran menulis surat dinas, tidak ada satupun siswa yang dapat menjawab ketika diberi pertanyaan, padahal materi pertanyaan berasal dari penjelasan yang telah guru sampaikan. Permasalahan hasil belajar yang kurang memuaskan akibat kejenuhan siswa mengikuti pelajaran, keinginan siswa untuk melakukan pembelajaran aktif
5
dan atraktif, serta belum pernahnya siswa praktik menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera dalam denah di SMPN 2 Mandiraja menjadi landasan utama bagi peneliti dalam menentukan teknik pembelajaran membaca denah yang hendak dilakukan di SMPN 2 Mandiraja. Setelah melalui berbagai pertimbangan, dipilihlah permainan mencari harta karun sebagai teknik pembelajaran membaca denah di SMPN 2 Mandiraja. Adapun pertimbangan pemilihan permainan mencari harta karun adalah sebagai berikut ini. Permainan mencari harta karun peneliti anggap tepat untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi di kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja karena permainan ini dilakukan di luar kelas dengan memanfaatkan halaman sekolah yang luas. Permainan ini memungkinkan siswa praktik menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera dalam denah karena aktivitas permainan mencari harta karun berupa aktivitas mencari suatu harta yang tersembunyi di suatu tempat. Untuk dapat menemukan harta tersebut, siswa diberi sebuah denah yang menunjukan letak harta karun tersebut. Peneliti juga mengangap permainan mencari harta karun tepat untuk mengatasi permasalahan kebosanan siswa mengikuti pelajaran. Hal ini disebabkan permainan mencari harta karun adalah permainan yang menjadikan pesertanya merasa gembira dan senang untuk melaksanakannya, maka apabila siswa melaksanakan permainan ini siswa akan berada dalam keadaan gembira. Efek yang terjadi adalah dengan sendirinya kebosanan siswa mengikuti pelajaran akan hilang.
6
Selain pertimbangan di atas, pemilihan permainan mencari harta karun sebagai teknik pembelajaran membaca denah juga didasari oleh keinginan peneliti untuk mengajak siswa belajar secara aktif dan atraktif. Pembelajaran aktif adalah pembelajaran yang menekankan keaktivan siswa untuk mengalami sendiri, untuk berlatih, untuk berkegiatan, sehingga baik dengan daya pikir, emosional dan keterampilannya mereka belajar dan berlatih. Pembelajaran atraktif adalah suatu proses pembelajaran yang memesona, menarik, mengasyikan, menyenangkan, tidak membosankan, variatif, kreatif, dan indah (Suwariyanto 2003). Untuk dapat mewujudkan pembelajaran aktif dan atraktif, tempat pembelajaran di luar kelas (out door) merupakan suatu pilihan yang baik. Satu hal lagi yang menjadi pertimbangan peneliti dalam pemilihan permainan mencari harta karun sebagai teknik pembelajaran membaca denah adalah apabila mengacu pada tahapan perkembangan siswa SMP secara psikologis. Secara psikologis menurut Hurlock dalam Hariyadi, dkk. (2003:45), fase perkembangan siswa SMP kelas VIII termasuk dalam masa remaja dengan rata-rata usia 13-14 tahun. Adapun ciri-ciri kondisi pada masa remaja menurut Hariyadi, dkk. (2003:52), antara lain (1) remaja merasa mandiri sehingga ingin mengatasi permasalahannya sendiri dan menolak bantuan orang tua dan guru, (2) secara fisik kondisi emosi tampak lebih tinggi atau intens, terutama saat terjadi perubahan-perubahan fisik, (3) berdasarkan aspek sosial, remaja ingin melepaskan diri dari orang tua dan ingin bergabung dengan teman sebaya atau peer-group. Berkaitan dengan konsep peer-group, ada dua macam tuntutan kebutuhan remaja dari suatu peer-group, yaitu: (1) kebutuhan untuk diterima oleh peer-group, dan
7
(2) kebutuhan menghindari penolakan peer-group. Berpijak dari penjelasan tahapan perkembangan siswa SMP di atas, diyakini bahwa permainan mencari harta karun dapat mengejawantahkan keinginan siswa untuk bergabung dengan peer-group-nya karena permainan ini dilaksanakan secara berkelompok. Pemilihan SMPN 2 Mandiraja didasarkan oleh pertimbangan ketersediaan lahan untuk dilaksanakannya permainan mencari harta karun. Adapun kelas yang dipilih adalah kelas VIII F, hal ini didasari oleh kenyataan bahwa siswa kelas VIII F memiliki hasil belajar kurang memuaskan, merasa jenuh saat mengikuti pelajaran,
kurang tertib,
dan
menginginkan proses pembelajaran
yang
menyenangkan, selain itu, siswa juga belum pernah praktik menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera dalam denah. Berdasarkan berbagai penjelasan di atas, maka peneliti memilih judul penelitian ini Permainan Mencari Harta Karun sebagai Teknik Pembelajaran Membaca Denah pada Siswa Kelas VIII F SMP Negeri 2 Mandiraja Tahun Ajaran 2006/2007.
1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan observasi, angket, dan wawancara terdapat beberapa masalah berkaitan dengan pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang dapat diidentifkasi. Berdasarkan faktor siswa terdapat beberapa masalah, antara lain: (1) hasil belajar siswa kurang memuaskan akibat siswa merasa jenuh dan bosan mengikuti pelajaran Bahasa Indonesia, (2) ketika pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia berlangsung siswa tidak memperhatikan dengan
8
seksama dan membuat gaduh, (3) keinginan siswa untuk melakukan pembelajaran yang aktif dan atraktif, (4) 100 % siswa belum pernah praktik mencari dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera dalam denah, (5) 100 % belum pernah belajar di luar kelas, (6) siswa kurang disiplin karena ketika pelajaran sudah dimulai ada siswa yang datang terlambat, dan (7) siswa pasif saat diberi pertanyaan Berdasarkan faktor guru terdapat beberapa masalah, antara lain: (1) pemilihan teknik pembelajaran tidak didasarkan atas identifikasi terhadap potensi lingkungan belajar, kemampuan siswa, karakteristik siswa, keadaan siswa, dan keinginan siswa, sehingga teknik pembelajaran yang dipilih seringkali tidak tepat, (2) teknik pembelajaran yang digunakan guru masih kurang variatif karena pembelajaran selalu dilakukan didalam ruang kelas. Akibatnya, siswa mudah jenuh, (3) tahapan perkembangan peserta didik belum dipahami secara menyeluruh, sehingga keinginan-keinginan siswa belum dapat tercakup dalam teknik pembelajaran yang selama ini digunakan. Berdasarkan faktor lingkungan sekolah juga terdapat beberapa masalah, yaitu: (1) kondisi lingkungan sekolah yang mempunyai lahan yang luas belum dimanfaatkan secara optimal, (2) pemanfaatan lahan sekolah dan perpustakaan untuk proses pembelajaran masih belum dilakukan sebagai alternatif pembelajaran di luar kelas, (3) lingkungan sekolah yang berada di luar pemukiman menjadikan suasana tenang namun bila siang hari terasa panas sehingga bila pembelajaran dilakukan siang hari siswa menjadi lebih cepat mengalami kejenuhan, dan (4) kebersihan lingkungan kelas VIII F kurang dirawat.
9
1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah, permasalahan yang akan menjadi bahan penelitian yaitu, masalah hasil belajar yang kurang memuaskan akibat kejenuhan siswa mengikuti pelajaran, keinginan siswa untuk melakukan pembelajaran aktif dan atraktif, 100 % siswa belum pernah praktik menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera pada denah, pemilihan teknik pembelajaran yang tidak didasari oleh identifikasi terhadap karakteristik siswa terlebih dahulu, dan ketersediaan lahan sekolah yang belum digunakan sebagai tempat melaksanakan proses pembelajaran. Kelima permasalahan tersebut, diyakini dapat diatasi dengan pemilihan permainan mencari harta karun sebagai teknik pembelajaran menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera pada denah dan mendeskripsikan isi denah.
1.4 Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut ini. Bagaimanakah peningkatan keterampilan membaca denah siswa kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja setelah diterapkan teknik permainan mencari harta karun? Bagaimanakah perubahan tingkah laku siswa kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja terhadap pembelajaran membaca denah setelah diterapkan teknik permainan mencari harta karun?
10
1.5 Tujuan Penelitian Berkaitan dengan rumusan masalah, tujuan diadakan penelitian ini adalah sebagai berikut ini. Mendeskripsikan peningkatan keterampilan membaca denah siswa setelah diterapkan teknik permainan mencari harta karun. Mendeskripsikan perubahan tingkah laku siswa setelah mengikuti pembelajaran membaca denah dengan teknik permainan mencari harta karun.
1.6 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara teoretis dan praktis. 1.6.1 Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi perkembangan penelitian di Indonesia, khususnya pada bidang penelitian tindakan kelas. Penelitian ini juga diharapkan menambah khasanah pengetahuan dan pemahaman pembaca tentang upaya peningkatan keterampilan membaca denah dengan teknik permainan mencari harta karun sehingga dapat memperbaiki mutu pendidikan dan meningkatkan hasil belajar siswa. 1.6.2 Manfaat Praktis Secara praktis hasil penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat bagi guru dan siswa. Bagi siswa penelitian ini memiliki manfaat, yaitu (1) memudahkan siswa dalam belajar sekaligus praktik secara langsung menemukan
11
tempat yang tertera pada denah dan mendeskripsikan isi denah, (2) dapat meningkatkan minat belajar siswa terhadap Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia, dan (3) dapat meningkatkan semangat siswa dalam mengikuti Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. Bagi guru, penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai alternatif dalam pemilihan teknik pembelajaran yang digunakan sehingga pembelajaran membaca denah dapat berjalan menyenangkan dan bermakna. Selain itu, penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi motivasi berharga bagi guru agar lebih memahami karakter siswa, keadaan siswa, keinginan siswa, kemampuan siswa, dan lingkungan sekolah sehingga dapat menentukan teknik pembelajaran yang paling tepat dan menyenangkan untuk kompetensi dasar yang hendak diajarkan.
BAB II LANDASAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN
2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian yang mengujicobakan permainan mencari harta karun sebagai teknik pembelajaran membaca denah belum pernah dilakukan. Hal ini lazim terjadi karena permainan mencari harta karun pada hakikatnya adalah sejenis permainan di luar bahasa, seperti halnya petak umpet ataupun playstation. Permainan ini bukanlah permainan yang diciptakan untuk pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia seperti halnya permainan cari kata itu (find the words) untuk pembelajaran membaca ataupun permainan category bingo untuk pembelajaran menulis. Penelitian membaca ekstensif denah juga belum pernah dilakukan. Yang ada hanyalah penelitian mengenai membaca ekstensif teks bacaan, misal penelitian membaca ekstensif yang diukur dengan KEM. Berdasarkan kenyataan di atas, tinjauan pustaka difokuskan pada penelitian yang sekiranya berhubungan dalam hal pengujicobaan suatu permainan sebagai teknik pembelajaran dan penelitian yang berkaitan dengan membaca ekstensif. Penelitian yang mengujicobakan konsep permainan untuk pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia sebagai pijakan penelitian ini adalah penelitian Rohman (2001). Pada penelitian berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman dengan Teknik Skrambel pada Siswa Kelas II A SLTP N I Patean
12
13
Kendal itu, Rohman mengujicobakan skrambel yang awalnya permainan untuk anak-anak berupa perlombaan menyusun atau mengurutkan suatu struktur yang sebelumnya dengan sengaja telah dikacaukan susunannya. Hasil penelitian Rohman adalah teknik permainan skrambel dapat meningkatkan keterampilan membaca siswa dan dapat menanggulangi masalah kejenuhan, kelelahan, dan kebosanan yang dihadapi siswa saat mengikuti pelajaran. Ini terbukti dengan hasil tes awal, tes akhir siklus I, dan tes siklus II, seluruhnya menunjukan ada kenaikan yang berkategori cukup. Hasil tes awal ratarata 6,17, hasil tes akhir siklus I 6,57, dan hasil tes akhir II 7,12. Dari tes awal ke tes akhir siklus I ada kenaikan 6,48%, dari tes akhir siklus I ke tes akhir siklus II ada kenaikan 8,37%. Perubahan perilaku tampak dalam pembelajaran membaca pemahaman dengan teknik skrambel. Data yang diperoleh melalui observasi, wawancara, dan jurnal membuktikan bahwa sebagian besar siswa tertarik dengan teknik skrambel. Situasi dan kondisi jenuh, lelah, dan bosan dapat diatasi dengan permainan skrambel sehingga suasana kondusif dapat tercipta. Berdasarkan kelemahan yang diakui sendiri oleh peneliti, teknik skrambel memerlukan waktu yang lama untuk persiapan sehingga teknik ini disarankan digunakan sebagai selingan saat anak-anak dalam keadaan bosan, jenuh, dan tak bersemangat mengikuti pelajaran. Penelitian yang mengujicobakan permainan dilakukan pula oleh Nariyati (2007). Pada skripsi yang berjudul Peningkatan Keterampilan Membaca Puisi Melalui Permainan Bingo dengan Teknik Latihan Terbimbing pada Siswa kelas
14
VII-A MTS Al-Asror Gunungpati Semarang Tahun Ajaran 2006/2007 ia mengujicobakan permainan binggo dengan teknik latihan terbimbing pada Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia yang menurutnya telah pula diujicobakan pada Mata Pelajaran Biologi. Berdasarkan hasil penelitian tampak bahwa penggunaan permainan binggo melalui latihan terbimbing berhasil meningkatkan keterampilan membaca puisi pada siswa kelas VII-A MTS Al-Asror. Hal ini dapat dibuktikan pada hasil tes siklus I dan siklus II terjadi peningkatan hasil penelitian sebesar 1,42 atau sebesar 35,50 % setelah dilaksanakan pembelajaran dalam dua siklus. Penggunaan permainan binggo dengan teknik latihan terbimbing dalam dua siklus juga menyebabkan perilaku siswa berubah ke arah positif. Perilaku siswa yang bersenda gurau sendiri, malas-malasan, kurang berantusias mengikuti pembelajaran pada siklus I bisa dikurangi pada siklus II. Relevansi dari penelitian Rohman dan Naryati bagi penelitian ini adalah persamaan penggunaan konsep permainan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Perbedaannya terletak pada jenis permainan dan teknik yang digunakan yaitu pada penelitian mereka jenis permainan dan teknik yang digunakan adalah permainan skrambel dan permainan binggo dengan teknik latihan terbimbing, pada penelitian ini jenis permainan dan teknik yang digunakan adalah jenis dan teknik permainan mencari harta karun. Berpijak dari hasil penelitian Rohman dan Nuryati, penggunaan permainan sebagai teknik pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia khususnya untuk menanggulangi masalah kebosanan dan menimbuhkan motivasi siswa sangatlah penting. Karena dengan permainan, siswa akan terhibur dan pembelajaran berlangsung menjadi lebih menyenangkan.
15
Sementara itu, penelitian membaca ekstensif relatif banyak dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang, khususnya untuk penelitian kemampuan membaca efektif siswa terhadap teks bacaan yang diukur dengan KEM. Pada penelitian ini, dirujuk tiga penelitian membaca ekstensif jenis penelitian tindakan kelas. Penelitian ini dilakukan oleh Sodik (2002), Apriyanti (2004), dan Sandy (2006). Penelitian Sodik (2002) berjudul Peningkatan Kemampuan Membaca Efektif pada Siswa Kelas IA MA Nurul Huda Kota Semarang Melalui Teknik Latihan Berjenjang yang Diukur dengan KEM menunjukkan hasil bahwa kemampuan membaca efektif siswa kelas IA MA Nurul Huda kota Semarang dapat ditingkatkan setelah melakukan kegiatan latihan membaca efektif secara berjenjang yang diukur dengan KEM. Peningkatan tersebut diketahui dari perbandingan hasil siklus I dan siklus II. Pada siklus I kemampuan membaca efektif siswa sebesar 174 kpm, pada siklus II kemampuan membaca efektif siswa menjadi 226 kpm. jadi, telah terjadi peningkatan sebesar 52 kpm atau 29,89 %. Hasil pembelajaran membaca efektif dengan teknik latihan berjenjang secara nontes juga menunjukkan perubahan perilaku siswa ke arah positif. Terlihat adanya respon positif siswa setelah melakukan latihan membaca efektif. Penelitian mengenai membaca ekstensif oleh Apriyanti (2004) berjudul Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat dengan Teknik Membaca Super Gaya Accelerated Learning pada Siswa Kelas II A SMP Negeri 1 Doro Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2003/2004 secara tes menunjukkan kecepatan membaca
siswa
meningkat.
Peningkatan
tersebut
diketahui
setelah
16
membandingkan hasil tes siklus I dan hasil tes siklus II. Pada siklus awal tidak ada siswa yang kecepatan efektif membacanya dalam kategori tinggi, pada siklus I terdapat 5 siswa, dan pada siklus II bertambah menjadi 8 siswa. hasil nontes menunjukkan sikap siswa dalam membaca juga membaik. Pada akhir penelitian sudah tidak ada lagi siswa yang membaca sambil bersuara, menunjuk kata yang dibaca, menggerakkan bibir, dan menggelengkan kepala. Penelitian Sandy (2006) yang berjudul Peningkatan Kemampuan Membaca Cepat dan Pemahaman Isi Wacana dengan Media tabel waktu pada Siswa Kelas VIII B SMPN Siwalan Kabupaten Pekalongan juga menunjukkan terjadi peningkatan kemampuan membaca cepat dan pemahaman isi wacana pada siswa kelas VIII B SMPN Siwalan Kabupaten Pekalongan Tahun Pelajaran 2005/2006 dalam aspek hasil tes, perilaku dan etos belajar siswa. Hal ini terlihat hasil penelitian siklus II apabila dibandingkan dengan hasil tes siklus I mengalami peningkatan. Nilai terendah siklus II terdapat peningkatan sebesar 14 kata per menit dari nilai terendah siklus I, nilai tertinggi siklus II terdapat peningkatan sebesar 62 kata per menit, dan nilai rata-rata siswa terdapat peningkatan 24 kata per menit. Perilaku siswa juga membaik. Jumlah siswa yang berperilaku baik pada siklus I sejumlah 26 siswa atau 76,47 %, pada siklus II siswa yang berperilaku baik menjadi 31 siswa atau 91,8 %. Relevansi dari seluruh penelitian membaca ekstensif yang telah dirujuk dengan penelitian ini adalah adanya persamaan materi yang diajarkan yaitu mengenai membaca ekstensif. Akan tetapi, apabila pada ketiga penelitian yang dirujuk sumber belajarnya berupa teks bacaan dan teknik serta media yang
17
digunakan berupa teknik latihan berjenjang pada penelitian Sodik, teknik membaca super gaya Accelerated Learning pada penelitian Apriyanti, dan media tabel waktu pada penelitian sandy, pada penelitian ini sumber belajar yang digunakan berupa gambar denah dengan teknik permainan mencari harta karun. Selain perbedaan teknik dan sumber belajar yang digunakan dapat dijelaskan pula bahwa pada ketiga penelitian yang dirujuk masih mempraktikan pembelajaran di dalam ruang kelas. Hal ini tentu saja berbeda dengan penelitian di luar kelas secara aktif dan atraktif yang hendak dilakukan. Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penelitian untuk membaca ekstensif sudah dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Negeri Semarang baik itu penelitian yang mengujicobakan teknik latihan berjenjang, teknik accelerated learning, maupun dengan media tabel waktu. Hanya saja, penelitian membaca ekstensif yang dilakukan masih berkutat pada membaca ekstensif teks bacaan, penelitian membaca ekstensif denah berdasarkan tinjauan pustaka yang peneliti lakukan belum pernah dilakukan. Selain itu, meskipun seluruh penelitian yang ditinjau telah terbukti berhasil dengan meningkatnya hasil penelitian yang dicapai siswa, masih terdapat beberapa hal yang dapat diperbaiki. Salah satu hal yang penting adalah penerapan pembelajaran yang aktif dan atraktif sehingga siswa menjadi lebih senang untuk belajar. Oleh karena itu, penelitian yang hendak peneliti lakukan berguna sebagai pelengkap penelitian tentang membaca ekstensif sebelumnya dan sebagai perintis penelitian membaca denah dengan teknik yang bertumpu pada pembelajaran aktif dan atraktif.
18
2.2 Landasan Teoretis Landasan teoretis berisi teori-teori yang relevan dengan penelitian yang hendak dilakukan. Teori-teori itu antara lain mencakup teori tentang keterampilan membaca dengan segala rinciannya, teori tentang pengetahuan peta dan denah dengan segala rinciannya, dan teori tentang permainan harta karun dengan segala rinciannya. Berikut ini uraian masing-masing teori yang relevan dengan penelitian membaca denah dengan teknik permainan mencari harta karun. 2.2.1 Keterampilan Membaca Membaca adalah suatu keterampilan berbahasa yang harus dibina dan dikembangkan dalam pendidikan bahasa. Menurut Tampubolon (1983/1984:2627), membaca adalah salah satu dari empat kemampuan pokok berbahasa, yakni mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Dilihat dari segi perilaku
dalam
konteks
pengertian
stimulus-respon,
dalam
terminologi
strukturalisme Blomfield (dalam Tampubolon 1983/1984:26-27), kemampuan membaca disebut keterampilan bahasa (language skill). Menurut
Haryadi
(2006:4-5),
membaca
merupakan
salah
satu
keterampilan berbahasa yang termasuk di dalam retorika seperti keterampilan berbahasa lainnya (berbicara dan menulis). Dalam kegiatan membaca, pembaca memerlukan dasar pengetahuan yang tersusun baik dan kemahiran yang telah dikuasai. Pengetahuan yang diperlukan adalah pengetahuan yang berkaitan dengan kebahasaan dan nonkebahasaan. Pengetahuan kebahasaan meliputi pengetahuan tentang huruf, suku kata, kata, frase, klausa, kalimat, wacana,
19
semantik, dan intonasi. Pengetahuan nonkebahasaan meliputi pengetahuan tentang tema atau judul bacaan, setting, suasana, alur, organisasi tulisan dsb.. Kemahiran membaca merupakan keterampilan yang dimiliki oleh seorang pembaca. Kemahiran membaca mencakup dua aspek, yaitu aspek mekanik dan pemahaman. Aspek mekanik berkaitan kemahiran pembaca dalam menggerakan mata pada waktu membaca. Aspek pemahaman berhubungan dengan kemahiran pembaca dalam menangkap isi bacaan yang dibaca. 2.2.1.1 Pengertian Membaca Menurut Rahim (2005:2), “membaca pada hakikatnya adalah sesuatu yang rumit yang melibatkan banyak hal. Membaca tidak sekadar melafalkan tulisan tetapi
juga
melibatkan
aktivitas
visual,
berpikir,
psikolinguistik,
dan
metakognitif.” Hodgson (dalam Tarigan 1984:7) menyatakan membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis. Pendapat yang mendukung pemahaman bahwa membaca adalah sebuah proses juga diungkapkan Finnochiaro dan Bonomo (dalam Tarigan 1984:8). Mereka mengungkapkan bahwa membaca adalah proses memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung dalam bahasa tulis (reading is bringing meaning to and getting meaning from printed or written material). Pendapat Hodson dan Finnochiaro dan Bonomo yang membatasi pengertian membaca pada proses memahami makna pada lambang-lambang tulis dilengkapi oleh pendapat Harras dan Sulistianingsih (1997/1998:1.7). Mereka
20
menyatakan membaca bukan hanya sekadar memahami lambang-lambang bahasa tulis belaka melainkan pula berusaha memahami, menerima, menolak, membandingkan, dan meyakini pendapat-pendapat yang dikemukakan oleh si pengarang atau membaca merupakan proses yang menuntut pembaca melakukan pertukaran ide dengan penulis melalui teks. Membaca sebagai suatu proses sebagaimana telah diungkapkan oleh ahliahli di atas, oleh Crawley dan Mountain (dalam Rahim 2005:3), dilengkapi lagi. Mereka mengungkapkan bahwa membaca tidak sekadar merupakan proses berpikir tetapi juga merupakan proses visual. Crawley dan Mountain menjelaskan sebagai proses visual membaca merupakan proses menerjemahkan simbol tulis (huruf) ke dalam kata-kata lisan. Sebagai suatu proses berpikir, membaca mencakup aktivitas pengenalan kata, pemahaman literal, interpretasi, membaca kritis, dan pemahaman kreatif. Klein, dkk. (dalam Rahim 2005:3) mengemukakan bahwa membaca tidak sekadar merupakan suatu proses sebagaimana diungkapkan oleh Hodson, Finnochiaro
dan Bonomo,
Crawley dan
Mountain,
serta
Harras
dan
Sulistianingsih. Menurut Klein, dkk., membaca mencakup tiga hal, yaitu: (1) membaca merupakan suatu proses, (2) membaca adalah strategis, dan (3) membaca merupakan interaktif. Membaca merupakan proses dimaksudkan informasi dari teks dan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca mempunyai peranan yang utama dalam membentuk makna. Membaca juga merupakan suatu strategis, karena pembaca yang efektif menggunakan berbagai strategi membaca yang sesuai dengan teks
21
dan konteks dalam rangka mengontruk makna ketika membaca. Membaca adalah interaktif, keterlibatan pembaca dengan teks tergantung pada konteks. Orang yang senang membaca suatu teks yang bermanfaat akan menemui beberapa tujuan yang ingin dicapainya, teks yang dibaca seseorang harus mudah dipahami (readale) sehingga terjadi interaksi antara pembaca dan teks. Sementara itu, Syafi’ie (dalam Rahim 2005:12-15) mengungkapkan pada dasarnya kegiatan membaca terdiri dari dua bagian, yaitu proses dan produk. Jadi, kegiatan membaca tidak sekadar berupa proses tetapi juga berupa produk. Proses membaca mencakup sembilan aspek untuk menghasilkan produk, yaitu aspek sensori, perseptual, urutan, pengalaman, pikiran, pembelajaran, asosiasi, sikap, dan gagasan. Proses membaca dimulai dengan sensori visual yang diperoleh melalui pengungkapan simbol-simbol grafis melaui indra penglihatan. Anak-anak belajar membedakan secara visual di antara simbol-simbol grafis (huruf atau kata dan juga gambar) yang digunakan untuk mereprentasikan bahasa lisan. Tindakan perseptual yaitu aktivitas mengenal suatu kata sampai pada suatu makna berdasarkan pengalaman yang lalu. Kegiatan persepsi melibatkan kesan sensori yang masuk ke otak. Ketika seseorang membaca, otak menerima gambaran
kata-kata,
kemudian
mengungkapkannya
dari
halaman
cetak
berdasarkan pengalaman pembaca sebelumnya dengan objek, gagasan, atau emosi yang dipresentasikan oleh suatu kelas. Pembaca mengenali rangkaian simbolsimbol tertulis, baik yang berupa kata, frasa, maupun kalimat. Kemudian pembaca memberi makna dengan menginterpretasikan teks yang dibacanya. Pembaca satu
22
dengan lainnya dalam mempersepsi suatu teks mungkin saja tidak sama. Walaupun membaca teks yang sama, mungkin mereka memberikan makna yang berbeda. Aspek urutan dalam proses membaca merupakan kegiatan mengikuti rangkaian tulisan yang tersusun secara linier, yang umumnya tampil pada satu halaman dari kiri ke kanan atau dari atas ke bawah. Pengalaman merupakan aspek penting dalam proses membaca. Anak-anak yang memiliki pengalaman yang banyak akan mempunyai kesempatan yang lebih luas dalam mengembangkan pemahaman kosakata dan konsep yang mereka hadapi dalam membaca dibandingkan dengan anak-anak yang mempunyai pengalaman terbatas. Oleh sebab itu, guru atau orang tua sebaiknya memberikan pengalaman langsung atau tidak langsung kepada anak-anaknya, misalnya pengalaman tentang tempat, benda, dan proses yang dideskripsikan dalam materi bacaan sehingga materi bacaan akan lebih mudah mereka serap. Pengalaman konkret
(pengalaman
langsung)
dan
pengalaman
tidak
langsung
akan
meningkatkan perkembangan konseptual anak, namun pengalaman langsung lebih efektif daripada pengalamn tidak langsung. Membaca merupakan proses berpikir. Untuk dapat memahami bacaan, pembaca terlebih dahulu harus memahami kata-kata dan kalimat yang dihadapinya melalui proses asosiasi dan eksperimental. Kemudian ia membuat simpulan dengan menghubungkan isi preposisi yang terdapat dalam materi bacaan. Untuk itu, pembaca harus mampu berpikir secara sistematis, logis, dan kreatif. Aspek afektif merupakan proses membaca yang berkenaan dengan kegiatan memusatkan perhatian, membangkitkan kegemaran membaca (sesuai
23
dengan minatnya), dan menumbuhkan motivasi membaca ketika sedang membaca. Pemusatan perhatian, kesenangan, dan motivasi yang tinggi diperlukan dalam membaca karena tanpa itu semua siswa sulit mendapatkan sesuatu dari bacaan. Aspek gagasan dimulai dengan penggunaan sensori dan perseptual dengan latar belakang pengalaman dan tanggapan afektif serta membangun makna teks yang dibacanya secara pribadi. Pembaca dengan latar belakang pengalaman yang berbeda dan rekasi afektif yang berbeda akan menghasilkan makna yang berbeda dari teks yang sama. Produk membaca merupakan komunikasi dari pemikiran dan emosi antara penulis dan pembaca. Komunikasi juga bisa terjadi dari konstruksi pembaca melalui integrasi pengetahuan yang telah dimiliki pembaca dengan informasi yang disajikan dalam teks. Komunikasi dalam membaca bergantung pada pemahaman yang dipengaruhi oleh seluruh aspek proses membaca. Menurut William (dalam Harras dan Sulistianingsih 1997:1.6), ada satu hal yang disepakati oleh seluruh pakar ihwal membaca, bahwasanya terdapat satu unsur yang harus ada dalam setiap kegiatan membaca yakni pemahaman (understanding). Kegiatan membaca yang tidak disertai dengan pemahaman bukanlah kegiatan membaca. Berkaitan dengan cara memperoleh pemahaman dari bahan bacaan, Haryadi (2006:5) menuliskan bahwa pemahaman terhadap bacaan bisa dilakukan secara ekstensif atau intensif; teliti atau dangkal; literal, kritis atau kreatif. Berdasarkan pengertian membaca dan pemaparan berbagai aspek yang terkandung dalam kegiatan membaca dari para ahli di atas, pengertian membaca
24
yang sesuai untuk penelitian ini sesungguhnya belum tercakup secara jelas. Pengertian membaca yang disampaikan para ahli tersebut masih terfokus pada sarana komunikasi berupa tulisan. Padahal, proses membaca tidak hanya mempunyai sarana berupa tulisan tetapi juga gambar, angka, dan juga simbol. Oleh karena itu, untuk mencakup kegiatan membaca menggunakan sarana denah yang dilakukan pada penelitian ini, peneliti memberikan definisi membaca adalah suatu keterampilan memahami dan menangkap pesan dari suatu informasi (berwujud teks, gambar, angka, dll.) yang disampaikan penulis. 2.2.1.2 Tujuan Membaca Setiap kegiatan pada dasarnya haruslah bertujuan, karena melaksanakan kegiatan tanpa tujuan tidaklah dapat memperoleh hasil yang memuaskan. Oleh karena itu, supaya kegiatan membaca dapat memperoleh hasil yang memuaskan, kegiatan membaca harus pula bertujuan. ”Tujuan utama membaca adalah mendapatkan informasi dari bacaan yang dibaca” (Haryadi 2006:11). Tujuan utama membaca ini oleh Rahim (2005:11) dijabarkan menjadi (1) membaca untuk memperoleh kesenangan, (2) membaca untuk menyempurnakan membaca nyaring, (3) membaca untuk memperbaharui pengetahuan tentang suatu topik, (4) membaca untuk mengaitkan informasi baru dengan informasi yang telah diketahui, (5) membaca untuk memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis, (6) membaca untuk mengkonfirmasikan atau menolak prediksi, (7) membaca untuk menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam beberapa cara lain dan mempelajari tentang suatu struktur teks, (8) membaca untuk menjawab pertanyaan–pertanyaan yang spesifik.
25
Berdasarkan tujuan membaca di atas, membaca ekstensif denah untuk menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera pada denah dan membaca denah untuk dapat mendeskripsikan isi denah pada penelitian ini adalah termasuk tujuan membaca untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik, yaitu menjawab pertanyaan mengenai dimana lokasi atau tempat tertentu dalam denah. Menurut Tampubolon (1983/1984), berdasarkan tujuan seseorang sesuai dengan segi kehidupan yang diinginkan dan ditempuhnya, secara umum, membaca dapat dibagi menjadi 3, yaitu: (1) membaca untuk studi, (2) membaca untuk usaha, dan (3) membaca untuk kesenangan. Berikut ini paparan ketiga tujuan membaca tersebut. Membaca untuk studi adalah membaca untuk menemukan informasiinformasi yang diperlukan untuk menyelesaikan masalah-masalah dalam studi, seperti menjawab pertanyaan-pertanyaan ujian, menulis makalah, artikel, mengadakan penelitian, menulis tesis, dll. Membaca untuk usaha ialah membaca untuk menemukan dan memahami berbagai informasi yang berkaitan dengan usaha yang dilaksanakan. Usaha yang dimaksud seperti administrasi kantor pemerintahan, perusahaan, organisasi, pendidikan, dll. Membaca untuk kesenangan ialah membaca untuk mengisi waktu senggang dan memuaskan peraaan dan imajinasi. Bahan-bahan bacaan jenis ini pada umumnya adalah bahan bacaan umum, seperti surat kabar, majalah, novel, cerpen, dll. informasi yang didapat bukan untuk bahan analisis, tetapi terutama adalah untuk pemuas perasaan dan imajinasi, serta penambah pengetahuan umum.
26
Berdasarkan tujuan membaca dari Tampubolon, kegiatan membaca denah pada penelitian ini termasuk dalam kegiatan membaca untuk usaha. Yaitu, usaha untuk menemukan letak suatu tempat yang tertera pada denah dan usaha untuk dapat mendeskripsikan isi denah. 2.2.1.3 Jenis-jenis Membaca Dengan bertolak dari aspek-aspek membaca yang terdiri dari keterampilan yang bersifat mekanis dan keterampilan yang bersifat pemahaman, Tarigan (1984:11-13) membagankan jenis-jenis membaca seperti tercantum pada gambar 1 berikut.
m. nyaring Membaca
m. survei m. ekstensif
m. dalam hati
m. sekilas m. dangkal m. telaah isi
m. intensif
m. teliti m.pemahaman m. kritis m. ide-ide m. bahasa
m. telaah bahasa m. sastra Gambar 1. Jenis-jenis Membaca Menurut Tarigan
Nurhadi (dalam Ardiana, dkk. 2002:7) membagi membaca menjadi tiga macam yakni membaca literal, membaca kritis, dan membaca kreatif. Harras
27
(1997:2.1) mengungkapkan bahwa ditinjau dari terdengar tidaknya suara si pembaca pada waktu membaca, kita dapat membagi membaca menjadi dua jenis, yakni membaca dalam hati (silent reading) dan membaca nyaring (oral reading). Dilihat dari sudut cakupan bahan bacaan yang dibaca, membaca digolongkan menjadi membaca ekstensif (exstensive reading) dan membaca intensif (intensive reading). Dilihat dari tingkatan kedalaman atau levelnya, membaca dapat digolongkan menjadi membaca literal (literary reading), membaca kritis (critical reading), dan membaca kreatif (creative reading). Berdasarkan jenis-jenis membaca yang telah dipaparkan, maka penelitian ini memfokuskan pada jenis membaca sekilas yang termasuk dalam jenis membaca ekstensif Berikut ini uraian mengenai jenis membaca sekilas yang digunakan untuk menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera pada denah. 2.2.1.4 Pengertian Membaca Sekilas Membaca sekilas disebut juga skimming. Menurut Haryadi (2006:157), skimming berasal dari bahasa Inggris to skim yang berarti mengambil kepala susu atau krim. Kepala susu atau krim merupakan intisari dari dari susu yang dikentalkan. Hal ini kemudian dianalogikan pada praktik membaca. Skimming pada membaca kemudian diartikan sebagai mengambil intisari dari bahan bacaan. Jadi, yang dibaca adalah inti-inti dari bacaan. Membaca sekilas atau skimming adalah salah satu jenis membaca ekstensif yang mengutamkan kecepatan si pembaca dalam membaca bahan bacaan. Hal ini sesuai dengan pendapat Tarigan (1984:32), ia mengungkapkan bahwa membaca sekilas adalah sejenis membaca yang membuat mata kita
28
bergerak dengan cepat melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari, serta mendapatkan informasi dari bahan bacaan. Harras dan Sulitianingsih (1997/1998:4.5) mengungkapkan saat seseorang dikatakan sedang membaca dengan cara skimming. Mereka mengatakan bahwa apabila seseorang tidak membaca kata demi kata, kalimat demi kalimat namun dilakukan secara menyeluruh maka pembaca tersebut dikatakan sedang membaca dengan cara membaca sekilas. Menutur Ardiana, dkk. (2002:19), skimming bukan sekadar membaca dengan cepat, melainkan suatu keterampilan membaca yang diatur secara sistematis untuk mendapatkan berbagai tujuan membaca. Pendapat Ardiana, dkk. tersebut mengindikasikan bahwa dalam kegiatan membaca sekilas diperlukan juga sebuah pemahaman terhadap bahan bacaan yang sedang dibaca. 2.2.1.5 Jenis-jenis Membaca Sekilas Menurut Haryadi (2004:166), jenis membaca dengan teknik membaca sekilas terdiri dari (1) skipping, (2) sampling, (3) locating, dan (4) previewing. Skipping diartikan sebagai teknik baca lompat, yaitu membaca dengan loncatanloncatan. Maksudnya adalah membaca melompat-lompat dari bagian yang penting, pokok, yang dicari atau dibutuhkan, ke bagian yang penting berikutnya. Sampling merupakan teknik membaca bagian tertentu bacaan dengan cepat supaya mendapat gambaran umum dari bacaan yang dibaca. Prinsip yang dianut teknik ini adalah membaca bagian-bagian tertentu dari bacaan yang dianggap dapat mewakili keseluruhan bacaan. Locating merupakan teknik membaca vertikal.
29
Maksudnya adalah mata pembaca bergerak secara vertikal, yaitu pandangan mata bergerak dari bagian atas ke bawah secara cepat. Previewing merupakan gabungan dari teknik sampling dan teknik locating. Teknik ini menggunakan teknik sampling dari sisi pemusatan perhatian pada kalimat pertama setiap paragraf dan memanfaatkan teknik locating dari sisi daya melihat sekeliling. Berdasarkan uraian di atas, pada penelitian membaca denah ini digunakanlah teknik previewing, yaitu siswa membaca denah dengan memusatkan perhatian pada posisi harta karun di dalam denah kemudian siswa melihat ke sekeliling, terutama alur perjalanan yang harus ditempuh untuk dapat sampai ke lokasi harta karun.
2.2.1.6 Tujuan Membaca Sekilas Tarigan (1984:32) menguraikan tujuan membaca sekilas menjadi 3, yaitu: (1) untuk memperoleh kesan umum, (2) untuk menemukan hal tertentu, dan (3) untuk menemukan bahan di perpustakaan. Ketiga tujuan membaca sekilas tersebut, oleh Haryadi (2006:160), dilengkapi dengan satu tujuan lain, yaitu untuk penyegaran. Membaca sekilas dengan tujuan untuk memperoleh kesan umum dilakukan dengan cara meneliti halaman judul, kata pengantar, daftar isi, dan indeks. Membaca sekilas dengan tujuan untuk menemukan hal tertentu dilakukan dengan cara menentukan dengan jelas hal atau fakta yang hendak dicari, kemudian carilah secara cepat kata atau hal tersebut. Apabila kata yang dicari dalam buku, terlebih dahulu dapat dilihat pada indeks. Membaca sekilas dengan
30
tujuan untuk menemukan bahan diperpustakaan dilakukan ketika kita sedang mencari dalam katalog untuk mendapatkan buku-buku yang sesuai. Membaca sekilas dengan tujuan untuk penyegaran adalah apabila kita sebelumnya telah membaca suatu bahan bacaan, kemudian kita membaca lagi bacaan tersebut agar tidak lupa. Cara membaca bacaan yang kali kedua dilakukan secara sekilas. Berdasarkan uraian tujuan membaca sekilas, dapat diungkapkan bahwa pada penelitian ini membaca denah termasuk dalam kegiatan membaca sekilas dengan tujuan untuk menemukan hal tertentu, yaitu untuk menemukan harta karun.
