PEMANFAATAN MEDIA PETA DALAM PROSES PEMBELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS VII SEMESTER I SMP NEGERI 2 KENDAL TAHUN PELAJARAN 2005/2006
SKRIPSI Untuk Meraih Gelar Sarjana Pendidikan Geografi Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Nunuk Indrarini 3214000047
PENDIDIKAN JURUSAN GEOGRAFI FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2007
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada:
Hari
: Rabu
Tanggal
: 25 Juli 2007
Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Soegijanto, M.S NIP. 130 259 822
Dra. Eva Banowati, M.Si NIP. 131 813 652
Mengetahui : Ketua Jurusan Geografi
Dra. Erni Suharini, M.Si NIP. 131 764 047
ii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Semarang pada:
Hari
: Senin
Tanggal
: 13 Agustus 2007
Penguji Skripsi
Drs. Apik Budi Santoso, M.Si NIP. 131 813 648 Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. Soegijanto, M.S NIP. 130 259 822
Dra. Eva Banowati, M.Si NIP. 131 813 652
Mengetahui : Dekan Fakultas Ilmu Sosial
Drs. Sunardi, M.M NIP. 130 367 998
iii
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode ilmiah.
Semarang, Agustus 2007
Nunuk Indrarini NIM. 3214000047
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN Motto •
“Berbagai
kesulitan
dalam
meraih
cita-cita
adalah
sesuatu
yang
menyenangkan” •
Lelah dalam keberhasilan adalah sesuatu yang melegakan.
•
Nikmatnya kemenangan dapat menghilangkan letihnya perjuangan. (Drs. Aidh bin Abdullah Al-Qarni)
Persembahan 1. Ayahku
Soedibyo
memberikan
dorongan
yang baik
telah moril
maupun spiritual. 2. Ibu mertuaku Mustagfiroh yang tidak henti-hentinya selalu mendoakanku. 3. Suamiku tercinta Eko Prabowo, terima kasih atas semangat cinta kasih dan support yang telah diberikan untukku. 4. Teman-temanku pendidikan Geografi ’00 dan almamaterku.
v
PRAKATA Segala puji bagi Allah, dengan limpahan rahmatNya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Pemanfaatan Media Peta dalam Proses Pembelajaran Geografi Siswa Kelas VII Semester II SMP Negeri 2 Kendal Tahun Pelajaran 2005/2006” sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana pendidikan di Universitas Negeri Semarang. Dalam proses penyelesaian skripsi ini, penulis memperoleh bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. H. Sudijono Sastroatmodjo, M.Si Rektor Universitas Negeri Semarang. 2. Drs. H. Sunardi, M.M Dekan Fakultas Ilmu Sosial. 3. Dra. Erni Suharini, M.Si Ketua jurusan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. 4. Drs. Soegijanto, M.S Dosen Pembimbing I yang telah berkenan memberikan pengarahan dan bimbingan dengan ikhlas penuh kebijaksanaan dan kesabaran. 5. Dra. Eva Banowati, M.Si Dosen Pembimbing II yang telah berkenan memberikan pengarahan dan bimbingan dengan ikhlas penuh kebijaksanaan dan kesabaran. 6. Drs. Apik Budi Santoso, M.Si selaku Penguji Skripsi yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan skripsi ini. 7. Drs. Sunari Widodo Kepala SMP Negeri 2 Kendal yang telah memberikan ijin penelitian. 8. Drs. Suhardi selaku guru Geografi di SMP Negeri 2 Kendal yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan penelitian ini. 9. Semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini.
vi
Semoga bantuan yang diberikan kepada penulis dapat diterima oleh Allah SWT sebagai amal soleh dan hanya Allah SWT yang dapat membalas semua kebaikan bapak dan ibu semua. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca.
Semarang,
Penulis
vii
Agustus 2007
SARI Nunuk Indrarini. 2007. Pemanfaatan Media Peta dalam Proses Pembelajaran Geografi Siswa Kelas VII Semester II SMP Negeri 2 Kendal Tahun Pelajaran 2005/2006. Prodi Pendidikan Geografi, jurusan Geografi, Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Semarang. 72 halaman. 14 lampiran. Kata Kunci: Pemanfaatan, Media Peta, Proses Pembelajaran Geografi Pembelajaran merupakan suatu proses yang sistematis yang terdiri banyak komponen, salah satu komponen dalam sistem pengajaran adalah media belajar. Dalam mempelajari Geografi siswa dituntut untuk dapat memanfaatkan berbagai macam media belajar. Salah satunya yaitu media belajar yang berupa peta. Semakin banyak dan tinggi intensitasnya dalam memanfaatkan media peta maka diharapkan kegiatan proses belajar mengajar Geografi di dalam kelas dapat lebih dioptimalkan. Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah: (1) sejauh mana siswa kelas VII semester II SMP Negeri 2 Kendal memanfaatkan media peta pada saat proses pembelajaran Geografi di kelas? (2) apakah yang menjadi faktor penghambat pemanfaatan peta dalam proses pembelajaran Geografi di sekolah? Penelitian ini bertujuan : (1) untuk mengetahui pemanfaatan peta dalam proses pembelajaran Geografi siswa kelas VII semester II SMP Negeri 2 Kendal, (2) untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi penghambat pemanfaatan peta dalam proses pembelajaran siswa kelas VII semester II SMP Negeri 2 Kendal. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas VII semester II SMP Negeri 2 Kendal tahun pelajaran 2005/2006 yang berjumlah 224 siswa. Sampel berjumlah 59 siswa dan 1 orang guru, teknik yang digunakan proposional random sampling. Ada 2 (dua) variabel yang dikaji dalam penelitian ini yaitu : (1) pemanfaatan media peta, dan (2) faktor-faktor penghambat pemanfaatan media peta dalam proses pembelajaran geografi. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : (1) metode dokumentasi untuk mengetahui jumlah siswa sebagai populasi, untuk menentukan besarnya sampel dan untuk mengetahui ketersediaan media peta sebagai sumber belajar Geografi siswa kelas VII semester II SMP Negeri 2 Kendal, (2) metode angket untuk memperoleh data sebagai tolak ukur pemanfaatan media peta dalam proses belajar Geografi pada siswa kelas VII semester II SMP Negeri 2 Kendal, (3) metode ini digunakan untuk memperoleh data variabel pemanfaatan media peta dalam proses pembelajaran geografi yang berhubungan lembar observasi yang terdiri dari silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata keseluruhan ketercapaian indikator dalam proses pembelajaran Geografi sebesar 58,06% hasil ini menggambarkan bahwa secara umum pemanfaatan media peta pada siswa kelas VII semester II SMP Negeri 2 Kendal tahun pelajaran 2005/2006 termasuk dalam kategori kurang baik. Adapun analisis hasil faktor-faktor yang menjadi penghambat pemanfaatan media peta yaitu jumlah peta yang tersedia di sekolah belum mencukupi sebagai media pembelajaran Geografi yang ada yaitu dari satu viii
jenis peta yang tersedia jumlahnya hanya satu buah saja sehingga pemakaiannya harus saling bergantian dengan kelas-kelas lain. Selain itu juga masih ada peta yang kondisinya sudah tidak relevan lagi, sebagaimana diketahui data pada peta tidak selamanya bersifat tetap karena peta bisa saja berubah seiring perubahan fenomena di lapangan. Sebagai contoh peta Indonesia yang digunakan masih peta Indonesia lama yang masih memuat propinsi Timor-Timur padahal propinsi tersebut telah menjadi negara tersendiri. Dari hasil pengamatan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun oleh guru tampak bahwa guru dalam menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam kategori baik, dalam arti ada kesesuaian dengan pedoman khusus pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran dari Departemen Pendidikan Nasional. Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan dapat disimpulkan bahwa: (1) pemanfaatan media peta dalam proses pembelajaran geografi siswa kelas VII semester II SMP Negeri 2 Kendal termasuk dalam kategori kurang baik, hal ini dapat dilihat dari rata-rata keseluruhan ketercapaian indikator sebesar 58,06%. (2) semua guru yang ada di SMP Negeri 2 Kendal khususnya guru yang mengampu mata pelajaran geografi telah menyusun sendiri silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Dalam pelaksanaannya seorang guru dalam menyampaikan materi geografi sudah sesuai dengan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang ada, namun ada beberapa hal yang masih belum sesuai yaitu tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang tercantum dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran masih belum semuanya dapat dilaksanakan oleh seorang guru, hal ini disebabkan karena terbatasnya alokasi waktu yang tersedia. (3) faktor yang menjadi penghambat pemanfaatan media peta dalam proses pembelajaran geografi pada siswa kelas VII semester II SMP Negeri 2 Kendal yaitu kurangnya media peta yang tersedia sehingga pemakaiannya harus bergantian dengan kelas-kelas lain dan masih adanya media peta yang kondisinya sudah tidak relevan lagi. Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian ini adalah: (1) sekolah sebagai lembaga pendidikan hendaknya mampu menyediakan media peta yang relevan dan memperbanyak jumlahnya agar dapat menunjang proses pembelajaran mata pelajaran Geografi. (2) penggunaan media peta dalam pembelajaran di kelas hendaknya lebih ditingkatkan lagi agar proses pembelajaran lebih maksimal sehingga dapat mengembangkan minat dan kreativitas siswa dalam mempelajari materi Geografi.
ix
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL ...................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................
ii
PENGESAHAN KELULUSAN ...................................................................
iii
PERNYATAAN ..........................................................................................
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ................................................................
v
PRAKATA ..................................................................................................
vi
SARI ............................................................................................................
viii
DAFTAR ISI ...............................................................................................
x
DAFTAR TABEL ........................................................................................
xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................
xiii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................
xiv
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Alasan Pemilihan Judul..........................................................
1
B. Permasalahan ........................................................................
6
C. Penegasan Istilah ..................................................................
6
D. Tujuan Penelitian ..................................................................
7
E.
Manfaat Penelitian ................................................................
7
F.
Sistematika Penulisan Skripsi ...............................................
8
LANDASAN TEORI A. Sumber Belajar .....................................................................
10
B. Peta .......................................................................................
11
C. Ketertarikan Siswa pada Peta ................................................
20
D. Proses Belajar dan Tujuan Belajar .........................................
22
E.
Metode Pengajaran Geografi .................................................
25
F.
Materi Pembelajaran IPS Geografi Kelas VII Semester II .....
32
x
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian .................................................................
36
B. Metode Pengumpulan Data ...................................................
38
C. Metode Penyusunan Instrumen Angket .................................
40
D. Metode Analisis Data ............................................................
43
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V
A. Hasil Penelitian .....................................................................
46
B. Pembahasan ..........................................................................
63
PENUTUP A. Simpulan ..............................................................................
70
B. Saran ....................................................................................
71
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN-LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL Halaman 1.
Populasi Pemanfaatan Media Peta .........................................................
36
2.
Sampel Pemanfaatan Media Peta ...........................................................
37
3.
Kriteria Analisis Deskriptif Persentase ...................................................
45
4.
Ketersediaan Media Peta di SMP Negeri 2 Kendal ................................
48
5.
Pemanfaatan Media Peta Dalam Proses Belajar Mengajar Kelas VII A .
50
6.
Pemanfaatan Media Peta Dalam Proses Belajar Mengajar Kelas VII B ..
52
7.
Pemanfaatan Media Peta Dalam Proses Belajar Mengajar Kelas VII C ..
54
8.
Pemanfaatan Media Peta Dalam Proses Belajar Mengajar Kelas VII D .
56
9.
Pemanfaatan Media Peta Dalam Proses Belajar Mengajar Kelas VII E ..
58
10. Penilaian Terhadap Silabus Hasil Buatan Guru ......................................
61
11. Penilaian Terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Buatan Guru ................................................................................................
xii
61
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Diagram Pemanfaatan Media Peta Dalam Proses Pembelajaran Kelas VII A ...............................................................................
50
Gambar 2. Diagram Pemanfaatan Media Peta Dalam Proses Pembelajaran Kelas VII B ...............................................................................
52
Gambar 3. Diagram Pemanfaatan Media Peta Dalam Proses Pembelajaran Kelas VII C ...............................................................................
54
Gambar 4. Diagram Pemanfaatan Media Peta Dalam Proses Pembelajaran Kelas VII D ...............................................................................
56
Gambar 5. Diagram Pemanfaatan Media Peta Dalam Proses Pembeajaran Kelas VII E ...............................................................................
xiii
58
DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1.
Kisi-kisi Uji Coba Angket Pemanfaatan Media Peta dalam Proses Pembelajaran Geografi .........................................................................
2.
Angket Uji Coba Angket Pemanfaatan Media Peta dalam Proses Pembelajaran Geografi .........................................................................
3.
Contoh
Perhitungan
Analisis
Uji
Coba
Instrumen
Kisi-kisi
Angket
Pemanfaatan
Media
Peta
dalam
77
Sistem
Pengendalian Intern ............................................................................ 5.
75
Analisis Validitas dan Reliabilitas Uji Coba Angket Pemanfaatan Media Peta dalam Pembelajaran Mengajar Geografi ............................
4.
74
78
Proses
Pembelajaran Geografi .........................................................................
79
6. Angket Pemanfaatan Media Peta dalam Proses Pembelajaran Geografi ...
80
7. Tabulasi Data Hasil Penelitian Pemanfaatan Media Peta Dalam Proses Pembelajaran Geografi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kendal ........... 8.
82
Tabulasi Data Hasil Penelitian Pemanfaatan Media Peta Dalam Proses Pembelajaran Geografi Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kendal ................................................................................................
87
9.
Contoh Perhitungan Deskriptif Prosentase ..........................................
88
10.
Lembar Observasi ...............................................................................
89
11.
Pedoman Wawancara ..........................................................................
91
12.
Silabus ................................................................................................
93
13.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) .......................................... 105
14.
Daftar Nama Sampel Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Kendal .............. 119
15.
Surat Bukti Penelitian ......................................................................... 120
xiv
BAB I PENDAHULUAN
A.
Alasan Pemilihan Judul Sistem pendidikan nasional tengah dihadapkan pada tantangan yang sangat
kompleks dalam menyiapkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing diera global. Berbagai pihak diharapkan dapat berpartisipasi dalam mengupayakan perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi bagi seluruh rakyat Indonesia agar dapat mewujudkan terciptanya manusia Indonesia berkualitas tinggi. Dalam menghadapi era global, perubahan dan perkembangan diberbagai aspek kehidupan perlu direspon oleh kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu. Mutu pendidikan sangat diperlukan untuk mendukung tercapainya manusia yang cerdas dan berkehidupan yang damai serta mampu bersaing pada era global seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat pesat (Hamalik: 1998). Pembangunan bidang pendidikan merupakan sarana dan wahana yang sangat menentukan dalam peningkatan sumber daya manusia khususnya pembangunan manusia seutuhnya oleh karena itu bidang pendidikan perlu dan harus mendapat perhatian, penanganan dan prioritas secara bersungguh-sungguh
1
2
baik oleh pemerintah atau masyarakat pada umumnya dan para pengelola pendidikan pada khususnya. Dalam proses belajar mengajar, guru menduduki posisi penting yang menentukan keberhasilan belajar siswa. Kegiatan mengajar yang dilakukan oleh guru seyogyanya tidak semata-mata hanya berorientasi pada hasil belajar, tetapi juga diperhatikan proses belajar yang terjadi pada siswa (Darsono, 2001). Undang-undang Republik Indonesia nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pada bab I disebutkan sumber daya pendidikan adalah segala sesuatu yang dipergunakan dalam penyelenggaraan pendidikan yang meliputi tenaga kependidikan, masyarakat, dana, sarana, dan prasarana, sedangkan pada bab XII tentang sarana dan prasana pendidikan disebutkan bahwa setiap satuan pendidikan formal dan non formal menyediakan sarana dan prasarana yang memenuhi keperluan pendidikan sesuai dengan pertumbuhan dan perkembangan potensi fisik, kecerdasan intelektual, sosial, emosional, dan kejiwaan peserta didik. Jadi, sarana dan prasarana merupakan salah satu media yang dapat digunakan sebagai sumber belajar. Menurut Udin Syarifudin Winata Putra (1996), Sumber belajar adalah lingkungan yang dapat dimanfaatkan sebagai sumber pengetahuan, dapat berupa manusia atau bukan manusia. Sumber belajar hendaknya digunakan dalam usaha belajar siswa agar memperoleh ilmu pengetahuan, sikap dan ketrampilan yang dipelajari secara luas dan mendalam. Tentu saja sumber-sumber belajar yang dimanfaatkan adalah relevan dengan materi mata pelajaran yang dibahas. Segala
3
sesuatu dapat dijadikan sebagai sumber belajar, bergantung pada kapan dan bagaimana digunakan oleh siswa dengan pengarahan guru. Sumber belajar dapat dipilih juga oleh siswa, karena tersedia cukup banyak. Baik sumber yang sengaja di rancang, dan digunakan untuk tujuan instruksional dan sumber belajar yang berada di sekeliling kita yaitu segala sesuatu yang dapat di manfaatkan untuk memberikan fasilitas belajar seseorang. Proses belajar adalah proses komunikasi, arah komunikasi di pengaruhi oleh pesan/sumber pesan yang dipergunakan dalam proses pembelajaran tersebut. Pembelajaran berbasis kompetensi mengisyaratkan guru bertindak sebagai stimulan dan guru dapat bertindak demikian bila memiliki dan menggunakan sumber belajar yang memadai. Tapi dalam kenyataan belum sepenuhnya semua sumber belajar di pergunakan dalam proses pembelajaran. Hal ini dapat disebabkan antara lain kurangnya biaya, waktu ataupun tenaga, juga perilaku siswa sendiri yang belum menyadari arti pentingnya sumber belajar dalam proses belajar mengajar di kelas (Darsono, 2001). Dalam proses belajar mengajar tugas dan tanggung jawab utama guru adalah mengelola pengajaran yang lebih efektif, dinamis dan efisien yang ditandai dengan adanya kesadaran dan keterlibatan aktif dari kedua subjek pengajaran yaitu guru sebagai pengarah dan pembimbing sedangkan peserta didik sebagai yang mengalami dan terlibat aktif untuk memperoleh pengubahan diri dalam pengajaran.
4
Dalam jenjang pendidikan SMP, Geografi merupakan salah satu kajian mata pelajaran IPS selain ekonomi dan sejarah. Ini berarti bahwa mata pelajaran Geografi di SMP tidak dapat berdiri sendiri, dan bersama-sama ekonomi dan sejarah harus dapat mengembangkan kemampuan dan sikap rasional siswa dalam menanggapi kenyataan maupun masyarakat dunia pada masa lampau, masa kini dan masa mendatang. Geografi adalah pengetahuan tentang kesamaan dan perbedaan gejala alam dan kehidupan di muka bumi serta interaksi antara manusia dan lingkungannya dalam kaitannya dengan hubungan atau susunan keruangan dan kewilayahan (GBPP Geografi SMP, 1993). Pengajaran Geografi sendiri bertujuan agar siswa mampu memahami gejala lingkungan alam dan kehidupan di muka bumi, ciri khas suatu wilayah serta permasalahan yang dihadapi sebagai akibat adanya saling pengaruh antara manusia dan lingkungan (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1993). Di dalam mempelajari interaksi antara makhluk hidup dalam hal ini adalah manusia dengan alam yaitu lingkungan dalam konteks keruangan dan waktu, disamping melalui pengamatan langsung di lapangan, maka dapat digunakan dengan salah satu media yaitu peta. Karena peta merupakan sumber informasi atau data, yang juga berfungsi sebagai rekaman hasil kegiatan atau pengamatan, alat bantu kerja lapangan, dan juga sebagai alat bantu proses mengajar (Soeharyono dan Amin, 1993). Dengan demikian peta memiliki peranan penting dalam mempelajari geografi. Penjelasan-penjelasan guru dengan materi yang terkait yang disertai
5
dengan peragaan peta akan memperjelas dan memberikan gambaran kepada siswa, sehingga materi akan lebih dikuasai. Mengingat letak SMP Negeri 2 Kendal yang berada di jantung kota Kendal, maka media yang digunakan pada sekolah tersebut tentunya sangat lengkap. Akan tetapi dalam kenyataannya media belajar yang ada di SMP N 2 Kendal dirasa masih sangat kurang khususnya dalam hal ini adalah media peta. Seharusnya peta sebagai media belajar geografi ketersediaannya haruslah bisa mencukupi sebagai salah satu media belajar yang ada untuk melengkapi guru dan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung agar dapat meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan di sekolah tersebut. SMP Negeri 2 Kendal sebagai salah satu sekolah unggulan di kota Kendal dituntut untuk dapat melaksanakan proses belajar mengajar yang seoptimal dan sebaik mungkin sehingga dapat menghasilkan anak didik yang berkualitas. SMP Negeri 2 Kendal terdiri dari lima puluh orang guru, tiga diantaranya mengampu mata pelajaran geografi. Dengan ketiga guru tersebut diharapkan mampu untuk mengampu mata pelajaran geografi secara optimal. Disamping optimalisasi guru, siswa diharapkan juga bersemangat dalam proses pembelajaran. Untuk itu guru berusaha menimbulkan semangat siswa dengan menyertakan peta dalam proses belajar-mengajar siswa di kelas. Selain bisa menimbulkan semangat siswa, dengan peta siswa diharapkan dapat memahami dan mengaplikasikan pelajaran yang sudah diberikan.
6
Banyak kendala yang dihadapi guru dan siswa selama memanfaatkan peta sebagai media belajar geografi selama proses pembelajaran berlangsung yaitu sangat terbatasnya ketersediaan peta yang ada di sekolah tersebut selain terbatasnya ketersediaan peta kendala lain yang dihadapi yaitu terbatasnya waktu, banyak siswa yang dalam proses pembelajaran di dalam kelas ada yang tidak bersemangat ada juga diantara mereka yang bermalas-malasan dan mengantuk.
B.
Permasalahan 1. Berdasarkan alasan pemilihan judul di atas, maka muncul permasalahan sebagai berikut: 2. Sejauh mana pemanfaatan peta dalam proses pembelajaran Geografi siswa kelas VII semester II SMP Negeri 2 Kendal Tahun Pelajaran 2005/2006? 3. Apakah yang menjadi faktor penghambat pemanfaatan peta dalam proses pembelajaran Geografi di sekolah?
C.
Penegasan Istilah Penelitian ini mengambil judul “PEMANFAATAN MEDIA PETA
DALAM PROSES PEMBELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS VII SEMESTER II SMP NEGERI 2 KENDAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007”. Untuk menghindari adanya kesalahan penafsiran terhadap judul skripsi, dan membatasi ruang lingkup yang diteliti, sehingga mudah untuk dibaca,
7
dipahami dan dimengerti, juga sebagai pedoman dalam pelaksanaan penelitian maka peneliti memberi penegasan istilah sebagai berikut : 1. Pemanfaatan Pemanfaatan adalah proses, cara, perbuatan memanfaatkan media peta dalam proses pembelajaran yang berlangsung di dalam kelas (Kamus Bahasa Indonesia, 1991). 2. Media Media adalah segala alat fisik yang dapat digunakan pada saat pembelajaran berlangsung dalam hal ini adalah peta (Kamus Bahasa Indonesia, 1991). 3. Peta Peta adalah suatu alat peraga yang digunakan untuk menyampaikan informasi dari guru kepada siswa sehingga lebih merangsang pikiran, minat dan perhatian siswa pada saat proses pembelajaran Geografi (Saraswati, 1997). 4. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran adalah usaha guru dalam memberikan materi pelajaran sedemikian rupa sehingga siswa lebih mudah mengorganisasikannya menjadi suatu pola yang bermakna (MKDK dalam Prihastuti, 1999).
D.
Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
8
1. Untuk mengetahui pemanfaatan peta dalam proses pembelajaran Geografi siswa kelas VII semester II SMP Negeri 2 Kendal tahun Pelajaran 2005/2006. 2. Untuk
mengetahui
faktor-faktor
yang
menjadi
penghambat
pemanfaatan peta dalam proses pembelajaran Geografi siswa kelas VII semester II SMP Negeri 2 Kendal tahun Pelajaran 2005/2006.
E.
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah dapat memberikan masukan bagi sekolah-
sekolah pada umumnya juga guru dan siswa pada khususnya agar pada saat proses pembelajaran guru dan siswa dapat memanfaatkan peta sebagai media belajar yang ada dengan semaksimal mungkin agar mutu dan kualitas pendidikan dapat lebih ditingkatkan lagi.
F.
Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika skripsi disusun dengan tujuan agar dapat dibahas secara urut
dan terarah. Skripsi ini terdiri atas 5 bab yaitu Bab I sampai Bab V. Bagian awal dari skripsi ini terdiri dari halaman judul, halaman pengesahan lulusan, halaman pernyataan, motto dan persembahan, prakata, sari, daftar isi, daftar lampiran dan daftar tabel. 1. Bab
satu
Pendahuluan
berisi
tentang
alasan
pemilihan
judul,
permasalahan, penegasan istilah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistimatika penulisan skripsi.
9
2. Bab dua Landasan Teori berisi tentang peta, ketertarikan siswa pada peta, pengertian proses belajar dan tujuan belajar geografi dan metode pengajaran geografi. 3. Bab tiga Metode Penelitian berisi tentang metode penentuan obyek penelitian yang meliputi populasi, sampel dan variabel penelitian, metode pengumpulan data, metode penyusunan instrumen angket, dan metode analisis data. 4. Bab empat Hasil Penelitian dan Pembahasan berisi tentang hasil penelitian, dan pembahasan. 5. Bab lima Penutup berisi tentang simpulan, saran dan bagian akhir skripsi yang terdiri dari daftar pustaka dan lampiran-lampiran.
BAB II LANDASAN TEORI
A.
Sumber Belajar Pengajaran merupakan suatu proses sistematik yang meliputi banyak
komponen. Salah satu dari banyak komponen dalam sistem pengajaran adalah sumber belajar, dalam pengertian sederhana sumber belajar adalah guru dan bahanbahan pelajaran atau bahan pengajaran baik buku-buku bacaan atau semacamnya. Sedangkan pengertian sumber belajar dalam arti luas adalah segala daya yang dapat dipergunakan untuk kepentingan proses atau aktifitas pengajaran baik secara langsung maupun tidak langsung, diluar peserta didik (lingkungan) yang melengkapi diri mereka pada saat pengajaran berlangsung (Rohani dan Ahmadi, 1991). Sumber belajar harus dapat memberikan sesuatu yang kita perlukan dalam pembelajaran. Sumber belajar memiliki cakupan yang luas yang dapat dimanfaatkan untuk memberikan kemudahan kepada siswa di dalam kegiatan belajar. Dalam rangka memanfaatkan sumber belajar secara luas hendaknya seorang guru memahami lebih dahulu kualifikasi yang dapat menunjuk pada sesuatu untuk dipergunakan sebagai sumber belajar dalam proses pengajaran. Secara umum seorang guru sebelum mengambil keputusan terhadap penentuan sumber belajar ia perlu mempertimbangkan segi-segi: 1) Ekonomis atau biaya, apakah ada biaya untuk penggunaan sesuatu sumber belajar misalnya OHP dan transparansinya.