2.2.2 Pengertian Peta dan Denah Menurut Suharyono dan Amien (1994:199), peta adalah gambaran permukaan bumi yang digambarkan pada bidang datar. Ginting, dkk. (1996:7) mendefinisikan peta secara lebih spesifik, yakni peta merupakan gambaran dari permukaan bumi yang dituangkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu melalui sistem proyeksi. Sementara itu, batasan peta yang dirumuskan oleh ICA (International Cartographic Association) (dalam Sukwarjono dan Sukoco 1993:6), peta adalah suatu reprensentasi atau gambaran unsur-unsur atau kenampakan-kenampakan abstrak, yang dipilih dari permukaan bumi atau yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, dan umumnya digambarkan pada suatu bidang datar serta diperkecil atau diskalakan. Pendapat orang awam terhadap peta tersimpulkan dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1986:747), yakni peta adalah (1) gambar (an); lukisan, (2)
31
gambar yang menyatakan bagaimana letak tanah, laut, kali, gunung dsb; denah. Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia Badudu-Zain (1994:1053), peta (sans) adalah gambar atau lukisan yang memperlihatkan letak tanah, pantai, laut, selat, gunung, tanjung, dsb; atlas. Pengertian-pengertian peta di atas telah menunjukan bahawa pada dasarnya peta adalah gambaran suatu permukaan bumi pada suatu bidang datar. Kata bidang datar perlu dipertegas mengingat secara harfiah kata peta atau map berasal dari bahasa Latin yaitu Mappa yang berarti penutup atau taplak. Penggunaan kata mappa adalah analogi persamaan fungsi yakni karena peta dibuat pada suatu bidang datar seperti pada kertas sehingga seolah-olah merupakan taplak yang menutupi permukaan bumi. Selain peta, gambar yang menunjukan suatu tempat atau lokasi di suatu permukaan bumi dan sering dipersamakan dengan peta adalah denah. Namun, jika peta menjadi istilah khusus pada geografi, denah lazimnya menjadi istilah khusus pada ilmu arsitektur. Menurut Wang (1999:1-4), denah adalah jenis gambar yang digunakan para perancang untuk menyampaikan pemikiran rancangan mereka. Denah berhubungan dengan aspek horisontal. Denah itu menjelaskan seluruh rancangan dan berfungsi sebagai rekaman yang dapat menjelaskan urutan dalam proses perancangan. Gambar denah (dalam istilah arsitektur disebut juga rencana tapak) adalah suatu jenis proyeksi ontografis. Yang berujud hampir seperi foto udara, yang tidak hanya memperlihatkan jarak horisontal antara setiap obyek tetapi juga mengidentifikasinya. Dalam rancangan arsitektur dan arsitektur-lansekap,
32
proyeksi tampak atas adalah sama dengan denah. Jadi, dalam rumusan lebih sederhana, denah adalah gambaran suatu bidang gambar (misal gedung, tata kota) jika dilihat dari atas. Denah adalah gambar (peta) bagan (Kamus Umum Bahasa Indonesia 1986:239); denah adalah bagan; rencana; percobaan (Kamus Umum Bahasa Indonesia Badudu-Zain 1994:327). Pengertian denah dari kamus di atas menunjukan bahwa orang awam menganggap denah itu sama dengan peta. Sementara itu, dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia (1994:1053) tercantum entri peta denah. Peta denah adalah peta yang hanya melukiskan daerah (letak gedung, taman, kolam, dsb.) sebuah lahan bangunan. Dalam Siaran Pendidikan Bahasa Indonesia materi membaca denah yang ditayangkan TVRI (22 Januari 2007 Pkl. 15.45), didefinisikan bahwa ”denah adalah penyajian suatu tempat, ruangan, dan lokasi, dalam bentuk gambar.” Untuk lebih memfokuskan definisi peta dan denah yang dipakai pada penelitian ini, peneliti memutuskan untuk menyamakan pengertian peta dan denah dan memilih istilah denah yang didefinisikan dalam Siaran Pendidikan TVRI sebagai istilah yang dirujuk pada penelitian ini. Jadi, pada penelitian ini peta dan denah didefinisikan sebagai penyajian suatu tempat, ruangan, dan lokasi dalam bentuk gambar. 2.2.2.1 Denah Sebagai Suatu Sistem Komunikasi Seperti halnya bahasa lisan dan tulis yang memungkinkan untuk mengkomunikasikan
sesuatu,
suatu
denah
memungkinkan
pula
untuk
mengkomunikasikan sesuatu pada pembacanya. Menurut Sukwarjono dan Sukoco
33
(1993:2-5), suatu denah yang menggambarkan fenomena geografikal tidak hanya sekadar pengecilan suatu fenomena saja, tetapi lebih dari itu. Jika denah itu dibuat dan didesain dengan baik, akan merupakan alat yang baik untuk kepentingan (1) melaporkan, (2) memperagakan, (3) menganalisis, (4) untuk pemahaman saling hubungan (interelation) dari benda-benda (obyek) secara keruangan (spatialrelationship). Metode yang digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi terdiri dari beberapa macam, yakni metode komunikasi bahasa tulis menulis (literacy), bahasa lisan (articulacy), penggunaan metode angka-angka (numeracy), dan penggunaan metode grafis (graphicacy). graphicacy terdiri dari berbagai teknik mulai dari penggunaan fotografi, denah, grafik, dan diagram. Denah merupakan teknik komunikasi yang tergolong dalam cara grafis dan untuk efisiensinya kita harus mempelajari dengan baik atribut-atribut atau elemenelemen dasarnya, seperti juga pada cara-cara komunikasi lain. Sebagai suatu sistem komunikasi, seperti halnya sistem komunikasi lain, denah juga mempunyai jaringan yang secara sederhana terdiri dari: sumber informasi (source), saluran yang menyalurkan informasi (channel), dan orang yang menerima informasi (recipient). Source pada sistem komunikasi denah adalah dunia nyata (real world), signal adalah denah itu sendiri, yang merupakan gambaran grafis dua dimensi, yang disusun oleh simbol-simbol, recipient adalah pembaca denah. Selain itu ada istilah cartographers conception, yaitu konsep atau gambaran yang dituangkan oleh pembuat denah. Gambar 2 berikut ini bentuk sistem komunikasi denah.
34
Real Worlds
cartographers conception
Map
Recipient
Gambar 2. Sistem Komunikasi Denah
2.2.2.2 Jenis-jenis Denah Siaran Pendidikan Bahasa Indonesia di TVRI (22 Januari 2007 Pkl. 15.45) mengidentifikasikan denah berdasarkan bentuknya menjadi dua, yaitu denah sederhana dan denah rumit. Denah sederhana adalah denah yang dibuat dalam bentuk praktis dan tidak dimuat secara resmi. Contoh dari denah sederhana antara lain adalah denah ruang perkantoran dan denah tempat duduk siswa. Denah rumit adalah denah yang dibuat untuk tempat/lokasi yang berbentuk rumit. Lazimnya dimuat secara resmi oleh instansi yang berkepentingan. Contoh denah rumit adalah denah tempat wisata Baturaden yang diterbitkan oleh dinas pariwisata Kabupaten Banyumas. Berdasarkan identifikasi denah di atas, pada penelitian ini digunakan jenis denah sederhana, yaitu denah SMPN 2 Mandiraja. 2.2.2.3 Bagian-bagian Denah Setiap denah dibuat
untuk dapat
memberikan infornasi kepada
pembacanya. Oleh karena itu, perlu kiranya setiap denah dilengkapi dengan informasi yang dapat memudahkan pembacaan denah. Merujuk pada paparan kuliah karya Sandy (1986:2) dan juga Siaran Pendidikan Bahasa Indonesia TVRI (22 Januari 2007 Pkl. 15.45), bagian-bagian denah yang dapat memudahkan pembacaaan denah terdiri dari:
35
1) Judul denah Denah harus diberi judul yang mencerminkan isi denah. Judul dapat diletakan di sembarang tempat asal tidak menggangu gambar denah. Judul suatu denah dapat diletakkan pada: bagian atas tengah di luar, bagian atas kiri atau kanan luar, atau di sembarang tempat dalam peta tetapi di luar gambar denah. 2) Penunjuk arah mata angin Dengan penunjuk arah ini pembaca dapat mengetahui arah utara, selatan, barat, dan timur pada peta. Penunjuk arah letaknya di sebelah kiri atas atau di bagian bawah denah. 3) Lokasi/tempat Lokasi atau tempat yang dituju harus terdapat dalam denah. Hal ini berlaku wajib karena lokasi yang dituju adalah yang utama harus ada pada sebuah denah. Lazimnya, lokasi atau tempat yang dituju dalam denah dibedakan dari tempat lainnya, misal gambarnya diperbesar, di atas gambar ditulis keterangan lokasi, maupun gambar lokasi diberi warna berbeda. 4) Tempat-tempat yang mudah dikenali Selain lokasi utama, untuk memudahkan pembaca denah menemukan lokasi dalam denah, perlu kiranya terdapat lokasi yang mudah dikenali oleh pembaca denah sebagai penujuk. Lokasi atau tempat yang mudah dikenali, misalnya, masjid besar, balai desa, kantor polisi, rumah sakit, dll. 5) Nama-nama jalan Denah akan semakin mudah dibaca apabila juga dilengkapi dengan namanama jalan yang harus dilewati oleh pembaca denah untuk dapat sampai ke lokasi tujuan. Nama jalan dapat juga berupa nama gang maupun nama jalan raya.
36
6) Arah menuju lokasi Selain nama jalan dan tempat yang mudah dikenali, dalam denah juga terdapat arah menuju lokasi yang hendak dituju. 2.2.2.4 Penggunaan dan Pembacaan Denah ”Manusia modern sekarang ini tidak lepas dari denah sebagai petunjuk untuk mengenal suatu daerah dan lingkungan yang belum di kenal” (www.gd.itb.ac.id/pemetaan.htm-7k). Untuk dapat mempergunakan denah secara baik ada suatu tuntunan dalam pemakaiannya. Sukwarjono dan Sukoco (1993:5657) menguraikan tahap dalam mempergunakan denah, yakni tahap pembacaan denah dan tahap interpretasi denah. Tahap pembacaan denah orang harus memahami dengan baik semua bagian-bagian dan informasi yang ada pada denah. Ginting, dkk. (1996:19-20) menyatakan dalam memahami denah, pengguna denah terlebih dahulu melihat judul denah yang hendak dipahami. Selanjutnya, pengguna denah melihat bagianbagian lain, meliputi lokasi, nama jalan, tempat yang mudah dikenali dsb. Siaran Pendidikan TVRI (22 Januari 2007 Pkl. 15.45) memaparkan bahwa denah dapat dibaca berdasarkan arah dan tempat. Berdasarkan arah, lazimnya arah utara ditujukan ke arah atas, selatan ditujukan ke arah bawah, barat ditujukan ke kiri, dan timur ke arah kanan. Sementara itu, cara membaca tempat pada denah dengan cara menyebutkan tempat-tempat yang mudah dikenali. 2.2.3 Permainan Mencari Harta Karun Permainan adalah sesuatu yang dilakukan untuk kegiatan olahraga atau bersenang-senang. Permainan selalu menghadirkan kesenangan, karena itu manusia, baik muda maupun tua, semuanya suka dengan permainan.
37
Uraian di atas sesuai dengan pendapat Subana dan Sunarti (hal. 206-208), yang menyatakan bahwa orang yang sedang bermain berarti orang itu sedang mencari sekelumit kebahagiaan atau kesenangan dalam hidupnya. Johan Huizinga dalam ”Homo Ludens” menyatakan bahwa permainan memiliki arti penting bagi hidup manusia (http://www.harianbatampos.com 9 Juli 2006). Di satu pihak, permainan menjadi aktivitas fisik sehingga manusia dapat melenturkan otot-ototnya, tubuh digerakkan, hingga tubuh mendapatkan kesegaran. Di sisi lain, dengan tubuh yang sehat, kondisi jiwa dan pikiran seakan-akan menjadi lebih cerah.
Di kehidupan ini, hampir diseluruh aspek usia, terdapat permainan. Mulai dari yang sederhana dan murah misal petak umpet, hingga permainan playstation yang rumit dan berharga mahal. Dari sekian banyak jenis permainan, salah satu permainan yang berkembang di dunia adalah permainan mencari harta karun (treasure hunt game). Permainan mencari harta karun adalah permainan mencari suatu harta yang tersembunyi di suatu tempat tertentu. Untuk dapat menemukan harta yang tersembunyi tersebut peserta permainan dibekali sebuah petunjuk arah berujud denah dan alat lainnya yang mengarahkan mereka dan timnya ke harta karun yang sudah disiapkan (http://www.harian batampos.com 9 Juli 2006). 2.2.3.1 Cara Bermain dan Alat Permainan Mencari Harta Karun Setiap permainan mempunyai cara bermain dan alat yang berbeda-beda untuk melaksanakannya. Demikian juga permainan mencari harta karun ini. Dalam http://www.harianbatampos.com (9 Juli 2006) disebutkan anak-anak usia 5-14 tahun akan mengadakan perburuan harta karun. Anak-anak tersebut akan
38
disibukkan dengan peta, petunjuk dan alat lainnya yang akan mengarahkan mereka dan timnya ke sebuah harta karun. Para peserta terbagi dalam beberapa kelompok, kemudian untuk mendapatkan harta karun yang tersembunyi, tiap kelompok harus memecahkan masalah yang diberikan melalui kerjasama yang harus dibangun di tiap kelompok. Sementara itu, http://www.mail-archive.com/
[email protected] menguraikan bahwa permainan mencari harta karun adalah permainan dimana anak diajak untuk mencari sesuatu yang hanya dapat ditemukan apabila mereka mengembangkan kemampuan berpikirnya dengan mengikuti petunjuk-petunjuk yang diberikan. Dalam
http://www.wisegeek.com/how-can-i-plan-treasure-hunt.htm
tertulis sebagai berikut. If you prefer a different format for you treasure hunt, create a treasure map with plenty of clues that will lead participants to a spesific location. Whichever person or team arrives at the locationfirst, collect the treasure and return to the starting point, wins. Keterangan diatas, dapat diterjemahkan bahwa, jika kamu lebih menyukai format yang berbeda untuk pencarian harta karunmu, ciptakan sebuah peta harta karun dengan banyak kata kunci (klu) yang akan mengawal peserta ke lokasilokasi khusus. Siapapun orang atau kelompok yang datang ke lokasi terlebih dahulu, kumpulkan harta karunnya, dan kembali ke garis awal (start) akan jadi pemenang. Berdasarkan penjabaran mengenai cara bermain dan alat yang digunakan dalam permainan mencari harta karun di atas, dapat disimpulkan cara bermain mencari harta karun pada penelitian ini, adalah (1) terlebih dahulu peserta dikelompokan, (2) tiap peserta diberi sebuah petunjuk (denah) lokasi harta karun,
39
(3) peserta membaca denah dan mendiskusikan letak harta karun dengan anggota kelompok, (4) peserta mencari harta karun dengan bantuan denah yang diberikan, (5) pemenang adalah kelompok penemu harta karun tercepat atau yang pertama menemukan harta karun. Adapun, alat yang digunakan dalam bermain mencari harta karun paling tidak ada 4 macam, yaitu: (1) harta karun yang disembunyikan, (2) petunjuk (denah), (3) jam untuk menghitung waktu peserta, dan (4) papan pencatat waktu tiap peserta 2.2.3.2 Tujuan dan Manfaat Permainan Mencari Harta Karun Permainan mencari harta karun adalah permainan yang membutuhkan kecerdasan dan ketelitian pesertanya. Sisi positif dari permainan mencari harta karun adalah terciptanya sikap hidup ulet, pantang menyerah, sabar, cermat, dan teliti untuk dapat mencapai suatu keberhasilan dan kebahagiaan (dalam hal ini keberhasilan dan kebahagiaan yang dimaksud adalah keberhasilan menemukan harta karun atau harta yang tersembunyi) (http://www.detikshop.com). Permainan mencari harta karun juga memupuk rasa percaya diri peserta, menciptakan keaktivan tiap kelompok dalam suasana gembira, membangun kerjasama, serta
mendorong
anak-anak
untuk
mencari
pemecahan
masalah
(http://www.harianbatampos.com 9 Juli 2006). Dalam http://www.wisegeek.com/howcan-i-plan-a-treasure-hunt.htm, dituliskan ”it is best choose teams if childern are participating in the treasure hunt, so they can stik together” yang berarti sebaiknya memilih bekerja dalam bentuk kelompok jika anak-anak ikut berperan serta dalam perburuan harta karun, hal ini menjadikan mereka dapat selalu bersama. Sementara itu, SMA 1 Bekasi menggunakan permainan ini dengan tujuan agar penyerapan
40
pengetahuan dapat dilakukan dengan cara yang lebih menarik (http://www.mailarchive.com/
[email protected]). Berdasarkan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa banyak manfaat yang diperoleh dari permainan mencari harta karun, antara lain: (1) menciptakan sikap hidup ulet, panyang menyerah, sabar, cermat, dan teliti, (2) memupuk rasa percaya diri peserta, (3) menciptakan keaktivan tiap kelompok dalam suasana gembira, (4) membangun kerjasama dan memupuk kebersamaan, dan (5) mendorong anak-anak untuk dapat memecahkan masalah. Adapun tujuan dari dari permainan mencari harta karun antara lain untuk mencari kesenangan dan apabila digunakan dalam pembelajaran bertujuan untuk penyerapan pengetahuan dengan cara yang lebih menarik.
2.2.4 Pembelajaran Aktif dan Atraktif Setiap guru menginginkan siswanya banyak bertanya, menunjukan perasaan selalu ingin tahu, dan semangat dalam mengikuti pelajaran. Sementara itu, setiap siswa juga menginginkan adanya pembelajaran yang berlangsung menyenangkan, tidak membosankan efektif dan menjadikan mereka merasa ingin lebih mendalami pengetahuan yang diperoleh. Untuk menyinergiskan kehendak guru dan harapan siswa di atas, perlu kiranya guru dan siswa mewujudkan pembelajaran yang aktif dan atraktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran aktif adalah pembelajaran pembelajaran yang menekankan keaktifan siswa untuk mengalami sendiri, untuk berlatih, untuk berkegiatan sehingga baik dengan daya pikir, emosional, dan keterampilannya mereka belajar dan berlatih (Suwariyanto 2003).
41
Berdasarkan pengertian di atas, dapat dikemukakan bahwa pembelajaran aktif menekankan pembelajaran yang bersifat praktik. Apabila pembelajaran aktif diterapkan pada pembelajaran Bahasa Indonesia, misal untuk pembelajaran membaca puisi, maka siswa harus praktik membaca puisi, bukan hanya menerima teori tentang membaca puisi yang baik. Demikian pula bila diterapkan pada pembelajaran membaca denah, maka siswa harus dikondisikan untuk dapat praktik membaca denah, tidak sekadar menerima teori membaca denah yang baik. “Pembelajaran atraktif adalah suatu proses pembelajaran yang memesona, menarik, mengasyikan, menyenangkan, tidak membosankan, variatif, kreatif, dan indah” (Suwariyanto:2003). Pembelajaran atraktif sangat penting diterapkan karena pembelajaran ini dapat memusnahkan masalah kebosanan pada siswa. Kebosanan pada siswa berhubungan erat dengan prestasi belajar siswa, secara umum siswa yang bosan menerima pelajaran akan malas belajar, akibatnya mereka tidak dapat menyerap informasi dan pengetahuan yang diberikan guru. Oleh karena itu, kebosanan siswa harus diatasi. Suwariyanto (2003) menyatakan bahwa penggunaan bentuk pembelajaran atraktif dalam pembelajaran dapat dilihat dari segi fisik dan segi suasana. Namun menurut peneliti kiranya perlu ditambah satu segi lain, yaitu segi nonfisik agar pengungkapan segi-segi pembelajaran atraktif dapat lebih lengkap. Dari segi fisik, pembelajaran atraktif dapat dilihat dalam bentuk kelas yang diberi gambar yang memotivasi siswa, misal gambar Albert Einsten sedang mencari rumus energi, gambar ini jelas memotivasi siswa untuk dapat sepintar Einsten. Segi fisik juga dapat dilihat dari alat yang digunakan. Untuk itu, pada penelitian ini peneliti
42
menggunakan alat berupa denah harta karun. Segi suasana berkaitan erat dengan perlakukan guru terhadap murid. Guru yang murah senyum, ramah, memiliki kasih sayang, dan memperhatikan siswa tidak secara klasikal namun tiap individu adalah guru yang menerapkan pembelajaran atraktif. Segi nonfisik, berkaitan erat dengan metode dan teknik pembelajaran yang digunakan guru. Guru yang menerapkan metode dan teknik pembelajaran yang bervariasi dan mampu mengejewantahkan keinginan siswa berdasarkan tahapantahapan psikologis yang lazim pada tiap jenjang umur siswa adalah guru yang menerapkan pembelajaran atraktif. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan teknik permainan mencari harta karun, karena peneliti berkeyakinan permainan mencari harta karun mencerminkan teknik yang tepat untuk jenjang umur SMP sebagaimana telah diungkap dalam latar belakang di atas.
2.2.5 Permainan Mencari Harta Karun Sebagai Teknik Pembelajaran Aktif dan Atraktif Menurut Haryadi (2006:6), teknik merupakan implementasi dari metode dalam kegiatan belajar mengajar. Teknik bersifat implementasional, individual, dan situasional. Teknik mengacu pada siasat guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar, baik di kelas maupun di luar kelas. Dalam kegiatan belajar mengajar, teknik merupakan siasat yang digunakan guru dalam melaksanakan fungsinya dengan tujuan memperoleh hasil yang optimal. Teknik ditentukan berdasarkan metode yang digunakan.
43
Sebelum diuraikan tentang implementasi permainan mencari harta karun sebagai teknik pembelajaran aktif dan atraktif terlebih dahulu diuraikan batasan teknik pembelajaran aktif dan atraktif. Teknik pembelajaran adalah teknik, cara, atau kiat yang digunakan dalam proses pembelajaran (Subana dan Sunarti hal.195). Apabila pengertian teknik pembelajaran yang telah dikemukakan dimuka digabungkan dengan pengertian pembelajaran aktif dan atraktif dapat diperoleh perngertian bahwa teknik pembelajaran aktif dan atraktif adalah teknik, kiat, cara, atau langkah khusus yang digunakan dengan menekankan keaktifan siswa untuk mengalami sendiri, untuk berlatih, untuk berkegiatan sehingga baik dengan daya pikir, emosional, dan keterampilannya mereka belajar dan berlatih dalam proses pembelajaran membaca denah dengan menarik, mengasyikan, menyenangkan, tidak membosankan, variatif, kreatif, dan indah. Sebagai sebuah permainan, permainan mencari harta karun telah dijadikan sebuah teknik pembelajaran untuk berlatih matematika. Pada sebuah buku yang berjudul
Bermain
Matematika
Bersama
Tio:
Harta
Karun
(http://www.detikshop.com) permainan mencari harta karun telah dikonsep sedemikian rupa, yang pada intinya adalah kegiatan ”seolah-olah” mencari harta karun yang terletak di Pulau Harapan. Untuk mencapai Pulau Harapan, anak harus bisa melewati 6 fase kesulitan. Pada setiap fase anak diminta menjawab soal hitungan. Bila selesai 10 soal hitungan, akan diberi bonus mengumpulkan poin. Sampai pengumpulan jumlah poin tertentu baru dapat melanjutkan ke fase berikutnya.
44
Permainan mencari harta karun dapat diimplementasikan sebagai teknik pembelajaran aktif dan atraktif dalam pembelajaran keterampilan membaca denah pada siswa kelas VIII sekolah menengah pertama karena permainan ini dapat menekankan keaktifan siswa untuk mengalami sendiri, untuk berlatih, untuk berkegiatan mencari dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera pada denah—yang merupakan ciri pembelajaran aktif—dengan menarik, mengasyikan, menyenangkan, dan tidak membosankan—yang merupakan ciri pembelajaran atraktif.
2.3 Kerangka Berpikir Membaca adalah suatu keterampilan memahami dan menangkap pesan dari suatu informasi (teks, gambar angka, dll.) yang disampaikan penulis. Keterampilan membaca sangat penting untuk dikuasai siswa, dengan kemampuan membaca yang baik siswa akan dapat mengetahui seluruh kejadian, peristiwa, maupun keadaan yang terjadi di dunia ini dan dapat mengembangkan potensi dirinya. Salah satu kemampuan membaca yang harus dikuasai siswa sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan maupun Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah kemampuan membaca denah. Kemampuan ini penting artinya bagi bekal siswa dalam bermasyarakat. Dengan kemampuan membaca denah pariwisata Kabupaten Banjarnegara, misalnya, siswa dapat mengetahui letak objek wisata Serulingmas di Kabupaten Banjarnegara, siswa dapat mengetahui jalan menuju lokasi Serulingmas, dan siswa dapat mendeskripsikan letak Serulingmas pada orang yang tidak tahu atau tidak membawa denah pariwisata.
45
Permasalahannya, kemampuan membaca denah pada siswa kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja belum memuaskan. Salah satu faktor penyebab belum optimalnya kemampuan membaca denah pada siswa adalah teknik pembelajaran yang belum sesuai dengan keinginan dan kemampuan siswa. Guru hanya mengajarkan teori membaca denah berdasarkan buku paket. Padahal, denah di buku paket adalah denah kota Solo. Siswa hanya bisa membayangkan seakanakan mereka berada di kota Solo. Akibatnya, indikator keberhasilan pembelajaran berupa siswa mampu menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera dalam denah tidak dapat tercapai. Berdasarkan permasalahan di atas, pembelajaran membaca denah hendaknya dibuat berdasarkan prisip pembelajaran aktif dan atraktif. Permainan mencari harta karun yang berkonsep dasar sebuah permainan yang menyenangkan dan menumbuhkan sikap ulet dan teliti dapat dijadikan sebagai pilihan dalam pembelajaran membaca denah. Melalui permainan mencari harta karun, siswa dilibatkan secara aktif dalam suasana yang menyenangkan dan kompetitif serta tidak menjemukan karena pembelajaran bersifat atraktif. Dengan sebuah denah sekolah sebagai panduan mencari harta karun yang dibuat khusus oleh guru, siswa yang telah dikelompokan berkompetisi memburu harta karun yang tersebar di tempat-tempat tertentu di sekolahnya. Kemudian, siswa mendeskripsikan isi denah yang telah digunakan untuk bermain permainan mencari harta karun. Dengan demikian, pembelajaran membaca denah dianggap lebih bermakna bagi siswa karena siswa secara langsung praktik menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera pada denah dan
46
mendeskripsikan isi denah secara menyenangkan dibandingkan apabila siswa hanya menerima pengetahuan dan teori tanpa praktik menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera dalam denah.
2.4 Hipotesis Tindakan Hipotesis dalam penelitian ini adalah terjadi peningkatan keterampilan membaca denah pada siswa kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja setelah diterapkan permainan mencari harta karun sebagai teknik pembelajaran.. Terjadi pula perubahan perilaku, sikap, motivasi, dan minat siswa ke arah positif setelah diterapkan teknik permainan mencari harta karun.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian tindakan kelas, yang lazim disebut PTK. PTK adalah kegiatan mencermati sekelompok siswa yang sedang melakukan proses belajar dengan suatu cara tertentu dengan tujuan meningkatkan hasil belajar siswa menjadi lebih memuaskan. Dikarenakan penelitian ini bertujuan meningkatkan hasil belajar siswa kelas VIII F Mandiraja menjadi lebih memuaskan, komponen yang dikaji dalam penelitian ini meliputi, siswa kelas VIII F, guru pengampu kelas VIII F, materi pelajaran, peralatan, hasil pembelajaran, dan lingkungan belajar. Terdapat empat komponen kegiatan yang dilakukan secara sistematis dalam proses penelitian ini dan diterapkan dalam dua siklus, yaitu perencanaan, tindakan, observasi dan refleksi. Hubungan keempat komponen kegiatan dalam sebuah PTK, menurut Kemmis dalam Ardiana, dkk. (2002:5) dengan perubahan, dapat digambarkan seperti gambar 3 sebagai berikut. 1. Perencanaan
1
Siklus I 4. Refleksi
Siklus II 2. Tindakan
3. Pengamatan
4. Refleksi
2. Tindakan
3. Pengamatan
Gambar 3. Model Penelitian Tindakan Kelas
47
48
Gambaran umum penelitian siklus I dan II yang memuat kegiatan yang akan dilaksanakan pada tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi sebagaimana terlihat pada gambar 3 yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.
Tabel 1. Kisi-kisi Kegiatan Siklus I dan II Siklus I
Perencanaan: Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah
Tindakan Pengamatan
Refleksi
Siklus II
Perencanaan
Tindakan Pengamatan Refleksi
Renungan terhadap hasil observasi, wawancara, dan angket kemampuan awal siswa Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM Mengembangkan skenario pembelajaran Menyusun RPP Menyiapkan sumber belajar dan media untuk PBM Mengembangkan format evaluasi Mengembangkan format observasi Menerapkan tindakan mengacu pada skenario dan RPP Melakukan observasi dengan menggunakan format evaluasi Menilai hasil tindakan dengan menggunakan format observasi Melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi mutu dan waktu dari setiap tindakan Memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus II Identifikasi masalah dan penetapan alternatif pemecahan masalah Pengembangan program tindakan siklus II Pelaksanaan program tindakan siklus II Pengumpulan data tindakan siklus II Evaluasi tindakan siklus II
Uraian selengkapnya mengenai prosedur penelitian di siklus I dan II sebagaimana tercantum pada tabel 1 dapat diketahui pada paparan prosedur penelitian siklus I dan Siklus II di bawah ini.
49
3.1.1 Prosedur Tindakan Siklus I Prosedur penelitian tindakan kelas dalam siklus I terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Proses penelitian tersebut dapat diuraikan sebagai berikut. 3.1.1.1 Perencanaan Tahap ini dimulai dengan refleksi awal, yaitu dimulai dengan renungan terhadap hasil kondisi awal berdasarkan observasi, wawancara, dan angket kemampuan awal yang telah diketahui peneliti sebagaimana tercantum pada identifikasi masalah dan pembatasan masalah pada Bab I, yaitu masalah hasil belajar yang kurang memuaskan akibat kejenuhan siswa mengikuti pelajaran, keinginan siswa untuk melakukan pembelajaran aktif dan atraktif, 100 % siswa belum pernah praktik menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera pada denah, pemilihan teknik pembelajaran yang tidak didasari oleh identifikasi terhadap karakteristik siswa terlebih dahulu, dan ketersediaan lahan sekolah
yang
belum
digunakan
sebagai
tempat
melaksanakan
proses
pembelajaran. Kegiatan dilanjutkan dengan merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM, mengembangkan skenario pembelajaran, dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). Perencanaan pembelajaran dibuat untuk dapat mengatasi permasalahan yang muncul dalam perenungan hasil observasi, wawancara, dan angket kemampuan awal. Selanjutnya, perencanaan pembelajaran dikembangkan lebih nyata menjadi skenario pembelajaran. Setelah skenario pembelajaran dapat dikembangkan, disusunlah rencana pelaksanaan pembelajaran
50
(RPP) siklus I yang digunakan sebagai pedoman saat guru mengajarkan materi membaca denah. Setelah RPP disusun, disiapkanlah sumber, media, dan sarana belajar untuk proses tindakan pembelajaran membaca denah siklus I. Sumber belajar yang disiapkan adalah Buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia SMP kelas VIII yang digunakan oleh siswa kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja. Media belajar yang digunakan adalah denah sebagai media petunjuk letak harta karun dan denah sebagai media untuk mendeskripsikan isi denah. Sarana belajar yang digunakan meliputi, papan tulis, pencatat waktu, bendera atau benda tanda lokasi harta karun, hadiah harta karun, lembar jawab mendeskripsikan denah. Kegiatan selanjutnya pada tahap perencanaan adalah mengembangkan format evaluasi untuk menjaring data melalui teknik tes dan mengembangkan format observasi untuk digunakan pada penjaringan data melalui teknik nontes. Format evaluasi yang dikembangkan meliputi rubrik penilaian tes unjuk kerja permainan mencari harta karun dan lembar kriteria penilaian tes tulis mendeskripsikan isi denah. Format observasi yang dikembangkan meliputi lembar observasi, lembar jurnal siswa, lembar jurnal guru, lembar wawancara, dan lembar pedoman dokumentasi foto. 3.1.1.2 Tindakan Tindakan
yang
dilakukan
dalam
meneliti
proses
pembelajaran
keterampilan membaca denah siklus I ini sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Tindakan yang dilakukan peneliti secara garis besar adalah melaksanakan proses pembelajaran keterampilan membaca
51
denah dengan teknik permainan mencari harta karun. Tindakan ini meliputi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut. Tahap persiapan yaitu tahap pengkondisian siswa agar siap dan tertarik melaksanakan proses pembelajaran dan tahap mempersiapkan letak atau posisi bendera harta karun, menentukan pembentukan kelompok, dan menentukan sistematika permainan mencari harta karun agar permainan mencari harta karun dapat berjalan lancar. Tahap pengkondisian agar siswa tertarik mengikuti proses pembelajaran berupa kegiatan guru menyapa siswa dengan ramah, menanyakan keadaan siswa, menyampikan garis besar kegiatan hari tersebut, memberi siswa motivasi tentang pentingnya menguasai keterampilan membaca denah, dan menyampaikan kepada siswa bahwa kali ini pelajaran Bahasa Indonesia berupa lomba mencari harta karun. Tahap pelaksanaan yaitu tahap pembelajaran membaca denah dengan teknik permainan mencari harta karun. Tahap ini meliputi beberapa kegiatan, antara lain: (1) guru memberi tahu siswa tentang kegiatan permainan mencari harta karun yang akan dilaksanakan, (2) guru memberi petunjuk tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh siswa agar permainan berjalan lancar, (3) guru membagi siswa menjadi 7 kelompok, tiap kelompok 5-6 siswa, untuk memudahkan pengelompokkan guru membagi siswa berdasarkan urutan nomor absen, misal kelompok 1 dari nomor absen 1-5, (4) masing-masing kelompok mendapat satu denah lokasi persembunyian harta karun, (5) siswa bersama kelompoknya membaca dan mendiskusikan denah yang telah diberi guru, mereka mengidentifikasi kemungkinan letak bendera harta karun, (6) siswa secara
52
berkelompok berkompetisi menemukan harta karun dengan rentang waktu 20 menit setelah guru terlebih dahulu mencatat waktu start tiap kelompok di papan tulis, (7) siswa kembali ke kelas setelah menemukan harta karun atau saat waktu habis, (8) guru mencatat waktu finish tiap kelompok di papan tulis, (9) kelompok yang tercepat menemukan harta karun dinyatakan sebagai pemenang lomba, (10) siswa mendapat hadiah harta karun sesuai dengan urutan pemenang, (11) siswa mendeskripsikan isi denah SMPN 2 Mandiraja dan lokasi harta karun, (12) guru mengumpulkan hasil deskripsi siswa, (13) siswa menikmati harta karun dan pembelajaran diakhiri. Tahap tindak lanjut adalah tahap melakukan evaluasi terhadap hasil tes maupun nontes yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus I. Tahap tindak lanjut berguna sebagai bahan refleksi untuk guru agar pada siklus II pembelajaran menjadi lebih baik. 3.1.1.3 Pengamatan Pengamatan atau sering disebut observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Dalam pengamatan di siklus I ini, diungkap segala peristiwa yang berhubungan dengan pembelajaran, baik aktivitas siswa selama melakukan kegiatan pembelajaran maupun respon siswa terhadap teknik pembelajaran, yaitu permainan mencari harta karun. Pengambilan data dilakukan melalui format observasi dan evaluasi yang telah disusun. Pengambilan data menggunakan format evaluasi diperoleh melalui dua cara, yaitu: (1) tes unjuk kerja menemukan dalam konteks yang nyata tempat yang tertera dalam denah dengan permainan mencari harta karun, (2) tes tulis yang
53
digunakan untuk mengetahui kemampuan mendeskripsikan isi denah SMPN 2 Mandiraja dan lokasi harta karun yang terdapat dalam denah. Pengambilan data menggunakan format observasi diperoleh melalui beberapa cara, antara lain: (1) wawancara kesan siswa terhadap pembelajaran yang telah berlangsung, (2) observasi untuk mengamati aktivitas dan perilaku siswa selama pembelajaran, (3) jurnal siswa, (4) jurnal guru, (5) dokumentasi foto yang sangat penting sebagai laporan berupa gambaran aktivitas siswa selama penelitian, dokumentasi ini memperkuat data yang lain, yakni sebagai pemerjelas dan pendukung data yang lain. Semua data, baik data yang diperoleh melalui format evaluasi maupun data yang diperoleh melalui format observasi, tersebut nantinya dijelaskan dalam bentuk deskripsi secara lengkap. Diharapkan dari penjelasan semua data yang diperoleh pada siklus I ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dan perilaku siswa selama proses pembelajaran membaca denah. 3.1.1.4 Refleksi Refleksi adalah mengkaji, melihat, dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari tindakan dan dilakukan pada akhir pembelajaran. Terdapat dua kegiatan dalam refleksi, yaitu: melakukan evaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi mutu dan waktu dari setiap tindakan dan memperbaiki pelaksanaan tindakan sesuai hasil evaluasi untuk digunakan pada siklus II. Hasil evaluasi mutu dan waktu ini digunakan sebagai bahan masukan dalam menetapkan langkah perbaikan pada siklus II. Dengan demikian, akan ada
54
perbaikan perencanaan dan tindakan pada siklus II sehingga hasil pembelajaran yang didapatkan menjadi lebih baik dan sesuai dengan harapan.