10
11
2) Bersifat praktis dan sederhana yaitu mudah dijangkau, tidak begitu sulit dan mudah dilaksanakan. 3) Relevan dengan tujuan pengajaran dan komponen-komponen pengajaran lainnya. 4) Dapat membantu efisiensi dan kemudahan dalam pencapaian tujuan pengajaran atau belajar.
B.
Peta 1. Pengertian Peta Menurut Amir Hamzah Sulaiman, peta adalah gambaran permukaan bumi atau sebagian dari padanya. Secara tidak langsung peta sangat banyak mengungkapkan informasi seperti lokasi suatu daerah, luasnya, bentuknya, persebaran penduduknya, dataran, perairan, iklim, sumber ekonomi, serta hubungan satu dengan yanglain (Amir Hamzah Sulaiman, 1985). Sedangkan menurut Basuki Sudiharjo, peta adalah suatu bentuk permukaan bumi yang diperkecil dan dituangkan ke dalam gambar simbolik yang dilukiskan dalam media datar (Sudiharjo, 1986). Dari ketiga pengertian peta tersebut dapat disimpulkan bahwa peta merupakan ringkasan dari gejala-gejala keruangan yang ada disekeliling kita yang digambarkan dalam media datar, diperkecil dan dituangkan melalui simbol-simbol tertentu yang telah disepakati bersama. Dengan
12
kata lain peta adalah wujud penuangan gejala-gejala keruangan dipermukaan bumi seperti jarak, arah, ketinggian, bentuk, luas dan sebagainya kedalam suatu gambar. Dengan demikian, dengan peta kita dapat menggambarkan apa yang ada dipermukaan bumi dan menentukan tempat terjadinya sesuatu. Tanpa peta pengetahuan orang akan terbatas pada apa yang ada disekelilingnya atau disekitar tempat yang pernah dikunjunginya. 2. Peta Dinding Peda dinding berbeda fungsinya dengan peta dalam atlas. Kalau atlas lebih besar artinya sebagai sumber belajar dan bersifat untuk pemakaian secara individual, peta dinding berperan terutama sebagai latar belakang dalam hal guru memberi uraian atau penjelasan secara klasikal (bagi semua siswa secara bersamaan). Karena sifatnya yang klasikal yaitu dengan guru langsung menunjukkan pada peda (atau menugasi siswa maju ke depan untuk menunjukkannya pada peta) dengan mengundang perhatian dan partisipasi semua siswa, maka dengan pengumuman peta dinding guru mengembangkan proses pembelajaran seperti halnya pengamatan atau studi lapangan, meskipun hanya melalui pengamatan pada peta. Pengamatan bersama pada peta dinding dengan arahan atau penjelasan guru dapat membantu siswa dalam upaya pembakuan pengertian atau persepsi, lebih-lebih bila disertai dengan tanya jawab.
13
Peta dinding ada beberapa jenis, paling tidak ada dua jenis lazim dipakai untuk persekolahan, yaitu peta keadaan alam (physical map) yang menggambarkan juga batas negara dan kota-kotanya, dan peta satuan politik/ negara-negara (political map) atau gabungan keduanya, baik untuk satu benua atau sub kawasan benua maupun untuk dunia. Seperti halnya peta dalam atlas, peta dinding ada yang berupa peta tematik (peta sejarah, peta vegetasi, peta fauna) dan juga yang dilengkapi dengan gambargambar (pictorial map) (Suharyono, 2001). Peta dinding juga digambarkan dengan proyeksi (susunan garis lintang dan garis bujur) yang berbeda meskipun peta dinding lebih berfungsi untuk latar belakang dan pemberian penjelasan secara klasikal, ia tetap juga dapat dipandang sebagai sumber belajar bagi siswa, karena itu dalam hal kelas tidak paralel, peta dinding dapat tetap digantungkan, paling tidak ada minggu-minggu pokok bahasan yang bersangkutan memerlukan
pemanfaatan
peta
dinding
sebagai
sumber
belajar
(Suharyono, 2001). 3. Peta Relief Peta relief berfungsi sebagai alat peraga, media atau sarana pembelajaran, yaitu untuk memudahkan pemahaman gambaran atau keadaan seperti apa adanya dalam realitas sebenarnya, meski masingmasing mengandung juga unsur sumber belajar, yaitu dalam hal yang tidak
14
dapat diperoleh atau diketahui hanya dari deskripsi uraian buku pelajaran atau gambarnya pada peta biasa dan foto-foto. Demikian pula halnya dengan berbagai spesimen atau contoh batuan, mineral atau bahan tambang sepert batubara (dari berbagai jenis dan kualitasnya), produkproduk minyak bumi, produk industri kayu lapis dari berbagai jenis dan kualitasnya, bahkan apa yang disebut sebagai tanah gambut, pasir kwarsa, pasir besi. Semua itu hanya akan menjadi gambaran atau pengertian yang verbalistis jika siswa tidak disertai melihat contoh barang atau bendanya yang nyata (Suharyono, 2001). Pengertian verbalistis benar-benar akan terhindarkan jika siswa dapat melihat langsung benda atau barang produk industri atau pertambangan tersebut dalam proses produksinya maupun penggunaannya. Karena itu kunjungan ke obyek yang terkait sebagai bagian dari metode karya wisata, studi lapangan ataupun penugasan untuk mendapatkan koleksi spesimen batuan, tanah, mineral atau produk-produk industri atau pertambangan tertentu perlu dipertimbangkan dalam upaya pemanfaatan aneka macam sumber belajar (Suharyono, 2001). 4. Peta Tematik atau Peta Khusus Pada kebanyakan atlas, di samping memuat peta-peta umum yang secara bersamaan menggambarkan keadaan alam, batas negara, kota-kota serta gejala kehidupan, seperti yang sudah disinggung pembicaraannya di
15
bagian uraian tentang atlas, memuat juga sejumlah peta-peta khusus seperti petas arus laut, peta suhu udara, peta arah angin, peta hujan, peta penduduk, peta hasil pertambangan dan sebagainya, meskipun umumnya menggambarkan keadaan pada skala dunia atau untuk seluruh wilayah Indonesia (Suharyono, 2001). Peta khusus atau peta tematik dalam atlas dapat menjadi sumber belajar untuk dikutip oleh siswa dalam memenuhi tugas-tugas dari guru sesuai dengan pokok bahasan yang bersangkutan. Kegunaan peta khusus atau peta tematik tentu bukan hanya untuk menjadi bahan untuk dikutip atau digambar ulang, tetapi untuk ditelaah bagaimana atau mengapa terwujud pola persebaran yang tergambar pada peta dan mengapa arah dan volume perpindahan barang atau penduduk berbeda-beda. Karena peta khusus atau peta tematik hanya menampilkan data atau informasi tertentu sesuai temanya, baik yang bersifat kuantitatif (jumlah atau angkaangkanya) maupun kualitatif (sifat, jenis, kategori), maka makna peta khusus atau peta tematik baru diketahui atau dipahami jika gambaran tentang
persebaran
gejala
pada
peta
tematik
ditelaah
dengan
membandingkan informasi lainnya. Misalnya: persebaran atau kerapatan penduduk dengan relief atau pusat kegiatan perekonomian, vegetasi dengan jenis tanah atau iklimnya (Suharyono, 2001).
16
Untuk mengetahui makna tentang persebaran sesuatu yang tergambar dalam satu peta tematik, perlu didukung dengan pengetahuan yang terkait atau menjelaskan persebaran tersebut yang uraiannya ada dalam buku pelajaran atau dapat diperoleh dari sumber-sumber lain yang mungkin telah terjangkau (diketahui) oleh guru atau salah satu kelompok siswa tertentu. Karena itu penjelasan makna persebaran keruangan yang tergambar pada peta tematik dapat juga menjadikan bahan tugas pencarian informasi lebih lanjut bagi siswa serta menjadi topik diskusi di kelas. Dengan cara demikian siswa akan terpacu untuk senantiasa berusaha mencari informasi sendiri sesuai dengan potensi kemampuan individual dan sumber belajar yang dapat dijangkau setiap siswa (yang tidak sama) (Suharyono, 2001). Dalam hal peta tematik tidak semua digambarkan dengan simbol blok warna-warni, peta tematik dari atlas atau sumber lain dapat dikutip pada lembar (kertas atau media lain) yang transparan, untuk kemudian ditumpang-tindihkan satu dengan yang lain untuk melihat hubungan keruangan antara persebaran unsur atau gejala yang satu dengan yang lain. Hal ini tentu saja hanya dapat dilakukan untuk wilayah yang sama yang digambar dengan skala yang sama pula. Dengan cara yang demikian itu, yaitu dengan menyusun satu peta tematik dengan peta tematik yang lain, kita telah mencoba menerapkan apa yang disebut sistem informasi
17
geografis atau SIG, yang prinsipnya menggabungkan berbagai informasi dari sejumlah informasi khusus yang termuat pada tiap lembar peta tematik untuk mendapatkan gambaran hubungan keruangannya secara terpadu atau lebih komprehensif (Suharyono, 2001). Pada peta tematik tertentu apa yang digambarkan pada suatu peta tematik mungkin sudah merupakan penggabungan berbagai informasi yang asalnya dari beberapa peta tematik dengan jalan mengkombinasikannya dengan disertai penggunaan rumus-rumus tertentu. Misal: peta kerawanan gerakan tanah yang sudah merupakan hasil penggabungan informasi dari peta kemiringan lereng, peta geologi, peta jenis tanah, dan peta kerawanan gempa. Sedang peta kesesuaian lahan juga merupakan hasil penggabungan informasi jenis tanah, kemiringan lereng dan curah hujan (Suharyono, 2001). Prinsip penggabungan informasi dari peta tematik atau penarikan informasi dari peta umum untuk digambarkan pada peta tematik tertentu (agar diperoleh gambaran hubungan yang lebih jelas dan mudah dianalisis) dapat dipraktekkan di sekolah oleh guru dengan menugaskan siswa melakukannya dengan pemanfaatan peta-peta dalam atlas sebagai sumbernya (Suharyono, 2001). 5. Peranan Peta dalam Pengajaran Geografi di Sekolah Peta dalam pengajaran geografi merupakan media belajar yang penting untuk mengembangkan pengertian ruang dan tempat.
18
Mengapa peta demikian penting dalam pengajaran geografi? Hal ini disebabkan peta mempunyai kemampuan-kemampuan tertentu yang merupakan ciri khasnya. Adapun kemampuan-kemampuan tersebut adalah peta memiliki ciri mudah digunakan, memiliki kesan visual yang kuat, dan memiliki nilai kuat untuk dipercaya (Sudiharjo, 1986). Penjelasanpenjelasan guru yang disertai peragaan dengan peta akan dapat memberikan gambaran yang lebih jelas dan pengertian kognisi yang membantu dalam kelancaran belajar peserta didik. Dalam
kaitan
itu
Suharyono
dan
Muchammad
Amien
menyebutkan: Keberadaan alat bantu dalam proses belajar mengajar sangat penting dalam memperlancar pemahaman peserta didik, yang dalam bodang kajian geografi kehadiran peta, atlas maupun globe yang relevan dengan pokok bahasan yang diajarkan akan dapat meningkatkan daya serap mereka, yang juga penting agar mereka dapat mengetahui bagaimana keterkaitan
antar
berbagai
fenomena
yang
dipelajari
itu
dapat
menimbulkan fenomena yang agak berbeda atau bahkan sama sekali baru (Suharyono dan Amien, 2000). Dengan mendasarkan diri dari pernyataan tersebut, berarti penyajian materi pelajaran Geografi yang disertai peragaan dengan peta akan memberikan pemahaman siswa yang tidak hanya terbatas pada letak, jarak, luas suatu wilayah yang menjadi bahan kajian, tetapi dapat pula
19
diperoleh kesan adanya kemungkinan keterkaitan antara satu fenomena dengan fenomena lainnya. 6. Pemanfaatan Peta dalam Proses Belajar Mengajar Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kata pemanfaatan berarti proses, cara atau perbuatan memanfaatkan (Depdikbud, 1989). Dengan demikian pemanfaatan peta dalam proses belajar mengajar adalah perbuatan memanfaatkan peta dalam proses belajar mengajar yang berlangsung di dalam kelas. Pemanfaatan peta oleh guru merupakan salah satu usaha guru untuk mencapai tujuan mengajar secara optimal, yaitu tujuan yang diharapkan dicapai oleh siswa dalam kegiatan belajarnya. Karena anak belajar mulai dari tingkat pengamatan (persepsi) menuju ke tingkat pengertian (konsepsi) dan prosedur belajar berlangsung dari tingkat yang konkrit menuju ke tingkat yang abstrak (Hamalik, 1988), maka dengan peta guru dapat merangsang siswa untuk berfikir dan berkemauan sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri siswa. Untuk dapat memanfaatkan peta, orang harus dapat membaca, mengerti dan memahami “bahasa peta”. Hal ini mengingat bahwa hampir semua peta merupakan komposisi yang abstrak dari titik-titik, garis-garis, simbol-simbol, bidang-bidang, warna-warna dan lain-lain (Sudiharjo, 1986). Dengan demikian agar siswa dapat memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam belajar Geografi, maka pada saat pertama kali siswa mempelajari peta, ia harus diberi waktu cukup untuk mengamatinya supaya dapat memusatkan
20
perhatiannya lebih dahulu pada bagian-bagian yang menarik baginya. Ia harus diajarkan membaca apa yang diungkapkan oleh titik-titik, garis-garis, simbolsimbol, dan warna-warna yang terdapat dalam peta yang merupakan “bahasa peta”. Titik berarti kota, garis berarti jalan atau batas antara daratan dengan perairan, atau antara negara dengan negara. Garis juga bisa berarti sungai, jalur perdagangan atau jalur pelayaran. Semua ini ternyata tidak sama dengan kenampakan sebenarnya di permukaan bumi. Garis juga merupakan simbul dari khatulistiwa, meridian, yang sebenarnya tidak ada di permukaan bumi. Kenyataan demikian membawa arti kalau seseorang ingin memanfaatkan peta, ia harus dapat membaca dan mengartikan “bahasa peta”. Seorang siswa mengenal, belajar dan menggunakan peta sebagian besar di sekolah, maka sudah sewajarnya apabila guru yang berkepentingan dengan peta sebagai media pengajaran berkewajiban memberikan pengetahuan dasar perpetaan kepada siswa. Hal ini dengan tujuan supaya siswa mampu membaca, menafsirkan serta mengidentifikasi fenomena-fenomena yang terdapat pada peta (Sudiharjo, 1986). Dalam kaitannya dengan penyajian materi, guru geografi dalam menyajikannya dengan disertai peragaan-peragaan peta, sehingga siswa memperoleh gambaran yang jelas dan terhindar dari bahaya verbalistik.
C. Ketertarikan Siswa pada Peta Aspek psikologi sebagai bagian dari aspek-aspek metodologi dalam pengajaran geografi yang akan dibicarakan adalah aspek ketertarikan siswa pada
21
peta. Proses belajar mengajar di kelas tidaklah selalu berjalan sesuai dengan yang diharapkan oleh guru. Guru harus menyadari bahwa selalu akan timbul kesulitankesulitan belajar pada siswa. Hal ini disebabkan antara lain karena siswa tidak mau belajar apa yang seharusnya mereka pelajari, atau dengan kata lain siswa kurang memiliki motivasi untuk belajar sehingga menghambat proses belajar mengajar. Beberapa ahli pendidikan berpendapat: janganlah mengajarkan sesuatu kepada siswa, jika tidak menimbulkan minat dan rasa ingin tahu mereka. Jadi merupakan tugas guru untuk merangsang minat dan rasa ingin tahu siswa jika siswa enggan untuk belajar. Minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap peta akan menimbulkan perhatian siswa untuk mengadakan pengamatan dengan seksama terhadap simbolsimbol yang ia jumpai pada peta, kemudian timbul kesan, tanggapan, pengertian dan pendapat yang jelas tentang sesuatu yang dipelajari. Dengan pengajaran Geografi yang memanfaatkan media peta sebagai media pengajaran diharapkan siswa akan memiliki kemampuan membaca peta, menggambarkan peta dan melukiskan kenampakan lingkunganya secara akurat. Jadi minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap peta merupakan awal yang penting dalam proses belajar mengajar Geografi di sekolah. Pernyataan yang mengatakan bahwa minat dan rasa ingin tahu siswa terhadap peta merupakan awal yang penting dalam proses belajar mengajar geografi ini didasarkan pada pendapat-pendapat yang mengatakan:
22
1. a. Perhatian adalah suatu gejala kejiwaan yang ada hubungannya dengan dorongan minat dan rasa tertarik. b. Perhatian adalah suatu keadaan, sikap dalam mana kesadaran dipusatkan dan diarahkan pada suatu obyek tertentu dengan disertai reaksi-reaksi
organis
yang
selanjutnya
dapat
memungkinkan
pengamatan secara tajam dan jelas terhadap obyek itu. Karena adanya perhatian, maka kesan tanggapan, pengertian dan pendapat seseorang menjadi tajam dan jelas (Tim Didaktik, 1976). 2. a. Anak belajar dari tingkat pengamatan (persepsi) menuju ke tingkat pengertian (konsepsi). b. Prosedur belajar berlangsung dari tingkat yang kongkrit menuju ke tingkat yang abstrak (Hamalik, 1988). 3. Peta memiliki kesan visual yang kuat dan memiliki nilai untuk dipercaya. Dengan demikian peta dapat diperlakukan sebagai suatu alat yang dipercaya untuk mewakili lingkungan, dan dapat memberikan kesan mengenai lingkungan serta lebih dramatis dari pada sarana lain (Sudiharjo, 1986).
D. Proses Belajar dan Tujuan Belajar 1. Proses Belajar Proses belajar sangat penting dalam kehidupan manusia. dengan belajar seseorang dapat menambah ilmunya, meningkatkan martabat diri, keluarga, agama dan negaranya.
23
Menurut Aaron Q. Sartain dkk, 1998 (dalam Max Darsono, 2000) mengatakan bahwa belajar dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan perilaku dan pengalaman. Berdasarkan kepada kesimpulan definisi belajar tersebut, belajar dapat dikatakan sebagai proses dalam perubahan dengan cara merespon suatu sinyal, cara menguasai suatu ketrampilan, dan mengembangkan sikap terhadap suatu obyek. Menurut W.S. Winkel (1987) mengatakan bahwa belajar adalah aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan,
yang
menghasilkan
perubahan
dalam
pengetahuan-
pemahaman, ketrampilan dan nilai sikap. Definisi belajar yang dikemukakan oleh Winkel, pengertian belajar secara umum adalah terjadinya perubahan pada diri orang yang belajar karena pengalaman, bahwa perubahan itu terlihat atau tidak, bertahan lama atau tidak, baik kearah positif maupun kearah negatif. Catharina (2004) mengatakan bahwa belajar merupakan proses penting bagi perubahan perilaku manusia dan ia mencakup segala sesuatu yang dipikirkan dan ia dikerjakan. Berdasarkan kesimpulan definisi belajar di atas, bahwa dapat belajar memegang peranan penting di dalam perkembangan, kebiasaan sikap, keyakinan, tujuan , kepribadian, dan bahkan persepsi manusia.
24
2. Tujuan Belajar Belajar adalah suatu kegiatan yang melibatkan individu secara keseluruhan baik fisik maupun psikis untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Tujuan belajar secara umum ialah untuk mencapai perubahan dalam tingkah laku orang belajar. Perubahan yang dimaksud tentu yang bersifat positif yang membantu perkembangan. Taxonomy CM Bloom dan Simpson, menyusun suatu tujuan belajar yang harus dicapai oleh seseorang yang belajar, sehinga terjadi perubahan dalam dirinya. Perubahan terjadi pada tiga domein, yaitu: a. Ranah Kognitif: 1) Pengetahuan 2) Pemahaman 3) Penerapan 4) Analisa 5) Sintesa 6) Evaluasi b. Ranah Afektif: 1) Penerimaan 2) Partisipasi 3) Penilaian 4) Organisasi 5) Pembentukan pola hidup
25
c. Ranah Psikomotorik: 1) Persepsi 2) Kesiapan 3) Gerakan terbimbing 4) Gerakan yang terbiasa 5) Gerakan yang komplek 6) Kreativitas
E. Metode Pengajaran Geografi Metode pengajaran dimaksudkan sebagai kumpulan teori dari metodemetode di dalam suatu sistem pengajaran yang dapat digunakan dalam rangka penyampaian pengalaman-pengalaman belajar dan materi pelajaran kepada siswa. Dalam seminar dan lokakarya Peningkatan Kualitas Pengajaran Geografi telah dirumuskan aspek-aspek tentang metode dalam pengajaran geografi yang meliputi: a. Tujuan pengajaran b. Strategi belajar mengajar, meliputi: -
metode mengajar
-
strategi mengajar
-
penggunaan media
-
evaluasi
c. Aspek psikologi -
ingin tahu (sense of curiousity)
26
-
memperhatikan (sense of interest)
-
melihat kenyataan (sense of reality)
-
menemukan (sense of discovery)
Keadaan demikian menunjukkan bahwa metode terdiri dari banyak aspek yang sangat komplek dan saling berkaitan antara satu dengan yang lain. Pembahasan selanjutnya adalah hanya berhubungan dengan lingkup bahasan sebelumnya, yaitu: tujuan pengajaran metode mengajar dan penggunaan media dan aspek psikologi siswa. 1. Tujuan Pengajaran Geografi Tujuan pendidikan nasional seperti yang terdapat dalam GBHN yaitu meningkatkan kualitas manusia Indonesia dan mewujudkan manusia-manusia pembangunan yang mampu membangun dirinya sendiri serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa, menjadi acuan bagi rumusan tujuan pendidikan pada jenjang institusional, kurikuler dan instruksional. Tujuan-tujuan umum pendidikan yang dapat dicapai lewat pengajaran geografi telah tersirat dalam sebagian tujuan pengajaran seperti yang telah diusulkan oleh Seminar Pengajaran Ilmu Bumi tahun 1972, antara lain: menanamkan kesadaran bermasyarakat dan menumbuhkan cinta kepada tanah air. 2. Metode dan Media dalam Pengajaran Geografi a. Metode Mengajar Geografi Metode mengajar geografi adalah cara yang dipergunakan oleh guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat
27
berlangsungnya pengajaran. Kegiatan berupa hubungan antara guru dengan siswa pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar ini ditujukan untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah dirumuskan. Sebagaimana dikatakan oleh Winarno Surakhmad, bahwa: Metode mengajar
berarti cara
mencapai tujuan-tujuan
mengajar, yaitu tujuan-tujuan yang diharapkan tercapai oleh murid dalam kegiatan belajar. Tujuan belajar pada diri murid setelah melaksanakan kegiatan belajar (Surakhmad, 1979). Metode belajar banyak sekali macamnya, disebabkan terdapat banyak faktor yang mempengaruhinya, misalnya: 1) Tujuan pengajaran yang berbagai jenis 2) Anak didik yang berbagai tingkat kematangan 3) Situasi yang selalu berbeda 4) Fasilitas yang berbeda 5) Faktor guru serta kemampuan profesionalnya yang berbeda pula. Macam-macam metode mengajar menurut Tim Didaktik,1976 adalah: -
metode ceramah
-
latihan siap (drama)
-
metode diskusi atau musyawarah
-
metode demonstrasi dan eksperimen
-
metode pembagian tugas belajar
-
metode karyawisata
28
Dalam pengajaran geografi, metode-metode tersebut juga digunakan dalam rangka mencapai tujuan pengajaran geografi. Namun ada beberapa hal khusus dalam pengajaran geografi yang perlu diperhatikan oleh guru, yaitu: 1. Melaksanakan pengamatan di lapangan 2. Menggunakan globe, peta dan model-model 3. Memanfaatkan lingkungan sebagai sumber belajar (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1989). Hal ini dimaksudkan agar siswa mampu mengembangkan kemampuan interprestasi, analisis sintesis dan mengamati korelasi serta menilai hubungan kausal dari fenomena-fenomena yang ada di geosfer. b. Media Pengajaran Geografi National Education Assosiation (NEA) atau Assosiasi Pendidikan Nasional
membatasi
pengertian
media
sebagai
bentuk-bentuk
komunikasi baik tercetak maupun audiovisual serta peralatannya. Media hendaknya dapat dimanipulasi, dapat dilihat, didengar dan dibaca. Sedangkan Briggs (1998) berpendapat media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar (Sadiman, 1998). Dari pernyataan-pernyataan tersebut, dapat diambil suatu pengertian bahwa media adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga dapat
29
merangsang fikiran, perasaan, perhatian siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi. Kehadiran media dalam proses belajar sangat dibutuhkan. Karena proses belajar seseorang dimulai dari tingkat yang kongkrit (pengalaman langsung) menuju ke tingkat abstrak dalam bentuk lambang kata. Sehingga dengan demikian dapat dihindari terjadinya pengetahuan yang bersifat verbalistik. Seseorang guru hendaknya dapat memilih secara tepat, artinya dapat memilih media yang cocok dengan materi yang dibahas dan mendemonstrasikan media tersebut pada saat yang tepat sehingga dapat berfungsi memperjelas informasi atau konsep yang sedang dibicarakan. Berkaitan dengan hal diatas, maka dalam memilih dan menggunakan media pengajaran diharapkan media tersebut memiliki ciri-ciri: 1. Dapat diraba, dilihat, didengar dan diamati panca indera. 2. Sebagai alat bantu mengajar, baik dikelas maupun diluar kelas. 3. Merupakan medium atau perantara yang digunakan dalam pedidikan. 4. Sebagai alat dan teknik yang sangat erat pertaliannya dengan metode mengajar (Hamalik,Oemar. 1998). Peta merupakan salah satu media pengajaran yang dipakai dalam pengajaran geografi. Sebagai salah satu media pengajaran
30
geografi, peta mempunyai kedudukan yang sangat penting karena melalui peta ini siswa akan dapat terangsang untuk berfikir dan berkemauan sehingga dapat mendorong terciptanya proses belajar pada dirinya. Hal demikian membawa konsekuensi bagi guru geografi baik di sekolah dasar ataupun di sekolah lanjutan, bahwa penggunaan media peta dalam proses belajar mengajar geografi adalah perlu, terutama dalam kajian tentang kewilayahan. Ini berarti guru geografi harus dapat menggunakan peta, atlas maupun globe. c. Geografi dan Konsep Keruangan Istilah geografi berasal dari bahasa Yunani “geographyka” geo berarti bumi dan graphyka berarti tulisan, lukisan atau pencitraan. Sebenarnya masih banyak pengertian-pengertian geografi yang dikemukakan oleh para ahli geografi. Walaupun antara sarjana yang satu berbeda dengan sarjana lainnya, namun pada hakekatnya mereka telah sepakat bahwa yang dipelajari geografi meliputi unsur alam, manusia dan hubungan antara alam dengan manusia itu sendiri. Dalam
seminar
dan
lokakarya
Peningkatan
Kualitas
Pengajaran Geografi di Semarang tahun 1988, para sarjana geografi Indonesia dan para ahli pengajaran geografi telah sepakat bahwa: 1. Geografi adalah ilmu yang mempelajari persamaan dan perbedaan fenomena geosfer dengan sudut pandang kelingkungan dan kewilayah dalam konteks keruangan.