3.1.2 Prosedur Tindakan Siklus II Prosedur tindakan siklus II merupakan kelanjutan dari siklus I. Proses tindakan siklus II dilakukan dengan memperhatikan hasil refleksi siklus I. Berdasarkan refleksi siklus I telah dijabarkan kekurangan-kekurangan yang memerlukan perbaikan dalam pembelajaran membaca denah, untuk itu dilaksankanlah siklus II. Pelaksanaan siklus II melalui tahap yang sama dengan siklus I, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Paparan selengkapnya tiap tahapan pada siklus II diuraikan di bawah ini. 3.1.2.1 Perencanaan Perencaan yang dilakukan pada siklus II ini merupakan perbaikan dari perencanaan pada siklus I. Berdasarkan hasil refleksi siklus I, pada tahap perencanaan di siklus II terdapat hal-hal yang diperbaiki. Perencanaan pada siklus II ini merupakan upaya mengatasi masalah-masalah yang ditemukan setelah adanya hasil refleksi pada siklus I. Perbaikan-perbaikan yang dilakukan untuk mengatasi masalah yang telah timbul pada siklus I meliputi (1) pengelompokkan letak harta karun di suatu lokasi yang berdekatan, (2) meletakkan harta karun tepat dengan lokasi yang tertera pada denah, (3) memperkecil bendera harta karun, (4) mengubah hadiah harta karun, (5) menggunakan alat pencatat waktu yang memiliki fasilitas stopwatch (6) menentukkan arah start terlebih dahulu, (7) memberikan petunjuk mendeskripsikan isi denah secara lebih detail, (8) mengubah contoh karangan berbentuk deskripsi isi denah yang
55
dibagikan ke siswa, (9) memperbanyak jumlah observator, dan (10) menggunakan dokumentasi video. Selain perbaikan dan pengembangan perencanaan untuk mengatasi masalah yang telah timbul pada siklus I, perencanaan yang lain pada siklus II ini masih sama dengan siklus I, yaitu (1) merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM, mengembangkan skenario pembelajaran, dan menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) pembelajaran membaca denah dengan teknik permainan mencari harta karun, (2) menyiapkan sumber, media, dan sarana belajar untuk proses tindakan pembelajaran membaca denah siklus II, (3) mengembangkan format evaluasi untuk menjaring data melalui teknik tes dan mengembangkan format observasi untuk digunakan pada penjaringan data melalui teknik nontes. Perencanaan pembelajaran dibuat untuk dapat mengatasi permasalahan yang muncul dalam perenungan hasil tindakan siklus I. Selanjutnya, perencanaan pembelajaran dikembangkan lebih nyata menjadi skenario pembelajaran. Setelah skenario pembelajaran dapat dikembangkan, disusunlah rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) siklus II yang digunakan sebagai pedoman saat guru mengajarkan materi membaca denah. Setelah RPP disusun, disiapkanlah sumber, media, dan sarana belajar untuk proses tindakan pembelajaran membaca denah siklus I. Sumber belajar yang disiapkan adalah Buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia SMP kelas VIII yang digunakan oleh siswa kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja. Media belajar yang digunakan adalah denah sebagai media petunjuk letak harta karun dan denah
56
sebagai media untuk mendeskripsikan isi denah. Sarana belajar yang digunakan meliputi, papan tulis, pencatat waktu yang ada fasilitas stopwatch, bendera atau benda tanda lokasi harta karun yang diperkecil, hadiah harta karun, lembar jawab mendeskripsikan denah. Format evaluasi yang disusun meliputi instumen tes tulis mendeskripsikan isi denah SMPN 2 Mandiraja dan instrumen tes unjuk kerja siswa saat melaksanakan permainan mencari harta karun. Format observasi yang disusun meliputi lembar observasi, lembar jurnal siswa, lembar jurnal guru, lembar wawancara, dan pedoman pengambilan dokumentasi foto dan video 3.1.2.2 Tindakan Tindakan yang dilakukan peneliti dalam meneliti proses pembelajaran keterampilan membaca denah pada siklus II ini sesuai dengan perencanaan yang telah disusun. Tindakan yang akan dilakukan peneliti secara garis besar adalah melaksanakan proses pembelajaran keterampilan membaca denah. Tindakan ini meliputi tiga tahap yaitu tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap tindak lanjut. Tahap persiapan yaitu tahap pengkondisian siswa agar siap melaksanakan proses pembelajaran dan tahap mempersiapkan letak atau posisi bendera harta karun, menentukan pembentukan kelompok, dan menentukan sistematika permainan mencari harta karun agar permainan mencari harta karun dapat berjalan lancar. Tahap persiapan kondisi siswa ini berupa kegiatan guru menyapa siswa dengan ramah, menanyakan keadaan siswa, dan memancing siswa menyampaikan hambatan yang dialaminya saat proses pembelajaran membaca denah siklus I. Tahap pelaksanaan yaitu tahap melakukan kegiatan pembelajaran keterampilan membaca denah. Tahap pelaksanaan pada siklus II berbeda dengan
57
tahap pelaksanaan siklus I, hal yang berbeda adalah sistematika kegiatan dan waktu kegiatan. Sebagaimana telah dijelaskan pada tahap perencanaan siklus II di atas, kegiatan mencari harta karun dilaksanakan dengan terlebih dahulu menentukan arah start terlebih dahulu. Sedangkan perbedaan alokasi waktu terletak pada waktu yang diperlukan untuk menjelaskan cara mendeskripsikan isi denah pada siklus II lebih lama dari waktu pada siklus I dan waktu yang diperlukan untuk permainan mencari harta karun lebih singkat daripada waktu untuk permainan mencari harta karun siklus I. Uraian lengkap mengenai tindakan yang dilakukan pada tindakan siklus II antara lain (1) guru memberi tahu siswa tentang permainan mencari harta karun yang akan dilaksanakan dan kegiatan mendeskripsikan isi denah, (2) guru memberi petunjuk terhadap siswa tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh siswa agar permainan mencari harta karun berjalan lancar, (3) guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok 5-6 siswa, (4) masing-masing kelompok mendapat satu denah lokasi persembunyian harta karun, (5) siswa berdiskusi menentukan letak harta karun, (6) siswa secara berkelompok berkompetisi menemukan harta karun dengan rentang waktu 20 menit melalui jalur start yang telah ditentukan terlebih dahulu, (7) siswa kembali ke kelas setelah menemukan harta karun atau saat waktu habis, (8) kelompok yang tercepat dalam menemukan harta karun adalah pemenangnya (9) siswa mendapat hadiah harta karun sesuai dengan urutan pemenang, (10) guru memberi petunjuk terhadap siswa tentang cara mendeskripsikan isi denah yang baik dengan meminta siswa memperhatikan contoh karangan deskrispsi isi denah SMPN 15 Semarang, (11) siswa mendeskripsikan isi denah dan lokasi harta karun, (12) guru meminta siswa
58
mengumpulkan hasil deskripsinya. (13) siswa menikmati harta karun dan pembelajaran berakhir. Tahap tindak lanjut adalah melakukan evaluasi terhadap hasil tes maupun nontes yang diperoleh pada pelaksanaan tindakan siklus II. 3.1.2.3 Pengamatan Pengamatan atau sering disebut observasi dilakukan selama proses pembelajaran berlangsung. Pada pengamatan siklus II ini, akan diungkap segala peristiwa yang berhubungan dengan pembelajaran, baik aktivitas siswa selama melakukan kegiatan pembelajaran maupun respon siswa terhadap teknik pembelajaran, yaitu mendeskripsikan isi denah dan permainan mencari harta karun. Pengambilan data dilakukan melalui format evaluasi dan observasi yang telah disusun. Pengambilan data menggunakan format evaluasi diperoleh melalui dua cara, yaitu: (1) tes unjuk kerja menemukan dalam konteks yang nyata tempat yang tertera dalam denah dengan permainan mencari harta karun, (2) tes tulis yang digunakan untuk mengetahui kemampuan mendeskripsikan isi denah SMPN 2 Mandiraja dan lokasi harta karun yang terdapat dalam denah. Pengambilan data menggunakan format observasi diperoleh melalui beberapa cara, antara lain: (1) observasi untuk mengamati aktivitas dan perilaku siswa selama pembelajaran, (2) wawancara kesan siswa terhadap pembelajaran yang telah berlangsung pada siklus II, (3) jurnal siswa, (4) jurnal guru, (5) dokumentasi foto dan video yang sangat penting sebagai laporan berupa gambaran aktivitas siswa selama penelitian, dokumentasi ini memperkuat data yang lain, yakni sebagai pemerjelas dan pendukung data yang lain.
59
Aspek-aspek yang didokumentasikan pada siklus II terdapat beberapa perubahan dengan siklus I. Terdapat pula perbaikan dari media yang digunakan, yaitu apabila pada siklus I menggunakan kamera digital, pada siklus II ini menggunakan handycamp. Semua data, baik data yang diperoleh melalui format evaluasi maupun data yang diperoleh melalui format observasi, tersebut nantinya dijelaskan dalam bentuk deskripsi secara lengkap. Diharapkan dari penjelasan semua data yang diperoleh pada siklus I ini dapat digunakan untuk mengukur kemampuan dan perilaku siswa selama proses pembelajaran membaca denah. 3.1.2.4 Refleksi Refleksi di siklus II ini digunakan untuk menyimpulkan kelayakan penggunaan teknik permainan mencari harta karun sebagai teknik pembelajaran membaca denah di SMPN 2 Mandiraja. Kegiatan dalam refleksi yang dilakukan adalah mengevaluasi tindakan yang telah dilakukan yang meliputi evaluasi mutu dan waktu dari setiap tindakan Adapun hal-hal yang dijadikan bahan refleksi meliputi: (1) data yang berasal dari hasil permainan mencari harta karun, (2) data dari hasil tes mendeskripsikan isi denah, (3) data dari lembar observasi perilaku siswa, (4) kesan siswa terhadap proses pembelajaran permainan mencari harta karun, (5) kesan guru terhadap proses pembelajaran, (6) hasil dokumentasi foto dan video, (7) kualitas media yang digunakan, dan (8) efektifitas rencana pembelajaran yang digunakan.
60
3.2 Subjek Penelitian Subjek penelitian ini yaitu keterampilan membaca denah siswa kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja Tahun Pelajaran 2006/2007 dengan jumlah 38 siswa. Dipilihnya kelas VIII F didasarkan pada pertimbangan hasil wawancara dengan guru kelas VIII F, dari hasil wawancara yang dilakukan diperoleh informasi bahwa siswa kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja mempunyai masalah hasil belajar yang kurang memuaskan akibat kejenuhan siswa mengikuti pelajaran, keinginan siswa untuk melakukan pembelajaran aktif dan atraktif, serta belum pernahnya siswa praktik menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera pada. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka penelitian dilakukan terhadap siswa kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja berbentuk Penelitian Tindakan Kelas dalam upaya meningkatkan hasil pembelajaran membaca denah.
3.3 Variabel Penelitian Variabel yang diungkap dalam penelitian ini adalah keterampilan membaca denah dan permainan mencari harta karun. 3.3.1 Keterampilan Membaca Denah Keterampilan membaca denah dapat diartikan sebagai keterampilan memahami penyajian suatu tempat, ruangan, lokasi dalam bentuk gambar dengan cepat, tepat, dan jelas. Target keterampilan yang diharapkan adalah siswa mampu membaca denah sesuai aspek penilaian, yaitu ketepatan dan kecepatan menemukan lokasi dalam denah serta ketepatan mendeskripsikan denah SMPN 2 Mandiraja dan
61
lokasi harta karun. Peneliti menargetkan pada penelitian ini terjadi peningkatan kemampuan siswa dalam membaca denah dengan kualifikasi baik. Setelah berdiskusi dengan guru pengampu mata pelajaran, dicapai kesepakatan bahwa penelitian ini dikatakan berhasil jika hasil belajar siswa dapat mencapai ketuntasan belajar klasikal 70. 3.3.2 Permainan Mencari Harta Karun Teknik yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran keterampilan membaca dalam membaca denah adalah teknik permainan. Teknik permainan merupakan teknik pembelajaran dalam wujud aktivitas bermain yang digunakan untuk membantu meningkatkan kemampuan siswa dalam membaca denah. Permainan mencari harta karun merupakan permainan ketangkasan yang dimodifikasi khusus untuk keterampilan membaca denah. Penerapannya yaitu (1) guru memberikan denah pada tiap kelompok, (2) siswa secara berkelompok harus mencari suatu harta karun dengan petunjuk dari peta denah yang diberikan tersebut, dan (3) kelompok yang tercepat menemukan harta karun dalam waktu yang telah ditentukan menjadi pemenang. Penelitian menggunakan teknik permainan mencari harta karun untuk mempermudah siswa membaca denah secara menyenangkan. Permainan ini bisa digunakan sebagai latihan dan acuan secara nyata dalam mencari lokasi yang terdapat dalam denah. Permainan juga berguna untuk menarik minat dan memotivasi siswa dalam belajar membaca denah.
62
3.4 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri atas instrumen tes dan nontes. Untuk memperoleh gambaran umum tentang instrumen yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel kisi-kisi instrumen di bawah ini.
Tabel 2. Kisi-kisi Instrumen Penilaian
Data
Subjek
Instrumen
Kinerja siswa dalam
Siswa kelas VIII F
Rubrik penilaian
permainan mencari harta
SMPN 2 Mandiraja
karun Kemampuan
Siswa kelas VIII F
mendeskripsikan letak harta
SMPN 2 Mandiraja
Tes tulis
karun dalam denah Perilaku siswa saat proses
Siswa kelas VIII F
Lembar observasi,
pembelajaran
SMPN 2 Mandiraja
jurnal siswa, jurnal guru, wawancara, dokumentasi foto dan video
Berdasarkan tabel 2 dapat dijelaskan bahwa instrumen berbentuk rubrik penilaian digunakan untuk menjaring data dari tes unjuk kerja permainan mencari harta karun. Instrumen tes tulis untuk menjaring data yang berasal dari tes mendeskripsikan isi denah. Instrumen berbentuk lembar observasi, jurnal siswa, jurnal guru, wawancara, dokumentasi foto dan video digunakan untuk menjaring
63
data yang berasal dari perilaku siswa saat prose's pembelajaran. Berikut ini uraian seluruh instrumen yang digunakan. 3.4.1 Instrumen Tes Tes yang digunakan adalah tes unjuk kerja permainan mencari harta karun untuk mengukur keterampilan siswa menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera dalam denah dan tes tulis untuk mengukur keterampilan mendeskripsikan tempat harta karun yang tertera dalam denah pada orang yang tidak memegang denah atau tidak tahu cara membaca denah. Hasil tes permainan mencari harta karun dan tes mendeskripsikan isi denah ini kemudian dikumulatifkan—digabung—untuk
memperoleh
gambaran
keterampilan
sesungguhnya dari siswa dalam pencapaian tujuan pembelajaran, yaitu siswa dapat menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera dalam denah dan siswa dapat mendeskripsikan isi denah. Penggabungan
dua
tes,
permainan
mencari
harta
karun
dan
mendeskripsikan isi denah memiliki kadar persentase 70%:30%. Tes permainan mencari harta karun memiliki bobot nilai 70, sedangkan tes mendeskripsikan isi denah memiliki bobot nilai 30. Pertimbangan untuk membedakan bobot nilai tes permainan mencari harta karun yang digunakan untuk mengukur keterampilan siswa
dalam
menemukan
dalam
konteks
yang
sebenarnya
dan
tes
mendeskripsikan isi denah untuk mengukur keterampilan siswa dalam mendeskripsikan isi denah didasari dari rincian kompetensi dasar pada KTSP. Keterampilan mendeskripsikan isi denah dalam KTSP seharusnya telah diajarkan pada jenjang SD kelas IV, jadi siswa kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja pada
64
pembelajaran ini hanya mengulang mendeskripsikan isi denah agar lebih mahir, sedangkan keterampilan menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera pada denah dalam KTSP ditetapkan untuk diajarkan pada jenjang SMP kelas VIII. Oleh karena itu, dapat dibenarkan bobot nilai keterampilan menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera dalam denah lebih besar dari bobot nilai mendeskripsikan isi denah. Nilai akhir yang diperoleh siswa adalah jumlah keseluruhan skor dari masing-masing aspek yang dinilai. Tabel 3 berikut ini menunjukkan kategori dan nilai akhir yang dapat diperoleh siswa. Tabel 3. Uraian Ketegori dan Rentang Nilai Akhir No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Rentang Nilai 85-100 70-84 60-69 50-59 0-49
Berdasarkan tabel 3 dapat dijelaskan bahwa siswa yang memperoleh nilai dengan rentang 85-100 dalam kategori sangat baik, nilai dengan rentang 70-84 dalam kategori baik, nilai dengan rentang 60-69 dalam kategori cukup, nilai dengan rentang 50-59 dalam kategori kurang, dan nilai dengan rentang 0-49 dalam kategori sangat kurang. Nilai tes kumulatif siswa berasal dari nilai tes permainan mencari harta karun dan nilai tes mendeskripsikan isi denah. Untuk mengetahui penjabaran bobot nilai dan kategori yang dapat diraih dari kedua tes tersebut, berikut ini diuraikan
penjabaran
penilaian
mendeskripsikan isi denah.
permainan
mencari
harta
karun
dan
65
3.4.1.1 Tes Unjuk Kerja Tes unjuk kerja permainan mencari harta karun dilakukan satu kali dalam tiap siklus yaitu dilaksanakan selama siklus berlangsung. Siswa dikatakan mencapai kategori sangat baik jika memperoleh nilai dengan rentang 60-70, kategori baik nilai 50-59, kategori cukup nilai 43-49, kategori kurang nilai 36-42, dan kategori sangat kurang <35, sebagaimana tercantum pada tabel 4 berikut ini. Tabel 4. Kategori dan Rentang Nilai Tes Unjuk kerja No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Rentang Nilai 60-70 50-59 43-49 36-42 0-35
Kriteria penilaian tes unjuk kerja siswa dalam permainan mencari harta karun menggunakan rubrik penilaian. Terdapat 4 aspek penilaian pada tes unjuk kerja dengan alokasi bobot nilai berbeda, yaitu: (1) ketepatan menemukan lokasi (bendera) harta karun berbobot nilai 10 kemudian dikalikan tiga, (2) kecepatan menemukan lokasi (bendera) harta karun berbobot nilai 20, (3) kemampuan bekerjasama dalam kelompok berbobot nilai 10, (4) keaktifan mengikuti petunjuk guru berbobot nilai 10.. Pada tabel 5 di bawah ini akan diuraikan skor penilaian tiap-tiap aspek.
Tabel 5. Skor Penilaian Menemukan Lokasi dalam Denah dengan Tepat No 1. 2. 3. 4.
Aspek-aspek yang Dinilai Ketepatan menemukan lokasi Kecepatan menemukan lokasi Kemampuan bekerjasama dalam kelompok Keaktivan mengikuti petunjuk guru
Skor Maksimal 10 20 10 10
66
Adapun penjabaran masing-masing aspek penilaian untuk tes unjuk kerja permainan mencari harta karun tiap skornya dapat dilihat pada tabel 6 sebagai berikut.
67
3.4.1.2 Tes Tulis Tes tulis mendeskripsikan isi denah dilakukan satu kali dalam tiap siklus yaitu dilaksanakan setelah tes unjuk kerja permainan mencari harta karun. Siswa dikatakan mencapai kategori sangat baik jika memperoleh nilai dengan rentang 25-30, kategori baik nilai 20-24, kategori cukup nilai 17-19, kategori kurang nilai 14-16, dan kategori sangat kurang <13, sebagaimana tersaji pada tabel 7 berikut ini.
Tabel 7. Kategori dan Rentang Nilai Tes Mendeskripsikan Isi Denah No. 1. 2. 3. 4. 5.
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang
Aspek-aspek
Rentang Nilai 25-30 20-24 17-19 14-16 0-13
penilaian
tes
kemampuan
mendeskripsikan
denah
disesuaikan dengan kriteria aspek-aspek penilaian dalam landasan teori dan indikator yang ingin dicapai dalam proses pembelajaran membaca denah. Kriteria penilaian mampu mendeskripsikan isi denah ialah (1) aspek ketepatan dan kelengkapan mendeskripsikan isi denah dengan bobot nilai 20 dan (2) aspek keefektifan kalimat dan tanda baca berbobot nilai 10. Artinya, indikator keberhasilan siswa adalah siswa mampu dengan tepat mendeskripsikan isi denah dan letak harta karun menggunakan tanda baca dan kalimat yang efektif. Pada tabel 8 di bawah ini akan diuraikan skor penilaian tiap-tiap aspek.
68
Tabel 8. Skor Penilaian Mendeskripsikan Isi Denah No 1. 2.
Aspek-aspek yang Dinilai Skor Maksimal Ketepatan dan kelengkapan mendeskripsikan 20 lokasi Keefektifan kalimat dan tanda baca 10
Adapun penjabaran masing-masing aspek penilaian untuk tes unjuk kerja permainan mencari harta karun tiap skornya dapat dilihat pada tabel 9 berikut.
Tabel 9. Penjabaran Aspek Penilaian Mendeskripsikan Isi Denah SMPN 2 Mandiraja dan Lokasi Harta Karun Unsur Penilaian Skor Ketepatan dan 16-20 kelengkapan mendeskripsikan 13-16
Kriteria Mendeskripsikan isi denah SMPN 2 Mandiraja >17 bagian denah Mendeskripsikan isi denah 15-16 bagian denah 11-12 Mendeskripsikan isi denah 12-14 bagian denah 9-11 Mendeskripsikan isi denah 10-11 bagian denah 0 -8 Mendeskripsikan isi denah <9 bagian denah Keefektifan diksi 9-10 Diksi dan atau tanda baca efektif dan penggunaan atau kurang efektif 1-2 diksi atau ejaan tanda baca 7-8 Diksi dan atau tanda baca kurang efektif 3-4 diksi atau tanda baca 6 Diksi dan atau tanda baca kurang efektif 4 diksi atau tanda baca 5 Diksi dan atau tanda baca kurang efektif 5 diksi atau tanda baca 0-4 Diksi dan atau tanda baca kurang efektif >6 tanda baca
Kategori Sangat baik Baik Cukup Kurang Sangat kurang Sangat Baik
Baik Cukup Kurang Sangat kurang
3.4.2 Instrumen Nontes Teknik nontes alat penilaian yang dipergunakan untuk mendapatkan informasi tentang keadaan si tester tanpa alat tes. Teknik nontes dipergunakan
69
untuk mendapatkan data yang langsung, atau paling tidak secara tidak langsung, berkaitan dengan tingkah laku kognitif. Instrumen ini berwujud observasi siswa, wawancara, jurnal guru, dan dokumentasi (foto) dan video. 3.4.2.1 Pedoman Observasi Pedoman observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar pengamatan untuk siswa. Dengan observasi, seluruh aktivitas siswa selama proses pembelajaran akan terpotret. Lembar pengamatan digunakan untuk mendapatkan data tentang perilaku dan respon siswa selama proses pembelajaran berlangsung pada siklus I dan siklus II. Aspek perilaku yang menjadi objek pengamatan peneliti dalam penelitian ini lebih ditekankan pada aktivitas inti pembelajaran, yaitu aktivitas pada saat kegiatan
permainan
memcari
harta
karun
dan
mendeskripsikan
denah
berlangsung. Perilaku yang diamati meliputi perilaku negatf dan positif siswa yang berkaitan dengan kegiatan permainan mencari harta karun. Aspek-aspek yang dinilai pada aktivitas mendeskripsikan isi denah meliputi (1) perhatian
terhadap penjelasan guru, (2) mendeskripsikan denah
dengan lancar, (3) mengerjakan perintah guru dengan cepat, (4) berbicara sendiri saat diberi petunjuk mendeskripsikan denah, (5) mencontoh deskripsi yang dilakukan teman, (6) mengganggu teman yang sedang mendeskrisikan denah, (7) kurang berminat dan malas-malasan dalam mendeskripsikan denah, (8) bersemangat mendeskrisikan denah, (9) meninggalkan aktivitas mendeskripsikan denah, dan (10) tidak ikut pelajaran. Adapun aspek yang diamati saat aktivitas
70
perminan mencari harta karun, terdiri dari 14 aspek, meliputi: (1) perhatian terhadap penjelasan guru, (2) banyak bertanya, (3) aktif dalam kelompok, (4) senang teknik pembelajaran, (5) kompak dalam mencari isi denah, (6) menemukan denah dengan cepat, (7) kurang respon, (8) malas bertanya, (9) kurang berminat mengikuti permainan mencari harta karun, (10) bersemangat mengikuti permainan mencari harta karun, (11) mengganggu teman yang sedang mencari harta karun, (12) kurang semangat terhadap materi membaca denah, (13) tidak ikut pelajaran, (14) meninggalkan aktivitas mencari harta karun. 3.4.2.2 Pedoman Jurnal Guru dan Siswa Pedoman jurnal digunakan untuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi pada proses pembelajaran membaca denah dengan teknik permainan mencari harta karun. Jurnal dibuat oleh guru setiap akhir pembelajaran pada sebuah lembar kertas yang telah dipersiapkan Jurnal guru berisi uraian pendapat dan seluruh kejadian yang dianggap penting selama pembelajaran berlangsung secara tertulis. Aspek pertanyaan yang digunakan dalam jurnal guru meliputi (1) respon siswa terhadap materi pembelajaran membaca denah, (2) respon siswa terhadap teknik pembelajaran membaca denah, (3) keatifan siswa mengikuti permainan mencari harta karun dan mendeskripsikan isi denah, (4) suasana dan situasi kelas. Jurnal siswa berisi uraian pendapat siswa terhadap hal-hal yang menarik pada keseluruhan proses pembelajaran membaca denah dengan teknik permainan mencari harta karun. Adapun hal-hal yang diungkap, antara lain: (1) perasaan setelah mengikuti permainan mencari harta karun, (2) pendapat tentang proses
71
pembelajaran menggunakan permainan mencari harta karun, (3) cara guru mejelaskan aturan permainan mencari harta akrun dan mendeskripsikan isi denah, (4) kekurangan dan kelebihan permainan mencari harta karun sebagai teknik pembelajaran mendeskripsikan isi denah, (5) proses mendeskripsikan isi denah dan permainan mencari harta karun. 3.4.2.3 Pedoman Wawancara Pedoman wawancara berisi beberapa pertanyaan untuk siswa sebagai responden. Pertanyaan-pertanyaan yang ada bertujuan untuk memperoleh data tentang respon siswa terhadap proses pembelajaran keterampilan membaca denah dengan teknik permainan mencari harta karun. Dalam penelitian ini, aspek yang diungkap melalui teknik wawancara antara lain (1) perasaan siswa saat mengikuti permainan mencari harta karun, (2) kesulitan yang dirasakan siswa dalam membaca denah dengan teknik permainan mencari harta karun, (3) pendapat siswa mengenai kegunaan permainan mencari harta karun dalam pembelajaran membaca denah, (4) kesan pada saat mengikuti pembelajaran membaca denah dengan menggunakan teknik permainan mencari harta karun, dan (5) pendapat siswa mengenai kesulitan mendeskripsikan isi denah. 3.4.2.5 Dokumentasi (Foto dan Video) Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi foto dan video. Dokumentasi merupakan data yang cukup penting sebagai bukti terjadinya suatu peristiwa. Dalam penelitian ini, peneliti memandang perlu menggunakan dokumen sebagai salah satu data instrumen nontes. Foto yang
72
diambil sebagai sumber data, dapat memperjelas data yang lain. Hasil dari pengambilan gambar ini dideskripsikan dan dipadukan dengan data yang lain. Dokumentasi dilakukan pada saat (1) proses awal pembelajaran, (2) siswa berdiskusi menentukan letak harta karun, (3) permainan mencari harta karun berlangsung (saat siswa mencari harta karun), (4) saat siswa menemukan harta karun, (5) saat siswa menerima hadiah pemenang harta karun, (6) saat siswa mendeskripsikan denah, (7) saat siswa diwawancarai tentang pembelajaran membaca denah yang telah dilakukan.
3.5 Uji Instrumen Dalam penelitian ini, instrumen yang diujikan berupa tes dan nontes. Instrumen tersebut dilakukan dengan uji validitas isi dan uji validitas permukaan. Dalam uji validitas ini, peneliti melaksanakannya dengan menyesuaikan aspekaspek yang akan dinilai berdasarkan landasan teori yang ada, kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing, guru kelas, rekan sejawat. Dalam pelaksanaannya, pedoman penilaian dalam instrumen tes diubah beberapa kali untuk diperbaiki. Pengubahan dilakukan sesuai dengan landasan teori yang ada, tepatnya pada kriteria aspek yang ditentukan dalam menilai kemampuan membaca denah. Uji validitas permukaan ini dilakukan dengan konsultasi yang dilakukan terhadap dosen pembimbing, diperoleh kesepakatan bersama bahwa instrumen yang digunakan telah valid. Uji instrumen nontes yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi rubrik penilaian, observasi siswa, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto dan video.
73
Terdapat beberapa perbaikan mengenai item instrumen observasi, yakni yang sebelumnya hanya perilaku umum saja, menjadi lebih fokus pada permainan mencari harta karun. Perbaikan pada instrumen angket terdapat pada pertanyaan yang sebelumnya masih secara umum menjadi lebih fokus pada permainan mencari harta karun. Demikian pula pedoman jurnal yang harus diperbaiki dengan mengubah butir-butir pertanyaan yang ada.
3.6 Teknik Pengumpulan Data Data pada penelitian ini dikumpulkan dengan menggunakan teknik tes dan teknik nontes. 3.6.1 Teknik Tes Teknik yang digunakan berupa tes unjuk kerja dan tes tulis. Untuk memperoleh data, tes dilakukan sebanyak dua kali yaitu pada siklus I dan siklus II. Bentuk tes tulis yang dilakukan berupa mendeskripsikan isi denah. Bentuk tes unjuk kerja yang digunakan dalam siklus I dan siklus II sama, yaitu berbentuk aktivitas mencari harta karun menggunakan denah. Tes diberikan kepada seluruh siswa kelas VIII SMPN 2 Mandiraja Kabupaten Banjarnegara. 3.6.1.1 Tes Unjuk Kerja Tes unjuk kerja dilakukan untuk mengukur keterampilan siswa dalam praktik menemukan dalam konteks yang nyata tempat yang tertera dalam denah. Target tingkat keberhasilan siswa ditetapkan jika nilai rata-rata siswa dalam menemukan lokasi harta karun adalah 65 pada siklus I dan 70 pada siklus II .
74
Langkah-langkah yang dilakukan dalam pengambilan data dengan tes unjuk kerja permainan mencari harta karun adalah: Adapun cara pengumpulan data pada saat siswa melakukan permainan harta karun, adalah sebagai berikut ini. Bila guru melihat siswa dapat menemukan harta karun namun sempat salah mencari 4 kali, siswa menemukan lokasi harta karun dalam waktu 16 menit, siswa aktif bekerjasama, dan mendengarkan petunjuk guru dengan becanda, maka guru memberi penilaian pada tabel 10 sebagai berikut.
Tabel 10. Contoh Melakukan Penilaian Permainan Mencari Harta Karun No. 1. 2.
Subjek Aspek penelitian penelitian A1 A2 A3 A4 037 6 14 6 7 038
Nilai akhir (3xA1+A2+A3+A4) 45
Kriteria Cukup
3.6.1.2 Tes Tulis Tes Tulis digunakan untuk mengukur keterampilan siswa dalam praktik mendeskripsikan tempat yang tertera dalam denah pada orang yang tidak memegang denah ataupun orang yang tidak tahu cara membaca denah. Langkahlangkah yang dilakukan dalam pengambilan data dengan tes tulis adalah: (1) guru memberi contoh cara mendeskripsikan lokasi pada denah (2) siswa memperhatikan contoh deskripsi dari guru. (3) Siswa mendeskripsikan denah SMPN 2 Mandiraja dan lokasi harta karun (4) Siswa mengumpulkan hasil deskripsi pada guru
75
(5) Peneliti mengukur kemampuan mendeskripsikan denah siswa berdasarkan hasil tes pada siklus I dan siklus II. Adapun
cara
pengumpulan
data
untuk
mengetahui
hasil
tes
mendeskripsikan denah adalah sebagai berikut. Contoh pengisian hasil tes mendeskripsikan denah apabila hasil deskrispsi responden 26 seperti di bawah ini. Deskrispsi Isi Denah SMPN 2 Mandiraja SMPN 2 mandiraja menghadap keutara. Di SMP tersebut terdapat 21 kelas yang tersebar di seluruh penjuru. Selain kelas SMP ini juga mempunyai lapangan upacara yang terletak tepat di depan ruang guru. Ruang guru bersebelahan persis dengan ruang BK dan juga ruang kepala sekolah. Di sebelah barat ruang BK terdapat perpustakaan yang menyediakan beraneka buku pelajaran. Di samping perpustakaan tersedia lapangan basket dan dua rumah penjaga sekolah.
Analisis hasil deskripsi menunjukan bahwa tanda baca dan diksi siswa belum tepat. Terdapat sekitar 2 tanda baca yang salah, yaitu: huruf m pada mandiraja harusnya huruf kapital, dan antara kata selain itu dengan SMPN 2 harusnya diberi tanda koma. Terdapat 1 diksi yang kurang efektif, yaitu ke pada kata keutara harusnya dipisah. Oleh karena itu, skor dari deskripsi di atas adalah aspek penilaian 2 nilainya 8, aspek penilaian 1 siswa ternyata mampu mendeskripsikan sebanyak 14 bagian denah. Jadi, nilai yang diperoleh adalah 8 + 14 = 16. Tabel 11 berikut cara penilaiannya.
Tabel 11. Contoh Melakukan Penilaian Deskripsi Lokasi Harta Karun No.
Subjek Penelitian
1. 2.
01 02
Aspek Penelitian
B1 14
B2 8
Nilai Akhir B1+B2
Kriteria
22
Baik
76
3.6.2 Teknik Nontes Teknik nontes ini dilakukan untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya telah terjadi selama proses pembelajaran di dalam kelas. Data diperoleh dari hasil instrumen nontes yang berupa obervasi siswa, wawancara, jurnal guru, jurnal siswa dan pengambilan gambar (foto dan video). Data yang diperoleh berupa data yang bersifat abstrak yaitu berupa perubahan-perubahan tingkah laku siswa pada saat membaca denah. 3.6.2.1 Observasi Observasi digunakan untuk mengamati perubahan-perubahan tingkah laku siswa pada saat proses kegiatan pembelajaran membaca denah. Observasi dilakukan pada semua siswa kelas VIII F dengan cara memberikan tanda cek (v) pada lembar observasi. Dalam lembar observasi terdapat 14 perilaku siswa yang diamati. Adapun pengisian lembar observasi adalah dengan membubuhkan tanda x (cross). Apabila subjek penelitian 1 berperilaku aktif dalam kelompok dan subjek penelitian 2 berperilaku kurang berminat mengikuti permainan mencari harta karun, maka tanda x (cross) diisikan di aspek no. 3 untuk perilaku subjek penelitian 1 dan di aspek no. 9 untuk perilaku subjek penelitian 2. Tabel 12 berikut ini contoh pengisian lembar observasi yang dialkukan oleh observator. Tabel 12. Contoh Pengisian Lembar Observasi No.
Subjek penelitian
1.
001
2.
002
1
2
3 x
4
5
6
Aspek Observasi 7 8 9 10
x
11
12
13
14
77
3.2.6.3 Jurnal Guru dan Siswa Jurnal adalah buku catatan yang dimiliki oleh siswa dan guru dalam kegiatan pembelajaran. Dalam penelitian ini menggunakan jurnal guru dan jurnal siswa. Jurnal guru berisi untaian pendapat guru mengenai seluruh kejadian yang dianggap penting selama pembelajaran berlangsung dan dilakukan secara tertulis. Sedangkan jurnal siswa berisi pendapat siswa mengenai proses pembelajaran membaca denah yang telah berlangsung. Tabel 13 berikut contoh pengisian jurnal siswa.
Tabel 13. Contoh Pengisian Jurnal Siswa Senang
1. Perasaan setelah mengikuti permainan
mencari
harta
karun
Tabel 14 berikut contoh pengisian untaian pendapat guru mengenai seluruh kejadian yang dianggap penting selama pembelajaran berlangsung dan dilakukan secara tertulis dalam jurnal guru.
Tabel 14. Contoh Pengisian Jurnal Guru 1. Respon
siswa
terhadap
pembelajaran membaca denah
materi Siswa tampak malas saat diberi tahu akan pelajaran, namun kemudian mereka
tampak
senang
saat
diberitahu akan ada lomba mencari harta karun dengan hadiah menarik
78
3.6.2.2 Wawancara Wawancara dilakukan setelah kegiatan belajar mengajar selesai. Wawancara dilakukan pada enam orang siswa yaitu dua orang siswa yang memiliki prestasi membaca denah tinggi, dua siswa yang prestasi membaca denah hanya cukup, dan dua siswa yang nilai keterampilan membaca denahnya rendah. Untuk wawancara disediakan lima buah pertanyaan yang harus dijawab oleh enam siswa. Hasil wawancara ditulis oleh pewawancara (peneliti). Cara pengisian pedoman wawancara yaitu dengan menulis jawaban siswa pada lembar jawab yang tersedia. Contoh pengisian hasil wawancara: Untuk pertanyaan, perasaan siswa terhadap teknik permainan harta karun, bila siswa menjawab senang, maka pewawancara menulis seperti tabel 15 berikut.
Tabel 15. Contoh Pengisian Hasil Wawancara Siklus I No.
Pertanyaan
Jawaban Siswa
1.
Apakah anda senang mengikuti permainan mencari harta karun?
Siswa merasa senang, mereka menyatakan permainan ini menghibur dan mengasyikan
3.6.2.4 Dokumentasi (Foto dan Video) Pengambilan gambar merupakan hasil pemotretan dan perekaman pada saat guru melakukan proses awal pembelajaran hingga guru mengakhiri pembelajaran, adapun pengambilan gambar pada penelitian ini dilakukan saat siswa melakukan beberapa aktivitas, antara lain: saat
(1) proses awal
pembelajaran, (2) siswa berdiskusi menentukan letak harta karun, (3) permainan mencari harta karun berlangsung (saat siswa mencari harta karun), (4) saat siswa
79
menemukan harta karun, (5) saat siswa menerima hadiah pemenang harta karun, (6) saat siswa mendeskripsikan denah, (7) saat siswa diwawancarai tentang pembelajaran membaca denah yang telah dilakukan.
3.7 Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu secara kuantitatif dan kualitatif. 3.7.1 Teknik Kuantitatif Teknik kuantitatif digunakan untuk menganalisis data kuantitatif. Data diperoleh dari hasil tes performance menemukan dalam konteks yang nyata tempat yang tertera dalam denah dengan teknik permainan mencari harta karun dan tes mendeskripsikan isi denah melalui siklus I dan siklus II. Langkah penghitungannya adalah sebagai berikut: (1) menghitung skor tiap aspek yang diperoleh siswa, (2) menghitung skor kumulatif masing-masing siswa dari seluruh aspek, (3) menghitung skor kumulatif seluruh siswa, (4) menghitung skor ratarata, dan (5) menghitung persentase nilai. Persentase nilai dilakukan untuk mengetahui jawaban dan untuk keperluan deskripsi analisis data secara kualitatif. Persentase nilai secara individual dihitung dengan rumus:
SP =
SK X100% R
SP = Skor Persentase
80
SK = Skor Kumulatif Total R = Responden Hasil penghitungan nilai tes tersebut dari tes siklus I dan siklus II dibandingkan sehingga diketahui peningkatan keterampilan membaca denah dengan teknik permainan mencari harta karun. 3.7.2 Teknik Kualitatif Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis hasil wawancara, observasi, dan jurnal guru. Hasil wawancara, observasi, dan jurnal guru dari pretes, siklus I dan siklus II dibandingkan. Dari hasil perbandingan tersebut akan diketahui peningkatan keterampilan membaca denah dengan teknik permainan mencari harta karun. Teknik kualitatif ini akan memberikan gambaran mengenai siswa yang mengalami kesulitan dalam membaca denah, kemudian siswa tersebut dijadikan objek wawancara. Kegiatan ini diharapkan dapat mengatasi kesulitan siswa, agar siswa yang bersangkutan dapat meningkatkan keterampilan membaca peta denah dalam kehidupan sehari-hari.
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian Penelitian telah dilaksanakan dalam dua siklus. Oleh karena itu, hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini diperoleh dari tindakan kelas siklus I dan siklus II. Hasil penelitian siklus I dan siklus II ini terdiri atas hasil tes dan nontes. Hasil tes berupa praktik permainan mencari harta karun untuk menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera pada denah dan tes tulis mendeskripsikan denah, sedangkan hasil nontes berupa observasi, jurnal, wawancara, dan dokumentasi foto. Sebelum diuraikan hasil penelitian siklus I dan siklus II, terlebih dahulu diuraikan kondisi awal siswa sebelum dilaksanakan penelitian.
4.1.1 Kondisi Awal Terdapat beberapa masalah yang ditemukan pada penjaringan data kondisi awal melalui observasi, angket kemampuan awal, dan wawancara. Masalah yang timbul yaitu masalah hasil belajar yang kurang memuaskan akibat kejenuhan siswa mengikuti pelajaran, keinginan siswa untuk melakukan pembelajaran aktif dan atraktif, 100 % siswa belum pernah praktik menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera pada denah, pemilihan teknik pembelajaran yang tidak didasari oleh identifikasi terhadap karakteristik siswa terlebih dahulu, dan ketersediaan lahan sekolah yang belum digunakan sebagai tempat melaksanakan
81
82
proses pembelajaran. Masalah-masalah tersebut diatasi melalui penggunaan teknik pembelajaran permainan mencari harta karun sebanyak dua siklus. Oleh karena itu, berikut ini dipaparkan hasil penelitian siklus I dan siklus II.
4.1.2 Hasil Penelitian Siklus I Penelitian siklus I telah dilaksanakan. Siklus I dilaksanakan pada tanggal 9 April 2007. Berikut ini akan diuraikan hasil penelitian siklus I. Uraian diawali dari hasil tes siklus I, hasil nontes siklus I, dan hasil refleksi siklus I. 4.1.2.1 Hasil Tes Siklus I Hasil tes siklus I terdiri dari hasil tes unjuk kerja berupa permainan mencari harta karun dan hasil tes tulis berupa tes mendeskripsikan isi denah. Penguraian hasil penelitian yang berupa tes unjuk kerja permainan mencari harta karun dan tes mendeskripsikan isi denah SMPN 2 Mandiraja pada siklus I disajikan dalam bentuk data kuantitatif. Sistem penyajian data hasil tes permainan mencari harta karun dan tes mendeskripsikan isi denah yang berupa angka disajikan dalam bentuk tabel, kemudian diuraikan analisis atau tafsiran makna dari laporan tabel tersebut. Berikut ini diuraikan hasil tes siklus I. Hasil tes Siklus I merupakan penggabungan dari tes permainan mencari harta karun dan tes mendeskripsikan isi denah. Secara umum, hasil nilai kumulatif siswa kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja tahun ajaran 2006/2007 pada siklus I ini dapat dilihat pada tabel 16 berikut ini.
83
Tabel 16. Hasil Tes Kumulatif Siklus I No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nilai Kategori 85-100 Sangat baik 70-84 Baik 60-69 Cukup 50-59 Kurang 0-49 Sangat kurang Jumlah
Frekuensi Bobot % Hasil Klasikal 1 85 2,63 X = 2468 38 22 1673 57,89 = 64,95 2 204 5,26 (cukup) 2 59 5,26 11 447 28,95 38 2468 100
Tabel 16 menunjukan bahwa hasil tes kumulatif keterampilan menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera dalam denah dan mendeskripsikan isi denah secara klasikal mencapai nilai 2468 dengan nilai ratarata 64,95 dalam kategori cukup. Dapat dijelaskan bahwa hasil penelitian pada siklus I ini belum mengalami peningkatan dan masih harus ditingkatkan pada siklus II. Dari 38 siswa, hanya 1 orang, subjek penelitian bernomor urut 24, yang memperoleh kategori sangat baik dengan rentang nilai 85-100 atau sebesar 2,63 %. Tercatat 22 siswa yang berkategori baik dengan nilai 70-84 atau sebesar 57,89 %. Tercatat pula 2 siswa berkategori cukup dengan rentang nilai 60-69 atau sebesar 5,26 %. Siswa yang berkategori kurang dengan rentang nilai 50-59 juga berjumlah 2 siswa atau 5,26 %. Siswa yang masih dalam kategori sangat kurang terhitung cukup banyak, yaitu berjumlah 11 siswa atau 28,95 %. Masih rendahnya keterampilan kumulatif siswa ini karena hampir seluruh siswa belum memahami fungsi tanda baca dan belum dapat membuat kalimat yang efektif, serta sepertiga siswa belum dapat membaca denah dengan benar. Gambar 4 berikut akan menguraikan secara lebih jelas nilai tes yang diperoleh masing-masing siswa pada siklus I.
84
37
35
33
31
29
27
25
23
21
19
17
15
13
11
9
7
5
3
90 80 70 60 50 40 30 20 10 0 1
Nilai
Nilai Siswa Siklus I
Nomor Urut Siswa
Gambar 4. Diagram Garis Hasil Nilai Siswa Siklus I
Gambar 4 menunjukkan terdapat satu siswa yang berada pada titik tertinggi, siswa yang memperoleh nilai 85, yaitu siswa dengan nomor urut 24. siswa yang memperoleh nilai pada rentang 70-84 paling banyak, yaitu sejumlah 23. Siswa yang memperoleh nilai 60-69 adalah siswa dengan nomor urut 2, 3, dan 4, Siswa yang memiliki nilai pada titik terendah, nilai 34, berjumlah 2 siswa, yaitu siswa dengan nomor urut 17 dan 20. Hasil tes yang diperoleh siswa sebagaimana terlihat pada gambar 4 merupakan penggabungan dari 2 tes, yaitu: tes permainan mencari harta karun dan tes mendeskripsikan isi denah. Untuk lebih mengetahui perolehan nilai tes permainan mencari harta karun dan tes mendeskripsikan isi denah pada siklus I, berikut ini disajikan secara terperinci hasil dari tes permainan mencari harta karun dan tes mendeskripsikan isi denah.
85
4.1.2.1.1 Hasil Tes Permainan Mencari Harta Karun Siklus I Tes permainan mencari harta karun berbentuk tes unjuk kerja. Tes ini dilakukan untuk mengetahui keterampilan menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera dalam denah. Hasil tes permainan ini secara umum dapat dilihat pada tabel 17 berikut ini.
Tabel 17. Hasil Tes Permainan Mencari Harta Karun Siklus I No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nilai Kategori 60-70 Sangat baik 50-59 Baik 43-49 Cukup 36-42 Kurang 0-35 Sangat kurang Jumlah
Frekuensi Bobot % Hasil Klasikal 13 802 34,21 X = 1852 38 14 782 36,84 = 48,74 (cukup) 11 268 34,21 38 1852 100
Berdasarkan tabel 17 dapat dijelaskan bahwa siswa secara klasikal mencapai nilai rata-rata 48,74 dalam kategori cukup. Siswa sudah mampu melaksanakan permainan mencari harta karun meskipun permainan ini baru kali pertama ini mereka laksanakan. Siswa yang memperoleh nilai kategori sangat baik sejumlah 13 siswa atau sebesar 34,21 %. Jumlah siswa yang terbanyak adalah siswa berkategori baik, yaitu sejumlah 14 siswa atau sebesar 36,84 %. Tidak ada siswa yang meperoleh nilai dengan kategori cukup. Demikian pula untuk kategori kurang, tidak ada siswa yang memperoleh nilai dengan kategori tersebut. Permainan ini ternyata belum sepenuhnya dipahami oleh siswa meskipun mereka sudah mampu melaksanakannya. Terbukti, masih terdapat 11 siswa atau 28,95 % yang tidak dapat menemukan bendera harta karun sehingga mereka memiliki nilai dalam kategori sangat kurang.
86
Hasil tes unjuk kerja permainan mencari harta karun sebagaimana tersaji pada tabel 17 disusun dari 4 aspek penilaian, yaitu: (1) aspek ketepatan menemukan lokasi (bendera) harta karun, (2) aspek kecepatan menemukan lokasi (bendera) harta karun, (3) aspek kemampuan bekerjasama dalam kelompok, dan (4) aspek keaktifan mengikuti petunjuk guru. Supaya pemaparan hasil tes siklus I dapat lebih terperinci, berikut ini perincian keempat aspek penilaian dari tes permainan mencari harta karun. Aspek penilaian pertama dari tes permainan mencari harta karun adalah aspek ketepatan menemukan lokasi harta karun. Aspek ketepatan menemukan lokasi merupakan aspek terpenting, karena itu aspek ini untuk perhitungan nilai kumulatif berbobot nilai paling tinggi yaitu 30. Adapun penghitungan nilainya, yaitu nilai yang diperoleh dari kriteria dikalikan 3. Tabel 18 berikut ini memaparkan nilai yang didapat siswa untuk aspek ketepatan menemukan lokasi harta karun.
Tabel 18. Hasil Tes Permainan Mencari Harta Karun Aspek Ketepatan Menemukan Lokasi Harta Karun Siklus I No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nilai Kategori 24-30 Sangat baik 21-23 Baik 18-20 Cukup 15-17 Kurang 0-14 Sangat kurang Jumlah
Frekuensi 22 5 11 38
Bobot 561 105 33 699
% 57,95 13,16 28,95 100
Hasil Klasikal X = 699 38 = 18,39 (cukup)
Berdasarkan tabel 18 dapat dijelaskan bahwa sebagian besar siswa sudah menguasai keterampilan menemukan lokasi yang terdapat dalam denah. Hal ini terbukti, 22 siswa atau 57,95 % memperoleh nilai dengan kategori sangat baik.
87
Siswa yang memiliki nilai berkategori baik berjumlah 5 siswa atau sebesar 13,16 %. Tidak ada siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup. Tidak ada pula siswa yang memperoleh nilai kurang, namun 11 siswa atau sebesar 28,95 % belum sanggup menemukan harta karun dengan tepat sehingga harus memperoleh nilai dengan kategori sangat kurang. Selain ketepatan menemukan lokasi, aspek penilaian dari permainan mencari harta karun adalah kecepatan menemukan lokasi harta karun. Bila siswa ingin menjadi pemenang ia tidak hanya harus tepat menemukan tetapi juga harus cepat. Pada penelitian ini alokasi waktu yang disediakan peneliti adalah 20 menit dengan perhitungan nilai yang berbeda di tiap menitnya. Apabila dalam waktu yang disediakan, suatu kelompok tidak bisa menemukan harta karun (bendera), kelompok tersebut harus kembali ke kelas sebagai kelompok yang kalah. Adanya alokasi waktu dengan rentang nilai yang berbeda di tiap menitnya sekaligus bertujuan melatih siswa untuk dapat bekerja dengan cepat dan cermat. Secara rinci, hasil tes permainan mencari harta karun aspek kecepatan menemukan lokasi dapat dilihat pada tabel 19 berikut ini.
Tabel 19. Hasil Tes Permainan Mencari Harta Karun Aspek Kecepatan Menemukan Lokasi (Bendera) Harta Karun Siklus I No. Nilai Kategori Frekuensi Bobot % Hasil Klasikal 1. 18-20 Sangat baik 27 519 71,10 X = 623 38 2. 15-17 Baik = 16,39 (baik) 3. 13-14 Cukup 4. 11-12 Kurang 5. 0-10 Sangat kurang 11 104 28,95 Jumlah 38 623 100
88
Berdasarkan tabel 19 dapat dijelaskan masih terdapat 11 siswa atau sebesar 28,95 % yang belum dapat dengan cepat menemukan lokasi harta karun dalam denah sehingga memperoleh nilai dengan kategori sangat kurang. Siswa yang telah menemukan harta karun dengan cepat, bahkan sangat cepat sejumlah 27 siswa atau sebesar 71,05 % sehingga mereka memperoleh nilai dengan kategori sangat baik. Tidak ada siswa yang memperoleh nilai dalam kategori sangat kurang, kategori cukup, dan kategori baik. Hasil 27 siswa dapat menemukan dengan sangat cepat sehingga memperoleh nilai dalam kategori sangat baik sekaligus membuktikan meskipun permainan mencari harta karun dilaksanakan pada jam pelajaran terakhir siswa tetap semangat dan bersedia bekerja dengan cepat dalam mencari harta karun. Permainan mencari harta karun adalah permaianan yang baru dilaksanakan di kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja. Permainan ini mempunyai aturan yang telah dirancang oleh guru agar proses pembelajaran bagi siswa dapat berjalan sesuai tujuan belajar. Guru sebelum dan selama proses pendampingan mencari harta karun senantiasa memberikan petunjuk-petunjuk agar siswa dapat bermain dengan baik. Oleh karena itu, keaktifan siswa dalam mengikuti petunjuk guru termasuk dalam aspek yang dinilai dari permainan mencari harta karun. Secara rinci, hasil penilaian keaktifan siswa mengikuti petunjuk guru dapat dilihat pada tabel 20 berikut ini.
89
Tabel 20. Hasil Tes Permainan Mencari Harta Karun Aspek Keaktifan Mengikuti Petunjuk Guru Siklus I No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nilai Kategori 9-10 Sangat baik 7-8 Baik 6 Cukup 5 Kurang 0-4 Sangat kurang Jumlah
Frekuensi 2 26 9 1 38
Bobot % Hasil Klasikal 18 5,26 X = 267 38 196 68,42 = 7,03 (baik) 48 23,68 5 2,63 267 100
Berdasarkan tabel 20 dapat dijelaskan bahwa keaktifan siswa dalam mengikuti petunjuk guru sudah baik namun masih perlu ditingkatkan. Tidak ada siswa yang memperoleh nilai dalam kategori sangat kurang menunjukkan bahwa siswa secara umum sudah aktif mengikuti petunjuk guru. Namun demikian, masih terdapat 1 siswa yang mempunyai nilai dengan kategori kurang dan terdapat 9 siswa atau sebesar 23,68 % yang mempunyai nilai dengan kategori cukup yang harus diberi stimulus untuk dapat lebih aktif mengikuti petunjuk guru. Nilai dengan kategori baik dimiliki oleh lebih dari separuh siswa di kelas VIII F, yaitu sejumlah 26 siswa atau sebesar 68,49 %. Hanya 2 siswa atau sebesar 5,26 % yang telah mampu menunjukkan sangat aktif mengikuti petunjuk guru sehingga berhasil memperoleh nilai dengan kategori sangat baik. Permainan mencari harta karun pada penelitian ini dibuat berkelompok, hal ini didasari dengan mempertimbangkan unsur psikologis siswa kelas VIII SMP yang berkarakteristik senang bergabung dengan perr-group atau teman sebayanya. Oleh karena itu, kemampuan bekerjasama siswa dalam kelompoknya juga dimasukkan dalam aspek penilaian dengan bobot nilai 10. Tabel 21 berikut ini berisi rincian nilai aspek kemampuan bekerjasama siswa dalam kelompoknya.
90
Tabel 21. Hasil Tes Permainan Mencari Harta Karun Aspek Kemampuan Bekerjasama dalam Kelompok Siklus I No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nilai Kategori 9-10 Sangat baik 7-8 Baik 6 Cukup 5 Kurang 0-4 Sangat kurang Jumlah
Frekuensi Bobot 7 64 20 144 11 55 38 263
% 18,42 52,63 28,95 100
Hasil Klasikal X = 263 38 = 6,92 (cukup)
Berdasarkan tabel 21 dapat dijelaskan bahwa kemampuan siswa dalam bekerjasama masih dalam kategori cukup dan harus lebih diperbaiki. Tidak ada siswa yang memperoleh nilai dalam kategori sangat kurang memang menunjukkan bahwa siswa secara umum sudah cukup dapat bekerjasama. Namun demikian, masih terdapat 11 siswa mrndapat nilai dengan kategori kurang membuktikan kemampuan siswa dalam bekerjasama harus diperbaiki. Siswa yang paling dominan adalah siswa yang mendapatkan nilai dengan kategori baik. Sebanyak 20 siswa atau sebesar 52,63 % memperoleh nilai tersebut. Terdapat 7 siswa atau sebesar 18,42 % yang telah mampu menunjukkan kemampuan bekerjasamanya,
menjadi
inspirator
bagi
kelompoknya,
dan
membawa
kelompoknya menjadi pemenang permainan, sehingga berhasil memperoleh nilai dengan kategori sangat baik. Setelah perincian dan penguraian tes unjuk kerja permainan mencari harta karun beserta keempat aspek penilaian, berikut ini akan dibahas pula hasil tes mendeskripsikan isi denah pada siklus I yang telah dilakukan siswa.
91
4.1.2.1.2 Hasil Tes Mendeskripsikan Isi Denah Siklus I Selain tes permainan mencari harta karun, siswa juga melaksanakan tes mendeskripsikan isi denah. Tes ini bila merujuk pada KTSP pada dasarnya mengulang kompetensi dasar yang harusnya telah mereka dapatkan di kelas IV SD, yaitu kompetensi dasar mendeskripsikan isi denah. Hanya saja, berdasarkan perbincangan peneliti dengan guru SMP, KTSP di sebagian besar wilayah Banjarnegara baru berlaku mulai tahun ajaran 2007/2008. Jadi, siswa kelas VIII F belum pernah mendeskripsikan isi denah di SD. Tes mendeskripsikan isi denah dilakukan dengan kadar bobot nilai 30 %. Tes mendeskripsikan isi denah berbentuk tulis. Terdapat 2 aspek penilaian, yaitu aspek ketepatan dan kelengkapan mendeskripsikan isi denah dan aspek keefektifan kalimat dan tanda baca. Secara umum hasil mendeskripsikan denah yang dilakukan siswa terdapat pada tabel 22 berikut ini.
Tabel 22. Hasil Tes Mendeskripsikan Isi Denah Siklus I No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nilai
Kategori
25-30 Sangat baik 20-24 Baik 17-19 Cukup 14-16 Kurang 0-13 Sangat kurang Jumlah
Frekuensi Bobot 5 8 13 12 38
147 197 194 78 616
%
Hasil Klasikal X = 616 38 13,16 =16,21 21,05 (kurang) 34,21 31,58 100
Berdasarkan tabel 22 dapat dijelaskan bahwa kemampuan siswa dalam mendeskripsikan denah masih memprihatinkan dengan rata-rata nilai 16,21 dalam kategori kurang. Tidak ada siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat baik. Hanya 5 siswa atau sebesar 13,16 % yang sanggup memperoleh nilai dengan
92
kategori baik. Nilai dengan kategori cukup diperoleh oleh 8 siswa atau sebesar 21,05 %. Siswa dengan jumlah terbanyak yaitu 13 siswa atau sebesar 34,21 % justru memperoleh nilai dengan kategori kurang. Bahkan, 12 siswa atau sebesar 31,58 % terjerembab dalam nilai dengan kategori sangat kurang. Hasil tes mendeskripsikan isi denah pada siklus I jelas memperlihatkan keterampilan mendeskripsikan isi denah yang dimiliki siswa masih harus ditingkatkan. Telah disebutkan sebelumnya, Tes mendeskripsikan isi denah terdiri dari 2 aspek penilaian, yaitu: (1) aspek ketepatan dan kelengkapan isi denah, (2) aspek kelengkapan dan ketepatan diksi dan tanda baca. Untuk memperjelas penjabaran hasil tes mendeskripsikan isi denah, berikut ini dijabarkan aspek-aspek mendeskripsikan isi denah secara lebih terperinci. Aspek pertama dari tes mendeskripsikan isi denah adalah aspek ketepatan dan kelengkapan isi denah. aspek ini menekankan agar siswa dapat setepat dan selengkap mungkin mendeskripsikan isi denah sekolahnya. Secara rinci, hasil tes mendeskripsikan isi denah aspek ketepatan dan kelengkapan isi dapat dilihat pada tabel 23 berikut ini.
Tabel 23. Hasil Tes Mendeskripsikan Isi Denah Aspek Ketepatan dan Kelengkapan Isi Denah Siklus I No. Nilai Kategori Frekuensi Bobot % Hasil Klasikal 1. 16-20 Sangat baik 12 213 31,58 X = 515 38 2. 13-15 Baik 10 135 26,32 = 13,55 (baik) 3. 11-12 Cukup 9 104 23,68 4. 9-10 Kurang 6 57 15,79 5. 0-8 Sangat kurang 1 6 2,63 Jumlah 38 515 100
93
Berdasarkan tabel 23 dapat dijelaskan rata-rata nilai siswa sebesar 13,55 dalam kategori baik Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat kurang berjumlah 1 siswa atau sebesar 2,63 %. Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang berjumlah 6 siswa atau 15,79 %. Siswa terbanyak memperoleh nilai dengan kategori cukup yaitu 9 siswa atau sebesar 23,68 %. Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik hanya berjumlah 10 siswa atau sebesar 26,32 %. Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat baik justru menjadi kategori dengan jumlah anggota terbanyak berjumlah 12 siswa atau sebesar 31,58 %. Hasil tes mendeskripsikan isi denah aspek keefektifan kalimat dan tanda baca merupakan hasil yang paling “jatuh”. Kemampuan siswa dalam menerapkan tanda baca dan membuat kalimat yang efektif sangat memprihatinkan. Pada tabel 24 berikut ini diuraikan secara rinci hasil mendeskripsikan isi denah aspek keefektifan kalimat dan tanda baca.
Tabel 24. Hasil Tes Mendeskripsikan Isi Denah Aspek Keefektifan Kalimat dan Tanda Baca Siklus I No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nilai Kategori 9-10 Sangat baik 7-8 Baik 6 Cukup 5 Kurang 0-4 Sangat kurang Jumlah
Frekuensi Bobot % Hasil Klasikal X = 101 38 1 8 2,63 = 2,66 3 18 7,89 2 10 5,26 (sangat kurang) 32 65 84,21 38 101 100
Berdasarkan tabel 24 dapat dijelaskan bahwa kemampuan siswa dalam membuat kalimat deskriptif yang efektif dengan tanda baca yang tepat masuk dalam kategori sangat kurang. Tidak ada siswa yang memperoleh nilai dengan
94
kategori sangat baik. Hanya 1 siswa atau sebesar 2,63 % yang memperoleh nilai dengan kategori baik. Hanya 3 siswa atau sebesar 7,89 % yang memperoleh nilai dengan kategori cukup. Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang berjumlah 2 siswa atau sebesar 5,26 %. Lebih dari 80 % tepatnya 84,21 % siswa atau 32 siswa memperoleh nilai dengan kategori sangat kurang. Hasil ini memperlihatkan dengan jelas bahwa kemampuan siswa khususnya dalam memahami dan menggunakan tanda baca dengan benar masih sangat kurang dan harus ditingkatkan. Salah satu cara meningkatkan adalah dengan memperlihatkan bentuk deskripsi denah dengan menggunakan tanda baca yang benar.
4.1.2.2 Hasil Nontes Siklus I Hasil nontes siklus I terdiri dari hasil observasi, jurnal siswa, jurnal guru, wawancara, dan dokumentasi foto. Penguraian hasil penelitian nontes disajikan dalam bentuk deskriptif data kualitatif. Data nontes dipaparkan dalam bentuk rangkaian kalimat secara deskriptif. Hasil selengkapnya data nontes yang diperoleh pada siklus I dijelaskan pada uraian berikut ini. 4.1.2.2.1 Hasil Observasi Siklus I Pengambilan data melalui observasi ini bertujuan untuk mengetahui keseluruhan perilaku siswa selama pembelajaran. Dengan demikian, observasi ini dilakukan bersamaan dengan siswa mengikuti pembelajaran, khususnya pada waktu kegiatan permainan mencari harta karun dan mendeskripsikan isi denah. Terdapat dua kegiatan yang diamati dalam observasi ini meliputi perilaku siswa selama kegiatan permainan mencari harta karun dan perilaku siswa selama
95
mendeskripsikan isi denah. Hal ini dilakukan guna memperoleh data selengkap mungkin untuk mengungkap segala perilaku yang dilakukan siswa selama pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi, pada siklus I ini terdapat beberapa perilaku siswa yang dapat terdeskripsi. Secara umum, hasil observasi dapat dilihat pada tabel 25 berikut.
Tabel 25. Deskripsi Hasil Observasi Siklus I No.
Aspek yang diobservasi Baik
1.
2.
Permainan mencari harta karun Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7 Aspek 8 Aspek 9 Aspek 10 Aspek 11 Aspek 12 Aspek 13 Aspek 14 Mendeskripsikan isi denah Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7 Aspek 8 Aspek 9 Aspek 10
Sikap dan perilaku siswa Persentase Tidak Persentase (%) baik (%)
22 9 11 27 11 11 18 -
57,89 23,68 28,95 71,05 28,95 28,95 47,37 -
16 11 11 12 5 1 -
42,11 28,95 28,95 31,58 13,16 2,63 -
9 15 7 6 -
23,68 39,47 18,42 15,78 -
29 26 5 5 4 -
76,31 68,42 13,15 13,15 10,53 -
Keterangan aspek-aspek observasi pada permainan mencari harta karun: Aspek 1: perhatian terhadap penjelasan guru Aspek 2: banyak bertanya
96
Aspek 3: aktif dalam kelompok Aspek 4: senang teknik permbelajaran permainan mencari harta karun Aspek 5: kompak dalam mencari harta karun Aspek 6: menemukan harta karun (bendera) dengan cepat Aspek 7: kurang respons terhadap petunjuk guru Aspek 8: malas bertanya Aspek 9: kurang berminat mengikuti permainan mencari harta karun Aspek 10: bersemangat mengikuti permainan mencari harta karun Aspek 11: mengganggu teman yang sedang mencari harta karun Aspek 12: kurang bersemangat mendapat materi membaca denah Aspek 13: tidak ikut pembelajaran Aspek 14: meningggalkan aktivitas mencari harta karun Keterangan aspek-aspek observasi mendeskripsikan isi denah: Aspek 1: perhatian terhadap penjelasan guru Aspek 2: mendeskripsikan denah dengan lancar Aspek 3: mengerjakan perintah guru dengan cepat Aspek 4: berbicara sendiri saat diberi petunjuk mendeskripsikan denah Aspek 5: mencontoh deskripsi yang dilakukan teman Aspek 6: mengganggu teman yang sedang mendeskripsikan denah Aspek 7: kurang berminat dan malas-malasan dalam mendeskripsikan denah Aspek 8: bersemangat mendeskripsikan denah Aspek 9: meninggalkan aktivitas mendeskripsikan denah Aspek 10: tidak ikut pelajaran.
Selama melakukan permainan mencari harta karun pada siklus I, tidak semua memperhatikan penjelasan yang diberikan guru. Terdapat sejumlah 22 siswa atau 57,89 % yang telah memperhatikan penjelasan guru. Sejumlah 16 siswa atau 42,11 % tampak belum memperhatikan penjelasan guru. Siswa yang aktif bertanya pada siklus I relatif cukup banyak. Terdapat sejumlah 9 siswa atau 23,68 % yang telah aktif bertanya. Siswa umumnya bertanya saat mereka kesulitan menemukan letak bendera harta karun. Terdapat hal yang menarik yang mengakibatkan mereka berani bertanya, yaitu mereka adalah kelompok yang sulit menemukan harta karun. Dalam keadaan terpaksa, karena tidak kunjung menemukan harta karun, timbullah keberanian pada diri
97
mereka untuk bertanya pada guru. Siswa bahkan merayu dan mendesak guru untuk memberitahukan letak bendera harta karun. Mereka mengatakan, “Pak, dimana ya letak harta karunnya? Iya pak, dimana ya? Sulit sekali nih.” Dari pertanyaan tersebut terlihat jelas tidak ada kesan siswa takut pada guru. Siswa dengan rileks bertanya. Permainan mencari harta karun ternyata terbukti mampu berefek positif dengan memunculkan keberanian siswa untuk bertanya. Pada setiap kelompok terdapat minimal satu siswa yang tampak aktif. Tercatat sejumlah 11 siswa atau 28,95 % tampak aktif dalam kelompok. Sebelas siswa tersebut tidak saja aktif tetapi juga sekaligus memimpin dan mengoordinasi teman-temannya saat mencari harta karun. Aspek senang terhadap teknik pembelajaran bila dilihat dari ekspresi dan perilaku siswa secara umum sudah sangat memuaskan. Tercatat siswa yang senang berjumlah 27 siswa atau 71,05 %. Hanya 11 siswa atau 28,95 % yang terlihat kurang senang. Mereka siswa yang secara kelompok tidak bisa menemukan harta karun. Ternyata, mereka belum memiliki jiwa sportifitas sehingga menanggapi kekalahan dengan berlebihan. Siswa yang tampak kompak bersama kelompoknya saat mencari harta karun relatif sedikit. Terdapat 11 siswa atau 28,95 % yang tampak kompak mencari harta karun. Siswa yang sudah kompak tersebut berasal dari kelompok pemenang permainan mencari harta karun. Aspek kekompakan kelompok dalam mencari harta karun berkaitan erat dengan aspek menemukan harta karun dengan cepat. Kelompok yang anggotanya kompak tentu saja dapat menemukan harta karun dengan cepat. Mereka menyebar
98
dan memiliki tugas mencari harta karun di tiap-tiap penjuru. Sebaliknya, kelompok yang tidak kompak, mencari harta karun secara bergerombol, sehingga pencarian menjadi kurang efektif. Kelompok yang paling cepat mencari harta karun tentu saja kelompok yang memenangi permainan mencari harta karun. Terdapat 11 siswa atau 28,95 % yang menemukan harta karun paling cepat. Semua siswa paham terhadap penjelasan guru. Siswa terlihat memahami seluruh petunjuk guru. Secara umum mereka memahami aturan main dari permainan mencari harta karun meskipun permainan ini baru dilaksanakan di kelas tersebut. Hal ini terbukti siswa dapat melaksanakan permainan mencari harta karun dengan baik. Hanya saja masih terdapat 12 siswa atau 31,58 % yang tampak kurang respons saat bermain mencari harta karun. Mereka tampak tertinggal dalam bekerja, hal ini antara lain terwujud saat seluruh anggota kelompok sudah hendak kembali, siswa tersebut justru masih mencari harta karun. Terdapat 18 siswa atau 47,37 % yang terlihat sangat bersemangat mengikuti permainan mencari harta karun. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme mereka yang, meskipun disuruh berangkat secara bergiliran, tetap berdesakdesakkan dan berebut keluar ruangan kelas secepatnya. Mereka bahkan terlihat tidak sabar menunggu giliran berangkat. Aspek selanjutnya, tercatat 5 siswa tampak menggangu teman yang sedang mencari harta karun. Siswa tersebut menggangu dengan ikut-ikutan mencari dan memberi petunjuk yang salah pada siswa dari kelompok lain. Siswa yang menggangu memperoleh kesempatan menggangu teman yang sedang mencari harta karun karena mereka telah menemukan harta karun terlebih dahulu.
99
4.1.2.2.4 Hasil Dokumentasi Foto Dokumentasi foto yang diambil pada siklus I ini meliputi kegiatan belajar mengajar berupa situasi kelas pada awal pembelajaran, saat siswa berdiskusi menentukan letak harta karun, saat permainan mencari harta karun berlangsung, siswa mendeskripiskan denah, siswa menerima hadiah harta karun, siswa membagi hadiah harta karun dalam kelompoknya, dan saat akhir pembelajaran. Deskripsi gambar pada siklus I selengkapnya dipaparkan berikut ini.
Gambar 5. Guru Melaksanakan Apersepsi Gambar 5 diambil saat guru melaksanakan apersepsi dan menjelaskan kegiatan pembelajaran permainan mencari harta karun yang hendak dilaksanakan. Situasi tersebut menunjukkan perhatian siswa terhadap penjelasan yang diberikan guru. Pada saat itu guru menjelaskan tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilakukan di luar kelas dalam bentuk permainan dan juga kegiatan mendeskripsikan isi denah setelah permainan berlangsung. Dalam gambar tersebut, terlihat beberapa siswa laki-laki malas-malasan mendengarkan apersepsi
100
dari guru. Bahkan siswa laki-laki di baris terdepan dan baris kedua tampak menyanggah keningnya dan menyanggah kepalanya dengan tangan. Kondisi sebagaimana tampak pada gambar 5 jelas menunjukkan siswa belum siap menerima pembelajaran. Kondisi ini dilatarbelakangi oleh sikap awal, siswa di kelas VIII F yang kurang tertib dalam menerima pembelajaran. Suasana ramai, menopang dagu, kepala, dan sikap duduk yang malas-malasan meruapakn perilaku yang menonjol pada apersepsi ini. Suasana belajar yang kurang kondusif ini menjadi catatan dan masukkan penting bagi peneliti yang bertindak sebagai guru di kelas tersebut untuk menyusun teknik yang tepat agar siswa dapat berperilaku tertib dan terkendali. Peneliti menilai sikap dan perilaku yang cenderung negatif ini dapat diatasi dengan menciptakan suasana belajar di luar kelas yang mengajak siswa ikut beraktivitas dan praktik secara langsung. Selanjutnya, gambaran situasi kegiatan memberikan petunjuk dan aturan-aturan permainan mencari harta karun pada kegiatan siklus I ini dapat dilihat pada gambar 6 berikut ini.
Gambar 6. Guru Menyampaikan Petunjuk Permainan Harta Karun
101
Gambar 6 merupakan situasi saat peneliti yang bertindak sebagai guru menjelaskan cara bermain permainan mencari harta karun. Dalam gambar terlihat guru sedang menunjukkan contoh bendera yang harus dicari dalam lokasi yang telah ditentukan dalam denah. Tampak dalam gambar meskipun sikap dan perilaku siswa masih kurang tertib, terlihat ada siswa yang duduk bergerombol dan ada siswa yang duduk dengan bersedekap, namun kepala mereka tampak terarah semua ke bendera yang ditunjukkan guru. Hal ini membuktikan mereka mulai memperhatikan penjelasan guru. Gambar selanjutnya, gambar 7, adalah gambar saat siswa berdiskusi menentukkan letak harta karun dari denah yang dibagikan.
Gambar 7. Diskusi Kelompok Menentukkan Letak Harta Karun Gambar 7 merupakan situasi saat pelaksanaan diskusi kelompok untuk menentukkan letak harta karun yang ada dalam denah. Kegiatan ini dilaksanakan sebelum siswa mencari harta karun. Tampak dalam gambar, seorang siswa sedang memakai topi untuk bersiap-siap berangkat keluar kelas untuk mencari harta karun. Sedangakan pada gambar di belakangnya, sekelompok siswa lain masih
102
sibuk berdiskusi menentukan letak harta karun. Hal yang sangat disayangkan kelompok-kelompok tersebut berdiskusi dengan posisi berdiri. Mereka tampak kurang sabar dan terkesan terburu-buru untuk segera mencari harta karun. Meskipun sudah disuruh untuk duduk, begitu siswa tahu ada kelompok yang telah selesai berdiskusi dan siap-siap berangkat, maka kelompok lain ikut berdiri. Meskipun terdapat hal negatif berupa perilaku terburu-buru, terdapat hal positif yang terlihat yaitu siswa tampak sangat bersemangat untuk segera melakukan aktivitas bermain mencari harta karun. Gambar selanjutnya, gambar 8, 9, dan 10, adalah gambar saat siswa melaksanakan permainan mencari harta karun.
Gambar 8. Sekelompok Siswa Mulai Mencari Letak Harta Karun Gambar 8 diambil saat siswa mulai mencari harta karun di tempat yang telah mereka identifikasi saat dikusi. Terlihat dalam gambar, kelompok siswa ini begitu kompak, mereka berpencar dalam mencari tempat disembunyikannya bendera harta karun. Siswa tampak tenggelam dalam gerombolan pohon pisang, sebuah suasana pembelajaran baru. Tidak ada lagi suasana klasikal yang
103
membosankan. Gambar aktivitas permainan dari sisi lain dapat dilihat dari gambar 9 berikut ini.
Gambar 9. Siswa Kesulitan Mencari Letak Bendera Harta Karun Gambar 9 menggambarkan sisi menarik dari permainan mencari harta karun yang sedang dilaksanakan. Tampak dalam gambar, dua siswa sedang bingung mencari letak bendera harta karun. Kepala salah seorang siswa tampak menoleh, mencari harta karun. Berdasarkan gambar dapat disebutkan pula bahwa permainan ini melatih pula ketelitian, kecermatan, dan kesabaran siswa untuk memperoleh sesuatu. Sebuah unsur permainan yang mengandung nilai-nilai positif. Gambar 10 berikut ini menggambarkan aktivitas sekelompok siswa yang telah berhasil menemukan harta karun dan hendak kembali ke kelas.
104
Gambar 10. Siswa Menemukan Harta Karun dan Kembali ke Kelas Gambar 10 diambil saat sekelompok siswa telah menemukan bendera harta karun. Mereka tampak dengan sangat bersemangat kembali ke kelas. Bahkan bila dilihat dari langkahnya yang panjang, mereka seperti hendak berlari. Tentu saja mereka berharap dengan secepatnya kembali ke kelas, kelompok mereka dapat menjadi kelompok tercepat dan menjadi juara permainan mencari harta karun. Gambar berikut, gambar 11, adalah suasana yang tertangkap kamera saat siswa melaksanakan pembelajaran mendeskrisikan denah.
Gambar 11. Situasi Mendeskripsikan Isi Denah
105
Gambar 11 diambil saat siswa sedang praktik mendeskripsikan isi denah. Tampak pada gambar
muka seorang siswa perempuan sedang serius
mendeskripikan denah di lembar jawab. Di sisi lain, tampak seorang siswa sedang berdiri, tidak tampak mukanya, ia seperti hendak melihat hasil deskripsi temannya. Perilaku ini jelas sangat negatif. Meskipun tidak melihat hasil deskripsi teman, siswa ini jelas tidak berkonsentrasi karena justru berkatifitas yang tidak berhubungan dengan kegiatan mendeskripsikan denah. Perilaku-perilaku negatif yang ditunjukkan siswa selama proses mendeskripsikan denah maupun saat pembelajaran permainan mencari harta karun berlangsung pada siklus I ini tentu saja sangat peneliti perhatikan agar pada siklus II perilaku-perilwku negatif tersebut dapat dikurangi ataupun dihilangkan. Gambar selanjutnya, gambar 12, adalah gambar saat prosesi penyerahan hadiah.
Gambar 12. Penyerahan Hadiah Harta Karun Gambar 12 menampakkan dua buah ekspresi yang hampir sama, yaitu ekspresi bahagia. Tampak seorang siswa yang mewakili kelompoknya menerima hadiah harta karun dengan perasaan senang. Ia terlihat sangat bangga.
106
Namun ada hal negatif yang harus diperhatikkan, yaitu baju siswa tidak rapi. Baju siswa berada di luar menunjukkan siswa kurang tertib dalam berpakaian. Senyum puas dan bahagia juga terpancar daroi wajah peneliti. Meskipun tampak berpeluh dilehernya, peneliti tampak begitu puas telah berhasil melaksanakan siklus I dengan lancar. Gambar terakhir, gambar 13, pada siklus I adalah gambar keadaan siswa saat akhir pembelajaran.
Gambar 13. Sekelompok Siswa Membagi Hadiah Harta Karun Gambar 13 menampakkan ekspresi siswa saat pembelajaran telah diakhiri, tampak sekelompok siswa pemenang harta karun sedang berebut dan membagi-bagikan hadiah harta karun dengan perasaan senang. Ekspresi semua siswa tampak sangat puas. Tampak siswa yang berdesak-desakan hendak keluar kelas menyunggingkan senyum simpul tanda mereka sangat menikmati pembelajaran yang baru mereka alami. Hal ini membuktikkan bahwa permainan mencari harta karun dapat membawa perubahan keadaan siswa menjadi lebih bersemangat, bergembira, dan berjiwa sportif. Selain itu, hal yang tak kalah penting, permainan mencari harta karun dapat membawa siswa untuk praktik langsung menemukan tempat yang tertera dalam denah.
107
4.1.2.3 Hasil Refleksi Siklus I Berdasarkan hasil tes dan hasil nontes yang telah terjaring dapat diungkapkan bahwa pada siklus I belum semua tujuan penelitian dapat tercapai. Tujuan penelitian yang telah tercapai adalah siswa dapat praktik menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera pada
denah melalui
permainan mencari harta karun. Pembelajaran juga sudah berlangsung sesuai dengan prinsip pembelajaran aktif dan atraktif, siswa melakukan permainan dan secara umum kondisi siswa dalam keadaan senang dan bergembira. Tujuan pembelajaran yang belum tercapai adalah hasil belajar siswa berdasarkan hasil tes belum memenuhi terget penelitian yaitu nilai klasikal siswa mencapai nilai 70. Hal ini dapat dilihat dari hasil tes siswa yang baru mencapai nilai rata-rata klasikal sebesar 64, 95. Selain hasil tes, berdasarkan hasil nontes dapat diungkapkan bahwa perilaku dan sikap siswa
masih harus diperbaiki.
Sejumlah 8 atau 21,05 % siswa tampak masih belum memiliki jiwa sportif sehingga mereka tampak emosional saat mengetahui kelompoknya tidak menjadi juara. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru masih sangat lemah. Banyak siswa yang berbicara sendiri. Terdapat 5 atau 13,16 % siswa yang mencontoh hasil deskripsi siswa lain dan terdapat pula siswa yang menggangu siswa lain saat sedang mendeskripsikan isi denah. Berdasarkan hasil evaluasi terhadap denah harta karun yang digunakan, terdapat kekurangan dalam hal kesesuaian dan ketepatan letak harta karun yang ada pada denah dengan letak harta karun yang terdapat di dunia nyata. Contoh
108
deskripsi isi deskripsi isi denah juga masih perlu diperbaiki. Contoh deskripsi yang digunakan pada siklus I ini masih tampak terlalu umum, belum mampu mengarahkan siswa untuk mendeskripsikan isi denah lokasi sekolah dengan baik. Beberapa hal yang harus diperbaiki berdasrkan keadaan siklus I selain yang telah diuraikan sebelumnya adalah tersebarnya letak harta karun yang cukup menyulitkan observator dalam mengobservasi sikap dan perilaku siswa saat melaksanakan permainan. Ketiadaan sarana pencatat waktu yang mempunyai fasilitas stopwatch juga membuat pencatatan waktu menjadi cukup sulit. Bendera yang digunakan sebagai penanda letak harta karun pada siklus I terhitung besar sehingga sangat memudahkan siswa dalam mencari letak harta karun. Dokumentasi foto yang digunakan tampaknya juga masih harus diperlengkap dengan dokumentasi video agar hasil dokumentasi terhadap sikap dan perilaku siswa saat sedang melaksanakan proses belajar dapat semakin lengkap.
4.1.3 Hasil Penelitian Siklus II Setelah pelaksanaan siklus I, diketahui bahwa hasil belajar siswa pada siklus I belum mencapai target penelitian yaitu rata-rata kelas mencapai nilai 70 dalam kategori baik. Pada siklus I siswa baru mencapai nilai rata-rata 64,95 dalam kategori cukup. Oleh karena hasil yang dicapai pada siklus I masih belum sesuai terget penelitian maka dilaksanakanlah siklus II. Pada pelaksanaan siklus II ini terdapat rencana dan persiapan yang lebih matang daripada pelaksanaan siklus I. Dengan adanya perbaikan-perbaikan pembelajaran yang mengarah pada peningkatan proses dan hasil belajar, maka
109
hasil penelitian yang berupa nilai tes dapat meningkat. Peningkatan nilai tes siswa terjadi baik pada pelaksanaan tes permainan mencari harta karun maupun pada pelaksanaan tes mendeskripsikan isi denah. Sebagaimana siklus I, penguraian hasil penelitian yang berupa tes unjuk kerja permainan mencari harta karun dan tes mendeskripsikan isi denah SMPN 2 Mandiraja disajikan dalam bentuk data kuantitatif, sedangkan penguraian hasil penelitian nontes disajikan dalam bentuk deskriptif data kualitatif. Sistem penyajian data hasil tes permainan mencari harta karun dan tes mendeskripsikan isi denah yang berupa angka disajikan dalam bentuk tabel, kemudian diuraikan analisis atau tafsiran makna dari laporan tabel tersebut. Selanjutnya, untuk data nontes dipaparkan dalam bentuk rangkaian kalimat secara deskriptif. Data nontes yang dipaparkan dalam siklus II meliputi observasi, wawancara, jurnal, dikumentasi foto, dan juga dokumentasi video. Selengkapnya, hasil tes dan nontes pada siklus II dijelaskan berikut ini.