31
2. Hakekat geografi a. Obyek geografi Obyek geografi adalah geosfer yang meliputi: i.
Litosfer
ii. Hidrosfer iii. Atmosfer iv. Biosfer b. Pendekatan i.
Keruangan (spatial)
ii. Kewilayahan iii. Kelingkungan Jadi dapat disimpulkan, bahwa geografi adalah suatu kajian tentang fenomena geosfer yang meliputi: litosfer, hidrosfer, atmosfer dan biosfer dalam lingkup kelingkungan atau kewilayahan dan keruangan. Hal tersebut artinya bahwa mempelajari Geografi pada hakekatnya mempelajari dan memahami fenomena geosfer, adanya persamaan dan perbedaan dengan sudut pandang kelingkungan atau kewilayahan dan keruangan. Menurut Sutanto, yang mencirikan geografi terhadap ilmu lainnya adalah cara penjelasan atau analisanya untuk menjawab pertanyaan mengapa (terpolakan demikian) dan bagaimana terjadinya. Metode pendekatan demikian tidak lain berupa analisis spatial, dalam arti semua fenomena geografi dilihat dan dianalisis dalam konteks ruang dan waktu. Analisisnya dapat
32
dilakukan dengan 3 cara, yaitu analisis:
(1) spatial, (2) ekologik,
dan (3) kompleks regional. (Sutanto, 1998). Dari pernyataan-pernyataan tersebut, dapat disimpulkan bahwa konsep keruangan merupakan konsep utama dalam Geografi sehingga secara klasik memandang keruangan sebagai ciri atau karakteristik Geografi yang membedakannya dari ilmu pengetahuan yang lain. Dengan kata lain bahwa analisis keruangan merupakan cara untuk mengkaji permasalahan-permasalahan yang ada pada geosfer, dan peta merupakan bagian yang erat kaitannya dengan analisis keruangan tersebut. Kurang memadainya pemanfaatan peta dalam proses belajar mengajar Geografi di sekolah dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain: 1) Tidak atau kurang tersedianya peta, atlas maupun globe yang relevan. 2) Banyaknya tugas mengajar. 3) Sulit mengadakan alat bantu yang dibuat sendiri (Suharyono dan Amien, 1992). Sebagai akhir dari tinjauan teori ini dapat ditarik suatu asumsi sebagai jawaban atas permasalahan dalam penelitian ini, yaitu: 1. Pemanfaatan peta dalam proses belajar mengajar di SMP dirasa masih kurang memadai. 2. Kurang memadainya pemanfaatan peta dalam proses belajar mengajar geografi dimungkinkan karena faktor: ketersediaan peta dan alokasi waktu dalam kaitannya dengan materi pelajaran.
33
F. Materi Pembelajaran IPS Geografi Kelas VII Semester II Kompetensi Dasar 1.1 Menggunakan peta, atlas, dan globe
Materi Pokok/Pembelajaran - Pengertian peta, atlas dan globe. - Jenis peta dan bentuk peta. - Penggunaan indeks, daftar isi, garis lintang dan bujur, serta keterangan tepi pada peta, atlas dan globe untuk mencari informasi geografis pada peta. - Memperbesar dan memperkecil peta.
1.2 Membuat sketsa dan - Sketsa wilayah dan obyek geografi. peta wilayah yang - Menentukan skala peta. menggambarkan
- Simbol-simbol geografi pada peta.
obyek geografi 1.3 Mendeskripsikan kondisi geografis dan penduduk
- Deskripsi kondisi geografis suatu wilayah pada peta. - Deskripsi kondisi penduduk suatu wilayah. - Kaitan
antar
kondisi
geografis
dengan
keadaan penduduk. 1.4 Mendeskripsikan
- Sifat fisik atmosfer.
gejala-gejala yang
- Lapisan atmosfer.
terjadi di atmosfer
- Cuaca dan iklim.
dan hidrisfer serta
- Tipe-tipe hujan.
dampaknya terhadap
- Suhu udara.
kehidupan
- Angin. - Siklus. - Hidrologi. - Air permukaan dan air tanah. - Zona kecil. - Wilayah laut Indonesia. - Dampak
gejala-gejala
yang
terjadi
di
34
Kompetensi Dasar
Materi Pokok/Pembelajaran atmosfer
2.1 Mendeskripsikan
hidrosfer
serta
upaya
mengatasinya.
perkembangan
- Proses masuk dan berkembangnya agama
masyarakat,
Hindu dan Budha di Indonesia.
kebudayaan, dan
- Peta daerah yang dipengaruhi unsur Hindu
pemerintahan pada
dan Budha di Indonesia.
masa Hindu-Budha
- Perkembangan kerajaan Hindu dan Budha di
serta peninggalan-
Indonesia.
peninggalannya
- Peninggalan sejarah kerajaan yang bercorak
2.2 Mendeskripsikan
Hindu dan Budha diberbagai daerah.
perkembangan
- Masuk dan berkembangnya agama Hindu
masyarakat,
melalui aktivitas pelayaran dan perdagangan
kebudayaan,
dan
pemerintahan masa
dan
pada - Saluran Islamisasi di Indonesia.
Islam
Indonesia
antara Asia Barat, India dan Cina.
di - Peta jalur dan daerah penyebaran Islam di serta
peninggalan-
Indonesia. - Kronologi perkembangan kerajaan Islam
peninggalannya
diberbagai wilayah Indonesia. - Peninggalan
2.3 Mendeskripsikan
sejarah
bercorak
Islam
di
berbagai daerah di Indonesia.
perkembangan
- Proses masuknya bangsa Eropa ke Indonesia.
masyarakat,
- Cara-cara yang digunakan bangsa Eropa
kebudayaan
dan
pemerintahan
untuk mencapai tujuannya.
pada - Perlawanan rakyat Indonesia terhadap bangsa
masa kolonial Eropa
Eropa. - Mendiskripsikan perkembangan masyarakat, kebudayaan dan pemerintahan pada masa
3.1 Mendeskripsikan pola
kolonial Eropa.
kegiatan - Macam-macam mata pencaharian penduduk.
35
Kompetensi Dasar
Materi Pokok/Pembelajaran
ekonomi penduduk, - Kaitan penggunaan
lahan
bentuk
muka
bumi
dengan
penggunaan lahan.
dan pola pemukiman - Bentuk penggunaan lahan dipedesaan dan berdasarkan kondisi fisik
perkotaan.
permukaan - Pola pemukiman penduduk.
bumi
- Kaitan tentang lahan dengan persebaran penduduk.
3.2 Mendeskripsikan kegiatan ekonomi, meliputi
pokok - Pengertian konsumsi dan jenis barang-barang yang
yang dikonsumsi siswa dan keluarga
kegiatan - Skala prioritas dalam memenuhi kebutuhan
konsumsi, produksi, dan
- Kegiatan pokok ekonomi
sebagai siswa.
distribusi - Aspek-aspek positif dan negatif perilaku
barang/ jasa
konsumtif seseorang. - Faktor-faktor yang mempengaruhi konsumsi seseorang. - Pengertian
produksi
dan
sumber
daya
ekonomi. - Macam-macam
sumber
daya
ekonomi
(faktor-faktor produksi) - Nilai guna barang (utility) - Peningkatan jumlah dan mutu hasil produksi (bidang) - Pengertian dan tujuan distribusi - Sistem dan saluran distribusi 3.3 Mendeskripsikan
- Etika ekonomi dalam kegiatan distribusi
peran badan usaha, - Perusahaan dan badan usaha. termasuk
koperasi, - Macam-macam
sebagai tempat ber-
badan
usaha
(menurut
pemilik modal, lapangan usaha banyaknya
36
Kompetensi Dasar
Materi Pokok/Pembelajaran
langsungnya
proses
produksi
dalam - Tujuan badan usaha (milik negara/daerah,
kaitannya
dengan
pelaku ekonomi.
dalam
milik swasta, koperasi). - Peranan pemerintah sebagai pelaku dan
3.4 Menggunakan gagasan
pekerja dan menurut bentuk hukum).
pengatur kegiatan ekonomi. kreatif - Kreativitas dalam tindakan ekonomi.
tindakan - Pentingnya inovasi dan syarat-syarat inovasi
ekonomi
untuk
mencapai kemandirian kesejahteraan.
dalam kehidupan sehari-hari. - Proses
dan
kemandirian
dalam
usaha
inovatif
dalam
meningkatkan kesejahteraan. - Gagasan
kreatif
kehidupan ekonomi.
dan
BAB III METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah suatu cara sebagai usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji kebenaran suatu pengetahuan dalam upaya memecahkan suatu permasalahan dengan menggunakan metode ilmiah. Dengan metode penelitian pekerjaan penelitian akan lebih terarah, sebab metode penelitian bermaksud memberikan kemudahan dan kejelasan tentang apa dan bagaimana peneliti melakukan penelitian. Oleh karena itu dalam bab tiga ini akan diuraikan mengenai berbagai hal yang termasuk dalam metode penelitian.
A.
Penentuan Obyek Penelitian 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian (Arikunto, 1998).
Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII semester II di SMP Negeri 2 Kendal tahun pelajaran 2005/2006 terdiri dari 5 kelas yaitu: Tabel 1. Populasi Pemanfaatan Media Peta No 1. 2. 3. 4. 5
Kelas VII A VII B VII C VII D VII D Jumlah populasi
37
Jumlah Siswa 45 45 45 44 45 224 siswa
38
Dan 1 orang guru mata pelajaran Geografi, jadi populasi dalam penelitian ini adalah 225 orang. 2. Sampel Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Arikunto, 1998). Sebagai
wakil
dari
populasi,
sampel
harus
benar-benar
representatif dalam arti segala karakteristik dari populasi hendaknya tercermin pula dalam sampel yang diambil (Sudjana, 1996). Hal ini bertujuan agar kesimpulan yang diambil dari sampel tersebut juga merupakan kesimpulan dari populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik proporsional random sampling. Jika subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semua tetapi jika jumlah subyeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% (Arikunto, 1998). Sampel dalam penelitian ini diambil 25% yang diambil dari masing-masing kelas dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 2. Daftar Sampel Pemanfaatan Media Peta Kelas
Jumlah siswa
VII A
12
VII B
12
VII C
12
VII D
11
VII D
12
Jumlah Sampel
59
39
Pengambilan sampel secara acak ini dilakukan dengan cara pengundian yaitu seorang peneliti membuat sobekan kertas kecil yang berjumlah sesuai dengan jumlah siswa pada masing-masing kelas yang akan dijadikan sampel. Kemudian sobekan kertas itu ditulis seluruh nama siswa yang akan dijadikan sampel yang selanjutnya diundi dan namanama siswa yang keluar pada waktu pengundian itulah nantinya yang akan dijadikan sampel penelitian. Dan diambil 1 orang guru sebagai sampel, hal ini dikarenakan guru yang mengampu mata pelajaran Geografi untuk mengajar di kelas VII hanya berjumlah 1 orang saja. 3. Variabel penelitian Variabel merupakan obyek penelitian atau apa yang menjadi titik perhatian suatu penelitian. Dalam penelitian ini variabel yang akan diukur yaitu pemanfaatan media peta dalam proses belajar mengajar geografi siswa kelas VII semester II SMP Negeri 2 Kendal dengan indikator: a. ketersediaan media peta b. frekuensi penggunaan peta c. kesesuaian peta dengan pokok bahasan d. penggunaan peta dalam pembelajaran di kelas e. peta sebagai alat evaluasi
B.
Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian ini meliputi: metode dokumentasi, metode angket dan metode observasi.
40
1. Metode Dokumentasi Dalam penelitian ini data yang di dokumentasikan adalah catatan yang berisi daftar nama siswa kelas VII SMP N 2 Kendal tahun pelajaran 2005/2006, daftar ketersediaan media peta sebagai sumber belajar geografi. Data ini digunakan untuk mengetahui jumlah siswa sebagai populasi, untuk menentukan besarnya sampel, dan untuk mengetahui ketersediaan media peta sebagai sumber belajar geografi. 2. Metode Angket Merupakan metode pengumpulan data dengan cara menggunakan angket yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang relevan dengan tujuan penelitian. Tujuan dari tekhnik ini adalah untuk memperoleh informasi dari pihak responden yaitu siswa mengenai sejauhmana pemanfaatan media peta sebagai sumber belajar. Metode ini digunakan untuk memperoleh data variabel proses pembelajaran geografi dengan menggunakan metode peta. 3. Metode Observasi Metode
ini
digunakan
untuk
memperoleh
data
variabel
pemanfaatan media peta dalam proses pembelajaran geografi yang berupa lembar observasi atau lembar pengamatan yang terdiri dari lembar pengamatan silabus dan lembar pengamatan rencana pelaksanaan pembelajaran yang dibuat oleh guru.
41
C. Metode Penyusunan Instrumen Angket Metode penyusunan instrumen angket pemanfaatan media peta dalam proses belajar mengajar Geografi meliputi: metode penyusunan angket, uji coba angket, dan analisis uji coba angket. 1. Metode Penyusunan Angket Penyusunan angket pemanfaatan media peta didasarkan pada landasan teori yang ada, kemudian dikonsultasikan kepada dosen pembimbing. Dalam penelitian ini menggunakan angket tertutup, dimana responden (siswa) dapat memilih jawaban atas pertanyaan peneliti. Untuk butir
pertanyaan
angket
pemanfaatan
sumber
belajar
Geografi
menggunakan 4 alternatif jawaban dan masing-masing mempunyai skor 4, 3, 2, 1. Untuk jawaban A (skor 4), jawaban B (skor 3), jawaban C (skor 2) dan jawaban D (skor 1). 2. Uji Coba Instrumen Angket Ujicoba instrumen angket dilakukan pada populasi yang berada diluar sampel. Dalam hal ini yang dijadikan ujicoba instrumen angket sebanyak 20 siswa. Pertama-tama peneliti menyusun instrumen angket yang
akan
diujicobakan,
kemudian
angket
yang
telah
disusun
diujicobakan/dibagikan kepada 20 siswa yang menjadi sampel tersebut. Setelah itu siswa diharapkan menjawab semua pertanyaan yang diujicobakan agar dapat diperoleh informasi dari pihak responden (siswa) mengenai sejauhmana pemanfaatan media peta sebagai sumber belajar.