4.1.3.1 Hasil Tes Siklus II Penilaian
tes
permainan
mencari
harta
karun
dan
tes
mendeskripsikan isi denah pada siklus II dilakukan dengan cara dan urutan yang sama dengan pelaksanaan penilaian tes pada siklus I. Untuk tes permainan mencari harta karun, siswa harus praktik mencari di luar kelas dan kemudian dinilai dengan rubrik penilaian oleh guru. Sedangkan untuk penilaian tes mendeskripsikan isi denah dilakukan dengan teknik tes tulis dan hasilnya dinilai menggunakan intrumen penilaian yang telah disiapkan peneliti. Secara umum,
110
nilai kumulatif siswa, yaitu nilai penggabungan tes permainan mencari harta karun dan tes mendeskripsikan isi denah, pada siklus II mengalami peningkatan dibandingkan nilai kumulatif pada siklus I. Nilai kumulatif siswa pada siklus II ini dapat dilihat pada tabel 27 berikut ini.
Tabel 27. Hasil Tes Kumulatif Siklus II No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nilai Kategori 85-100 Sangat baik 70-84 Baik 60-69 Cukup 50-59 Kurang 0-49 Sangat kurang Jumlah
Frekuensi Bobot % Hasil Klasikal 1 89 2,94 X = 2473 34 19 1465 55,88 = 72,74 (baik) 14 919 41,18 34 2473 100
Tabel 27 menunjukkan bahwa keterampilan siswa dalam menemukan tempat yang tertera pada denah dengan perantara permainan mencari harta karun dan keterampilan siswa dalam mendeskripsikan isi denah secara klasikal mencapai nilai rata-rata 72,74 dengan kategori baik. Rata-rata ini menunjukkan siswa telah berhasil memenuhi target penelitian, yaitu rata-rata secara klasikal sebesar 70. Terpenuhinya terget penelitian ini tidak lepas dari perbaikan pelaksanaan pembelajaran yang peneliti lakukan. Berdasarkan tabel 27 dapat diuraikan bahwa dari sejumlah 34 siswa, siswa yang berhasil memperoleh nilai dengan kategori sangat baik berjumlah 1 siswa atau sebesar 2,94 %. Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik sejumlah 19 siswa atau sebesar 55,88 %. Sedangkan sejumlah 14 siswa memperoleh nilai dengan kategori cukup. Tidak ada siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang dan tidak ada pula siswa
111
yang memperoleh nilai dengan kategori sangat kurang. Gambar 14 berikut memaparkan rincian nilai yang didapat tiap-tiap siswa pada siklus II.
Gambar 14. Diagram Garis Hasil Nilai Siswa Siklus II
Berdasarkan gambar 14 dapat diuraikan bahwa titik puncak tertinggi berada pada nomor urut siswa pertama. Siswa tersebut memperoleh nilai 86. Titik terendah berada pada nilai 60 dimiliki oleh 2 siswa yaitu siswa nomor urut 13 dan 27. Apabila dilihat pada gambar 14, titk-titik nilai sangat banyak berada pada rentang nilai 60-80. Hal ini menunjukkan nilai terbanyak yang dimiliki siswa berada pada rentang nilai 60-80. Hasil hasil nilai tes yang dimiliki siswa merupakan pengabungan dari hasil tes permainan mencari harta karun dan hasil dari tes mendeskripsikan isi denah. Oleh karena itu, berikut ini akan diuraikan hasil dari tes permainan mencari harta karun dan hasil dari tes mendeskripsikan isi denah dengan disertai pula uraian dari tiap-tiap aspeknya.
112
4.1.3.1.1 Hasil Tes Permainan Mencari harta Karun Siklus II Tes permainan mencari harta karun dilakukan untuk mengetahui keterampilan menemukan dalam konteks yang nyata tempat yang tertera dalam denah siswa. Hasil tes permainan ini pada siklus II secara umum dapat dilihat pada tabel 28 berikut ini. Tabel 28. Hasil Tes Permainan Mencari Harta Karun Siklus II No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nilai Kategori 60-70 Sangat baik 50-59 Baik 43-49 Cukup 36-42 Kurang 0-35 Sangat kurang Jumlah
Frekuensi Bobot % Hasil Klasikal 5 313 14,71 X = 1743 34 15 812 44,12 = 51,26 (baik) 6 284 17,65 8 334 23,53 34 1743 100
Berdasarkan tabel 28 dapat dijelaskan bahwa siswa secara klasikal mencapai nilai rata-rata 51,26 dalam kategori baik. Siswa sudah mampu melaksanakan permainan mencari harta karun dengan baik karena permainan ini telah mereka laksanakan. Siswa yang memperoleh nilai kategori sangat baik sejumlah 5 siswa atau sebesar 14,71 %. Jumlah siswa yang terbanyak adalah siswa berkategori baik, yaitu sejumlah 15 siswa atau sebesar 44,12 %. Sejumlah 6 siswa atau sebesar 17,65 % memperoleh nilai dengan kategori cukup. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sejumlah 8 siswa atau sebesar 23,53 %. Hasil tes permainan mencari harta karun sebagaimana terlihat pada tabel 25 terdiri dari 4 aspek, yaitu: (1) aspek ketepatan menemukan lokasi (bendera) harta karun, (2) aspek kecepatan menemukan lokasi (bendera) harta karun, (3)
113
aspek kemampuan bekerjasama dalam kelompok, dan (4) aspek keaktifan mengikuti petunjuk guru. Adapun untuk lebih mengetahui detail penilaian tiap aspek, berikut ini perincian aspek-aspek penilaian dari tes permainan mencari harta karun. Aspek ketepatan menemukan lokasi merupakan aspek terpenting, karena itu aspek ini dalam perhitungan untuk nilai kumulatif berbobot nilai paling tinggi yaitu 30. Adapun penghitungan nilai yaitu nilai yang diperoleh dari kriteria kemudian dikalikan 3. Hasil nilai tes permainan mencari harta karun aspek ketepatan menemukan lokasi tercantum pada tabel 29 berikut ini. Tabel 29. Hasil Tes Permainan Mencari Harta Karun Aspek Ketepatan Menemukan Lokasi Harta Karun Siklus II No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nilai Kategori 24-30 Sangat baik 21-23 Baik 18-20 Cukup 15-17 Kurang 0-14 Sangat kurang Jumlah
Frekuensi 9 10 5 10 34
Bobot 231 210 90 150 681
% Hasil Klasikal 26,47 X = 681 34 29,41 = 20,03 (cukup) 14,71 29,41 100
Berdasarkan tabel 29 dapat dijelaskan bahwa seluruh siswa sudah menguasai keterampilan menemukan lokasi yang terdapat dalam denah. Hal ini terbukti, 9 siswa atau 26,47 % memperoleh nilai dengan kategori sangat baik. Siswa yang memiliki nilai berkategori baik berjumlah 10 siswa atau sebesar 29,41 %. Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup sejumlah 5 siswa atau sebesar 14,71 %. Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang sejumlah 10 siswa atau sebesar 29,41 %. Tidak ada siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat kurang. Meskipun masih terdapat 10 siswa yang memperoleh nilai
114
kurang, yang harus dicermati, siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang tersebut tetap mampu menemukan tempat yang tertera pada denah Selain ketepatan, aspek penilaian selanjutnya dari permainan mencari harta karun adalah kecepatan. Secara rinci, hasil tes permainan mencari harta karun aspek kecepatan menemukan lokasi dapat dilihat pada tabel 30 berikut ini. Tabel 30. Hasil Tes Permainan Mencari Harta Karun Aspek Kecepatan Menemukan Lokasi (Bendera) Harta Karun Siklus II No. Nilai Kategori Frekuensi Bobot % Hasil Klasikal 1. 18-20 Sangat baik 13 252 38,24 X = 564 34 2. 15-17 Baik 11 182 32,35 = 16,59 (baik) 3. 13-14 Cukup 10 130 29,41 4. 11-12 Kurang 5. 1-10 Sangat kurang Jumlah 34 564 100 Berdasarkan tabel 30 dapat dijelaskan bahwa secara umum kemampuan siswa merata pada tiga kategori, yaitu pada kategori sangat baik, baik, dan cukup. Sejumlah 13 siswa atau sebesar 38,24 %, jumlah siswa terbanyak, memperoleh nilai dengan kategori sangat baik, jumlah siswa kedua terbanyak adalah siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik yaitu sejumlah 11 siswa atau sebesar 32,35 %. Menyusul kemudian, dengan jumlah siswa 10 atau sebesar 29,41 % siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup. Berdasarkan uraian aspek kecepatan, dapat diketahui siswa telah memiliki kecepatan mencari harta karun yang relatif berimbang. Hal lain yang menggembirakan, tidak ada siswa yang memperoleh nilai dengan kategori kurang dan sangat kurang. Aspek penilaian selanjutnya yang akan dipaparkan sebagai salah satu aspek penilaian dalam permainan mencari harta karun adalah aspek keaktifan siswa dalam mengikuti petunjuk guru. Keaktifan siswa dalam mengikuti petunjuk
115
guru termasuk dalam aspek yang dinilai dari permainan mencari harta karun. Secara rinci, hasil penilaian keaktifan siswa mengikuti petunjuk guru dapat dilihat pada tabel 31 berikut ini. Tabel 31. Hasil Tes Permainan Mencari Harta Karun Aspek Keaktifan Mengikuti Petunjuk Guru Siklus II No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nilai
Kategori
9-10 Sangat baik 7-8 Baik 6 Cukup 5 Kurang 1-4 Sangat kurang Jumlah
Frekuensi Bobot 34 34
243 243
%
Hasil Klasikal
100 100
X = 243 34 = 7,15 (baik)
Berdasarkan tabel 31 dapat dijelaskan bahwa secara umum seluruh siswa aktif mengikuti petunjuk guru. Oleh karena itu, 100 % siswa atau sejumlah 34 siswa memperoleh nilai nilai dengan dengan kategori baik. Meskipun seluruh siswa sudah memperoleh nilai dengan kategori baik, peneliti menganggap siswa masih kurang aktif bertanya dan menyampaikan pendapat. Hanya terdapat beberapa siswa yang bertanya dan menyampaikan pendapat. Hasil tes permainan mencari harta karun aspek kemampuan bekerjasama dalam kelompok termasuk pula dalam aspek yang dinilai. Hasil tes aspek kemampuan bekerjasama dicantumkan pada tabel 32 berikut ini. Tabel 32. Hasil Tes Permainan Mencari Harta Karun Aspek Kemampuan Bekerjasama dalam Kelompok Siklus II No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nilai Kategori 9-10 Sangat baik 7-8 Baik 6 Cukup 5 Cukup 1-4 Sangat kurang Jumlah
Frekuensi Bobot 7 64 25 179 2 12 34 255
% 100 100
Hasil Klasikal X = 255 34 = 7,50 (baik)
116
Berdasarkan tabel 32 dapat dijelaskan bahwa kemampuan siswa dalam bekerjasama sudah baik. Tidak ada siswa yang memperoleh nilai dalam kategori sangat kurang dan kurang menunjukkan bahwa siswa secara umum sudah dapat bekerjasama. Hanya terdapat 2 siswa atau sebesar 5,88 % yang memperoleh nilai dengan kategori cukup. Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik sangat banyak, yaitu sejumlah 25 siswa atau sebesar 73,53 %. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat baik berjumlah 7 siswa atau sebesar 20, 59 %. Siswa-siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat baik adalah siswa yang mampu memimpin teman-temannya untuk mencari dan menemukan harta karun. 4.1.3.1.2 Hasil Tes Mendeskripsikan Isi Denah Siklus II Selain tes permainan mencari harta karun, siswa juga melaksanakan tes mendeskripsikan isi denah. Terdapat 2 aspek penilaian, yaitu aspek ketepatan dan kelengkapan mendeskripsikan isi denah serta aspek keefektifan kalimat dan tanda baca. Secara umum hasil mendeskripsikan denah yang dilakukan siswa terdapat pada tabel 33 berikut ini. Tabel 33. Hasil Tes Mendeskripsikan Isi Denah Siklus II No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nilai Kategori 25-30 Sangat baik 20-24 Baik 17-19 Cukup 14-16 Kurang 1-13 Sangat kurang Jumlah
Frekuensi Bobot % Hasil Klasikal 8 204 23,53 X = 730 34 15 333 44,12 = 21,47 (baik) 9 162 26,47 2 31 5,88 34 730 100
Berdasarkan tabel 33 dapat dijelaskan bahwa kemampuan siswa dalam mendeskripsikan denah sudah dalam kategori baik. Terdapat 8 siswa atau sebesar
117
23,53 % yang mampu mendapatkan nilai dengan kategori sangat baik. Siswa yang memperoleh nilai dengan kategori baik hampir separuh kelas, yaitu mencapai 15 siswa atau sebesar 44,12 %. Sedangkan siswa yang memperoleh nilai dengan kategori cukup sejumlah 9 siswa atau sebesar 26,47 %. Masih terdapat 2 siswa atau sebesar 5,88 % yang mendapat nilai dengan kategori kurang. Yang cukup menggembirakan, tidak ada siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat kurang. Sebagaimana tes permainan mencari harta karun yang mempunyai 4 aspek penilaian, maka tes mendeskripsikan isi denah juga mempunyai 2 aspek penilaian, yaitu: (1) aspek penilaian ketepatan dan kelengkapan isi denah dan (2) aspek keefektifan kalimat dan tanda baca. Berikut ini dijelaskan hasil penilaian tiap aspek. Aspek penilaian pertama dari tes mendeskripsikan isi denah adalah aspek penilaian ketepatan dan kelengkapan isi denah. Secara rinci, hasil tes mendeskripsikan isi denah aspek ketepatan dan kelengkapan isi dapat dilihat pada tabel 34 berikut ini.
Tabel 34. Hasil Tes Mendeskripsikan Isi Denah Aspek Ketepatan dan Kelengkapan Isi Denah Siklus II No. Nilai Kategori Frekuensi Bobot % Hasil Klasikal 1. 16-20 Sangat baik 23 430 67,65 X = 572 34 2. 13-15 Baik 7 99 20,59 = 16,82 3. 11-12 Cukup 2 23 5,88 4. 9-10 Kurang 2 20 5,88 (sangat baik) 5. 1-8 Sangat kurang Jumlah 34 572 100
Berdasarkan tabel 34 dapat dijelaskan bahwa kemampuan siswa dalam menguraikan bagian-bagian (isi) yang terdapat pada denah sudah sangat baik.
118
Rata-rata nilai 16,82 dalam kategori sangat baik dari 34 siswa menjadi bukti. Lebih dari separuh siswa kelas VIII F, tepatnya 23 siswa atau sebesar 67,65 % mendapat nilai dengan kategori sangat baik. Terdapat 7 siswa atau sebesar 20,59 % yang memperoleh nilai dengan kategori baik. Nilai dengan kategori cukup dan kurang masing-masing diperoleh oleh 2 siswa atau sebesar 5,88 %. Sedangkan nilai dengan kategori sangat kurang, tidak ada siswa yang memperolehnya. Aspek selanjutnya yang dipaparkan adalah aspek keefektifan kalimat dan tanda baca. Hasil tes Mendeskripsikan isi denah aspek keefektifan kalimat dan tanda baca dapat dilihat pada tabel 35 berikut ini. Tabel 35. Hasil Tes Mendeskripsikan Isi Denah Aspek Keefektifan Kalimat dan Tanda Baca Siklus II No. 1. 2. 3. 4. 5.
Nilai Kategori Frekuensi Bobot % Hasil Klasikal 9-10 Sangat baik X = 158 34 7-8 Baik 5 38 14,71 = 4,65 6 Cukup 6 36 17,65 5 Kurang 8 40 23,53 (sangat kurang) 1-4 Sangat kurang 15 44 44,12 Jumlah 34 158 100 Berdasarkan tabel 35 dapat dijelaskan bahwa kemampuan siswa dalam
membuat kalimat deskriptif dengan diksi yang efektif dan tanda baca yang benar masuk dalam kategori sangat kurang. Tidak ada siswa yang memperoleh nilai dengan kategori sangat baik. Terdapat 5 siswa atau sebesar 14,71 % yang berhasil memperoleh nilai dengan kategori baik. Sejumlah 6 siswa atau sebesar 17,65 % memperoleh nilai dengan kategori cukup. Nilai dengan kategori kurang diperoleh oleh 8 siswa atau sebesar 23,53 %. Nilai terbanyak yang diperoleh siswa justru nilai dengan kategori sangat kurang. Sejumlah 15 siswa atau 44,12 % memperoleh nilai dengan kategori tersebut.
119
4.1.3.2 Hasil Nontes Siklus II Pada siklus II ini pengambilan data nontes mengalami penambahan. Apabila pada siklus I data nontes dijaring melalui observasi, wawancara, jurnal, dan dokumentasi foto, pada siklus II terdapat penambahan dokumntasi video. Hal ini dimaksudkan untuk melengkapi perolehan data dan mempertajam analisis. Selain
itu,
instrumen
video
tersebut
digunakan dengan
alasan untuk
mengantisipasi kekuranglengkapan analisis pada siklus I. Dengan demikian, hasil dan analisis data pada siklus II dalam penelitian ini menjadi lebih baik. Adapun hasil data nontes pada siklus II diuraikan di bawah ini. 4.1.3.2.1 Hasil Observasi Siklus II Pada siklus II ini observasi dilakukan dengan proses maupun aspek yang sama dengan siklus I. Dengan proses dan aspek observasi yang sama, diharapkan perilaku maupun sikap siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca denah dapat dibandingkan, untuk kemudian dapat diketahui perubahannya. Sebagaimana dalam siklus I, observasi siklus II ini terbagi menjadi dua, yaitu observasi pada saat siswa melakukan proses permainan mencari harta karun dan pada saat siswa melakukan proses mendeskripsikan isi denah. Hasil observasi dilakukan oleh 3 observator, dimana masing-masing observator terbagi tugasnya dengan terencana, yaitu Bpk. Suwardi mengobservasi kelompok 1 dan 2, Kaozal (peneliti) mengobservasi kelompok 3, 4, 5, dan Agus Triani mengobservasi kelompok 6 dan 7. Tiga observator yang digunakan pada siklus II mengalami peningkatan dibanding siklus I yang hanya menggunakan 2 observator. Hal ini merupakan bentuk perbaikan dari refleksi siklus I agar hasil
120
observasi dapat lebih tepat menggambarkan aktivitas maupun perilaku siswa sesungguhnya. Perubahan lain berkaitan dengan proses observasi adalah penempatan harta karun dilakukan berdekatan. Hal ini bertujuan agar observasi pada saat siswa melakukan permainan mencari harta karun dapat menjadi lebih mudah. Hasil observasi siklus II yang terdiri dari beberapa aspek seperti yang disebutkan di atas, secara umum terdapat pada tabel 36 berikut ini. Tabel 36. Deskripsi Hasil Observasi Siklus II No.
1.
2.
Aspek yang diobservasi
Permainan mencari harta karun Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7 Aspek 8 Aspek 9 Aspek 10 Aspek 11 Aspek 12 Aspek 13 Aspek 14 Mendeskripsikan isi denah Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7 Aspek 8 Aspek 9 Aspek 10
Sikap dan perilaku siswa Baik Persentase Tidak Persentase (%) baik (%) 24 4 34 34 24 24 34 -
70,59 11,76 100 100 70,59 70,59 100 -
10 10 10 4 4 -
29,41 29,41 29,41 11,76 11,76 -
13 18 27 6 -
38,24 52,94 79,41 17,65 -
21 24 1 4
61,76 70,59 2,94 11,76
Keterangan aspek-aspek observasi pada permainan mencari harta karun: Aspek 1: perhatian terhadap penjelasan guru
121
Aspek 2: banyak bertanya Aspek 3: aktif dalam kelompok Aspek 4: senang teknik permbelajaran permainan mencari harta karun Aspek 5: kompak dalam mencari harta karun Aspek 6: menemukan harta karun (bendera) dengan cepat Aspek 7: kurang respons terhadap petunjuk guru Aspek 8: malas bertanya Aspek 9: kurang berminat mengikuti permainan mencari harta karun Aspek 10: bersemangat mengikuti permainan mencari harta karun Aspek 11: mengganggu teman yang sedang mencari harta karun Aspek 12: kurang bersemangat mendapat materi membaca denah Aspek 13: tidak ikut pembelajaran Aspek 14: meningggalkan aktivitas mencari harta karun Keterangan aspek-aspek observasi mendeskripsikan isi denah: Aspek 1: perhatian terhadap penjelasan guru Aspek 2: mendeskripsikan denah dengan lancar Aspek 3: mengerjakan perintah guru dengan cepat Aspek 4: berbicara sendiri saat diberi petunjuk mendeskripsikan denah Aspek 5: mencontoh deskripsi yang dilakukan teman Aspek 6: mengganggu teman yang sedang mendeskripsikan denah Aspek 7: kurang berminat dan malas-malasan dalam mendeskripsikan denah Aspek 8: bersemangat mendeskripsikan denah Aspek 9: meninggalkan aktivitas mendeskripsikan denah Aspek 10: tidak ikut pelajaran.
Berdasarkan hasil observasi yang tampak pada tabel 35, dapat dijelaskan bahwa secara umum, kondisi pembelajaran cukup kondusif. Hal ini dapat terjadi selain karena perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru, juga karena siswa sudah pernah melakukan permainan mencari harta karun dan menjadi lebih siap melakukan proses pembelajaran. Pada siklus II ini pembelajaran juga lebih baik daripada siklus I. Selama melakukan permainan mencari harta karun pada siklus II, tidak semua memperhatikan penjelasan yang diberikan guru. Terdapat sejumlah 24 siswa atau 70,59 % yang telah memperhatikan penjelasan guru. Sejumlah 10 siswa atau 29,41 % tampak belum memperhatikan penjelasan guru.
122
Siswa yang aktif bertanya pada siklus I relatif sedikit. Terdapat sejumlah 4 siswa atau 11,76 % yang telah aktif bertanya, yaitu subjek penelitian 4, 7, 8, 10. Anggapan peneliti hal ini terjadi karena mereka sudah paham aturan dan cara bermain permainan mencari harta karun yang juga telah dijelaskan pada siklus I. Keaktifan siswa dalam kelompok saat praktik permainan mencari harta karun sangatlah baik. Seluruh siswa tampak aktif dalam kelompok masingmasing. Siswa juga tampak sangat senang dengan teknik pembelajaran yang digunakan. Seluruh siswa gembira ketika guru (peneliti) mengungkapkan akan dilaksanakan permainan mencari harta karun. Bahkan subjek penelitian 14 dan 5 subjek penelitian lain tampak begitu senang mendengar akan dilaksanakan teknik permainan mencari harta karun. Hal yang menarik adalah subjek penelitian 14 pada jurnal siklus I justru menyatakan sebel terhadap teknik permainan mencari harta karun. Hal ini dimungkinkan terjadi karena subjek penelitian 14 baru menyadari bahwa teknik permainan mencari harta karun sangat menyenangkan. Terdapat 24 siswa atau 70,59 % pada siklus II yang tampak kompak dalam bekerjasama mencari harta karun. Hal ini dapat terjadi karena siswa sudah paham benar bagaimana cara mencari harta karun yang benar. Mereka umumnya mencari harta karun secara menyebar. Sejumlah 10 siswa atau 29,41 % yang memperoleh nilai paling rendah bergerombol saat mencari harta karun. Aspek kekompakan kelompok dalam mencari harta karun berkaitan erat dengan aspek menemukan harta karun dengan cepat. Kelompok yang anggotanya kompak tentu saja dapat menemukan harta karun dengan cepat. Mereka menyebar
123
dan memiliki tugas mencari harta karun di tiap-tiap penjuru. Tercatat 24 siswa atau 70,59 % yang menemukan harta karun secara cepat. Hanya terdapat 4 siswa atau 11,76 % yang tampak kurang respons saat bermain mencari harta karun. Mereka tampak tertinggal dalam bekerja, hal ini antara lain terwujud saat seluruh anggota kelompok sudah hendak kembali, siswa tersebut justru masih mencari harta karun. Seluruh siswa atau 100 % yang terlihat sangat bersemangat mengikuti permainan mencari harta karun. Hal ini dapat dilihat dari antusiasme mereka yang, meskipun disuruh berangkat secara bergiliran, tetap berdesak-desakkan dan berebut keluar ruangan kelas secepatnya. Mereka bahkan terlihat tidak sabar menunggu giliran berangkat. Observasi berikutnya dilakukan saat siswa berkegiatan mendeskripsikan isi denah. terdapat 10 aspek yang dijadikan patokan saat mengobservasi siswa. Berikut ini uraian hasil observasi mendeskripsikan isi denah. Saat guru menjelaskan cara mendeskripsikan isi denah, jumlah siswa yang memberikan perhatian relatif kurang. Tercatat 13 siswa atau 38,24 % siswa yang memberikan perhatiannya. Siswa lainnya, sejumlah 21 siswa atau 61,76 % tampak kurang memperhatikan penjelasan guru. Aspek selanjutnya adalah aspek mendeskripsikan isi denah dengan lancar. Tercatat 18 siswa atau 52,94 % telah mendeskripsikan isi denah dengan lancar. Aspek kelancaran mendeskripsikan isi denah berkaitan erat dengan aspek mengerjakan perintah guru dengan cepat. Berdasarkan pengamatan tampak 27 siswa atau 79,41 % mengerjakan perintah guru dengan cepat.
124
Aspek berikut merupakan aspek yang tidak baik dari perilaku siswa. Siswa yang berbicara sendiri maupun melakukan aktivitas lain saat diberi petunjuk berjumlah 24 atau 70,59 %. Umumnya siswa melakukan aktivitas membaca contoh deskripsi denah, padahal belum diperintahkan untuk membaca. Siswa yang mencontoh deskripsi yang dilakukan temannya dan bekerjasama berjumlah 1 siswa atau 2,94 %. Siswa yang terlihat bersemangat mendeskripsikan isi denah 6 siswa atau 17,65 %. Berdasarkan tabel 36, pada siklus II ini terdapat satu aspek yang sebelumnya tidak terisi menjadi terisi, yaitu aspek 13 (tidak mengikuti pembelajaran) pada daftar item observasi permainan mencari harta karun dan aspek 10 pada daftar item aspek mendeskripsikan isi denah. 4 subjek penelitian (siswa) tidak mengikuti pembelajaran dengan berbagai alasan. Subjek penelitian nomor 19 tidak mengikuti pembelajaran karena mengikuti pelatihan palang merah remaja untuk persiapan lomba antarsekolah. Sedangkan subjek penelitian 21, 35, dan 36 tidak mengikuti pembelajaran tanpa keterangan. Berdasarkan hasil observasi, dapat dijelaskan bahwa secara umum, perilaku siswa semakin membaik. Hal ini dapat terjadi selain karena perbaikan pembelajaran yang dilakukan guru, juga karena siswa sudah pernah melakukan permainan mencari harta karun dan menjadi lebih siap melakukan proses pembelajaran. Minat siswa dalam mengikuti pembelajaran pun meningkat. Siswa memahami dan melaksanakan petunjuk yang diberikan guru. Bahkan, sesaat sebelum dilaksankan permainan mencari harta karun, ketika guru hendak menjelaskan aturan permainan, siswa berinisiatif dengan mengemukakan aturan
125
permainan yang mereka inginkan. Situasi belajar demikian telah jelas menampakkan bahwa minat belajar siswa meningkat. 4.1.3.2.2 Hasil Jurnal Siklus II Jurnal yang digunakan dalam penelitian siklus II ini meliputi 2 macam jurnal, yaitu: (1) jurnal guru dan (2) jurnal siswa. Jadi, sama dengan jurnal yang digunakan pada siklus I. Data yang dijaring dari jurnal ini berisi ungkapan perasaan siswa dan guru selama pembelajaran keterampilan membaca denah berlangsung. Sebagaimana hasil jurnal siswa siklus I, untuk memudahkan pemaparan hasil jurnal siswa siklus II akan deskripsikan dalam bentuk tabel beserta uraiannya. Hasil jurnal siswa dapat dilhat pada tabel 37 berikut ini. Tabel 37. Hasil Jurnal Siswa Siklus II Pendapat siswa No. Aspek yang dimintakan pendapat 1. Perasaan setelah Senang mengikuti permainan Kecewa mencari harta karun 2. Pendapat tentang Mudah proses pembelajaran Baik dan menyenagkan menggunakan teknik Membantu permainan mencari Mudah dipahami harta karun Kurang membantu 3. Cara guru Sangat jelas menjelaskan aturan Jelas permainan mencari Cukup jelas harta karun dan cara Kurang jelas medeskripsikan isi Tidak jelas denah 4. Kekurangan dan Kekurangan kelebihan permainan Denah kurang jelas dan tepat mencari harta karun Sulit mencari harta karun sebagai teknik Butuh semangat pembelajaran Kelebihan Membuat senang
F
%
34 -
100 -
9 14 1 1 1 4 20 5 2 2
26,47 41,17 2,94 2,94 2,94 11,76 58,82 14,70 5,88 5,88
1 13 1
2,94 38,24 2,94
8
23,53
126
5.
Proses mendeskripsikan denah
Mendapat pengalaman Mudah melaksanakan Meningkatkan kebersamaan Mudah isi lancar Cukup sulit Sulit Sangat sulit
3 4 3 10 1 6 1 2
8,82 11,76 8,82 29,41 2,94 17,65 2,94 5,88
Berdasarkan tabel 37, dapat dijelaskan uraian masing-masing aspek jurnal siswa. Uraian pertama berkaitan dengan perasaan siswa setelah mengikuti permainan mencari harta karun. Dapat dipaparkan bahwa seluruh siswa, 34 siswa atau 100 %, menyatakan perasaan senang setelah mengikuti permainan mencari harta karun. Aspek pendapat tentang proses pembelajaran menggunakan teknik permainan mencari harta karun diaparkan berikut ini. Terdapat 9 siswa atau 26,47 % yang menyatakan pendapat bahwa proses pembelajaran menggunakan permainan mencari harta karun mudah. Terdapat 14 siswa atau 41,17 % yang menyatakan bahwa proses pembelajaran menggunakan teknik permainan mencari harta karun baik dan menyenangkan. Terdapat 1 siswa atau 2,94 % yang menyatakan proses pembelajaran menggunakan teknik permainan mencari harta karun dapat membantiu menemukan harta karun (tempat yang tertera pada denah). Sejumlah 1 siswa atau 2,94 % menyatakan proses pembelajaran menggunakan teknik permainan mencari harta karun mudah dipahami. Sejumlah 1 siswa atau 2,94 % menyatakan proses pembelajaran menggunakan teknik permainan mencari harta karun kurang membantu.
127
Berkaitan dengan pendapat siswa terhadap cara guru dalam menjelaskan aturan permainan dan cara mendeskripsikan isi denah, sejumlah 4 atau 11,76 % siswa menyatakan cara guru menjelaskan sangat jelas. Sementara itu, 20 siswa atau 58,82 % menyatakan cara guru menjelasakan jelas. Terdapat 5 siswa atau 14,70 % yang menyatakan cara guru menjelasakan cukup jelas. Sejumlah 2 siswa atau 5,88 % menyatakan cara guru menjelaskan kurang jelas dan terdapat pula 2 siswa atau 5,88 % yang menyatakan cara guru dalam menjelasakan tidak jelas. Saat diminta pendapat mengenai kekurangan dan kelebihan permainan mencari harta karun, 1 siswa atau 2,94 % menyatakan bahwa denah kurang jelas. Terdapat 13 siswa atau 38,24 % yang menyatakan bahwa kekurangan adalah harta karun sulit dicari. Terdapat pula 1 siswa atau 2,94 % yang menyatakan kekurangan adalah untuk melaksanakan permainan ini dibutuhkan semangat. Sedangkan untuk kelebihan yang dirasakan, 8 siswa atau 23,53 % menyatakan permainan mencari harta karun dapat membuat senang. Sejumlah 3 siswa atau 8,82 % menyatakan permainan ini dapat menambah pengalaman. Sejumlah 4 siswa atau 11,76 % menyatakan permainan ini mudah dilaksanakan. Sejumlah 3 siswa atau 8,82 % menyatakan permainan ini dapat meningkatkan kebersamaan. Berkaitan dengan proses mendeskripsikan isi denah, sejumlah 10 siswa atau 29,41 % menyatakan mudah. Terdapat 1 siswa atau 2,94 % yang menyatakan lancar. Terdapat 6 siswa atau 17,65 % yang menyatakan cukup sulit. Sejumlah 1 siswa atau 2,94 % menyatakan sulit dan sejumlah 2 siswa atau 5,88 % menyatakan sangat sulit. Seluruh pendapat siswa yang dapat diungkap pada jurnal
128
siswa siklus II ini tentu saja merupakan bahan berharga bagi peneliti untuk melaksanakan refleksi terhadap pelaksanaan pembelajaran di siklus II. Jurnal selanjutnya yang dipaparkan adalah jurnal guru. Jurnal guru berisi segala hal yang dirasakan guru selama melakukan pembelajaran berdasarkan curahan perasaan ketika mengajar, dapat dijelaskan bahwa guru puas dengan situasi pembelajaran pada siklus II. Hal ini disebabkab siswa terlihat sangat antusias dan bersemangat mengikuti permainan mencari harta karun. Sebelum permainan berlangsung, hal yang membuat guru terkesan adalah keberanian siswa untuk membuat aturan permainan mencari harta karun. Sebelum guru sempat mengutarakan aturan permainan, siswa nampak sudah memahami aturan tersebut pada pelaksanaan permainan di siklus I sehingga spontan mereka langsung mengatakan aturan yang harus ditaati. Siswa juga menambahkan hukuman untuk kelompok yang melanggar aturan menjadi lebih berat. Mulanya hukuman untuk siswa/kelompok yang berlari adalah nilainya dikurangi, namun berdasarkan usulan siswa, hukuman berganti menjadi didiskualifikasi. Respon siswa terhadap teknik permainan mencari harta karun sangat memuaskan. Hal ini dapat diketahui ketika guru memberitahukan akan dilaksanakan kembali permainan mencari harta karun seperti pada siklus I, beberapa siswa seketika dengan spontan berkata, “Yes.” Reaksi spontan seperti ini tentu sangat menggembirakan bagi guru. Hal ini mengindikasikan siswa melaksanakan permainan mencari harta karun dengan sukarela tanpa paksaan. Saat permainan berlangsung, siswa berebut secepatnya keluar kelas dan mencari harta karun, bahkan guru sampai mengingatkan agar siswa tidak berlari dalam
129
mencari harta karun. Hal ini untuk menghindari kelelahan yang mungkin terjadi pada siswa. Hal positif lain yang guru tangkap dalam pelaksanaan siklus II adalah keaktifan siswa dalam mengikuti permianan mencari harta karun. Guru awalnya kuatir siswa aktif karena ada iming-iming hadiah bagi kelompok yang berhasil menemukan harta karun dengan waktu tercepat. Sedangkan kelompok yang pasti kalah, guru kuatirkan menjadi malas mencari harta karun. Hal ini ternyata tidak terjadi. Meski awalnya siswa/kelompok yang kalah terlihat sedikit kecewa, mereka tetap berusaha menemukan harta karun sebelum kembali ke kelas. Hal ini mengindikasikan, siswa sudah dapat
berjiwa sportif dengan mengakui
kemenangan lawan dan tetap berusaha mencari meski sudah pasti tidak menjadi juara. Saat mendeskripsikan isi denah, siswa tampak cukup aktif. Hal yang cukup disayangkan siswa terlihat masih kurang berani mengemukakan pendapat pada saat guru meminta mereka memilih opsi yang guru sampikan berkaitan dengan cara penulisan judul. Mereka diam saja, namun setelah guru memberi motivasi untuk berani mengemukakan pendapat ada juga siswa yang berani. Keadaan ini sebenarnya belum memuaskan bagi guru. Guru sebenarnya mengharapkan siswa dapat lebih akti mengemukakan pendapat maupun bertanya. Situasi kelas pada pembelajaran dengan teknik permainan mencari harta karun jelas mencerminkan suasana yang menggembirakan. Raut muka siswa tampak menebarkan senyuman. Celoteh siswa di sana-sini, tawa riang siswa, baik yang juara maupun yang tidak juara jelas terlihat. Meskipun situasi tersebut
130
terkesan kurang tenang, hal ni dapat dimaklumi karena pembelajaran memang diorientasikan sebagai pembelajaran yang dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa dengan cara yang menggembirakan. Jadi, tertawa riang dan suasana “sedikit gaduh” pada saat pelaksanaan permainan mencari harta karun tetap memuaskan bagi peneliti. Suasana berlainan tampak pada saat siswa mendeskripsikan isi denah. Siswa tidak lagi berceloteh atau tertawa. Mereka tampak serius memperhatikan penjelasan guru. Ada sedikit hal yang perlu juga dikemukakan, yaitu berkaitan dengan sikap siswa saat diberi petunjuk cara mendeskripsikan isi denah. Siswa yang masih sedikit lelah dan juga kepanasan tampak kurang bersikap baik. Cukup banyak siswa yang mengipas-ipaskan buku pada badan yang kepanasan. Hal ini peneliti tetap maklumi karena siswa tetap memperhatikan dan dapat mendeskripsikan denah dengan petunjuk yang peneliti beri. Jadi, meskipun tampak sikap siswa ada yang kurang tepat, siswa tetap menunjukkan perhatian pada penjelasan yang guru berikan. 4.1.3.2.3 Hasil Wawancara Siklus II Wawancara dilakukan dengan siswa yang mendapat nilai rendah (subjek penelitian 31 dan 32), siswa yang memperoleh nilai sedang (subjek penelitian 24 dan 26), dan siswa yang memperoleh nilai tinggi (subjek penelitian 1 dan 16). Hal ini dilakukan untuk mengetahui tanggapan siswa secara menyeluruh dan lengkap. Dasar penentuan nilai rendah, sedang, dan tinggi untuk wawancara adalah permainan mencari harta karun.
131
Dalam wawancara siklus II ini, butir pertanyaan yang diberikan kepada siswa sama dengan siklus I, yaitu meliputi pertanyaan (1) apakah siswa senang mengikuti permainan mencari harta karun, (2) apakah siswa kesulitan mengikuti permainan mencari harta karun, (3) apakah teknik permainan mencari harta karun dapat membantu siswa dalam melatih kemampuan membaca denah, (4) bagaimanakah kesan siswa terhadap pembelajaran permainan mencari harta karun, dan (5) apakah siswa kesulitan mendeskripsikan isi denah. Berdasarkan hasil wawancara, saat ditanya berkaitan dengan perasaan setelah mengikuti permianan mencari harta karun siswa, baik yang memiliki nilai rendah, sedang, maupun tinggi, secara kompak menyatakan senang. Alasan perasaan senang mereka beragam. Subjek penelitian 1 menyatakan, “Senang karena tidak membosankan,” Subjek penelitian 16 menyatakan, “Senang karena bisa menemukan tempat dalam denah,” Subjek penelitian 24 menyatakan, “Senang karena pembelajaran di luar kelas,” Subjek penelitian 26 menyatakan, “Senang, sistem pembelajaran berwarna tidak hanya di ruang kelas,” Subjek penelitian 31 menyatakan, “Senang, karena dapat untuk melatih bekerjasama,” Subjek penelitian 32 menyatakan, “Senang, karena terbiasa untuk mencari tempat.” Dari semua pendapat siswa dapat disimpulkan bahwa permainan mencari harta karun menyenangkan dan bermanfaat bagi mereka. Saat ditanya mengenai kesulitan yang dialami saat mengikuti permainan mencari harta karun, siswa menjawab beragam. Subjek penelitian 1 menyatakan, “Sedikit sulit mencarinya, harus teliti,” Subjek penelitian 16 menyatakan, “Karena tidak pas dengan denah,” Subjek penelitian 24 menyatakan, “Mencari harta karun
132
sulit dan jauh dari lokasi,” subjek penelitian 26 menyatakan, “Kesulitan karena tempat di semak, di rerumpunan pohon pisang, “ subjek penelitian 31 menyatakan, “Karena kurang sesuai dengan tempat yang tertera,” Subjek penelitian 32 menyatakan, “Dalam mencari lokasi, lokasi yang dikira agak jauh dari lokasi yang nyata.” Dari pendapat siswa dapat dikemukakan bahwa siswa masih mengalami kesulitan yang sama dengan wawancara siklus I yaitu belum tepatnya lokasi harta karun dengan petunjuk yang ada pada denah. Masalah ini sebenarnya sudah diantisipasi oleh peneliti pada refleksi siklus I, peneliti sudah berusaha menempatkan harta karun sesuai dengan petunjuk dalam denah. Pada saat ditanya “Apakah teknik permainan mencari harta karun dapat membantu anda dalam melatih kemampuan membaca denah” jawaban siswa kompak bahwa mereka merasa teknik permainan mencari harta karun dapat membantu melatih kemampuan membaca denah. Dari 6 subjek penelitian yang diwawancarai, pendapat subjek penelitian 32 cukup bagus, ia menyatakan, “Dapat, karena dilakukan secara praktik, bukan teori.” Pendapat ini tentu saja sesuai dengan dasar pemikiran peneliti untuk menerapkan sebuah teknik yang tidak sekadar memberi teori tetapi lebih menitikberatkan pada praktik. Pendapat yang cukup bagus juga dinyatakan oleh subjek penelitian 31, ia menyatakan, “Dapat karena memberi pengalama kita untuk mencari tempat yang tidak diketahui letaknya,” pernyataan ini juga sesuai dengan tujuan dari penerapan teknik permianan mencari harta karun yang menitikberatkan pada pemberian pengalaman mencari dalam konteks yang nyata tempat yang tertera pada denah secara langsung.
133
Aspek pertanyaan “Bagaimana kesan siswa terhadap pembelajaran permainan mencari harta karun?” dijawab oleh siswa dengan kompak. Mereka menyatakan terkesan dalam arti positif dengan berbagai macam alasan. Subjek penelitian 1 menyatakan, “Terkesan karena bisa melatih bekerjasama dan kita merasa senang.” Pernyataan ini sekaligus mengungkapkan keberhasilan teknik permainan mencari harta karun untuk membuat proses pembelajaran yang menyenagkan bagi siswa. Subjek penelitian 24 menyatakan, “Terkesan karena pembelajaran sangat menyenagkan dan membuat kita ingin melakukannya lagi,” subjek penelitian 26 mengungkapkan pendapat berkaitan dengan jarangnya ia mendapatkan pembelajaran di luar kelas, ia menyatakan, “Terkesan karena pembelajaran di luar kelas selama ini jarang didapatkan,” subjek penelitian 31 menyatakan, “Terkesan karena kita bisa terjun langsung ke materi yang dipelajari,” sementara subjek penelitian 32 menyatakan, “Terkesan, karena pembelajaran denah dapat melatih kekompakan,” pendapat ini secara tersurat membuktikan sisi positif permainan mencari harta karun yaitu dapat melatih siswa bekerjasama dan berinteraksi dengan siswa lain. Sementara itu, untuk pertanyaan tentang kesulitan deskripsi denah, subjek penelitian 31 menyatakan, “Ada penjelasan penting yang dapat kita peroleh misal, cara membuat deskripsi denah,” sedangkan subjek penelitian 24 menyatakan penjelasan cara mendeskripsikan denah mudah dipahami dan deskripsi lebih mudah ditiru,” pendapat subjek penelitian 24 menunjukkan bahwa pengubahan contoh deskrispsi dari deskripsi berjudul “Deskripsi Alun-alun Banjarnegara” dengan deskripsi berjudul “Deskripsi Isi Denah SMPN 15 Semarang” yang
134
bertujuan untuk mempermudah siswa dalam memahami bentuk karangan deskripsi telah berhasil mecapai tujuan.
4.2 Pembahasan Penelitian ini dilakukan selama dua siklus. Masing-masing siklus dilakukan dengan prosedur yang berdaur melalui beberapa tahap, yaitu perencanaan, pengamatan, tindakan, dan refleksi. Siklus II dilakukan sebagai wujud perbaikan dari pembelajaran siklus I. Hasil penelitian pada siklus I dan II dijaring menggunakan instrumen penjaring data, baik melalui tes maupun nontes. Dari hasil kedua siklus tersebut diketahui taraf peningkatan keterampilan siswa dalam menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera pada denah dan keterampilan mendeskripsikan isi denah serta perubahan perilaku yang ditunjukkan oleh siswa. Berikut ini disajikan paparan peningkatan keterampilan menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera pada denah dan mendeskripsikan isi denah serta perubahan perilaku siswa kelas VIII F SMP Negeri 2 Mandiraja setelah diberi pembelajaran dengan teknik permainan mencari harta karun. 4.2.1 Peningkatan Keterampilan Membaca Denah setelah Digunakan Teknik Permainan Mencari Harta Karun dalam Dua Siklus Berdasarkan hasil tes membaca denah melalui teknik permainan mencari harta karun diperoleh hasil bahwa nilai rata-rata siswa kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja mengalami peningkatan nilai sebesar 7,79 atau 11,99 %, yaitu dari 64,95 pada siklus I menjadi 72,74 pada siklus II. Peningkatan nilai rata-rata siswa
135
dari 64,95 pada siklus I menjadi 72,74 terjadi akibat adanya perbaikan perencanaan maupun tindakan pada siklus II dari refleksi yang dilakukan pada siklus I. Tindakan perbaikan yang dilakukan meliputi (1) pengelompokkan letak harta karun di suatu lokasi yang berdekatan, (2) meletakkan harta karun tepat dengan lokasi yang tertera pada denah, (3) memperkecil bendera harta karun, (4) mengubah hadiah harta karun, (5) menggunakan alat pencatat waktu yang memiliki fasilitas stopwatch (6) menentukkan arah start terlebih dahulu, (7) memberikan petunjuk mendeskripsikan isi denah secara lebih detail, (8) mengubah contoh karangan berbentuk deskripsi isi denah yang dibagikan ke siswa, (9) memperbanyak jumlah observator, (10) menggunakan dokumentasi video. Semua upaya perbaikan yang peneliti lakukan berdasarkan refleksi dari pelaksanaan siklus I terbukti telah mampu meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca denah dan mengubah perilaku siswa menjadi lebih positif. Awal diberikan teknik permainan mencari harta karun, meskipun baru kali pertama mengenal teknik tersebut, siswa langsung menunjukkan antusiasme yang bagus. Siswa terlihat sudah menunjukkan rasa senang ketika guru (peneliti) menginformasikan bahwa pembelajaran akan dilaksanakan di luar kelas. Rasa senang siswa saat mendengar pembelajaran akan dilaksanakan di luar kelas dapat dipahami karena berdasarkan angket awal yang peneliti berikan seluruh siswa mengungkapkan belum pernah melakukan proses belajar mengajar di luar kelas dan mereka menginginkan pembelajaran di luar kelas dapat mereka lakukan. Siswa mulanya memang kurang paham bagaimana cara melaksanakan permainan mencari harta karun. Tetapi hal tersebut tidak berlangsung lama. Setelah guru
136
menjelaskan bagaimana cara bermain permainan mencari harta karun siswa pun mulai dapat memahami. Pada siklus I tampak pula dominasi guru dalam mengatur dan memberi petunjuk mengenai urutan pembelajaran yang harus dilakukan siswa masih begitu kuat. Pada siklus II, dominasi guru tidak begitu kuat lagi. siswa sudah memahami betul pembelajaran apa yang akan mereka lakukan. Dominasi guru tidak lagi kuat terbukti saat siswa berani memberikan alternatif mengenai aturan yang harus ditaati oleh seluruh peserta permainan mencari harta karun. Berkaitan dengan hasil (nilai) rata-rata sebesar 72,74 yang telah dicapai oleh siswa kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja dapat dijelaskan bahwa hasil tersebut telah sesuai dengan terget penelitian yang peneliti tetapkan sebelumnya yaitu sebesar 70. Oleh karena itu, penelitian ini telah dianggap berhasil dan tidak diulang pada siklus berikutnya. Peningkatan keterampilan membaca denah pada siswa kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja dari nilai rata 64,95 menjadi 72,74 sebenarnya meliputi peningkatan hasil tes permainan mencari harta karun yang terdiri dari empat aspek dan hasil tes mendeskripsikan isi denah yang terdiri dari dua aspek. Perlu diketahui, pada pembahasan ini, supaya tampak jelas perbandingan peningkatan nilai dari tiap-tiap aspek, nilai tiap-tiap aspek disamakan dulu menjadi berbobot 100 semua. Jadi, perhitungannya adalah, nilai tiap aspek pada siklus I dan siklus II dibagi bobot semula kemudian dikalikan 100. Sebagai gambaran, pada tabel 38 berikut ini disajikan perbandingan hasil tes siklus I dan siklus II sekaligus peningkatan nilai di tiap-tiap aspek.
137
Tabel 38. Perbandingan Nilai Rata-rata Tiap-tiap Aspek Keterampilan Membaca Denah No. 1.
2.
3.
Aspek Hasil tes permainan mencari harta karun
Siklus I 69,63
Siklus II 73,23
Peningkatan Nilai % 3,6 5,17
1.1 Ketepatan menemukan harta karun
61,30
66,77
5,47
8,92
1.2 Kecepatan menemukan harta karun
81,95
82,95
1
1,22
1.3 Keaktifan mengikuti petunjuk guru
70,3
71,5
1,2
1,70
1.4 Kemampuan bekerjasama dalam kelompok
69,2
75
5,8
8,38
Hasil tes mendeskripsikan isi denah
54,03
71,56
17,53
32,45
2.1 Kelengkapan deskripsi isi denah
67,75
84,1
16,35
24,13
2.2 Keefektifan diksi dan tanda baca
26,6
46,5
19,9
74,81
Hasil rata-rata nilai tes kumulatif
64,95
72,74
7,79
11,99
Berdasarkan rekapitulasi data hasil tes keterampilan membaca denah dari siklus I ke siklus II, sebagaimana tersaji pada tabel 38, dapat dijelaskan bahwa keterampilan siswa pada setiap aspek penilaian membaca denah mengalami peningkatan nilai dan persentase. Pada tes permainan mencari harta karun keterampilan siswa meningkat nilainya 3,6 atau sebesar 5,17 %. Kenaikan sebesar 5,17 % yang dicapai siswa dari tes permainan mencari harta karun dapat dirinci kenaikan tiap aspeknya. Pada aspek ketepatan menemukan harta karun siswa mengalami kenaikan nilai 5,47 atau sebesar 8,92 %. Aspek kecepatan menemukan harta karun keterampilan siswa juga meningkat nilainya sebesar 1 atau 1,22 %. Pada aspek keaktifan mengikuti petunjuk yang diberikan guru siswa mengalami peningkatan nilai sebesar 1,2 atau sebesar 1,70 %. Pada aspek kemampuan bekerjasama
dengan
anggota
kelompok
siswa
mengalami
peningkatan
keterampilan sebesar 5,8 atau 8,38 %. Hasil tes mendeskripsikan isi denah juga
138
mengalami peningkatan hasil. Peningkatan nilai untuk tes permainan mencari harta karun 17,53 atau sebesar 32,45 %. Hasil tersebut merupakan paduan dua aspek yang digunakan dalam tes mendeskripsikan isi denah. Aspek yang pertama yaitu kelengkapan deskripsi isi denah mengalami peningkatan nilai 16,35 atau sebesar 24,13 %. Aspek kedua, keefektifan diksi dan tanda baca, hasil tes menunjukkan peningkatan sebesar 19,9 atau sebesar 74,81 %. Akibat peningkatan dari tiap aspek dan hasil tes, nilai kumulatif siswa juga pada akhirnya mengalami peningkatan, sebagaimana telah disebutkan diawal pembahasan, yaitu sebesar 7,79 atau sebesar 11,99 %. Gambar 23 berikut ini dipaparkan peningkatan nilai rata-rata tiap-tiap aspek penilaian siswa siklus I dan siklus II untuk memperjelas pembahasan.
90 80 Nilai Rata-rata
70 60 50
Siklus I
40
Siklus II
30 20 10 0 1
2
3
4
5
6
Aspek Penilaian
Gambar 23. Peningkatan Nilai Rata-rata Tiap-tiap Aspek Penilaian Keterangan: Aspek penilaian 1: ketepatan menemukan harta karun Aspek penilaian 2: kecepatan menemukan harta karun Aspek penilaian 3: keaktifan mengikuti petunjuk guru Aspek penilaian 4: kemampuan bekerjasama dalam kelompok Aspek penilaian 5: kelengkapan deskripsi isi denah Aspek penilaian 6: keefektifan diksi dan tanda baca
139
Berdasarkan gambar 23 terlihat peningkatan nilai rata-rata terbesar, tampak dari perbedaan tinggi batang siklus I dan siklus II, terletak pada aspek penilaian 5, yaitu aspek penilaian kelengkapan deskripsi isi denah. Peningkatan terbesar kedua terletak pada aspek 6, yaitu keefektifan diksi dan tanda baca. Dua aspek yang mengalami peningkatan terbesar ini merupakan wujud nyata dari keberhasilan guru yang berusaha memperbaiki hasil tes mendeskripsikan isi denah pada siklus I dengan jalan memaparkan cara mendeskripsikan isi denah secara lebih rinci. Nilai rata-rata pada aspek 1 juga mengalami peningkatan cukup banyak. Nilai-rata-rata yang paling kecil mengalami peningkatan adalah nilai ratarata aspek penilaian 2 dan 3. Peningkatan nilai tes yang diraih siswa secara klasikal, selain disebabkan perbaikan tahap perencanaan dan tindakan pada siklus II dari hasil refleksi siklus I, disebabkan pula oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal yang melingkupi diri siswa. Berdasarkan analisis situasi, diketahui bahwa kondisi pembelajaran pada siklus II menunjukkan kondisi belajar yang lebih kondusif. Siswa tampak lebih siap mengikuti pembelajaran dengan segala tugas dan petunjuk yang diberikan guru. Siswa terlihat sangat antusias dalam melaksanakan permainan mencari harta karun dan lebih termotivasi untuk mendeskripsikan isi denah dengan lebih baik.
140
4.2.2 Perubahan Perilaku Siswa setelah Digunakan Teknik Permainan Mencari Harta Karun dalam Dua Siklus Selain hasil tes, hasil nontes pada siklus II juga menunjukkan siswa mengalami perubahan perilaku dan sikap ke arah yang lebih positif. Hal ini dapat diketahui dari perbandingan hasil intrumen nontes siklus I dan II yang meliputi observasi, jurnal siswa, jurnal guru, wawancara, dan juga dokumentasi foto dengan dilengkapi dokumentasi video pada siklus II untuk menguatkan kevalidan hasil intrumen nontes. Tabel 39 berikut ini menjelaskan perubahan perilaku siswa dari hasil observasi setelah dilaksanakan dua siklus.
141
Tabel 39. Perubahan Perilaku Berdasarkan Observasi Siklus I dan II
Aspek yang diamati
Permainan mencari harta karun Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7 Aspek 8 Aspek 9 Aspek 10 Aspek 11 Aspek 12 Aspek 13 Aspek 14 Mendeskripsikan isi denah Aspek 1 Aspek 2 Aspek 3 Aspek 4 Aspek 5 Aspek 6 Aspek 7 Aspek 8 Aspek 9 Aspek 10
Perubahan Perilaku (%) Siklus Siklus Perubahan I II Tidak Tidak baik baik
Siklus I Baik
Siklus II Baik
57,89 23,68 28,95 71,05 28,95 28,95 47,37 -
70,59 11,76 100 100 70,59 70,59 100 -
12,7 -12,12 71,05 28,95 41,64 41,64 52,63 -
42,11 28,95 28,95 31,58 13,16 2,63 -
29,41 29,41 29,41 11,76 11,76 -
-12,7 0,46 0,46 -19,82 -13,16 -2,63 11,76 -
23,68 39,47 18,42 15,78 -
38,24 52,94 79,41 17,65 -
14,56 13,47 60,99 1,87 -
76,31 68,42 13,15 13,15 10,53 -
61,76 70,59 2,94 11,76
-14,55 2,17 -10,21 -13,15 -10,53 11,76
Perubahan
Keterangan aspek-aspek observasi pada permainan mencari harta karun: Aspek 1: perhatian terhadap penjelasan guru Aspek 2: banyak bertanya Aspek 3: aktif dalam kelompok Aspek 4: senang teknik permbelajaran permainan mencari harta karun Aspek 5: kompak dalam mencari harta karun Aspek 6: menemukan harta karun (bendera) dengan cepat Aspek 7: kurang respons terhadap petunjuk guru Aspek 8: malas bertanya Aspek 9: kurang berminat mengikuti permainan mencari harta karun
142
Aspek 10: bersemangat mengikuti permainan mencari harta karun Aspek 11: mengganggu teman yang sedang mencari harta karun Aspek 12: kurang bersemangat mendapat materi membaca denah Aspek 13: tidak ikut pembelajaran Aspek 14: meningggalkan aktivitas mencari harta karun Keterangan aspek-aspek observasi mendeskripsikan isi denah: Aspek 1: perhatian terhadap penjelasan guru Aspek 2: mendeskripsikan denah dengan lancar Aspek 3: mengerjakan perintah guru dengan cepat Aspek 4: berbicara sendiri saat diberi petunjuk mendeskripsikan denah Aspek 5: mencontoh deskripsi yang dilakukan teman Aspek 6: mengganggu teman yang sedang mendeskripsikan denah Aspek 7: kurang berminat dan malas-malasan dalam mendeskripsikan denah Aspek 8: bersemangat mendeskripsikan denah Aspek 9: meninggalkan aktivitas mendeskripsikan denah Aspek 10: tidak ikut pelajaran.
Tabel 39 berisi perbandingan hasil observasi siklus I dan siklus II. Uraian aspek yang mengalami perubahan baik yang bersifat positif maupun negatif dapat dijelaskan sebagai berikut. Terdapat beberapa aspek observasi permainan mencari harta karun kategori baik yang mengalami perubahan ke arah positif (menjadi lebih baik), yaitu: (1) perhatian terhadap penjelasan guru bertambah sebesar 12,7 %, (2) aktif dalam kelompok mengalami perubahan 71,05 %, (3) senang teknik pembelajaran berwujud permainan mencari harta karun mengalami perubahan 28,95 %, (4) kompak dalam mencari harta karun mengalami perubahan 41,64 %, (5) menemukan harta karun dengan cepat mengalami perubahan 41,64 %, dan (6) bersemangat mengikuti permainan mencari harta karun mengalami perubahan 52, 63 %.
143
Terdapat 1 aspek kategori baik yang mengalami perubahan negatif, menjadi lebih jelek. Aspek tersebut adalah aspek aktif bertanya. Tercatat aspek aktif bertanya mengalami penurunan sebesar 12,12 %. Aspek permainan mencari harta karun kategori tidak baik yang mengalami perubahan ke arah positif (diwujudkan dengan hasil persentase siklus II lebih sedikit dari siklus I), antara lain: (1) aspek kurang respon terhadap penjelasan guru pada siklus II berkurang sebesar 19, 82 %, (2) aspek menggangu teman yang sedang mencari harta karun berkurang 13,16 %, dan (3) aspek kurang bersemangat mendapat materi membaca denah berkurang 2,63 %. Terdapat beberapa aspek observasi mendeskripsikan isi denah kategori baik yang mengalami perubahan ke arah positif (menjadi lebih baik), yaitu: (1) aspek perhatian terhadap penjelasan guru bertambah 14,56 %, (2) aspek mendeskripsikan isi denah dengan lancar bertambah 13,47 %, (3) aspek mengerjakan perintah guru dengan cepat bertambah 60,99 %, (4) aspek bersemangat mendeskripsikan isi denah bertambah 1,87 %. Aspek mendeskripsikan isi denah kategori tidak baik yang mengalami perubahan ke arah positif (diwujudkan dengan hasil persentase siklus II lebih sedikit dari siklus I), antara lain: (1) aspek mencontoh deskripsi isi denah teman berkurang 10,21 %, (2) aspek mengganggu teman yang sedang mendeskripsikan isi denah berkurang 13,15 %, (3) aspek kurang berminat dan malas-malasan dalam mendeskripsikan isi denah berkurang 10,53 %. Aspek mendeskripsikan isi denah kategori tidak baik yang justru bertambah adalah aspek berbicara sendiri dan melakukan kegiatan lain saat diberi
144
petunjuk mendeskripsikan isi denah dengan benar. Aspek ini bertambah tidak baik sebesar 2,17 %. Perilaku siswa yang tidak berubah ke arah positif ini tampak saat guru menjelaskan petunjuk masih banyak siswa yang tampak duduk tidak teratur, mengipasi badan, serta yang paling banyak adalah siswa mendengarkan penjelasan guru dengan melakukan pula kegiatan mendeskripsikan isi denah. hal ini mengesankan siswa tampak ingin segera menyelesaikan pembelajaran. Perilaku dan sikap siswa yang kurang kondusif ini dapat diterangkan karena 3 faktor, yaitu penjelasan guru terlalu lama, siswa telah merasa lelah, dan cuaca dan ruang kelas yang terasa panas. Berdasarkan uraian perbandingan hasil observasi siklus I dan siklus II, dapat diungkapkan bahwa perubahan terbesar perilaku siswa ke arah positif saat permainan mencari harta karun adalah aspek aktif dalam kelompok yang berselisih 71,05 % dan aspek bersemangat mengikuti permainan mencari harta karun yang berselisih 52,63 %. Perubahan terbesar perilaku siswa ke arah positf saat melaksanakan permainan mencari harta karun adalah untuk aspek mengerjakan perintah guru dengan cepat yang bertambah 60,99 %. Hasil jurnal siswa menunjukkan secara jelas perubahan perilaku dan sikap siswa setelah digunakan teknik permainan mencari harta karun dalam dua siklus. Tabel 40 berikut ini perbandingan hasil jurnal siswa pada siklus I dan siklus II yang telah diungkap pada hasil penelitian.
145
Tabel 40. Perbandingan Hasil Jurnal Siswa Siklus I dan II No.
1.
2.
3.
4.
5.
Aspek yang dimintakan pendapat
Pendapat siswa
Perasaan setelah Senang mengikuti permainan Melelahkan tapi menyenangkan mencari harta karun Kecewa Senang tapi kecewa Pendapat tentang Mudah proses pembelajaran Baik dan menyenangkan menggunakan teknik Baik dan membantu permainan mencari Sulit harta karun Cara guru menjelaskan Sangat jelas aturan permainan Jelas mencari harta karun Cukup jelas dan cara Kurang jelas medeskripsikan isi Terlalu cepat denah Tidak jelas Kekurangan dan Kekurangan kelebihan permainan Denah kurang jelas dan tepat mencari harta karun Sulit mencari harta karun sebagai teknik pembelajaran Kelebihan Membuat senang Dapat belajar di luar kelas Mendapat pengalaman Bisa praktik menemukan tempat dalam denah Mudah melaksanakan Menambah pengetahuan Proses Mudah mendeskripsikan isi lancar denah Cukup sulit Tidak terlalu sulit Sulit Sangat sulit
% Siklus I 68,42 5,26 21,05 5,26 28,95 21,05 23,68 10,53
Siklus II 100 26,47 41,17 2,94 -
7,89 55,26 13,15 13,15 2,63 -
11,76 58,82 14,70 5,88 5,88
10,53 36,84
2,94 38,24
34,21 5,26 7,89
23,53 8,82
13,15 5,26 13,15 10,53 5,26 13,15 5,26
11,76 8,82 29,41 2,94 17,65 2,94 5,88
Berdasarkan tabel 40 dapat dilihat perubahan perilaku dan sikap siswa pada setiap aspek dari jurnal yang ditulis siswa. Berikut ini uraian perubahan tiaptiap aspek yang diamati berdasarkan hasil jurnal siklus I dan siklus II.
146
Saat dimintai pendapat mengenai perasaan setelah mengikuti permainan mencari harta karun perubahan sikap siswa tampak jelas. Apabila pada siklsu I siswa menjawab bervariasi, ada yang mengungkapkan senang (68,42 %), senang tapi kecewa (5,26 %), dan kecewa (21,05 %), pada siklus II semua siswa (100 %) mengungkapkan perasaan yang sama yaitu siswa merasa senang. Pendapat siswa tentang proses pembelajaran menggunakan permainan mencari harta karun pada siklus I paling banyak disebutkan mudah (28,95 %), selanjutnya disebutkan baik dan menyenangkan (21,05 %), baik dan membantu (23,68 %), serta sulit.(10,53 %). Pada siklus II siswa mengatakan mudah (26,47 %) dan baik dan menyenangkan (41,17%). Berkaitan dengan cara guru menjelaskan aturan permainan mencari harta karun dan cara mendeskripsikan isi denah, persentase siswa yang menjawa jelas adalah persentase terbanyak. Pada siklus I siswa yang mengatakan jelas adalah 55,26 %. Pada siklus II siswa yang mengatakan jelas bertambah menjadi 58,82 %. Saat diminta pendapat mengenai kekurangan dan kelebihan permainan mencari harta karun, persentase jawaban siswa terbesar mengatakan kelemahan permainan ini adalah sulit mencari harta karun. Pada siklus I siswa yang mengatakan sulit mencari harta karun sebagai kelemahan sebesar 36,84 %. Pada siklus II bertambah menjadi 38,24 %. Siswa yang mengatakan bahwa permainan mencari harta karun mempunyai kelebihan dapat membuat senang pada siklus I sebsar 34,21 % dan pada siklus II sebesar 23,53 %. Aspek terakhir yang dimintakan pendapat pada siswa adalah proses mendeskripsikan isi denah. Pendapat siswa pada siklus I antara yang menyatakan
147
proses mendeskripsikan isid nah itu mudah dan yang menyatakan itu sulit berimbang dengan persentase 13,15 %. Pada siklus II pendapat siswa yang terbanyak mengatakan bahwa proses mendeskripsikan isi denah itu mumdah dengan persentase 29,41 %. Berdasarkan uraian pendapat tiap aspek, dapat dijelaskan bahwa sikap siswa pada siklus II tampak lebih baik. Terbukti pada siklus II 100 % siswa merasa senang setelah mengikuti permainan mencari harta karun. Selain itu, 41, 17 % siswa merasakan proses pembelajaran menggunakan permainan mencari harta karun baik dan menyenangkan, serta 29,41 % siswa mengungkapkan proses mendeskripsikan isi denah mudah. Bukti yang menguatkan bahwa pada siklus II sikap siswa lebih baik tampak pula saat siswa yang kelompoknya kalah dalam permainan mencari harta karun tidak lagi mengungkapkan kata-kata yang mencerminkan sikap dan perilaku emosional seperti halnya yang dikatakan pada siklus I. Pada siklus II tidak ada lagi pendapat siswa yang menunjukkan perilaku dan sikap yang emosional. Perubahan sikap siswa yang menjadi lebih sportif tampak jelas pada pendapat yang diungkapkan subjek penelitian 14. Saat diminta pendapatnya mengenai perasaan setelah mengikuti permainan mencari harta karun, apabila pada jurnal siswa siklus I, ia mengatakan, “Sebel, kesel,” pada siklus II ia mengatakan, “Sangat senang.” Subjek penelitian 14 ini pada siklus II tampaknya sudah menyadari bahwa yang terpenting dari penggunaan teknik permainan mencari harta karun bukanlah pada sisi menjadi juara atau tidak tetapi lebih kepada bagaimana ia dapat belajar menemukan dalam konteks yang nyata tempat
148
yang tertera pada denah dan mendeskripsikan isi denah secara menyenangkan dan dilakukan secara praktik. Jurnal guru juga menunjukkan bahwa siswa pada siklus II mengalami perubahan perilaku dan sikap dabandingkan perilaku dan sikap pada siklus I. Pada pemaparan mengenai kejadian yang tertangkap berkaitan dengan situasi kelas, guru menuliskan dalam jurnal bahwa pada siklus I suasana kelas riuh dan gembira. Terdengar celoteh dari beberapa siswa, terutama siswa yang kalah dalam memperebutkan hadiah harta karun. Dapat diuraikan bahwa celoteh siswa yang kalah menunjukkan perilaku dan sikap siswa yang emosiaonal. Siswa dari kelompok yang kalah mengejek dan mengolok-olok siswa dari kelompok yang menang. sikap dan perilaku yang demikian tentu saja menunjukkan siswa belum memiliki jiwa sportifitas. Pada siklus II, sikap siswa yang kalah tidak lagi seperti itu. Meski suasana tetpa riuh dan gembira tidak lagi terdengar siswa yang mengejek siswa yang menang. bahkan mereka ikut merayakan keberhasilan siswa yang menang dengan bertepuk tangan saat penyerahan hadiah. Sikap dan perilaku yang demikian tentu menunjukkan dalam diri siswa telah tumbuh jiwa sportifitas untuk mau mengakui kekalahan dari kelompok atau siswa lain yang bermain lebih baik. Berdasarkan wawancara diketahui pula siswa mengalami perubahan sikap yang positif. Jawaban-jawaban yang diberikan siswa pada siklus II menunjukkan siswa telah paham manfaat dan keunggulan dari teknik permainan mencari harta karun yang diterapkan pada pembelajaran membaca denah. Hal ini dapat dibuktikan, misalnya untuk pertanyaan “Apakah kalian senang mengikuti
149
permainan mencari harta karun?” subjek penelitian 15 pada wawancara siklus I hanya menjawab senang. Saat diminta alasannya, ia tampak bingung. Sedangkan subjek penelitian 26 pada wawancara siklus II mengatakkan, “Senang, sistem pembelajarannya berwarna, tidak hanya di ruang kelas.” Jawaban siswa pada siklus II tampak menujukkan siswa, setelah dua kali melaksanakan pembelajaran dengan teknik permainan mencari harta karun, lebih paham manfaat dan keunggulan teknik permainan mencari hrta karun. Pemahaman siswa terhadap manfaat dan keunggulan teknik permainan mencari harta karun membuat sikap dan perilaku yang ditunjukkan menjadi lebih baik. Hal ini dapat dibuktikan, meskipun sudah dapat dipastikan kelompok III tidak memenangi permainan mencari harta karun karena tiga kelompok lain sudah dapat menemukan harta karun yang dicari dengan waktu yang lebih cepat, anggota kelompok tersebut tetap mencari harta karun yang tertera pada denah mereka. Hal ini dapat dijelaskan bahwa orientasi siswa pada siklus II tidak hanya untuk memenangi permainan, tetapi lebih pada bagaimana mereka dapat praktik menemukan tempat yang tertera pada denah. Jadi, dapat disimpulkan telah terjadi perubahan sikap yang positif pada diri siswa yang pada siklus I mengejar kemenangan dalam permainan mencari harta karun telah berubah pada siklus II menjadi bagaimana mereka dapat praktik mencari tempat yang tertera pada denah. Berdasarkan hasil dokumentasi dapat dilihat bahwa siswa telah mengalami perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Pada gambar awal ketika dilaksanakan apersepsi, tampak di siklus I siswa masih banyak yang belum siap menerima pelajaran. Ada siswa yang menyanggah kepala dan dagunya dengan
150
tangan, ada pula siswa yang sikap duduknya belum tepat. Pada siklus II, meskipun masih tampak siswa yang belum menunjukkan sikap duduk yang tepat, secara umum kuantitas siswa yang bersikap tidak baik jauh berkurang. Siswa juga lebih siap dalam menerima pelajaran. Pada gambar pelaksanaan diskusi, di siklus I siswa tampak sedang melaksanakan diskusi sambil berdiri. Perilaku dan sikap siswa juga kurang kondusif. Hal tersebut menunjukkan perilaku siswa yang terburu-buru untuk segera melaksanakan kegiatan permainan mencari harta karun. Pada gambar siklus II, pelaksanaan diskusi berlangsung jauh lebih kondusif. Siswa mengelompok secara teratur. Tidak tampak pula kesan terburuburu untuk segera bermain permainan mencari harta karun. Situasi demikian dapat terjadi karena siswa memahami bahwa mereka akan berangkat bersama-sama jadi tiada gunanya bagi mereka untuk bersikap terburu-buru. Situasi pembelajaran yang lebih kondusif di siklus II juga tercermin pada saat siswa sedang mendeskripsikan isi denah. apabila pada siklus I tampak siswa beberapa siswa, dalam gambar tampak hanya seseorang siswa yang berjalan atau berdiri, pada siklus II tidak tampak lagi situasi semacam itu. Siswa tampak tenang dan sibuk mendeskripsikan isi denah. Hal yang masih belum begitu tampak perubahan ke arah positif pada pelaksanaan pembelajaran membaca denah selama dua siklus adalah perilaku dan sikap siswa saat mendengarkan petunjuk cara mendeskripsikan isi denah yang baik. Siswa pada siklus I dan siklus II masih tampak kurang memperhatikan penjelasan guru. Sikap dan perilaku siswa juga banyak yang tidak tertib. Cukup
151
banyak siswa yang mengipasi badan karena kepanasan, cukup banyak siswa yang mengobrol, cukup banyak pula siswa yang sedang melamun. Sikap dan perilaku siswa yang kurang tertib pada saat diberi petunjuk cara mendeskripsikan isi denah yang benar tampak secara jelas pada dokumentasi video di siklus II. Sikap dan perilaku siswa yang kurang tertib pada saat diberi petunjuk cara mendeskripsikan isi denah yang benar dapat dijelaskan terjadi karena 3 faktor, yaitu: (1) pemberian petunjuk yang terlalu lama, (2) waktu belajar di siang hari yang menyebabkan ruang kelas terasa panas, dan (3) perasaan lelah yang menghinggapi siswa. Perilaku lain yang patut dicermati dari siswa ialah kebiasaan mereka untuk mengerjakan terlebih dahulu tes mendeskripsikan isi denah sebelum guru selesai menerangkan. Siswa masih tampak terburu-buru ingin segera menyelesaikan tes mendeskripsikan isi denah. Hal ini tentu saja berakibat pada nilai tes yang diperoleh. Apabila dilihat dari nilai tes mendeskripsikan denah terutama aspek keefektifan diksi dan ejaan yang masih dalam kategori kurang, dapat disimpulkan bahwa bahwa perilaku siswa yang kurang tertib saat guru sedang menjelaskan cara mendeskripsikan isi denah mengakibatkan hasil tes siswa masih belum memuaskan. Berdasarkan hasil pembahasan, baik hasil tes maupun tes, dapat disimpulkan bahwa siswa kelas VIII F SMPN 2 Mandiraja Tahun Ajaran 2006/2007 telah mengalami peningkatan keterampilan dan perubahan perilaku ke arah
yang
positif
setelah
dilaksanakan
pembelajaran
membaca
denah
menggunakan teknik permainan mencari harta karun dalam dua siklus. Hasil ini
152
sekaligus menunjukkan hipotesis peneliti yang menyatakan bahwa teknik permainan mencari harta karun dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam menemukan tempat yang tertera pada denah dan dapat merubah perilaku siswa menjadi lebih positif dapat diterima. Sementara itu, berdasarkan analisis hubungan antarinstrumen penjaring data, diperoleh hasil yang menunjukkan kesinambungan antara hasil data yang satu dengan data yang lain, baik tes maupun nontes. Hal ini menunjukkan bahwa hasil penelitian ini dipaparkan berdasarkan kondisi yang nyata terjadi. Data tes, observasi, jurnal siswa, jurnal guru, wawancara, dokumentasi foto dan video merupakan serangkaian instrumen penjaring data yang telah menampakkan hubungan atau kesinambungan yang tepat. Oleh karena itu, seluruh data, baik berupa hasil tes maupun hasil nontes, dapat menunjukkan kevalidan penelitian ini.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, penelitian ini dapat dismpulkan: 5.1.1 Terdapat peningkatan pada keterampilan membaca denah untuk dapat menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera pada denah dan mendeskripsikan isi denah siswa kelas VIII F SMP Negeri 2 Mandiraja setelah dilakukan penelitian tindakan kelas dengan menggunakan teknik permainan mencari harta karun. Peningkatan keterampilan membaca denah diketahui dari hasil tes silkus I dan hasil tes siklus II. Nilai rata-rata siswa setelah dilakukan tindakan siklus I mencapai 64,95 dengan kategori cukup. Pada siklus II, nilai rata-rata tersebut mengalami peningkatan sebesar 7,79 atau sebesar 11,99 % menjadi 72,74 atau berkategori baik. 5.1.2 Ada perubahan perilaku siswa terhadap pembelajaran membaca denah dengan menggunakan teknik permainan mencari harta karun. Perubahan ini disebabkan oleh respon siswa. terhadap pembelajaran membaca denah yang positif. Respon positif ini dibuktikan oleh hasil observasi,
jurnal,
wawancara,
dokumentasi
foto
dan
video.
Berdasarkan hasil observasi pada siklus I dan siklus II, perubahan terbesar perilaku siswa ke arah positif terletak pada aspek aktif dalam 153
154
kelompok yang bertambah 71,05 % dan aspek bersemangat mengikuti permainan mencari harta karun yang bertambah 52, 63 %. Berdasarkan hasil jurnal siswa tampak sekali sikap siswa pada siklus II lebih baik daripada siklus I, terutama untuk aspek senang terhadap permainan mencari harta karun. Siswa pada siklus II 100 % menyatakan senang setelah mengikuti permainan mencari harta karun. Berdasarkan hasil wawancara pada siklus I dan II mereka merespon positif terhadap pembelajaran yang telah disampaikan guru. Siswa sangat tertarik dengan teknik permainan mencari harta karun yang baru mereka rasakan. Selain itu, peningkatan dan perubahan sikap siswa terhadap pembelajaran menemukan tempat yang tertera pada denah dan mendeskripsikan isi denah juga dibuktikan melalui gambar pada dokumentasi foto dan video. Dengan demikian, pembelajaran membaca denah dengan menggunakan teknik permainan mencari harta karun telah berhasil meningkatkan keterampilan siswa kelas VIII F SMP Negeri 2 Mandiraja. Hal ini membuktikan adanya perubahan perilaku yang positif melalui pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran menemukan tempat yang tertera pada denah dan mendeskripsikan isi denah.
5.2 Saran Berdasarkan simpulan hasil tindakan, peneliti menyampaikan saran sebagai berikut.
155
5.2.1 Penggunaan
teknik
permainan
mencari
harta
karun
dalam
pembelajaran membaca denah untuk menumbuhkan minat dan ketertarikan siswa, sekaligus memberikan pengalaman pada siswa agar dapat praktik menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera pada denah dan mendeskripsikan isi denah pada orang lain telah berhasil meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 11,99 % dan mengubah perilaku siswa menjadi lebih baik. Oleh karena itu, disarankan guru mata pelajaran bahasa Indonesia dapat menerapkan teknik tersebut saat hendak membelajarkan siswa dengan kompetensi dasar menemukan dalam konteks yang sebenarnya tempat yang tertera pada denah dan mendeskripsikan isi denah. 5.2.2 Bagi mahasiswa yang menekuni bidang Bahasa Indonesia diharapkan melakukan penelitian di bidang membaca, khususnya membaca denah, dari aspek yang lain. Sehingga, dapat menambah hasil penelitian yang bermakna bagi peneliti-peneliti berikutnya; 5.2.3 Bagi peneliti lain hendaknya termotivasi untuk melengkapi penelitian ini dengan menggunakan teknik lain untuk meningkatkan keterampilan membaca denah siswa; 5.2.4 Para praktisi atau peneliti di bidang pendidikan dan bahasa disarankan menggunakan penelitian ini sebagai bahan rujukan untuk melakukan penelitian yang lain dengan teknik pembelajaran yang berbeda sehingga didapatkan berbagai alternatif teknik pembelajaran.
DAFTAR PUSTAKA Ardiana, Leo Idra, dkk. 2002. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Membaca. Jakarta: Depdiknas. ----- 2002. Pelatihan Terintegrasi Berbasis Kompetensi Guru Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Depdiknas Badudu, J. S. dan Sutan M. Zain. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Berburu Harta Karun Yuk. 2006. http://www.harianbatampos.com.Diakses 15 Februari 2007. Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Mata Pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia SMP dan Mts. Jakarta: Depdiknas. Depdiknas. 2006. Kurikulum Standar Isi 2006 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Jakarta: Badan Standar Nasional Pendidikan. Ginting, P., dkk. 1996. Geografi untuk SMU jilid I. Jakarta: Erlangga. Haryadi. 2006. Retorika Membaca Model, Metode, dan Teknik. Semarang:Rumah Indonesia. Hariyadi, Sugeng, dkk. 2003. Psikologi Perkembangan. Semarang: Unnes. Harras, Khalid A. dan Sulistiyaningsih. 1997/1998. Materi Pokok Membaca I. Jakarta: Depdiknas. Mengenal dan Membaca Peta. http://cybermap.cbn.net.id. Diakses 24 Maret 2006. Permainan Mencari Harta Karun. http://www.mailarchive.com/
[email protected] 15 Februari 2007. Poerwadarminta, W. J. S. 1986. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Rahim, Farida. Pengajaran Membaca di Sekolah Dasar. Jakarta: PT Bumi Aksara. Sandy, I Made. 1986. Esensi Kartografi. Jakarta: Jurusan Geografi F.M.I.P.A. Universitas Indonesia. Siaran Pendidikan Bahasa Indonesia. TVRI. Diakses tanggal 22 Januari 2007 Pkl. 15.45. 156
157
Spesifikasi Bermain Matematika Bersama Tio: http://wwwdetikshop.com/. Diakses 24 Maret 2006.