42
3. Analisis Uji Coba Angket Pertama-tama seorang peneliti menyusun instrumen angket, kemudian instrumen angket yang telah disusun diujicobakan kepada responden atau dalam hal ini adalah siswa, siswa diharapkan menjawab semua pertanyaan yang ada dalam instrumen angket tersebut, agar diperoleh informasi mengenai sejauhmana pemanfaatan media peta sebagai sumber belajar di sekolah yang menjadi obyek penelitian. Kemudian setelah diperoleh data dari instrumen angket yang dibagikan tadi, seorang peneliti akan mengolah dan menganalisis data tersebut ke dalam perhitungan validitas dan realibitas. a. Validitas Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen (Arikunto, 1998). Sebuah instrumen disebut valid apabila instrumen tersebut mampu mengungkapkan apa yang hendak diukur secara tepat. Untuk mengetahui validitas instrumen angket digunakan rumus Product Moment sebagai berikut : rxy =
[NΣΧ
NΣXY - (ΣX )(ΣY ) 2
− (ΣX )
2
][NΣΥ
Keterangan : rxy
= Koefisien validitas
N
= Banyak responden
X
= Skor butir
Y
= Skor total
2
− (ΣΥ )
2
]
43
ΣX2
= Jumlah kuadrat nilai X
ΣY2
= Jumlah kuadrat nilai X
(Arikunto, 1998). Hasil perhitungan Product Moment kemudian dibandingkan dengan harga rtabel, di mana butir soal dikatakan jika rhitung > rtabel, rtabel adalah harga r dengan taraf signifikansi 5% dan dk = N dengan N adalah banyak responden uji coba angket. Dalam hasil uji coba angket diketahui butir soal yang tidak valid adalah nomor 1 dan 16, butir soal yang lainnya valid. b. Reliabilitas Reliabilitas digunakan untuk mengetahui kepercayaan atau keandalan instrumen. Rumus untuk reliabilitas angket pemanfaatan media peta dalam proses belajar mengajar Geografi adalah dengan menggunakan rumus alpha yaitu : 2 ⎛ k ⎞ ⎛ Σσb r11 = ⎜ ⎟ ⎜⎜1 σt 2 ⎝ k − 1⎠ ⎝
⎞ ⎟⎟ ⎠
Keterangan : r11
= Reliabilitas angket
k
= banyak soal
Σσb2
= Jumlah varians skor tiap-tiap item
σt
= Varians total
(Arikunto, 2002). Selanjutnya harga rhitung dibandingkan dengan rtabel di mana jika rhitung > rtabel maka angket tersebut reliable, rtabel adalah harga r dengan
44
taraf signifikansi 5% dan dk = k dengan k adalah banyak butir soal uji coba angket. Setelah diadakan uji coba angket sebanyak 18 butir pertanyaan, didapatkan harga rhitung = 0,872 di mana r(5%:18) adalah 0,468. Karena harga rhitung > rtabel maka angket tersebut reliabel. c. Penentuan soal angket penelitian Dari hasil uji coba angket, ternyata dari 18 soal ada 16 soal yang memenuhi syarat validitas. Jadi penelitian ini menggunakan soal angket sebanyak 16 butir soal. Butir soal yang tidak valid dibuang sehingga nomor urut butir soal angket penelitian dimulai dari nomor 1 sampai dengan nomor 16.
D. Metode Analisis Data Metode analisa data adalah suatu metode yang digunakan untuk mengolah hasil penelitian sehingga memperoleh suatu kesimpulan. Adapun metode analisa data yang digunakan adalah dengan metode deskriptif persentase. Metode deskriptif persentase.digunakan untuk mendeskriptifkan angket pemanfaatan media peta dalam proses belajar mengajar Geografi agar lebih mudah memahaminya. Rumus analisis deskriptif persentase yang digunakan adalah : %=
n x100 N
Keterangan: n = nilai yang diperoleh N = jumlah seluruh nilai (jumlah item soal dikalikan dengan jumlah
45
responden) % = Persentase (Moh Ali dalam Hariyono, 1982) Untuk menentukan kategori jenis deskripsi persentase yang diperoleh masing-masing komponen dalam variabel, dari perhitungan deskriptif persentase kemudian ditafsirkan dalam kalimat. Cara menentukan tingkat kriterianya adalah: 1) Jumlah responden
= telah diketahui
2) Jumlah item
= telah diketahui
3) Skor jawaban maksimal
= jumlah responden x jumlah item x skor maksimal
4) Skor jawaban minimal
= jumlah responden x jumlah item x skor minimal
5) Rentang skor
= skor jawaban maksimal – skor jawaban minimal
6) Menentukan angka persentase tertinggi =
4 skor maksimal x100% = x100% = 100% 4 skor maksimal
7) Menentukan angka persentase terendah =
skor minimal 1 x100% = x100% = 25% 4 skor maksimal
8) Rentang persentase
= 100% - 25% = 75%
9) Banyak kriteria
= 4 (sangat kurang baik, kurang baik, cukup baik, baik)
10) Interval kelas persentase = rentang : 4 = 75% : 5 = 18,75%
46
Untuk mengetahui tingkat kriterianya, selanjutnya harga persentase yang diperoleh (dalam %) dikonsultasikan dengan tabel kriteria berikut ini: Dengan menggunakan metode pembuatan kelas interval menurut Sudjana, maka dapat dibuat analisis deskriptif sebagai berikut: Tabel 3. Kriteria Analisis Deskriptif Persentase No
Interval persentase (%)
Kriteria
1.
25,00 - < 43,75
Sangat kurang baik
2.
43,75 - < 62,50
Kurang baik
3.
62,50 - < 81,25
Cukup baik
4.
81,25 - 100
Baik
(Sudjana, 1996)
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini meliputi: gambaran umum SMP Negeri 2 Kendal, ketersediaan peta sebagai sumber belajar, pemanfaatan media peta dalam proses belajar-mengajar geografi, dan penggunaan Silabus serta Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). 1. Gambaran umum SMP Negeri 2 Kendal Dalam penelitian ini, yang dijadikan sebagai obyek penelitian adalah SMP Negeri 2 Kendal yang terletak di Jalan Raya Barat No.138 Kendal. Secara administratif termasuk dalam wilayah Kecamatan Kendal Kabupaten Kendal. Adapun batas-batas secara geografis letak SMP Negeri 2 Kendal adalah sebagai berikut: Sebelah utara
: Kecamatan Patebon
Sebelah selatan
: Kecamatan Pegandon
Sebelah Barat
: Kecamatan Cepiring
Sebelah Timur
: Kecamatan Brangsong
Jarak tempuh pusat pemerintahan Kecamatan Kendal dari pusat pemerintahan Kabupaten Kendal adalah 200 meter. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada peta lokasi SMP Negeri 2 Kendal halaman 47.
47
48
Keadaan media peta sebagai sumber belajar geografi di SMP Negeri 2 Kendal masih kurang lengkap selain itu ada juga peta yang kondisinya sudah tidak relevan lagi sehingga pemanfaatan media peta pada saat kegiatan belajar-mengajar
berlangsung menjadi kurang maksimal.
Ketersediaan media peta di SMP Negeri 2 Kendal dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4. Ketersediaan Media Peta di SMP Negeri 2 Kendal No.
Jenis peta
Jumlah
Kondisi
1.
Peta Indonesia
1
Baik
2.
Peta Asean
1
Baik
3.
Peta Dunia
1
Rusak
4.
Peta Australia
1
Baik
5.
Peta Afrika
1
Baik
6.
Peta Eropa
1
Baik
7.
Peta Amerika
1
Baik
8.
Peta daerah waktu
1
Baik
9.
Peta cuaca/iklim
1
Rusak
10.
Peta persebaran flora dan fauna
1
Baik
11.
Peta arus laut
1
Baik
12.
Peta bahan tambang
1
Baik
Berdasarkan data pada tabel di atas, tampak bahwa media peta yang ada di SMP Negeri 2 Kendal dapat dikatakan masih sangat kurang sebagai media yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar geografi dikatakan masih sangat kurang karena dari satu jenis peta yang tersedia jumlahnya hanya satu buah saja, padahal seharusnya setiap sekolah
49
idealnya harus memiliki dua atau tiga buah peta dari satu jenis peta yang ada, misalnya saja jenis peta Indonesia di SMP Negeri 2 Kendal hanya berjumlah satu sehingga apabila ada kelas-kelas lain yang kebetulan secara bersamaan mau menggunakan peta tersebut, maka penggunaannya harus saling bergantian. Hal ini tidak akan terjadi apabila peta Indonesia yang tersedia berjumlah lebih dari satu. Ketersediaan media peta yang masih kurang ini menyebabkan pelaksanaan kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas menjadi kurang maksimal. Selain itu ada juga peta yang kondisinya sudah tidak relevan lagi yaitu peta Indonesia. Peta Indonesia yang digunakan di sekolah ini pada saat kegiatan belajar mengajar di dalam kelas masih menggunakan peta Indonesia lama yang masih memuat propinsi Timor Timur padahal propinsi tersebut sekarang telah menjadi negara sendiri. 2. Pemanfaatan media peta dalam proses pembelajaran geografi Deskripsi data hasil penelitian dimaksudkan untuk mengetahui gambaran tentang variabel yang diteliti, yang dijabarkan dari indikator yang diteliti sehingga didapatkan keterangan yang memadai untuk memudahkan peneliti dalam pembahasan secara kualitatif atas apa yang terjadi pada responden yang diteliti. a. Kelas VII A Hasil penelitian terhadap pemanfaatan media peta dalam proses pembelajaran geografi pada pada siswa kelas VII A dapat dilihat pada tabel berikut ini:
50
Tabel 5. Pemanfaatan Media Peta Dalam Proses Pembelajaran Kelas VII A No
Jumlah Persentase Jumlah n skor skor ( x100%) maksimal N (n) (N)
Indikator
Kriteria
1.
Ketersediaan peta
65
144
45,14
Baik
2.
Frekuensi penggunaan
44
96
45,83
Kurang Baik
98
144
68,06
Cukup baik
140
240
58,33
Kurang Baik
alat
104
144
72,22
Cukup Baik
nilai
451
768
58,72
Kurang Baik
peta 3.
Kesesuaian
peta
dengan pokok bahasan 4.
Penggunaan
peta
dalam pembelajaran di kelas 5.
Peta
sebagai
evaluasi Jumlah
dan
persentase keseluruhan
Harga-harga persentase tersebut bila diperlihatkan dalam bentuk diagram akan tampak sebagaimana gambar berikut:
Gambar 1. Diagram Pemanfaatan Media Peta dalam Proses Pembelajaran Kelas VII A Keterangan:
51
a : indikator ketersediaan peta b : indikator frekuensi penggunaan peta c : indikator kesesuaian peta dengan pokok bahasan d : indikator penggunaan peta dalam pembelajaran di kelas e : indikator peta sebagai alat evaluasi f : Jumlah dan nilai persentase Berdasarkan tabel di atas, dari 5 indikator pemanfaatan media peta dalam kegiatan pembelajaran geografi di kelas VII A secara umum keseluruhan indikator termasuk dalam kategori kurang baik dengan harga persentase sebesar 58,72%, Tampak bahwa urutan harga persentase dari terbesar ke terkecil adalah indikator peta sebagai alat evaluasi dengan sebesar 72,22% termasuk dalam kategori cukup baik, kemudian indikator kesesuaian peta dengan pokok bahasan sebesar 68,06% termasuk dalam kategori cukup baik, indikator penggunaan peta dalam pembelajaran di kelas sebesar 58,33% termasuk dalam kategori kurang baik, kemudian indikator frekuensi penggunaan peta sebesar 45,83% termasuk dalam kategori kurang bail dan indikator ketersediaan peta sebesar 45,14% termasuk dalam kategori kurang baik (dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 87). b. Kelas VII B Hasil penelitian terhadap pemanfaatan media peta dalam proses pembelajaran geografi pada pada siswa kelas VII B dapat dilihat pada tabel berikut ini:
52
Tabel 6. Pemanfaatan Media Peta Dalam Proses Pembelajaran Kelas VII B No
Indikator
Jumlah Jumlah skor Persentase skor maksimal n ( x100%) (n) (N)
Kriteria
N
1.
Ketersediaan peta
66
144
45,83
Kurang Baik
2.
Frekuensi penggunaan
46
96
47,92
Kurang Baik
91
144
63,19
Cukup baik
143
240
59,58
Kurang Baik
alat
102
144
70,83
Cukup Baik
nilai
448
768
58,33
Kurang Baik
peta 3.
Kesesuaian
peta
dengan pokok bahasan 4.
Penggunaan
peta
dalam pembelajaran di kelas 5.
Peta
sebagai
evaluasi Jumlah
dan
persentase keseluruhan
Harga-harga persentase tersebut bila diperlihatkan dalam bentuk diagram akan tampak sebagaimana gambar berikut:
Gambar 2. Diagram Pemanfaatan Media Peta dalam Proses Pembelajaran Kelas VII B
53
Keterangan: a : indikator ketersediaan peta b : indikator frekuensi penggunaan peta c : indikator kesesuaian peta dengan pokok bahasan d : indikator penggunaan peta dalam pembelajaran di kelas e : indikator peta sebagai alat evaluasi f : Jumlah dan nilai persentase
Berdasarkan tabel di atas, dari 5 indikator pemanfaatan media peta dalam kegiatan pembelajaran geografi di kelas VII B secara umum (keseluruhan indikator) termasuk dalam kategori kurang baik dengan harga persentase sebesar 58,33%, perbedaan hanya terletak pada besar persentasenya saja. Urutan harga persentase dari terbesar ke terkecil adalah indikator peta sebagai alat evaluasi sebesar 70,83% termasuk dalam kategori cukup baik, indikator kesesuaian peta dengan pokok bahasan sebesar 63,19% termasuk dalam kategori cukup baik, indikator penggunaan peta sebesar 59,58% termasuk dalam kategori kurang baik, indikator frekuensi penggunaan peta dalam pembelajaran di kelas sebesar 47,92% termasuk dalam kategori kurang baik dan indikator ketersediaan peta penggunaan peta sebesar 45,83% termasuk dalam kategori kurang baik (dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 87). c. Kelas VII C Hasil penelitian terhadap pemanfaatan media peta dalam proses pembelajaran geografi pada pada siswa kelas VII C dapat dilihat pada tabel berikut ini:
54
Tabel 7. Pemanfaatan Media Peta Dalam Proses Pembelajaran Kelas VII C No
Jumlah Persentase Jumlah n skor ( x100%) skor maksimal N (n) (N)
Indikator
Kriteria
1. Ketersediaan peta
67
144
46,53
Kurang Baik
2. Frekuensi
penggunaan
43
96
44,79
Kurang Baik
3. Kesesuaian peta dengan
98
144
68,06
Cukup baik
4. Penggunaan peta dalam 137
240
57,08
Kurang Baik
107
144
74,31
Cukup Baik
452
768
58,85
Kurang Baik
peta
pokok bahasan
pembelajaran di kelas 5. Peta sebagai alat evaluasi Jumlah
dan
nilai
persentase keseluruhan
Harga-harga persentase tersebut bila diperlihatkan dalam bentuk diagram akan tampak sebagaimana gambar berikut:
Gambar 3. Diagram Pemanfaatan Media Peta dalam Proses Pembelajaran Kelas VII C
55
Keterangan: a : indikator ketersediaan peta b : indikator frekuensi penggunaan peta c : indikator kesesuaian peta dengan pokok bahasan d : indikator penggunaan peta dalam pembelajaran di kelas e : indikator peta sebagai alat evaluasi f : Jumlah dan nilai persentase
Berdasarkan tabel di atas, dari 5 indikator pemanfaatan media peta dalam kegiatan pembelajaran geografi di kelas VII C secara umum (keseluruhan indikator) termasuk dalam kategori kurang baik dengan harga persentase sebesar 58,85%. Urutan harga persentase dari terbesar ke terkecil adalah indikator peta sebagai alat evaluasi sebesar 74,31% termasuk dalam kategori cukup baik, indikator kesesuaian peta dengan pokok bahasan sebesar 68,06% termasuk dalam kategori cukup baik, indikator penggunaan peta dalam pembelajaran di kelas sebesar 57,08% termasuk dalam kategori kurang baik, indikator ketersediaan peta sebesar 46,53% termasuk dalam kategori kurang baik dan indikator frekuensi penggunaan peta sebesar 44,79% termasuk dalam kategori kurang baik (dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 87). d. Kelas VII D Hasil penelitian terhadap pemanfaatan media peta dalam proses pembelajaran geografi pada pada siswa kelas VII D dapat dilihat pada tabel berikut ini:
56
Tabel 8. Pemanfaatan Media Peta Dalam Proses Pembelajaran Kelas VII D
No
Indikator
Jumlah Persentase Jumlah skor n skor maksimal ( x100%) (n) N (N)
Kriteria
1. Ketersediaan peta
69
144
47,92
Kurang Baik
2. Frekuensi
penggunaan
50
96
52,08
Kurang Baik
3. Kesesuaian peta dengan
95
144
65,97
Cukup baik
4. Penggunaan peta dalam 112
240
46,67
Kurang Baik
101
144
70,14
Cukup Baik
Jumlah dan nilai 427 persentase keseluruhan
768
55,60
Kurang Baik
peta
pokok bahasan
pembelajaran di kelas 5. Peta sebagai alat evaluasi
Harga-harga persentase tersebut bila diperlihatkan dalam bentuk diagram akan tampak sebagaimana gambar berikut:
Gambar 4. Diagram Pemanfaatan Media Peta dalam Proses Pembelajaran Kelas VII D
57
Keterangan: a : indikator ketersediaan peta b : indikator frekuensi penggunaan peta c : indikator kesesuaian peta dengan pokok bahasan d : indikator penggunaan peta dalam pembelajaran di kelas e : indikator peta sebagai alat evaluasi f : Jumlah dan nilai persentase
Berdasarkan tabel di atas, dari 5 indikator pemanfaatan media peta dalam kegiatan belajar mengajar geografi di kelas VII D secara umum (keseluruhan indikator) termasuk dalam kategori kurang baik dengan harga persentase sebesar 55,60%. Urutan harga persentase dari terbesar ke terkecil adalah indikator peta sebagai alat evaluasi sebesar 70,13% termasuk dalam kategori cukup baik, indikator kesesuaian peta dengan pokok bahasan sebesar 65,97 % termasuk dalam kategori cukup baik, indikator frekuensi penggunaan peta sebesar 52,68 % termasuk dalam kategori kurang
baik, indikator ketersediaan peta
sebesar 47,92% termasuk dalam kategori kurang baik dan indikator peta sebagai alat evaluasi sebesar 46,66% termasuk dalam kategori kurang baik (dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 87). e. Kelas VII E Hasil penelitian terhadap pemanfaatan media peta dalam proses pembelajaran geografi pada pada siswa kelas VII E dapat dilihat pada tabel berikut ini:
58
Tabel 9. Pemanfaatan Media Peta Dalam Proses Pembelajaran Kelas VII E No
Indikator
Jumlah Jumlah skor Persentase skor maksimal n ( x100%) (n) (N)
Kriteria
N
1. Ketersediaan peta
71
144
49,31
Kurang Baik
2. Frekuensi
penggunaan
46
96
47,92
Kurang Baik
3. Kesesuaian peta dengan
90
144
62,50
Cukup baik
4. Penggunaan peta dalam 142
240
59,17
Kurang Baik
103
144
71,53
Cukup Baik
Jumlah dan nilai 452 persentase keseluruhan
768
58,85
Kurang Baik
peta
pokok bahasan
pembelajaran di kelas 5. Peta sebagai alat evaluasi
Harga-harga persentase tersebut bila diperlihatkan dalam bentuk diagram akan tampak sebagaimana gambar berikut:
Gambar 5. Diagram Pemanfaatan Media Peta dalam Proses Belajar Mengajar Kelas VII E
59
Keterangan: a : indikator ketersediaan peta b : indikator frekuensi penggunaan peta c : indikator kesesuaian peta dengan pokok bahasan d : indikator penggunaan peta dalam pembelajaran di kelas e : indikator peta sebagai alat evaluasi f : Jumlah dan nilai persentase
Berdasarkan tabel di atas, dari 5 indikator pemanfaatan media peta dalam kegiatan belajar mengajar geografi di kelas VII E secara umum (keseluruhan indikator) termasuk dalam kategori kurang baik dengan harga persentase sebesar 58,85%. Urutan harga persentase dari terbesar ke terkecil adalah indikator peta sebagai alat evaluasi sebesar 71,53% termasuk dalam kategori cukup baik, indikator kesesuaian peta dengan pokok bahasan sebesar 65,50% termasuk dalam kategori cukup baik, indikator penggunaan peta dalam pembelajaran di kelas sebesar 59.17% termasuk dalam kategori kurang baik dan ketersediaan peta sebesar 49,31% termasuk dalam kategori kurang baik.dan indikator frekuensi penggunaan peta sebesar 47,92% dalam kategori kurang baik (dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 87). 3. Penggunaan Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) oleh guru Sebelum proses pembelajaran geografi di dalam kelas berlangsung diperlukan persiapan-persiapan agar proses pembelajarannya lebih dapat dirasakan manfaatnya oleh siswa dan tercapai tujuan pembelajarannya. Dalam proses persiapannya seorang guru menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang nantinya akan digunakan sebagai acuan
60
dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan menunjukkan bahwa guru mata pelajaran geografi di SMP Negeri 2 Kendal telah menggunakan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran sebagai pedoman arah pembelajaran. Dari hasil pengamatan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun oleh guru tampk bahwa guru dalam menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran dalam kategori baik, dalam arti ada kesesuaian dengan pedoman khusus pengembangan silabus dan rencana pelaksanaan
pembelajaran
dari Departemen
Pendidikan
Nasional.
Kesesuaian tersebut dapat dlihat dari komponen-komponen silabus yang meliputi: identitas silabus, standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok, kegiatan pembelajaran, indikator penilaian (teknik, bentuk, instrumen, contoh instrumen), alokasi waktu dan sumber belajar, silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran ini dapat dilihat pada tabel 10 dan tabel 11 berikut ini:
61
Tabel 10. Penilaian Terhadap Silabus Hasil Buatan guru.
No
Komponen
Hasil Pengamatan SB B S K
Identitas Silabus √ √ Standar Kompetensi √ Kompetensi Dasar √ Materi Pokok √ Kegiatan Pembelajaran √ Indikator Penilaian √ - Teknik √ - Bentuk instrumen √ - Contoh instrumen √ 8. Alokasi waktu √ 9. Sumber belajar Sumber : Hasil observasi dan wawancara. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
Keterangan Sesuai dengan pedoman Sesuai dengan pedoman Sesuai dengan pedoman Sesuai dengan pedoman Sesuai dengan pedoman Sesuai dengan pedoman Sesuai dengan pedoman Sesuai dengan pedoman Sesuai dengan pedoman Sesuai dengan pedoman Sesuai dengan pedoman
Tabel 11: Penilaian terhadap Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) buatan guru.
No
Komponen
1. Identitas RPP 2. Kompetensi Dasar / Materi Pokok 3. Indikator 4. Alokasi waktu 5. Tujuan pembelajaran 6. Materi pembelajaran 7. Metode pembelajaran 8. Langkah kegiatan pembelajaran - Pendahuluan - Kegiatan inti - Penutup 9. Media pembelajaran 10. Penutup
Hasil Pengamatan SB B S K √
Sesuai dengan pedoman Sesuai dengan pedoman
√ √ √ √ √ √
Sesuai dengan pedoman Sesuai dengan pedoman Sesuai dengan pedoman Sesuai dengan pedoman Sesuai dengan pedoman
√ √ √ √ √
Sesuai dengan pedoman Sesuai dengan pedoman Sesuai dengan pedoman Sesuai dengan pedoman Sesuai dengan pedoman
Sumber : Hasil observasi dan wawancara. Keterangan :
Keterangan
62
SB
: Sangat Baik
B
: Baik
S
: Sedang
K
: Kurang Berdasarkan hasil observasi dan wawancara diketahui bahwa semua
guru yang ada di SMP Negeri 2 Kendal khususnya guru mata pelajaran geografi telah menyusun sendiri silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang nantinya akan digunakan sebagai pedoman pada waktu pelaksanaan kegiatan pembelajaran didalam kelas. Dalam pelaksanaannya seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran geografi sudah sesuai dengan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang ada namun masih ada beberapa hal yang belum sesuai yaitu tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang tercantum dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran masih belum
semuanya dapat dilaksanakan
oleh seorang guru, hal ini disebabkan karena terbatasnya alokasi waktu yang tersedia. Pada
waktu
kegiatan
pembelajaran
didalam
kelas
metode
pembelajaran yang digunakan cukup bervariasi, seorang guru selain menggunakan metode ceramah juga menyuruh siswa untuk berdiskusi mengenai materi pelajaran geografi yang telah disampaikan kemudian guru juga melakukan evaluasi kepada siswa dengan melakukan tanya jawab. Media belajar yang digunakan oleh guru pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung seharusnya disesuaikan dengan materi pelajaran yang akan disampaikan, akan tetapi karena terbatasnya media belajar yang
63
dimiliki oleh sekolah sehingga terkadang guru hanya menggunakan buku saja sebagai media pembelajaran (dapat dilihat pada lampiran 12 halaman 93 dan lampiran 13 halaman 105).
B.
Pembahasan Pengajaran merupakan suatu proses yang sistematis dan terdiri dari
berbagai komponen yang mendukungnya, dimana masing-masing komponen tersebut saling melengkapi, berjalan bersama-sama dan berkesinambungan satu sama lain. Komponen tersebut adalah media belajar dan sarana belajar. Media belajar mencakup manusia dan non manusia yang dapat memberikan kemudahan belajar siswa, sedangkan sarana belajar adalah fasilitas dan perlengkapan yang diperlukan untuk kegiatan belajar seperti alat bantu laboratorium, perpustakaan dan lain-lain. Kaitannya dengan mata pelajaran geografi di sekolah menengah pertama, salah satu media belajar yang turut berperan adalah peta, artinya peta dapat menjadi media yang dapat digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Penggunaan media yang tepat merupakan komponen penting dalam suatu proses pengajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai secara maksimal. Peta sebagai suatu komponen media belajar harus mempunyai nilai lebih dan diperlukan dalam proses pengajaran di kelas sehingga dapat memberikan manfaat, kemudahan bagi siswa, meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, menambah wacana untuk memperluas ilmu pengetahuan yang semuanya itu bermuara pada tercapainya prestasi belajar siswa secara maksimal.