Harta
Karun.
Subana dan Sunarti.---. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia. Suharyono dan Amien. 1994. Pengantar Filsafat Geografi. Jakarta: Balai Pustaka. Sukwarjono dan Sukoco. 1993. Pengetahuan Peta. Yogyakarta: UGM. Suwariyanto. 2003. Pendidikan dan Pembelajaran http://bruderfic.orid/artikel. Diakses 24 Maret 2006.
Aktraktif.
Tampubolon. 1983/1984. Membaca: Pengertian dan Implikasinya. Dalam Analisis Pendidikan Tahun IV no.3. Jakarta: Depdikbud. Tarigan, Henry Guntur. 1984. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Wang, Thomas C. 1994. Gambar Denah dan Potongan. Ed. 2. Jakarta: Erlangga. www.gd.itb.ac.id/pemetaan.htm-7k. Diakses 24 Maret 2006. www.wisegeek.com/how-can-I-plan-treasure-hunt.htm. Diakses 15 Februari 2007.
LAMPIRAN Nama
:
Kelas
:
No. Absen
:
ANGKET KEMAMPUAN AWAL MEMBACA DENAH SISWA KELAS VIII F SMPN 2 MANDIRAJA 1.
Apakah kamu pernah belajar bahasa Indonesia di luar kelas?
………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 2. Apakah kamu pernah praktik membaca dan mencari dalam konteks yang nyata tempat yang tertera dalam denah?bila pernah, jelaskan! ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… 3. Apakah kamu pernah mendeskripsikan denah pada orang lain? ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………… ………....
158
159
Nama
: Andri Priyanto
Kelas
: VIII F
No. Absen
:3
HASIL ANGKET KEMAMPUAN AWAL MEMBACA DENAH SMPN 2 MANDIRAJA 1. Apakah kamu pernah belajar bahasa Indonesia di luar kelas? Jawab: Belum 2. Apakah kamu pernah praktik membaca dan mencari dalam konteks yang nyata tempat yang tertera dalam denah?bila pernah, jelaskan! Jawab: - Pernah Membaca denah tempat daerah Solo dari buku paket - Belum mencari tempat yang tertera dalam konteks yang nyata tempat yang tertera di dalam denah 3. Apakah kamu pernah mendeskripsikan denah pada orang lain? Jawab: Pernah
160
Nama
: Nur Alif
Kurniawan Kelas
: VIII F
HASIL ANGKET KEMAMPUAN AWAL MEMBACA DENAH SMPN 2 MANDIRAJA 1. Apakah kamu pernah belajar bahasa Indonesia di luar kelas? Jawab: Belum 2. Apakah kamu pernah praktik membaca dan mencari dalam konteks yang nyata tempat yang tertera dalam denah?bila pernah, jelaskan! Jawab: - Pernah membaca, denah tempat didaerah Solo yang terdapat di buku paket - Belum mencari tempat yang tertera dalam konteks yang nyata tempat yang tertera di dalam denah 3. Apakah kamu pernah mendeskripsikan denah pada orang lain? Jawab: Belum
161
Nama
: Rini wahyuni
Kelas
: VIII F
No. Absen
: 33
HASIL ANGKET KEMAMPUAN AWAL MEMBACA DENAH SMPN 2 MANDIRAJA 1. Apakah kamu pernah belajar bahasa Indonesia di luar kelas? Jawab: Belum 2. Apakah kamu pernah praktik membaca dan mencari dalam konteks yang nyata tempat yang tertera dalam denah?bila pernah, jelaskan! Jawab: - Pernah Membaca denah tempat di daerah Solo berasal dari buku paket - Belum pernah mencari tempat yang tertera dalam konteks yang nyata tempat yang tertera di dalam denah 3. Apakah kamu pernah mendeskripsikan denah pada orang lain? Jawab: Pernah, mendeskripsikan tempat Ibu Nasem
162
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I
Sekolah
: SMPN 2 Mandiraja
Mata Pelajaran
: Bahasa dan sastra Indonesia
Kelas/Semester
: VIII/2
Standar Kompetensi
: Membaca Memahami ragam wacana tulis dengan membaca memindai, membaca cepat
Kompetensi Dasar
: menemukan tempat atau arah dalam konteks yang sebenarnya sesuai dengan yang tertera pada denah
Indikator
: - Mampu menemukan tempat dalam konteks yang sebenarnya sesuai dengan yang tertera pada denah - Mampu mendeskripsikan tempat yang tertera dalam denah pada orang lain
Alokasi Waktu
A.
: 2 x 45 menit
Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu menemukan tempat dalam konteks yang sebenarnya yang tertera dalam denah dan mampu mendeskripsikan lokasi yang tertera dalam denah pada orang lain B. Materi Pembelajaran Membaca dan mendeskripsikan denah Metode Pembelajaran
C. -
Unjuk kerja
-
Diskusi
-
Pemodelan
D.
Pengalaman Belajar -
Mampu menemukan tempat dalam konteks yang sebenarnya sesuai yang tertera pada denah
-
Mampu mendeskripsikan isi denah SMPN 2 Mandiraja dan lokasi harta karun
163
1. Kegiatan Awal a. Guru menyapa siswa dengan ramah dan menanyakan keadaan siswa b. Guru menjelaskan permainan mencari harta karun yang akan dilakukan hari tersebut c. Guru memotivasi siswa untuk bersemangat melaksanakan permainan permainan mencari harta karun 2. Kegiatan Inti a. Guru menyiapkan denah permainan mencari harta karun b. Guru memberi petunjuk terhadap siswa tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh siswa agar permainan mencari harta karun berjalan lancar c. Guru mengelompokan siswa menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok beranggotakan 5-6 siswa d. Guru membagikan masing-masing kelompok satu denah lokasi persembunyian harta karun e. Siswa membaca denah dan berdiskusi menentukan letak harta karun dalam denah f. Siswa secara berkelompok berkompetisi menemukan harta karun dengan rentang waktu 20 menit setelah guru mencatat waktu dimulai permainan di papan tulis g. Siswa kembali ke kelas setelah menemukan harta karun atau saat waktu habis h. Guru mencatat waktu tiap kelompok yang kembali i.
Kelompok yang tercepat dalam menemukan harta karun adalah pemenangnya
j.
Siswa mendapat hadiah harta karun sesuai dengan urutan pemenang
k. Guru memberi contoh deskripsi isi denah Alun-alun Banjarnegara l.
Siswa mendeskripsikan isi denah SMPN 2 Mandiraja dan lokasi harta karun
m. Siswa mengumpulkan hasil deskripsi kepada guru 3. Kegiatan Penutup
164
a. Guru dan siswa melakukan refleksi dengan mendiskusikan manfaat dari kegiatan yang telah dilakukan b. Guru memberikan penjelasan untuk pembelajaran yang akan dilakukan berikutnya. E.
Sumber dan Sarana Belajar 1. Sumber Belajar - Buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia SMP kelas VIII 2. Sarana Belajar - Papan Tulis - Denah - Pencatat waktu - Bendera atau benda tanda lokasi harta karun - Hadiah harta karun - Lembar jawab mendeskripsikan denah
F.
Penilaian 1. Teknik : Tes unjuk kerja dan tes tulis 2. Bentuk Instrumen : Uji petik kerja produk 3. Soal/instrumen - Soal 1 Carilah harta karun yang terdapat dalam denah berikut ini!
Pedoman penyekoran permainan mencari harta karun Aspek Ketepatan menemukan tempat harta karun (A1) Kecepatan menemukan tempat harta karun (A2) Kemampuan bekerjasama dalam kelompok (A3) Keaktifan mengikuti petunjuk guru (A4) Perhitungan nilai permainan mencari harta karun: Nilai = (3xA1) + A2 + A3 + A4) = …. (N1)
- Soal 2
Skor maksimal 10 20 10 10
165
Deskripsikan isi denah SMPN 2 Mandiraja dan lokasi harta karun dengan lengkap dan dengan kalimat serta tanda baca yang efektif. No 1. 2.
Aspek Kelengkapan mendeskripsikan lokasi (B1) Keefektifan kalimat dan tanda baca (B2)
Skor Maksimal 20 10
Perhitungan nilai mendeskripsikan isi denah Nilai = Skor maksimal (B1) + (B2) = …. (N2) Perhitungan nilai kumulatif soal 1 dan soal 2 Nilai Kumulatif = N1 + N2 = …..(N3)
Banjarnegara, 27 Agustus 2006 Mengetahui, Guru Pamong
Praktikan
Suwardi, S.Ag.
Kaozal Dadi Legawan NIM 2101403033
166
FORMAT HASIL PENILAIAN PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN SIKLUS I No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
Subjek Aspek penelitian penelitian A1 A2 A3 A4
001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030 031 032 033 034 035 036 037 038 039 040
Nilai akhir (3XA1+A2+A3+A4)
Kategori
167
Penjabaran Skor Aspek Ketepatan Menemukan Harta Karun Siklus I Unsur Penilaian Ketepatan menemukan lokasi
Skor 10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Kriteria Tepat menemukan lokasi harta karun dalam satu kali kesempatan mencari Tepat menemukan lokasi harta karun dalam dua kali kesempatan mencari Tepat menemukan lokasi harta karun dalam tiga kali kesempatan mencari Tepat menemukan lokasi harta karun dalam empat kali kesempatan mencari Tepat menemukan lokasi harta karun dalam lima kali kesempatan mencari Tepat menemukan lokasi harta karun dalam enam kali kesempatan mencari Tepat menemukan lokasi harta karun dalam tujuh kali kesempatan mencari Tepat menemukan lokasi harta karun dalam delapan kali kesempatan mencari Tepat menemukan lokasi harta karun dalam sembilan kali kesempatan mencari Tepat menemukan lokasi harta karun dalam sepuluh kali atau lebih kesempatan mencari Tidak mencari
Kategori
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
168
Penjabaran Skor Aspek Kecepatan Menemukan Harta Karun Siklus I Kecepatan menemukan lokasi
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10
9
8
7
6 5 4 3 2 1
Siswa menemukan harta karun dalam waktu <5 menit Siswa menemukan harta karun dalam waktu 5-6 menit Siswa menemukan harta karun dalam waktu 7-8 Siswa menemukan harta karun dalam waktu 9-10 menit Siswa menemukan harta karun dalam waktu 11-12 menit Siswa menemukan harta karun dalam waktu 13-14menit Siswa menemukan harta karun dalam waktu 15-16 menit Siswa menemukan harta karun dalam waktu 17-18 menit Siswa menemukan harta karun dalam waktu 19 menit Siswa menemukan harta karun dalam waktu 20 menit Siswa menemukan atau tidak menemukan harta karun dan kembali dalam waktu 20-21 menit Siswa menemukan atau tidak menemukan harta karun dan kembali dalam waktu 22-23 menit Siswa menemukan atau tidak menemukan harta karun dan kembali dalam waktu 24 menit Siswa menemukan atau tidak menemukan harta karun dan kembali dalam waktu 25 menit Siswa kembali ke kelas dalam waktu 26 menit Siswa kembali ke kelas dalam waktu 27 menit Siswa kembali ke kelas dalam waktu 28 menit Siswa kembali ke kelas dalam waktu 29 menit Siswa kembali ke kelas dalam waktu 30 menit Siswa kembali ke kelas dalam waktu >30 menit
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
169
Penjabaran Skor Aspek Kemampuan Bekerjasama dalam Kelompok Siklus I Kemampuan bekerjasama dengan kelompok
10
9
8 7 6 5 4 3 2
1
Aktif bekerjasama dan mampu mengarahkan teman menemukan harta karun paling cepat Aktif bekerjasama dan mampu mengarahkan teman menemukan harta karun Aktif bekerjasama dan menemukan harta karun paling cepat Aktif bekerjasama dan menemukan harta karun Dapat bekerjasama dan menemukan harta karun Dapat bekerjasama namun tidak menemukan harta karun Tidak ikut diskusi tapi ikut mencari harta karun Ikut diskusi tapi tidak mencari harta karun Ikut kegiatan permainan mencari harta karun sebentar kemudian melakukan aktifitas lain Ikut permainan mencari harta karun tapi kemudian mengajak untuk melakukan aktifitas lain
Sangat Baik
Baik
Cukup Kurang Sangat kurang
170
Penjabaran Skor Aspek Keaktifan dalam Mengikuti Petunjuk Guru Siklus I Keaktifan mengikuti petunjuk guru
10
9 8 7 6 5
4 3 2 1
Aktif mengikuti petunjuk guru dan aktif bertanya >5 pertanyaan bila belum paham Aktif mengikuti petunjuk guru dan aktif bertanya 3-5 pertanyaan Aktif mengikuti petunjuk guru dan aktif bertanya 1-2 pertanyaan Aktif mengikuti petunjuk guru namun tidak bertanya Mendengarkan petunjuk guru namun diselingi bercanda Mendengarkan petunjuk guru namun diselingi melakukan aktifitas lain Bercanda dan hanya kadang-kadang mendengarkan petunjuk guru Melamun dan hanya kadang-kadang mendengarkan petunjuk guru Hanya bercanda dan tidak sama sekali mendengarkan petunjuk guru Tidak mendengarkan petunjuk guru tapi justru mengganggu teman
Sangat baik Baik
Cukup Kurang
Sangat kurang
171
FORMAT HASIL PENILAIAN DESKRIPSI ISI DENAH SMPN 2 MANDIRAJA SIKLUS I No.
1. 2. 3. 4. 5. 6 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29 30. 31. 32. 33. 34. 35 36. 37. 38. 39. 40.
Subjek Penelitian
01 02 03 04 05 06 07 08 09 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030 031 032 033 034 035 036 037 038 039 040
Aspek Penelitian
B1
B2
Nilai Akhir B1+B2
Kategori
172
Penjabaran Aspek Penilaian Mendeskripsikan Isi Denah SMPN 2 Mandiraja dan Lokasi Harta Karun Siklus I Unsur Penilaian Skor Kriteria Kategori Mendeskripsikan isi denah SMPN 2 Ketepatan 20 Mandiraja 20 bagian denah mendeskripsikan Mendeskripsikan isi denah SMPN 2 19 Mandiraja 19 bagian denah Mendeskripsikan isi denah SMPN 2 18 Mandiraja 18 bagian denah Mendeskripsikan isi denah SMPN 2 Sangat baik 17 Mandiraja 17 bagian denah Mendeskripsikan isi denah 16 16 bagian denah Mendeskripsikan isi denah 15 Baik 15 bagian denah Mendeskripsikan isi denah 14 14 bagian denah Mendeskripsikan isi denah 13 13 bagian denah Mendeskripsikan isi denah 12 Cukup 12 bagian denah Mendeskripsikan isi denah 11 11 bagian denah Mendeskripsikan isi denah 10 Kurang 10 bagian denah Mendeskripsikan isi denah 9 bagian Sangat 9 denah kurang Mendeskripsikan isi denah 8 bagian 8 denah Mendeskripsikan isi denah 7 bagian 7 denah Mendeskripsikan isi denah 6 bagian 6 denah Mendeskripsikan isi denah 5 bagian 5 denah Mendeskripsikan isi denah 4 bagian 4 denah Mendeskripsikan isi denah 3 bagian 3 denah Mendeskripsikan isi denah 2 bagian 2 denah Mendeskripsikan 1 bagian denah 1
173
Penjabaran Aspek Penilaian Mendeskripsikan Isi Denah SMPN 2 Mandiraja dan Lokasi Harta Karun Siklus I Keefektifan diksi 10 Diksi atau tanda baca efektif dan penggunaan 9 Diksi atau tanda baca kurang efektif ejaan 1 diksi atau tanda baca Sangat Baik 8 Diksi atau tanda baca kurang efektif 2-3 diksi atau tanda baca 7 Diksi atau tanda baca kurang efektif Baik 3 diksi atau tanda baca 6 Diksi atau tanda baca kurang efektif Cukup 4 diksi atau tanda baca 5 Diksi dan tanda baca masing- Kurang masing kurang efektif 5 diksi atau tanda baca 4 Diksi dan atau tanda baca kurang Sangat efektif 6 tanda baca kurang 3 Diksi dan atau tanda baca kurang efektif 7 tanda baca 2 Diksi dan atau tanda baca kurang efektif 8-9 tanda baca 1 Diksi dan atau tanda baca kurang efektif >10 tanda baca
174
FORMAT HASIL PENILAIAN KUMULATIF SIKLUS I No.
Subjek Penelitian
1. 2. 3. 4. 5. 6 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29 30. 31. 32. 33. 34. 35 36. 37. 38. 39. 40.
01 02 03 04 05 06 07 08 09 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030 031 032 033 034 035 036 037 038 039 040
Indikator Penelitian Indikator 1 Indikator 2 (3XA1+A2+A3+A4) B1+B2
Nilai Akhir Kumulatif
Kategori
175
FORMAT LEMBAR OBSERVASI PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN SIKLUS I Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Tema/subtema
: Lingkungan
Kelas
: VIII F
Observator
: Shidqi Haidhar
Hari/Tanggal
:
No.
Subjek
Aspek Observasi
Keterangan
penelitian
1
2
3 4
5
6
7
8 9
10 11 12 13 14
1.
001
Perilaku siswa
2.
002
1.
3.
003
terhadap
4.
004
penjelasan
5.
005
guru
6.
006
7.
007
8.
008
9.
009
10.
010
11.
011
12.
012
13.
013
14.
014
15.
015
perhatian
2. banyak bertanya 3. aktif dalam kelompok 4. senang teknik pembelajaran 5. kompak dalam mencari isi denah 6. menemukan denah dengan cepat 7. kurang respon 8. malas bertanya 9. kurang berminat
176
16.
016
17.
017
18.
018
19.
019
20.
020
21.
021
22.
022
23.
023
24.
024
25.
025
26.
026
27.
027
28.
028
29.
029
30.
030
31.
031
32.
032
33.
033
34.
034
35.
035
36.
036
37.
037
mengikuti permainan mencari harta karun 10. bersemangat mengikuti permainan mencari harta karun 11. mengganggu teman yang sedang mencari harta karun 12. kurang semangat terhadap materi membaca denah 13. tidak ikut pelajaran 14. meninggalkan aktivitas mencari harta karun
177
38.
038
39.
039
40.
040
178
FORMAT LEMBAR OBSERVASI MENDESKRIPSIKAN ISI DENAH SIKLUS I Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Tema/subtema
: Lingkungan
Kelas
: VIII F
Observator
:
Hari/Tanggal
:
No.
Subjek
Aspek Observasi
Keterangan
penelitian
1
2
3 4
5
6
7
8 9
10
1.
001
Perilaku siswa
2.
002
1.
3.
003
4.
004
5.
005
6.
006
7.
007
8.
008
9.
009
10.
010
11.
011
12.
012
13.
013
14.
014
15.
015
perhatian
terhadap
penjelasan guru 2. mendeskripsikan denah dengan lancar 3. mengerjakan perintah guru dengan cepat 4. berbicara sendiri saat diberi petunjuk mendeskripsikan denah 5. mencontoh deskripsi yang dilakukan teman 6. mennggangu teman yang sedang mendeskrisikan denah 7. kurang berminat dan malas-malasan dalam mendeskripsikan denah karun 8. bersemangat mendeskrisikan denah 9. meninggal-kan aktivitas mendeskripsikan
179
16.
016
17.
017
18.
018
19.
019
20.
020
21.
021
22.
022
23.
023
24.
024
25.
025
26.
026
27.
027
28.
028
29.
029
30.
030
31.
031
32.
032
33.
033
34.
034
35.
035
36.
036
37.
037
denah 10. tidak ikut pelajaran
180
38.
038
39.
039
40.
040
181
FORMAT JURNAL SISWA SIKLUS I Nama
:
Hari
:
Kelas/semester : Tanggal
:
Materi
:
Jurnal siswa berisi uraian pendapat dan seluruh kejadian yang dapat ditangkap siswa selama pembelajaran berlangsung. Aspek yang dinilai berupa: 1. Perasaan setelah mengikuti permainan mencari harta karun
2. Pendapat tentang proses pembelajaran menggunakan
permainan
mencari
harta karun
3. Cara
guru
permainan
menjelaskan dan
menjelaskan
aturan cara
mendeskripsikan denah
4. Kekurangan dan kelebihan permainan mencari harta karun sebagai teknik pembelajaran yang dirasakan
5. Proses mendeskripsikan isi denah SMPN 2 Mandiraja dan lokasi harta karun
182
FORMAT JURNAL GURU SIKLUS I Hari
: Senin
Kelas/semester : VIII F/2 Tanggal
:
Materi
: Menemukan tempat yang tertera pada denah dan mendeskripsikannya
Jurnal guru berisi uraian pendapat dan seluruh kejadian yang dapat ditangkap guru pengampu selama pembelajaran berlangsung. Aspek yang dinilai berupa: 1. Respon
siswa
terhadap
materi .
pembelajaran membaca denah
2. Respon
siswa
pembelajaran
terhadap
permaianan
teknik mencari
harta karun
3. Keaktifan siswa mengikuti permianan mencari
harta
mendeskripsikan denah
4. Situasi/suasana kelas
5. Lain-lain
karun
dan
183
FORMAT WAWANCARA SIKLUS I Guru Pengampu : Responden
:
Kelas
: VIII F
Hari/Tanggal
: Selasa, 28 Oktober 2006
Nilai
:
No. 1.
Pertanyaan
Jawaban
Apakah Anda senang mengikuti permainan mencari harta karun?
2.
Apakah Anda kesulitan mengikuti permainan mencari harta karun?
3.
Apakah teknik permainan mencari harta karun dapat membantu Anda dalam
melatih
kemampuan
membaca denah?
4.
Bagaimana kesan Anda terhadap pembelajaran permainan mencari harta karun?
5.
Apakah
Anda
kesulitan
mendeskripsikan isi denah SMPN 2 Mandiraja?
184
Pedoman Pengambilan Dokumen Foto Siklus I
Pengambilan gambar dilakukan pada saat: a. Proses awal pembelajaran b. Siswa berdiskusi menentukan letak harta karun c. Permainan mencari harta karun berlangsung (saat siswa mencari harta karun), d. Saat siswa menemukan harta karun e. Saat siswa menerima hadiah pemenang harta karun f.
Saat siswa mendeskripsikan denah
g. Saat akhir pembelajaran
185
Contoh Pendeskripsian Tempat Siklus I
Deskrispsi Isi Denah Alun-Alun Banjarnegara Alun-alun Banjarnegara terletak di depan Pendopo Kabupaten Banjarnegara. Di Alun-alun tersebut terdapat dua pohon beringin yang berada di tengah. Di sisi sebelah utara terdapat bangunan seperti pendopo yang berfungsi untuk berteduh. Di samping kiri dari bangunan seperti pendopo tersebut terdapat papan informasi yang berguna untuk menempelkan informasi dari pemerintah kabupaten terhadap masyarakat Banjarnegara. Papan informasi juga terdapat di penjuru sebelah tenggara Alun-alun. Lapangan Alun-alun Banjarnegara terbagi menjadi empat bagian yang biasa digunakan untuk kegiatan upacara tingkat kabupaten, senam tiap hari jumat, arena bermain dan arena berolahraga bagi warga masyarakat tiap sore, dan juga sebagai tempat menggelar pameran pembangunan maupun pertunjukan musik. Untuk warga yang hendak buang air besar disediakan toilet umum di sisi selatan Alun-alun. Sebuah patung pedagang dawet ayu berdiri indah di selatan Alun-alun. Selain patung pedagang dawet, di Alun-alun Banjarnegara juga terdapat pedagang dawet ayu sungguhan. Terdapat 4 pedagang dawet yang mangkal setiap harinya. Pedagang mie ayam, bakso, maupun pedagang empek-empek palembang juga menggelar dagangannya di sekeliling alun-alun tersebut.
186
SOAL TES PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN (DILISANKAN) SIKLUS I Carilah secara berkelompok, harta karun yang terletak di dalam denah dalam waktu seefektif mungkin!
Nama : Kelas : No. Absen :
187
SOAL TES MENDESKRIPSIKAN LOKASI DALAM DENAH SIKLUS I
Deskripsikan isi denah SMPN 2 Mandiraja dan lokasi harta karun dengan lengkap dan dengan diksi serta tanda baca yang efektif! ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………
188
DAFTAR NILAI PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN SIKLUS I NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
SUBJEK ASPEK PENELITIAN NILAI PENELITIAN A1 A2 A3 A4 1 21 18 8 7 54 2 21 18 7 9 55 3 21 18 7 7 53 4 21 18 6 7 52 5 21 18 8 7 54 6 24 19 7 7 57 7 24 19 8 9 60 8 24 19 7 7 57 9 24 19 6 9 58 10 24 19 7 7 57 11 3 10 7 5 25 12 3 10 6 5 24 13 3 10 8 5 26 14 3 10 9 5 27 15 3 10 9 5 27 16 3 9 7 5 24 17 3 9 6 5 23 18 3 9 7 5 24 19 3 9 6 5 23 20 3 9 6 5 23 21 3 9 5 5 22 22 27 20 7 9 63 23 27 20 6 7 60 24 27 20 8 9 64 25 27 20 6 7 60 26 27 20 7 7 61 27 27 20 7 7 61 28 27 20 7 8 62 29 27 20 8 8 63 30 27 20 7 8 62 31 27 20 7 8 62 32 27 20 7 10 64 33 24 19 7 7 57 35 24 19 8 9 60 36 24 19 7 7 57 37 24 19 7 7 57 38 24 19 7 7 57 39 24 19 7 7 57 Total 699 623 267 263 1852 Rata-rata 18.39474 16.39474 7.026316 6.921053 48.73684
KATEGORI Baik Baik Baik Baik Baik Baik S.Baik Baik Baik Baik S.Kurang S.Kurang S.Kurang S.Kurang S.Kurang S.Kurang S.Kurang S.Kurang S.Kurang S.Kurang S.Kurang S.Baik S.Baik S.Baik S.Baik S.Baik S.Baik S.Baik S.Baik S.Baik S.Baik S.Baik Baik S.Baik Baik Baik Baik Baik Cukup
189
DAFTAR NILAI MENDESKRIPSIKAN ISI DENAH SIKLUS I NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
SUBJEK PENELITIAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 35 36 37 38 39 Total Rata-Rata
ASPEK PENELITIAN NILAI KATEGORI B1 B2 16 1 17 Cukup 10 3 13 S. Kurang 12 2 14 Kurang 6 1 7 S. Kurang 13 6 19 Cukup 20 1 21 Baik 10 3 13 S. Kurang 13 2 15 Kurang 18 1 19 Cukup 17 2 19 Cukup 14 3 17 Cukup 9 2 11 S. Kurang 10 8 18 Cukup 11 3 14 Kurang 18 3 21 Baik 12 5 17 Cukup 9 2 11 S. Kurang 18 2 20 Baik 17 5 22 Baik 9 2 11 S. Kurang 16 1 17 Cukup 11 3 14 Kurang 13 6 19 Cukup 20 1 21 Baik 14 2 16 Kurang 20 2 22 Baik 12 6 18 Cukup 11 3 14 Kurang 16 1 17 Cukup 12 3 15 Kurang 17 3 20 Baik 13 1 14 Kurang 11 1 12 S. Kurang 13 2 15 Kurang 15 1 16 Kurang 12 4 16 Kurang 14 2 16 Kurang 13 2 15 Kurang 515 101 616 13.55263 2.657895 16.21053 Kurang
190
DAFTAR NILAI KUMULATIF SIKLUS I NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38
SUBJEK PENELITIAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 35 36 37 38 39 Total Rata-rata
ASPEK PENELITIAN NILAI KATEGORI A B TOTAL 54 17 71 Baik 55 13 68 Cukup 53 14 67 Cukup 52 7 59 Kurang 54 19 73 Baik 57 21 78 Baik 60 13 73 Baik 57 15 72 Baik 58 19 77 Baik 57 19 76 Baik 25 17 42 S.Kurang 24 11 35 S.Kurang 26 18 44 S.Kurang 27 14 41 S.Kurang 27 21 48 S.Kurang 24 17 41 S.Kurang 23 11 34 S.Kurang 24 20 44 S.Kurang 23 22 45 S.Kurang 23 11 34 S.Kurang 22 17 39 S.Kurang 63 14 77 Baik 60 19 79 Baik 64 21 85 S.Baik 60 16 76 Baik 61 22 83 Baik 61 18 79 Baik 62 14 76 Baik 63 17 80 Baik 62 15 77 Baik 62 20 82 Baik 64 14 78 Baik 57 12 69 Cukup 60 15 75 Baik 57 16 73 Baik 57 16 73 Baik 57 16 73 Baik 57 15 72 Baik 1852 616 2468 48.73684 16.210526 64.94737 Cukup
191
HASIL OBSERVASI PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN DI KELAS VIII F SMPN 2 MANDIRAJA SIKLUS I Mata Pelajaran
: Bahasa dan Sastra Indonesia
Tema/subtema
:
Kelas
: VIII F
Observator
: Heni Susilowati dan Kaozal
Hari/Tanggal
: Senin/9 April 2007
No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Subjek penelitian
001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028
1 2 3 4 x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x x
x x x
x x
x
x x
x
x x x x x x x x x x
Aspek Observasi Keterangan 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 x x Perilaku siswa 1. perhatian x terhadap x penjelasan x x x guru x 2. banyak x x bertanya x x 3. aktif dalam x kelompok x x 4. senang x teknik x pembelajaran x permainan x mencari harta x karun x 5. kompak dalam x x mencari harta karun x x 6. menemukan x x denah x x dengan cepat x x 7. kurang x x respons x x x terhadap x x x petunjuk x x x guru x x 8. malas x x x x
192
29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
029 030 031 032 033 034 035 036 037 038 039 040
x x
x
x x x
x x x x x x x x x x x x x x x x x x x x
x x
x x x x
x x x
x x
x x
x
x
bertanya meski kurang paham terhadap petunjuk yang diberikan 9. kurang berminat mengikuti permainan mencari harta karun 10. bersemangat mengikuti permainan mencari harta karun 11. mengganggu teman yang sedang mencari harta karun 12. kurang semangat terhadap materi membaca denah 13. tidak ikut pelajaran 14. meninggalkan aktivitas mencari harta karun
193
HASIL OBSERVASI MENDESKRIPSIKAN ISI DENAH DI KELAS VIII F SMPN 2 MANDIRAJA SIKLUS I Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Tema/subtema
:
Kelas
: VIII F
Observator
: Heni Susilowati dan Kaozal
Hari/Tanggal
: Senin/9 April 2007
No.
Subjek
Aspek Observasi
Keterangan
penelitian
1
2
3 4
x
x
Perilaku siswa
x
1.
1.
001
2.
002
3.
003
4.
004
5.
005
x
6.
006
x
7.
007
8.
008
9.
009
x
10.
010
x
11.
011
12.
012
13.
013
x x
14.
014
x
15.
015
x
x
7
8 9
x
x
x x
x
x x
x
x
x
10
perhatian
terhadap
penjelasan guru
x
x
6
x
x
x
5
x
x
2. mendeskripsikan denah dengan lancar 3. mengerjakan perintah guru dengan cepat 4. berbicara sendiri saat diberi petunjuk mendeskripsikan denah 5. mencontoh deskripsi yang dilakukan teman 6. mengganggu teman yang sedang mendeskrisikan denah 7. kurang berminat dan malas-malasan dalam mendeskripsikan denah 8. bersemangat mendeskrisikan denah 9. meninggalkan aktivitas mendeskripsikan denah 10. tidak ikut pelajaran
194
16.
016
x
17.
017
x
18.
018
x
19.
019
x
20.
020
x
21.
021
x
22.
022
23.
023
24.
024
25.
025
26.
026
27.
027
28.
028
29.
029
30.
030
31.
031
32.
032
33.
033
34.
034
35.
035
x
36.
036
x
37.
037
x
x
x
x x
x x x
x
x x x x
x
x x
x
x
x
x
x x
x
x x
x
x
x x
x
x
x x
x
x
x
195
38.
038
39.
039
40.
040
x x
x
x
196
HASIL JURNAL SISWA SIKLUS I Nama
: Emi Muji Rahayu
Hari
: Senin
Kelas/semester : VIII F/2 Tanggal
: 9 April 2007
Materi
:
Jurnal siswa berisi uraian pendapat dan seluruh kejadian yang dapat ditangkap siswa selama pembelajaran berlangsung. Aspek yang dinilai berupa: 1. Perasaan setelah mengikuti permainan
Sebel, kesel
mencari harta karun
2. Pendapat tentang proses pembelajaran
Sulit
permainan mencari harta karun dan mendeskripsikan denah
3. Cara
guru
permainan
menjelaskan dan
menjelaskan
aturan
Pusing
cara
mendeskripsikan denah
4. Kekurangan dan kelebihan permainan
-
mencari harta karun sebagai teknik pembelajaran yang dirasakan
5. Lain-lain
-
197
HASIL JURNAL SISWA SIKLUS I Nama
: Heru A. P.
Hari
: Senin
Kelas/semester : VIII F/2 Tanggal
: 9 April 2007
Materi
:
Jurnal siswa berisi uraian pendapat dan seluruh kejadian yang dapat ditangkap siswa selama pembelajaran berlangsung. Aspek yang dinilai berupa: 1. Perasaan setelah mengikuti permainan
Kecewa Pisan
mencari harta karun
2. Pendapat tentang proses pembelajaran permainan mencari harta karun dan
Kecewa, lemes pisan ora nampa hasile
mendeskripsikan denah
3. Cara
guru
permainan
menjelaskan dan
menjelaskan
aturan
Tidak jelas, gurune kepinteren
cara
mendeskripsikan denah
4. Kekurangan dan kelebihan permainan
Yang membuat denah bodoh-goblog
mencari harta karun sebagai teknik pembelajaran yang dirasakan
5. Lain-lain
Dll. Cape deh
198
HASIL JURNAL SISWA SIKLUS I Nama
: 022
Hari
: Senin
Kelas/semester : VIII F/2 Tanggal
: 9 April 2007
Materi
:
Jurnal siswa berisi uraian pendapat dan seluruh kejadian yang dapat ditangkap siswa selama pembelajaran berlangsung. Aspek yang dinilai berupa: 1. Perasaan setelah mengikuti permainan
Senang
mencari harta karun
2. Pendapat tentang proses pembelajaran permainan mencari harta karun dan
Kita mejadi teliti dalam melakukan sesuatu dan mencari
mendeskripsikan denah
3. Cara
guru
permainan
menjelaskan dan
menjelaskan
aturan
Mudah dipahami
cara
mendeskripsikan denah
4. Kekurangan dan kelebihan permainan mencari harta karun sebagai teknik
Kekurangan: sulit dicari Kelebihan: menjadikan teliti
pembelajaran yang dirasakan
5. Lain-lain
-
199
HASIL JURNAL GURU SIKLUS I Hari
: Senin
Kelas/semester : VIII F/2 Tanggal
: 9 April 2007
Materi
: Menemukan tempat yang tertera pada denah dan mendeskripsikannya
Jurnal guru berisi uraian pendapat dan seluruh kejadian yang dapat ditangkap guru pengampu selama pembelajaran berlangsung. Aspek yang dinilai berupa: 1. Respon
siswa
terhadap
pembelajaran membaca denah
materi Siswa sangat bersemangat mengikuti pembelajaran
menemukan
tempat
yang tertera pada denah tetapi kurang bersemangat mendeskripsikannya. 2. Respon
siswa
pembelajaran
terhadap
permaianan
harta karun
teknik Siswa sangat responsif melaksanakan mencari permainan
mencari
harta
karun.
Teknik pembelajaran ini terbukti dapat dapat membuat siswa belajar dengan gembira dan optimal
3. Keaktifan siswa mengikuti permainan Siswa mencari
harta
mendeskripsikan denah
karun
sangat
dan pembelajaran
aktif,
meski
dilaksanakan
pada
waktu jam pelajaran terakhir dan cuaca yang sangat panas, siswa tetap aktif dan bergembira berjalan hilirmudik mencari harta karun
4. Situasi/suasana kelas
Suasana
kelas
riuh,
gembira,
terdengar celoteh dari beberapa siswa yang kurang baik terutama dari siswa yang kalah dalam memperebutkan hadiah harta karun 5. Lain-lain
200
HASIL WAWANCARA SIKLUS I Guru Pengampu : Kaozal Dadi Legawan Responden
: 025/Isnaeni
Kelas
: VIII F
Hari/Tanggal
: Senin, 9 April 2007
Nilai
: Sangat baik
No.
Pertanyaan
1.
Apakah
Anda senang
Jawaban mengikuti Responden 25 menyatakan sangat
permainan mencari harta karun?
senang
mengikuti
permainan
mencari harta karun, adapun alasan yang dikemukakan adalah karena ia dan kelompoknya dapat memenangi lomba 2.
Apakah Anda kesulitan mengikuti Responden 25 menyatakan saat permainan mencari harta karun?
mengikuti permainan mencari harta karun
ia
kesulitan
mengalami terutama
sedikit
saat
sedang
mencari harta karun 3.
Apakah teknik permainan mencari Responden 25 menyatakan bahwa harta karun dapat membantu Anda permainan mencari harta karun dalam melatih kemampuan membaca dapat
membantu
melatih
kemampuan membaca denah karena
denah?
permainan
ini
dapat
memberi
pengalaman langsung untuk praktik membaca denah 4.
Bagaimana kesan Anda terhadap Responden pembelajaran
.
permainan
merasa
sangat
mencari terkesan karena permainan mencari harta
harta karun?
25
belajar
karun
membuatnya
dengan
perasaan
dapat yang
senang 5
Apakah
Anda
kesulitan Responden 25 menyatakan bahwa ia
201
mendeskripsikan isi denah SMPN 2 mengalami kesulitan saat membuat Mandiraja?
kalimat-kalimat berbentuk deskriptif
202
HASIL WAWANCARA SIKLUS I Guru Pengampu : Kaozal Dadi Legawan Responden
: 08/Desi
Kelas
: VIII F
Hari/Tanggal
: Senin, 9 April 2007
Nilai
: Baik
No. 1.
Pertanyaan Apakah
Anda senang
Jawaban mengikuti Responden 08 menyatakan senang
permainan mencari harta karun?
mengikuti permainan mencari harta karun
2.
Apakah Anda kesulitan mengikuti Responden 08 menyatakan saat permainan mencari harta karun?
mengikuti permainan mencari harta karun
ia
kesulitan
mengalami terutama
saat
sedikit sedang
mencari harta karun karena letak harta karun dirasa tidak sama dengan
petunjuk
yang
terdapat
dalam denah 3.
Apakah teknik permainan mencari Responden 08 menyatakan bahwa harta karun dapat membantu Anda permainan mencari harta karun dalam melatih kemampuan membaca dapat
membantu
melatih
kemampuan membaca denah karena
denah?
permainan
ini
dapat
memberi
pengalaman langsung untuk praktik membaca denah 4.
Bagaimana kesan Anda terhadap Responden pembelajaran
.
permainan
08
merasa
terkesan
mencari karena permainan mencari harta karun menurutnya dapat memberi
harta karun?
efek positif berupa tumbuhnya rasa kebersamaan antarsiswa 5
Apakah
Anda
kesulitan Responden 08 menyatakan bahwa ia
203
mendeskripsikan isi denah SMPN 2 mengalami kesulitan saat membuat Mandiraja?
kalimat-kalimat berbentuk deskriptif
204
HASIL WAWANCARA SIKLUS I Guru Pengampu : Kaozal Dadi Legawan Responden
: 021/Heru A.P.
Kelas
: VIII F
Hari/Tanggal
: Senin, 9 April 2007
Nilai
: Kurang
No. 1.
Pertanyaan Apakah
Anda senang
Jawaban mengikuti Responden 21 menyatakan sangat
permainan mencari harta karun?
kecewa
mengikuti
permainan
mencari harta karun, adapun alasan yang dikemukakan adalah karena ia dan
kelompoknya
tidak
dapat
memenangi lomba 2.
Apakah Anda kesulitan mengikuti Responden 21 menyatakan saat permainan mencari harta karun?
mengikuti permainan mencari harta karun
ia
mengalami
kesulitan
terutama saat sedang mencari harta karun karena bendera harta karun tidak juga dapat ditemukan 3.
Apakah teknik permainan mencari Responden 21 menyatakan bahwa harta karun dapat membantu Anda permainan mencari harta karun dalam melatih kemampuan membaca dapat denah?
membantu
melatih
kemampuan membaca denah karena permainan
ini
dapat
memberi
pengalaman langsung untuk praktik membaca denah 4.
Bagaimana kesan Anda terhadap Responden pembelajaran
.
permainan
harta karun?
21
merasa
terkesan
mencari karena peermainan mencari harta karun dapat membuat keinginannya untuk belajar di lura kelas terpenuhi
5
Apakah
Anda
kesulitan Responden 21 menyatakan bahwa ia
205
mendeskripsikan isi denah SMPN 2 mengalami kesulitan saat membuat Mandiraja?
kalimat-kalimat berbentuk deskriptif dan
ia
kesulitannya karena
juga
menyebutkan
menjadi
waktu
yang
bertambah disediakan
dirasakannya terlalu sedikit
206
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS II
Sekolah
: SMPN 2 Mandiraja
Mata Pelajaran
: Bahasa dan sastra Indonesia
Kelas/Semester
: VIII/2
Standar Kompetensi
: Membaca Memahami ragam wacana tulis dengan membaca memindai, membaca cepat
Kompetensi Dasar
: menemukan tempat atau arah dalam konteks yang sebenarnya sesuai dengan yang tertera pada denah
Indikator
: - Mampu menemukan tempat dalam konteks yang sebenarnya sesuai dengan yang tertera pada denah - Mampu mendeskripsikan tempat yang tertera dalam denah pada orang lain
Alokasi Waktu
: 2 x 45 menit
A. Tujuan Pembelajaran Siswa mampu menemukan tempat dalam konteks yang sebenarnya yang tertera dalam denah dan mampu mendeskripsikan lokasi yang tertera dalam denah pada orang lain B. Materi Pembelajaran Membaca dan mendeskripsikan denah C. Metode Pembelajaran -
Unjuk kerja
-
Diskusi
-
Pemodelan
D. Pengalaman Belajar -
Mampu menemukan tempat dalam konteks yang sebenarnya sesuai yang tertera pada denah
-
Mampu mendeskripsikan isi denah SMPN 2 Mandiraja dan lokasi harta karun
207
1. Kegiatan Awal a. Guru menyapa siswa dengan ramah dan menanyakan keadaan siswa b. Guru bertanya adakah kendala yang dihadapi saat melaksanakan pembelajaran menggunakan teknik permainan mencari harta karun pada pertemuan sebelumnya c. Guru menjelaskan permainan mencari harta karun yang akan dilakukan hari tersebut d. Guru memotivasi siswa untuk bersemangat melaksanakan permainan permainan mencari harta karun dengan mengungkapkan arti penting dikuasainya keterampilan membaca denah 2. Kegiatan Inti a. Guru menyiapkan denah permainan mencari harta karun b. Guru memberi petunjuk terhadap siswa tentang hal-hal yang harus dilakukan oleh siswa agar permainan mencari harta karun berjalan lancar c. Guru mengelompokan siswa menjadi 7 kelompok, tiap kelompok beranggotakan 5-6 siswa d. Guru
membagikan
masing-masing
kelompok
satu
denah
lokasi
persembunyian harta karun e. Siswa membaca denah dan berdiskusi menentukan letak harta karun dalam denah f. Siswa secara berkelompok berkompetisi menemukan harta karun dengan rentang waktu 20 menit setelah guru mencatat waktu dimulai permainan di papan tulis g. Siswa kembali ke kelas setelah menemukan harta karun atau saat waktu habis h. Guru mencatat waktu tiap kelompok yang kembali i.
Kelompok yang tercepat dalam menemukan harta karun adalah pemenangnya
j.
Guru memberi contoh deskripsi isi denah SMPN 15 Semarang dan memberi petunjuk berkaitan dengan keefektifan tanda baca dan diksi dalam membuat karangan deskripsi
208
k. Siswa mendeskripsikan isi denah SMPN 2 Mandiraja dan lokasi harta karun l.
Siswa mengumpulkan hasil deskripsi kepada guru
m. Siswa mendapat hadiah harta karun sesuai dengan urutan pemenang 3. Kegiatan Penutup a. Guru dan siswa melakukan refleksi dengan mendiskusikan manfaat dari kegiatan yang telah dilakukan b. Guru memberikan penjelasan untuk pembelajaran yang akan dilakukan berikutnya. E. Sumber dan Sarana Belajar a. Sumber Belajar - Buku teks Bahasa dan Sastra Indonesia SMP kelas VIII b. Sarana Belajar - Papan Tulis dan pencatat waktu yang memiliki fasilitas stopwatch - Denah - Bendera atau benda tanda lokasi harta karun yang diperkecil - Hadiah harta karun - Lembar jawab mendeskripsikan denah F. Penilaian a. Teknik : Tes unjuk kerja dan tes tulis b. Bentuk Instrumen : Uji petik kerja produk c. Soal/instrumen - Soal 1 Carilah harta karun yang terdapat dalam denah berikut ini!
Pedoman penyekoran permainan mencari harta karun Aspek Ketepatan menemukan tempat harta karun (A1) Kecepatan menemukan tempat harta karun (A2) Kemampuan bekerjasama dalam kelompok (A3) Keaktifan mengikuti petunjuk guru (A4)
Skor maksimal 10 20 10 10
209
Perhitungan nilai permainan mencari harta karun: Nilai = (3xA1) + A2 + A3 + A4) = …. (N1) - Soal 2 Deskripsikan isi denah SMPN 2 Mandiraja dan lokasi harta karun dengan lengkap dan dengan kalimat serta tanda baca yang efektif. No 1. 2.
Aspek Kelengkapan mendeskripsikan lokasi (B1) Keefektifan kalimat dan tanda baca (B2)
Skor Maksimal 20 10
Perhitungan nilai mendeskripsikan isi denah Nilai = Skor maksimal (B1) + (B2) = …. (N2) Perhitungan nilai kumulatif soal 1 dan soal 2 Nilai Kumulatif = N1 + N2 = …..(N3)
Banjarnegara, 27 Agustus 2006 Mengetahui, Guru Pamong
Praktikan
Suwardi, S.Ag.
Kaozal Dadi Legawan NIM 2101403033
210
FORMAT HASIL PENILAIAN PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN SIKLUS II No.
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40.
Subjek Aspek penelitian penelitian A1 A2 A3 A4
001 002 003 004 005 006 007 008 009 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030 031 032 033 034 035 036 037 038 039 040
Nilai akhir (3XA1+A2+A3+A4)
Kategori
211
Penjabaran Skor Aspek Ketepatan Menemukan Harta Karun Siklus I Unsur Penilaian Ketepatan menemukan lokasi
Skor 10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Kriteria Tepat menemukan lokasi harta karun dalam satu kali kesempatan mencari Tepat menemukan lokasi harta karun dalam dua kali kesempatan mencari Tepat menemukan lokasi harta karun dalam tiga kali kesempatan mencari Tepat menemukan lokasi harta karun dalam empat kali kesempatan mencari Tepat menemukan lokasi harta karun dalam lima kali kesempatan mencari Tepat menemukan lokasi harta karun dalam enam kali kesempatan mencari Tepat menemukan lokasi harta karun dalam tujuh kali kesempatan mencari Tepat menemukan lokasi harta karun dalam delapan kali kesempatan mencari Tepat menemukan lokasi harta karun dalam sembilan kali kesempatan mencari Tepat menemukan lokasi harta karun dalam sepuluh kali atau lebih kesempatan mencari Tidak mencari
Kategori
Sangat baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
212
Penjabaran Skor Aspek Kecepatan Menemukan Harta Karun Siklus I Kecepatan menemukan lokasi
20 19 18 17 16 15 14 13 12 11 10
9
8
7
6 5 4 3 2 1
Siswa menemukan harta karun dalam waktu <5 menit Siswa menemukan harta karun dalam waktu 5-6 menit Siswa menemukan harta karun dalam waktu 7-8 Siswa menemukan harta karun dalam waktu 9-10 menit Siswa menemukan harta karun dalam waktu 11-12 menit Siswa menemukan harta karun dalam waktu 13-14menit Siswa menemukan harta karun dalam waktu 15-16 menit Siswa menemukan harta karun dalam waktu 17-18 menit Siswa menemukan harta karun dalam waktu 19 menit Siswa menemukan harta karun dalam waktu 20 menit Siswa menemukan atau tidak menemukan harta karun dan kembali dalam waktu 20-21 menit Siswa menemukan atau tidak menemukan harta karun dan kembali dalam waktu 22-23 menit Siswa menemukan atau tidak menemukan harta karun dan kembali dalam waktu 24 menit Siswa menemukan atau tidak menemukan harta karun dan kembali dalam waktu 25 menit Siswa kembali ke kelas dalam waktu 26 menit Siswa kembali ke kelas dalam waktu 27 menit Siswa kembali ke kelas dalam waktu 28 menit Siswa kembali ke kelas dalam waktu 29 menit Siswa kembali ke kelas dalam waktu 30 menit Siswa kembali ke kelas dalam waktu >30 menit
Sangat Baik
Baik
Cukup
Kurang
Sangat kurang
213
Penjabaran Skor Aspek Kemampuan Bekerjasama dalam Kelompok Siklus I Kemampuan bekerjasama dengan kelompok
10
9
8 7 6 5 4 3 2
1
Aktif bekerjasama dan mampu mengarahkan teman menemukan harta karun paling cepat Aktif bekerjasama dan mampu mengarahkan teman menemukan harta karun Aktif bekerjasama dan menemukan harta karun paling cepat Aktif bekerjasama dan menemukan harta karun Dapat bekerjasama dan menemukan harta karun Dapat bekerjasama namun tidak menemukan harta karun Tidak ikut diskusi tapi ikut mencari harta karun Ikut diskusi tapi tidak mencari harta karun Ikut kegiatan permainan mencari harta karun sebentar kemudian melakukan aktifitas lain Ikut permainan mencari harta karun tapi kemudian mengajak untuk melakukan aktifitas lain
Sangat Baik
Baik
Cukup Kurang Sangat kurang
214
Penjabaran Skor Aspek Keaktifan dalam Mengikuti Petunjuk Guru Siklus I Keaktifan mengikuti petunjuk guru
10
9 8 7 6 5
4 3 2 1
Aktif mengikuti petunjuk guru dan aktif bertanya >5 pertanyaan bila belum paham Aktif mengikuti petunjuk guru dan aktif bertanya 3-5 pertanyaan Aktif mengikuti petunjuk guru dan aktif bertanya 1-2 pertanyaan Aktif mengikuti petunjuk guru namun tidak bertanya Mendengarkan petunjuk guru namun diselingi bercanda Mendengarkan petunjuk guru namun diselingi melakukan aktifitas lain Bercanda dan hanya kadang-kadang mendengarkan petunjuk guru Melamun dan hanya kadang-kadang mendengarkan petunjuk guru Hanya bercanda dan tidak sama sekali mendengarkan petunjuk guru Tidak mendengarkan petunjuk guru tapi justru mengganggu teman
Sangat baik Baik
Cukup Kurang
Sangat kurang
215
FORMAT HASIL PENILAIAN DESKRIPSI ISI DENAH SMPN 2 MANDIRAJA SIKLUS II No.
Subjek Penelitian
1. 2. 3. 4. 5. 6 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29 30. 31. 32. 33. 34. 35 36. 37. 38. 39. 40.
01 02 03 04 05 06 07 08 09 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030 031 032 033 034 035 036 037 038 039 040
Aspek Penelitian
B1
B2
Nilai Akhir B1+B2
Kategori
216
Penjabaran Aspek Penilaian Mendeskripsikan Isi Denah SMPN 2 Mandiraja dan Lokasi Harta Karun Siklus I Unsur Penilaian Skor Kriteria Kategori Mendeskripsikan isi denah SMPN 2 Ketepatan 20 Mandiraja 20 bagian denah mendeskripsikan Mendeskripsikan isi denah SMPN 2 19 Mandiraja 19 bagian denah Mendeskripsikan isi denah SMPN 2 18 Mandiraja 18 bagian denah Mendeskripsikan isi denah SMPN 2 Sangat baik 17 Mandiraja 17 bagian denah Mendeskripsikan isi denah 16 16 bagian denah Mendeskripsikan isi denah 15 Baik 15 bagian denah Mendeskripsikan isi denah 14 14 bagian denah Mendeskripsikan isi denah 13 13 bagian denah Mendeskripsikan isi denah 12 Cukup 12 bagian denah Mendeskripsikan isi denah 11 11 bagian denah Mendeskripsikan isi denah 10 Kurang 10 bagian denah Mendeskripsikan isi denah 9 bagian Sangat 9 denah kurang Mendeskripsikan isi denah 8 bagian 8 denah Mendeskripsikan isi denah 7 bagian 7 denah Mendeskripsikan isi denah 6 bagian 6 denah Mendeskripsikan isi denah 5 bagian 5 denah Mendeskripsikan isi denah 4 bagian 4 denah Mendeskripsikan isi denah 3 bagian 3 denah Mendeskripsikan isi denah 2 bagian 2 denah Mendeskripsikan 1 bagian denah 1
217
Penjabaran Aspek Penilaian Mendeskripsikan Isi Denah SMPN 2 Mandiraja dan Lokasi Harta Karun Siklus I Keefektifan diksi 10 Diksi atau tanda baca efektif dan penggunaan 9 Diksi atau tanda baca kurang efektif ejaan 1 diksi atau tanda baca Sangat Baik 8 Diksi atau tanda baca kurang efektif 2-3 diksi atau tanda baca 7 Diksi atau tanda baca kurang efektif Baik 3 diksi atau tanda baca 6 Diksi atau tanda baca kurang efektif Cukup 4 diksi atau tanda baca 5 Diksi dan tanda baca masing- Kurang masing kurang efektif 5 diksi atau tanda baca 4 Diksi dan atau tanda baca kurang Sangat efektif 6 tanda baca kurang 3 Diksi dan atau tanda baca kurang efektif 7 tanda baca 2 Diksi dan atau tanda baca kurang efektif 8-9 tanda baca 1 Diksi dan atau tanda baca kurang efektif >10 tanda baca
218
FORMAT HASIL PENILAIAN KUMULATIF SIKLUS II No.
Subjek Penelitian
1. 2. 3. 4. 5. 6 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22 23. 24. 25. 26. 27. 28. 29 30. 31. 32. 33. 34. 35 36. 37. 38. 39. 40.
01 02 03 04 05 06 07 08 09 010 011 012 013 014 015 016 017 018 019 020 021 022 023 024 025 026 027 028 029 030 031 032 033 034 035 036 037 038 039 040
Indikator Penelitian Indikator 1 Indikator 2 (3XA1+A2+A3+A4) B1+B2
Nilai Akhir Kumulatif
Kategori
219
FORMAT LEMBAR OBSERVASI PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN SIKLUS II Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Tema/subtema
: Lingkungan
Kelas
: VIII F
Observator
: Shidqi Haidhar
Hari/Tanggal
:
No.
Subjek
Aspek Observasi
Keterangan
penelitian
1
2
3 4
5
6
7
8 9
10 11 12 13 14
1.
001
Perilaku siswa
2.
002
1.
3.
003
terhadap
4.
004
penjelasan
5.
005
guru
6.
006
7.
007
8.
008
9.
009
10.
010
11.
011
12.
012
13.
013
14.
014
15.
015
perhatian
15. banyak bertanya 16. aktif dalam kelompok 17. senang teknik pembelajaran 18. kompak dalam mencari isi denah 19. menemukan denah dengan cepat 20. kurang respon 21. malas bertanya 22. kurang berminat
220
16.
016
17.
017
18.
018
19.
019
20.
020
21.
021
22.
022
23.
023
24.
024
25.
025
26.
026
27.
027
28.
028
29.
029
30.
030
31.
031
32.
032
33.
033
34.
034
35.
035
36.
036
37.
037
mengikuti permainan mencari harta karun 23. bersemangat mengikuti permainan mencari harta karun 24. mengganggu teman yang sedang mencari harta karun 25. kurang semangat terhadap materi membaca denah 26. tidak ikut pelajaran 27. meninggalkan aktivitas mencari harta karun
221
38.
038
39.
039
40.
040
222
FORMAT LEMBAR OBSERVASI MENDESKRIPSIKAN ISI DENAH SIKLUS II Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Tema/subtema
: Lingkungan
Kelas
: VIII F
Observator
:
Hari/Tanggal
:
No.
Subjek
Aspek Observasi
Keterangan
penelitian
1
2
3 4
5
6
7
8 9
10
1.
001
Perilaku siswa
2.
002
1.
3.
003
4.
004
5.
005
6.
006
7.
007
8.
008
9.
009
10.
010
11.
011
12.
012
13.
013
14.
014
15.
015
perhatian
terhadap
penjelasan guru 11. mendeskripsikan denah dengan lancar 12. mengerjakan perintah guru dengan cepat 13. berbicara sendiri saat diberi petunjuk mendeskripsikan denah 14. mencontoh deskripsi yang dilakukan teman 15. mennggangu teman yang sedang mendeskrisikan denah 16. kurang berminat dan malas-malasan dalam mendeskripsikan denah karun 17. bersemangat mendeskrisikan denah 18. meninggal-kan aktivitas mendeskripsikan
223
16.
016
17.
017
18.
018
19.
019
20.
020
21.
021
22.
022
23.
023
24.
024
25.
025
26.
026
27.
027
28.
028
29.
029
30.
030
31.
031
32.
032
33.
033
34.
034
35.
035
36.
036
37.
037
denah 19. tidak ikut pelajaran
224
38.
038
39.
039
40.
040
225
FORMAT JURNAL SISWA SIKLUS II Nama
:
Hari
:
Kelas/semester : Tanggal
:
Materi
:
Jurnal siswa berisi uraian pendapat dan seluruh kejadian yang dapat ditangkap siswa selama pembelajaran berlangsung. Aspek yang dinilai berupa: 1. Perasaan setelah mengikuti permainan mencari harta karun
2. Pendapat tentang proses pembelajaran menggunakan
permainan
mencari
harta karun
3. Cara
guru
permainan
menjelaskan dan
menjelaskan
aturan cara
mendeskripsikan denah
4. Kekurangan dan kelebihan permainan mencari harta karun sebagai teknik pembelajaran yang dirasakan
5. Proses mendeskripsikan isi denah SMPN 2 Mandiraja dan lokasi harta karun
226
FORMAT JURNAL GURU SIKLUS II Hari
:
Kelas/semester : VIII F/2 Tanggal
:
Materi
: Menemukan tempat yang tertera pada denah dan mendeskripsikannya
Jurnal guru berisi uraian pendapat dan seluruh kejadian yang dapat ditangkap guru pengampu selama pembelajaran berlangsung. Aspek yang dinilai berupa: 1. Respon
siswa
terhadap
materi .
pembelajaran membaca denah
2. Respon
siswa
pembelajaran
terhadap
permaianan
teknik mencari
harta karun
3. Keaktifan siswa mengikuti permianan mencari
harta
mendeskripsikan denah
4. Situasi/suasana kelas
5. Lain-lain
karun
dan
227
FORMAT WAWANCARA SIKLUS II Guru Pengampu : Responden
:
Kelas
: VIII F
Hari/Tanggal
:
Nilai
:
No. 1.
Pertanyaan
Jawaban
Apakah Anda senang mengikuti permainan mencari harta karun?
2.
Apakah Anda kesulitan mengikuti permainan mencari harta karun?
3.
Apakah teknik permainan mencari harta karun dapat membantu Anda dalam
melatih
kemampuan
membaca denah?
4.
Bagaimana kesan Anda terhadap pembelajaran permainan mencari harta karun?
5.
Apakah
Anda
kesulitan
mendeskripsikan isi denah SMPN 2 Mandiraja?
228
Pedoman Pengambilan Dokumen Foto dan Video Siklus II
Pengambilan gambar dilakukan pada saat: 1. Proses awal pembelajaran 2. Saat guru menjelaskan cara mendeskripsikan isi denah 3. Saat siswa mendeskripsikan isi denah 4. Saat guru menjelaskan permaInan mencari harta karun 5. Saat siswa berdiskusi menentukan letak harta karun 6. Permainan mencari harta karun berlangsung (saat siswa mencari harta karun), 7. Saat siswa menemukan harta karun 8. Saat siswa menerima hadiah pemenang harta karun 9. Saat siswa diwawancarai tentang pembelajaran membaca denah yang telah dilakukan
229
277
274
278
279
255
230
Contoh Pendeskripsian Tempat Siklus II
Deskripsi Isi Denah SMPN 15 Semarang
SMPN 15 Semarang terletak di Jalan Supriyadi nomor 72. SMP ini bila dilihat pada denah menghadap ke selatan. Bagian dalam SMP 15 memiliki bermacammacam fasilitas bangunan dan lapangan. Terdapat lebih kurang 30 bangunan dan juga 4 lapangan dengan berbagai macam fungsinya. Apabila kita lihat dari arah pintu masuk utama, fasilitas SMP ini yang pertama menyambut kita adalah sebuah lapangan basket. Sesudah lapangan basket, melangkah ke utara sekitar 5 m, terdapat perpustakaan yang menyediakan berbagai macam buku untuk dibaca. Perpustakaaan berdiri berderetan ke arah kiri dengan ruang bimbingan dan konseling, laboratorium bahasa, dan sebuah ruang kosong yang digunakan untuk pertemuan antarguru mata pelajaran. Samping kanan perpustakaan, dengan dipisahkan jalan masuk selebar 3 m, terdapat ruang tata usaha yang menata administrasi dan menerima pembayaran SPP dari siswa. Sesudah ruang tata usaha, di sebelah kanan, terdapat ruang kepala sekolah, dan sebuah ruang kelas yang tidak terpakai. Ruang guru menghadap ke timur terletak 5 meter di depan laboratorium bahasa. Di samping ruang guru, terdapat ruang laboratorium IPA. Terkeliling oleh deretan ruang perpustakaan, ruang tata usaha, ruang guru dan laboratorium IPA, terdapat lapangan upacara
231
bendera yang digunakan untuk melaksanakan upacara tiap hari Senin atau tiap tanggal 17. Akan hal siswa, disediakan fasilitas 21 ruang kelas, yaitu ruang kelas VII AVII B yang terletak di sisi paling barat, ruang kelas VII C-VII D di sebelah kiri kelas VII B, selanjutnya secara berurutan dari barat ke timur, ruang kelas VII E-VII G, ruang kelas IX A-IX C, ruang kelas IX D-IX F, Ruang kelas IX G,dan VIII A- VII B, ruang kelas VIII F-VIIIG, dan ruang kelas VIII C-VIII E yang terletak di sisi paling timur. Kecuali itu, selain lapangan basket, untuk siswa juga disediakan 2 buah lapangan voli dan sebuah lapangan sepakbola. Tambahan pula, disediakan 2 toilet siswa, yaitu, di sebelah kiri ruang kelas IX C dan sebelah kana ruang kelas VIII C atau dibelakang laboratorium IPA. Di bagian paling belakang SMP ini, di sisi barat lapangan sepakbola, terdapat 3 kantin yang selalu siap menyediakan makanan bagi siswa.
232
SOAL TES PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN (DILISANKAN) SIKLUS II Carilah secara berkelompok, harta karun yang terletak di dalam denah dalam waktu seefektif mungkin!
Nama : Kelas : No. Absen :
233
SOAL TES MENDESKRIPSIKAN LOKASI DALAM DENAH SIKLUS II
Deskripsikan isi denah SMPN 2 Mandiraja dan lokasi harta karun dengan lengkap dan dengan diksi serta tanda baca yang efektif!
……………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ……………………………………………………………………………………… ………………………………………………………………………………………
234
DAFTAR NILAI PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN SIKLUS II NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
SUBJEK PENELITIAN 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 20 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 37 38 39
Total Rata-rata
ASPEK PENELITIAN A1 A2 A3 A4 27 20 7 10 27 20 7 8 27 20 7 8 27 20 8 8 27 20 7 8 18 16 7 9 18 16 8 7 18 16 8 7 18 16 8 7 18 16 8 7 15 13 7 7 15 13 7 7 15 13 7 7 15 13 7 7 15 13 7 9 24 19 7 7 24 19 7 7 24 19 7 9 24 19 7 7 21 17 7 7 21 17 7 7 21 17 7 7 21 17 7 7 21 17 7 9 21 17 7 7 15 13 7 7 15 13 7 6 15 13 7 6 15 13 7 7 15 13 7 9 21 19 7 7 21 19 7 7 21 19 7 9 21 19 7 7
681 564 243 255 20.029 16.5882 7.1471 7.5
NILAI
KATEGORI
64 62 62 63 62 50 49 49 49 49 42 42 42 42 44 57 57 59 57 52 52 52 52 54 52 42 41 41 42 41 54 54 56 54
S.Baik S.Baik S.Baik S.Baik S.Baik Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Kurang Kurang Kurang Kurang Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Kurang Kurang Kurang Kurang Cukup Baik Baik Baik Baik
1743 51.26471
Baik
235
DAFTAR NILAI MENDESKRIPSIKAN ISI DENAH SIKLUS II NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
SUBJEK ASPEK PENELITIAN PENELITIAN B1 B2 1 20 5 2 15 6 3 12 5 4 14 2 5 16 4 6 20 2 7 10 8 8 17 1 9 20 5 10 20 4 11 18 6 12 20 5 13 11 7 14 16 4 15 19 3 16 16 8 17 13 6 18 20 5 20 15 3 22 18 4 23 20 5 24 15 5 25 16 1 26 20 8 27 18 7 28 13 6 29 20 4 30 20 4 31 20 6 32 20 3 33 14 4 37 17 6 38 19 1 39 10 5
Total Rata-Rata
572 16.82353
NILAI
KATEGORI
25 21 17 16 20 22 18 18 25 24 24 25 18 20 22 24 19 25 18 22 25 20 17 28 25 19 24 24 26 23 18 23 20 15
S.Baik Baik Cukup Kurang Baik Baik Cukup Cukup S.Baik Baik Baik S.Baik Cukup Baik Baik Baik Cukup S.Baik Cukup Baik S. Baik Baik Cukup S. Baik S Baik Cukup Baik Baik S. baik Baik Cukup Baik Baik Kurang
158 730 4.647059 21.47059
Baik
236
DAFTAR NILAI KUMULATIF SIKLUS II NO. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39
SUBJEK ASPEK PENELITIAN PENELITIAN A B 1 64 25 2 62 21 3 62 17 4 63 16 5 62 20 6 50 22 7 49 18 8 49 18 9 49 25 10 49 24 11 42 24 12 42 25 13 42 18 14 42 20 15 44 22 16 57 24 17 57 19 18 59 25 20 57 18 22 52 22 23 52 25 24 52 20 25 52 17 26 54 28 27 52 25 28 42 19 29 41 24 30 41 24 31 42 26 32 44 23 33 54 18 37 54 23 38 56 20 39 54 15
Total Rata-rata
1743 45.86842
NILAI TOTAL 89 83 79 79 82 72 67 67 74 73 66 67 60 62 66 81 76 84 75 74 77 72 69 82 77 61 65 65 68 67 72 77 76 69
730 2473 21.47059 72.73529
KATEGORI S.Baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Cukup Baik Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Baik Baik Baik Baik Baik Baik Cukup Baik Baik Cukup Cukup Cukup Cukup Cukup Baik Baik Baik Cukup
Baik
237
HASIL OBSERVASI PERMAINAN MENCARI HARTA KARUN SIKLUS II Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Tema/subtema
:
Kelas
: VIII F
Observator
: Bpk. Suwardi, Agus Triani, dan Kaozal
Hari/Tanggal
: Senin, 30 April 2007
No.
Subjek
Aspek Observasi
Keterangan
penelitian
1
2
3 4
5
6
7
8 9
10 11 12 13 14
1.
001
x
x x
x
x
x
Perilaku siswa
2.
002
x
x x
x
x
x
1.
3.
003
x
x x
x
x
x
terhadap
4.
004
x
x x
x
x
x
penjelasan
5.
005
x
x x
x
x
x
guru
6.
006
x
x x
x
7.
007
x
x
x x
x
8.
008
x
x
x x
x
x
9.
009
x
x x
x
x
10.
010
x
x x
x
x
11.
011
x
x x
x
x
12.
012
x
x x
x
x
13.
013
x
x x
x
x
14.
014
x
x x
x
x
15.
015
x
x x
x
x
x
x x
x
x
x
perhatian
2. banyak bertanya 3. aktif dalam kelompok 4. senang teknik pembelajaran 5. kompak dalam mencari isi denah 6. menemukan denah dengan cepat 7. kurang respon 8. malas bertanya 9. kurang berminat
238
16.
016
x
x x
x
x
x
17.
017
x
x x
x
x
x
18.
018
x
x x
x
x
x
19.
019
20.
020
21.
021
22.
022
x
x x
x
23.
023
x
x x
x
24.
024
x
x x
x
25.
025
x
x x
x
x
x
26.
026
x
x x
x
x
x
27.
027
x
x x
x
x
28.
028
x
x x
x
x
29.
029
x
x x
x
x
30.
030
x
x x
x
x
31.
031
x
x x
x
x
32.
032
x
x x
x
x
33.
033
x
x x
x
34.
034
-
35.
035
-
36.
036
-
37.
037
x
x x
x
x
x -
x
x x
x
x x
x x
x
x
x
x
mengikuti permainan mencari harta karun 10. bersemangat mengikuti permainan mencari harta karun 11. mengganggu teman yang sedang mencari harta karun 12. kurang semangat terhadap materi membaca denah 13. tidak ikut pelajaran 14. meninggalkan aktivitas mencari harta karun
239
38.
038
x
x x
x
x
x
39.
039
x
x x
x
x
x
40.
040
240
LEMBAR OBSERVASI MENDESKRIPSIKAN ISI DENAH SIKLUS II Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Tema/subtema
: Lingkungan
Kelas
: VIII F
Observator
:
Hari/Tanggal
:
No.
Subjek
Aspek Observasi
Keterangan
penelitian
1
2
3 4
5
6
7
8 9
1.
001
x
x x
X
2.
002
x
x x
3.
003
x
x x
4.
004
x
x
5.
005
x
x x
6.
006
x
x
x
7.
007
x
x
x x
8.
008
x
x x
9.
009
x
x
10.
010
x
x x
11.
011
x x
12.
012
x
13.
013
x
14.
014
x
x
x x
x
15.
015
x
x
x x
x
16.
016
Perilaku siswa 1.
perhatian
terhadap
penjelasan guru
x
x x
10
2. mendeskripsikan denah dengan lancar 3. mengerjakan perintah guru dengan cepat 4. berbicara sendiri saat diberi petunjuk mendeskripsikan denah 5. mencontoh deskripsi yang dilakukan teman 6. mennggangu teman yang sedang mendeskrisikan denah 7. kurang berminat dan malas-malasan dalam mendeskripsikan denah karun 8. bersemangat mendeskrisikan denah 9. meninggal-kan aktivitas mendeskripsikan denah 10. tidak ikut pelajaran
241
17.
017
x x
18.
018
19.
019
20.
020
21.
021
22.
022
23.
023
x
24.
024
x
x
x
25.
025
x
x
x
26.
026
x
x
x
27.
027
x
28.
028
x x
29.
029
x x
30.
030
x x
31.
031
x
x x
x
32.
032
x
x
X
33.
033
x
34.
034
-
35.
035
-
36.
036
-
37.
037
x
x
38.
038
x
x x
x
x -
x
X x x x
x
x
242
39.
039
40.
040
x
x x
243
JURNAL SISWA SIKLUS II Nama
: 025/Jesica Viqi Wulandari
Hari
: Senin
Kelas/semester : VIII F/2 Tanggal
: 30 April 2007
Materi
:
Jurnal siswa berisi uraian pendapat dan seluruh kejadian yang dapat ditangkap siswa selama pembelajaran berlangsung. Aspek yang dinilai berupa: 1. Perasaan setelah mengikuti permainan
Senang, asyik
mencari harta karun
2. Pendapat tentang proses pembelajaran menggunakan
permainan
Lebih menyenagkan
mencari
harta karun
3. Cara
guru
permainan
menjelaskan dan
menjelaskan
aturan
Jelas
cara
mendeskripsikan denah
4. Kekurangan dan kelebihan permainan mencari harta karun sebagai teknik pembelajaran yang dirasakan
Kekurangan:harta karunnya tidak didekat titik Kelebihan: dapat memberi pengalaman yang baru bagi kita
5. Proses mendeskripsikan isi denah
Lebih mudah dan jelas karena ada
SMPN 2 Mandiraja dan lokasi harta
penjelasan penting yang di berikan
karun
oleh Pak Guru
244
JURNAL SISWA SIKLUS II Nama
: 016/Fitri Mujiati
Hari
: Senin
Kelas/semester : VIII F/2 Tanggal
: 30 April 2007
Materi
:
Jurnal siswa berisi uraian pendapat dan seluruh kejadian yang dapat ditangkap siswa selama pembelajaran berlangsung. Aspek yang dinilai berupa: 1. Perasaan setelah mengikuti permainan mencari harta karun
mencari denah
2. Pendapat tentang proses pembelajaran menggunakan
permainan
Senang karena dapat melatih untuk
mencari
Lebih mengasyikan dan dapat melatih kerjasama
harta karun
3. Cara
guru
permainan
menjelaskan dan
menjelaskan
aturan
Jelas dan mudah dipahami
cara
mendeskripsikan denah
4. Kekurangan dan kelebihan permainan
Kekurangan: dalam mencari harta
mencari harta karun sebagai teknik
karun susah untuk menemukannya
pembelajaran yang dirasakan
Kelebihan: kita dapat memiliki pengalaman baru untuk mencari tempat
5. Proses mendeskripsikan isi denah SMPN 2 Mandiraja dan lokasi harta karun
Lebih mudah dan jelas karena ada penjelasan tentang mendeskripsikan tempat dan ejaan
245
JURNAL SISWA SIKLUS II Nama
: 031/Nur Khasanah
Hari
: Senin
Kelas/semester : VIII F/2 Tanggal
: 30 April 2007
Materi
:
Jurnal siswa berisi uraian pendapat dan seluruh kejadian yang dapat ditangkap siswa selama pembelajaran berlangsung. Aspek yang dinilai berupa: 1. Perasaan setelah mengikuti permainan mencari harta karun
pengalaman
2. Pendapat tentang proses pembelajaran menggunakan
permainan
Senang karena menambah
Lebih jelas
mencari
harta karun
3. Cara
guru
permainan
menjelaskan dan
menjelaskan
aturan cara
Sebenarnya jelas tapi muridmuridnya ramai
mendeskripsikan denah
4. Kekurangan dan kelebihan permainan mencari harta karun sebagai teknik pembelajaran yang dirasakan
5. Proses mendeskripsikan isi denah SMPN 2 Mandiraja dan lokasi harta karun
Kekurangannya: harta karunnya sulit dicari Kelebihannya: lebih mudah dipahami
Lebih mudah dan lebih jelas, karena ada penjelasan penting yang diberikan oleh guru
246
JURNAL GURU SIKLUS II Hari
: Senin
Kelas/semester : VIII F/2 Tanggal
: 30 April 2007
Materi
: Menemukan tempat yang tertera pada denah dan mendeskripsikannya
Jurnal guru berisi uraian pendapat dan seluruh kejadian yang dapat ditangkap guru pengampu selama pembelajaran berlangsung. Aspek yang dinilai berupa: 1. Respon siswa terhadap materi Siswa pembelajaran membaca denah
sangat
bersemangat
mengikuti
materi membaca denah terutama setelah tahu akan digunakan kembali teknik permainan mencari harta karun.
2. Respon siswa terhadap teknik Saat diungkapkan bahwa pembelajran pembelajaran
permaianan akan
mencari harta karun
dilaksanakan
dengan
teknik
permainan mencari harta karun beberapa siswa
spontan
berkata
“Yes”.
Ini
menandakan siswa sangat senag dengan teknik ini 3. Keaktifan
siswa
mengikuti Siswa
sangat
aktif
melaksanakan
permianan mencari harta karun permainan mencari harta karun, kelompok dan mendeskripsikan denah
siswa yang kalah tetap bersemangat menemukan harta karun meskipun sudah tahu tidak akan juara
4. Situasi/suasana kelas
Suasana kelas saat diberi petunjuk awal cukup tertib, tetapi saat hendak mencari harta karun suasana tampak riuh penuh kegembiraan.
Suasana
saat
mendeskripsikan isi denah kurang tertib 5. Lain-lain
247
HASIL WAWANCARA SIKLUS II Guru Pengampu : Kaozal Dadi Legawan Responden
: 016
Kelas
: VIII F
Hari/Tanggal
: Senin, 30 April 2007
Nilai
: Baik
No.
Pertanyaan
1.
Jawaban
Apakah Anda senang mengikuti Responden 16 menyatakan perasaan permainan mencari harta karun?
senang mengikuti permainan mencari harta karun
2.
Apakah Anda kesulitan mengikuti Responden 16 menyatakan merasakan permainan mencari harta karun?
kesulitan
mengikuti
permainan
mencari harta karun terutama pada saat mencocokan letak harta karun pada denah dengan letak harta karun sesungguhnya 3.
Apakah teknik permainan mencari Responden 16 menyatakan bahwa harta karun dapat membantu Anda teknik permainan mencari harta karun dalam
melatih
membaca denah?
kemampuan dapat
memudahkannya
mencari
tempat yang dituju berdasarkan letak yang tertera pada denah
4.
Bagaimana kesan Anda terhadap Responden 16 menyatakan terkesan pembelajaran permainan mencari terhadap pembelajaran menggunakan teknik
harta karun?
permainan
mencari
harta
karun, menurutnya permainan ini dapat berefek positif menumbuhkan kemampuan bekerjasama dan juga dapat membuatnya merasa senang 5.
Apakah
Anda
kesulitan Responden 16 menyatakan kesulitan
mendeskripsikan isi denah SMPN yang 2 Mandiraja?
dirasakan
adalah
kalimat yang efektif
membuat
248
HASIL WAWANCARA SIKLUS II Guru Pengampu : Kaozal Dadi Legawan Responden
: 032
Kelas
: VIII F
Hari/Tanggal
: Senin, 30 April 2007
Nilai
: Kurang
No.
Pertanyaan
1.
Jawaban
Apakah Anda senang mengikuti Responden 32 menyatakan perasaan permainan mencari harta karun?
senang mengikuti permainan mencari harta
karun,
hal
positif
yang
ditangkapnya adalah permainan inid apat
membiasakan
dirinya
untuk
mencari tempat yang terdapat dalam denah 2.
Apakah Anda kesulitan mengikuti Responden 32 menyatakan merasakan permainan mencari harta karun?
kesulitan
mengikuti
permainan
mencari harta karun saat mencocokan letak harta karun pada denah dengan letak harta karun sesungguhnya 3.
Apakah teknik permainan mencari Responden 32 menyatakan permainan harta karun dapat membantu Anda mencari harta karun dapat membantu dalam
melatih
membaca denah? 4.
kemampuan melatih kemampuan membaca denah karena dilakukan secara praktik
Bagaimana kesan Anda terhadap Responden 32 menyatakan terkesan pembelajaran permainan mencari terhadap teknik permainan mencari harta karun, menurutnya permainan
harta karun?
ini dapat melatih kekompakkan 5.
Apakah
Anda
kesulitan Responden 32 menyatakan penjelasan
mendeskripsikan isi denah SMPN yang diberikan sudah jelas, ia masih 2 Mandiraja?
kesulitan efektif
membuat
kalimat
yang
249
HASIL WAWANCARA SIKLUS II Guru Pengampu : Kaozal Dadi Legawan Responden
: 024
Kelas
: VIII F
Hari/Tanggal
: Senin, 30 April 2007
Nilai
: Cukup
No. 1.
Pertanyaan
Jawaban
Apakah Anda senang mengikuti Responden 24 menyatakan perasaan permainan mencari harta karun?
senang mengikuti permainan mencari harta
karun
karena
pembelajaran
dilakukan di luar kelas 2.
Apakah Anda kesulitan mengikuti Responden 24 menyatakan merasakan permainan mencari harta karun?
kesulitan
mengikuti
permainan
mencari harta karun saat mencari harta karun kerena letak dalam denah lebih jauh dari lokasi sebenarnya 3.
Apakah teknik permainan mencari Responden 24 menyatakan permainan harta karun dapat membantu Anda mencari harta karun dapat membantu dalam
melatih
membaca denah? 4.
kemampuan melatih mencari tempat yang tertera pada denah
Bagaimana kesan Anda terhadap Responden 24 menyatakan terkesan pembelajaran permainan mencari terhadap pembelajaran permainan ini harta karun?
karena sangat menyenangkan dan membuatnya ingin melakukan lagi
5.
Apakah
Anda
kesulitan Responden 24 menyatakan penjelasan
mendeskripsikan isi denah SMPN yang diberikan mudah dipahami dan 2 Mandiraja?
contoh deskripsi lebih mudah ditiru, tidak ada kesulitan yang dirasakan