64
Penelitian ini merupakan studi deskriptif untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan peta sebagai salah satu media belajar dalam mata pelajaran geografi di sekolah menengah tingkat pertama khususnya kelas VII. Peneliti mengungkap sejauh mana pemanfaatan media peta dalam proses belajar mengajar mata pelajaran geografi melalui 5 indikator antara lain: (1) ketersediaan peta, baik yang ada di sekolah maupun di rumah siswa, (2) frekuensi penggunaan peta, merupakan cara untuk mengetahui intensitas penggunaan peta dalam kegiatan belajar mengajar di kelas, tentunya pada pokok bahasan tertentu yang memang membutuhkan peta, (3) kesesuaian peta dengan pokok bahasan, hal ini dimakudkan karena jenis peta yang bermacam-macam tentunya penggunaan media peta pun harus disesuaikan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang diajarkan di kelas sehingga pemanfaatan peta sebagai media belajar tersebut secara tepat guna, (4) penggunaan peta dalam pembelajaran di kelas, untuk mengetahui sejauh mana keterlibatan media peta dalam pembelajaran di kelas dan (5) peta sebagai alat evaluasi, karena peta merupakan salah satu sumber belajar tentunya sangat logis jika peta dapat digunakan sebagai suatu alat evaluasi, salah satunya degan memberikan penugasan yang berhubungan dnegan peta ataupun dengan memberikan beberapa soal yang berkaitan dengan peta pada saat diadakannya ulangan harian maupun ujian akhir semester. a. Ketersediaan peta. Ketercapaian indikator yang paling rendah pada masing-masing kelas yang diteliti yaitu kelas VIIA, VIIB, VIIC, VIID, dan VIIE yaitu indikator ketersediaan peta. Berdasarkan pada angket yang diberikan kepada siswa
65
yang dijadikan sampel pada masing-masing kelas yang diungkap dengan tiga butir soal yaitu soal nomor 1,2 dan 3 siswa menyatakan bahwa ketersediaan peta sebagai media pembelajaran di SMP Negeri 2 Kendal termasuk dalam kategori kurang baik dengan indikator pada masingmasing kelas sebesar: kelas VIIA (45,14%) dan kelas VIIB (45,83%) kelas VIIC (46,53%) kelas VIID (47,92%) dan kelas VIIE (49,31%) dengan rata-rata indikator sebesar 46,93%. Ketersediaan media peta yang masih kurang ini disebabkan karena jumlah peta yang ada di SMP Negeri 2 Kendal masih belum mencukupi untuk kegiatan pembelajaran di dalam kelas sehinggapemakaiannya harus saling bergantian dengan kelas-kelas lain yang kebetulan secara bersamaan juga menggunakan peta sebagai media pembelajaran. Namun demikian seorang guru mempunyai komitmen yang tinggi untuk menggunakan peta sebagai media pembelajaran geografi selama pokok bahasan yang akan diajarkan memang membutuhkan adanya peta (dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 86). b. Frekuensi penggunaan peta. Ketercapaian indikator pada frekuensi penggunaan peta pada masingmasing kelas yang diteliti yaitu kelas VIIA, VIIB, VIIC, VIID, dan VIIE termasuk dalam kategori kurang baik. Dengan ketercapaian indikator pada masing- masing kelas sebesar: kelas VIIA (45,83%) dan kelas VIIB (47,92%) kelas VIIC (44,79%) kelas VIID (52,08%) dan kelas VIIE (47,92%) dengan rata- rata indikator sebesar 47,70%. Berdasarkan pada
66
angket yang diberikan kepada siswa yang dijadikan sampel pada masingmasing kelas yang diungkap dengan dua butir soal yaitu soal nomor 4 dan 5 siswa menyatakan bahwa setiap ada pokok bahasan yang membutuhkan adanya peta mereka jarang menggunakannya. Hal ini dikarenakan terbatasnya alokasi waktu yang tersedia (dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 86). c. Kesesuaian peta dengan pokok bahasan. Ketercapaian indikator pada kesesuaian peta dengan pokok bahasan pada masing-masing kelas yang diteliti yaitu kelas VIIA, VIIB, VIIC, VIID, dan VIIE
termasuk dalam kategori cukup baik. Dengan
ketercapaian indikator pada masing- masing kelas sebesar: kelas VIIA (68,06%) dan kelas VIIB (63,19%) kelas VIIC (68,06%) kelas VIID (65,97%) dan kelas VIIE (62,50%) dengan rata-rata indikator sebesar 65,56%. Berdasarkan pada angket yang diberikan kepada siswa yang dijadikan sampel pada masing-masing kelas yang diungkap dengan tiga butir soal yaitu soal nomor 6,7, dan 8 siswa menyatakan bahwa penggunaan peta yang ada sebagian besar sudah sesuai dengan pokok bahasan yang disampaikan oleh bapak dan ibu guru di sekolah. Kesesuaian peta dengan pokok bahasan yang diajarkan didukung oleh tingkat pendidikan seorang guru geografi yang rata-rata sudah sarjana dan seringnya guru mengikuti pelatihan atau penataran geografi sehingga guru termotivasi untuk menggunakan peta sebagai media pembelajaran dengan lebih maksimal (dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 86).
67
d. Penggunaan peta dalam pembelajaran di kelas. Ketercapaian indikator pada penggunaan peta dalam pembelajaran di kelas pada masing- masing kelas yang diteliti yaitu kelas VIIA, VIIB, VIIC, VIID, dan VIIE termasuk dalam kategori kurang baik. Dengan ketercapaian indikator pada masing-masing kelas sebesar : kelas VIIA (58,33%) dan kelas VIIB (59,58%) kelas VIIC (57,08%) kelas VIID (46,67%) dan kelas VIIE (59,17%) dengan rata- rata indikator sebesar 56,16%. Berdasarkan pada angket yang diberikan kepada siswa yang dijadikan sampel pada masing-masing kelas yang diungkap dengan lima butir soal yaitu soal nomor 9,10,11,12 dan 13, siswa mengatakan bahwa mereka yang menggunakannya penggunaan peta dalam pembelajaran di kelas yang jarang dilakukan ini menyebabkan minat siswa untuk mempelajari materi pelajaran geografi juga akan berkurang, karena penggunaan media peta satunya berfungsi utnuk memperjelas pelajaran dan menarik perhatian siswa dalam mempelajari suatu materi (dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 86). e. Peta sebagai alat evaluasi. Secara umum ketercapaian indikator yang diteliti termasuk dalam kategori kurang baik Ketercapaian indikator pada penggunaan peta dalam pembelajaran di kelas pada masing-masing kelas yang diteliti yaitu kelas VIIA, VIIB, VIIC, VIID, dan VIIE
yaitu indikator peta sebagai alat
evaluasi. Berdasarkan pada angket yang diberikan kepada siswa yang dijadikan sampel pada masing-masing kelas untuk indikator peta sebagai
68
alat evaluasi yang diungkap dengan tiga butir soal yaitu butir soal nomor 14,15,dan 16 siswa mengatakan bahwa penggunaan peta sebagai alat evaluasi sudah termasuk dalam kategori baik. Dengan ketercapaian indikator pada masing-masing kelas sebesar: kelas VIIA (72,22%) dan kelas VIIB (70,83%) kelas VIIC (74,31%) kelas VIID (70,14%) dan kelas VIIE (71,53%) dengan rata-rata indikator sebesar 71,80%. Hal ini dikarenakan setiap selesai menyampaikan materi pelajaran geografi di dalam kelas seorang guru selalu melakukan evaluasi dengan cara memberikan pertanyaan kepada siswa mengenai materi pelajaran yang telah disampaikan dan kemudian guru tersebut memberikan penilaian dan memasukkannya ke daftar nilai (dapat dilihat pada lampiran 8 halaman 86). Selama penelitian berlangsung peneliti juga mengamati proses belajar mengajar yang berlangsung dengan menggunakan media peta sampai akhirnya peneliti mendapati beberapa faktor yang dapat menghambat pemanfaatan peta dalam kegiatan belajar mengajar di kelas yang paling menonjol adalah media peta yang tersedia jumlahnya masih belum bisa mencukupi dalam proses pembelajaran di dalam kelas sehingga pemanfaatannya menjadi kurang maksimal dan masih kurang relevannya peta-peta yang ada. Sebagaimana diketahui data pada peta tidak selamanya bersifat tetap karena peta bisa saja berubah seiring perubahan fenomena di lapangan. Sebagai contoh peta peta Indonesia yang digunakan masih peta Indonesia lama yang masih memuat propinsi timor timur padahal propinsi
69
tersebut sekarang telah menjadi negara tersendiri, demikian pula jenis peta yang lain. Kedua kendala tersebut terasa sangat menghambat, namun demikian bagi guru yang kreatif dan bertanggung jawab, hal itu bukan salah satu masalah berat. Pemilihan metode pembelajaran dengan menggunakan media peta sebagai salah satu media pembelajaran dapat di maksimalkan tentunya dengan menggunakan metode pembelajaran yang tepat sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai meskipun sumber belajar yang digunakan jumlahnya sangat sedikit, misalnya dengan metode diskusi kelompok.
BAB V PENUTUP A.
Kesimpulan Berdasarkan data hasil penelitian dapat disimpulkan: 1. Pemanfaatan media peta dalam proses pembelajaran geografi pada siswa kelas VII semester II SMP Negeri 2 Kendal tahun pelajaran 2005/2006 termasuk dalam kategori kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata ketercapaian indikator sebesar 58,06% 2. Guru mata pelajaran geografi yang mengajar pada kelas VII di SMP Negeri 2 Kendal telah menyusun sendiri silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang nantinya akan digunakan sebagai pedoman pada waktu kegiatan pembelajaran di dalam kelas. Dalam pelaksanaannya seorang guru dalam menyampaikan materi pelajaran geografi sudah sesuai dengan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran yang ada, namun ada beberapa hal yang masih belum sesuai yaitu tujuan pembelajaran. Tujuan pembelajaran yang tercantum dalam silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran masih belum semuanya dapat dilaksanakan oleh seorang guru, hal ini disebabkan karena terbatasnya alokasi waktu yang tersedia. 3. Faktor yang menjadi penghambat pemanfaatan media peta dalam proses pembelajaran geografi pad siswa kelas VII semester II SMP Negeri 2 Kendal tahun pelajaran 2005/2006 yaitu kurangnya media peta yang tersedia sehingga pemakaiannya harus bergantian dengan kelas-kelas lain
70
71
dan masih adanya media peta yang kondisinya sudah tidak relevan lagi. Hal ini menyebabkan pemanfaatan media peta pada saat proses pembelajaran di dalam kelas menjadi kurang maksimal.
B. Saran Saran yang dapat diberikan berdasarkan data hasil penelitian adalah : Penggunaan media peta dalam pembalajaran geografi di kelas hendaknya lebih ditingkatkan lagi agar proses pembelajarannya dapat lebih maksimal sehingga dapat mengembangkan minat dan kreatifitas siswa dalam mempelajari materi geografi dan sekolah sebagai lembaga pendidikan hendaknya mampu menyediakan media peta yang relevan dan memperbanyak jumlahnya agar dapat menunjang proses pembelajaran mata pelajaran geografi.
Lampiran 1
KISI-KISI UJI COBA ANGKET PEMANFAATAN MEDIA PETA DALAM PROSES PEMBELAJARAN GEOGRAFI
No
Indikator
1.
Ketersediaan peta
2.
Frekuensi penggunaan peta
3.
Kesesuaian peta dengan pokok bahasan
4.
Penggunaan peta dalam pembelajaran di kelas
5.
Peta sebagai alat evaluasi
Nomor soal 1, 2, 3, 4 5, 6 7, 8, 9 10, 11, 12, 13, 14 15, 16, 17, 18
72
73
Lampiran 2 ANGKET UJI COBA PEMANFAATAN MEDIA PETA DALAM PROSES PEMBELAJARAN GEOGRAFI Petunjuk pengisian angket: 1. Tulislah nama, nomor absen dan kelas anda 2. Berilah tanda silang (X) pada alternatidf jawaban a, b, c, atau d yang paling sesuai dengan hati nurani anda 3. Selamat mengerjakan Nama : Nomor absen : Kelas : Pertanyaan: 1. Apakah di sekolahmu mempunyai peta dan mencukupi untuk digunakan dalam pembelajaran di kelas? a. ya, sangat mencukupi c. ya, kurang mencukupi b. ya, mencukupi d. tidak ada 2. Apakah dalam pembelajaran yang membutuhkan adanya peta, guru menyuruh anda untuk mempersiapkan untuk membawa peta? a. ya, pasti c. ya, kadang-kadang b. ya, sering begitu d. tidak pernah 3. Apakah anda setuju dengan perlu adanya peta pada saat memasuki pokok bahasan yang memerlukan adanya peta? a. sangat setuju c. kurang setuju b. setuju d. tidak setuju 4. Apakah anda mempunyai peta? Apabila ya apakah peta itu bermanfaat bagi anda? a. ya, sangat bermanfaat c. ya, tidak bermanfaat b. ya, cukup bermanfaat d. tidak punya 5. Pada saat menjelaskan pokok bahasan yang membutuhkan adanya peta, berapa kali guru geografi anda menggunakan peta per pokok bahasannya? a. 5 sampai 6 kali c. 1 sampai 2 kali b. 3 sampai 4 kali d. tidak sama sekali 6. Apakah setiap ada pokok bahasan yang membutuhkan adanya peta, anda membawa peta? a. ya, selalu c. ya, kadang-kadang
74
b. ya, sering d. tidak pernah 7. Jika menggunakan peta, apakah guru anda menjelaskan materi tersebut dengan peta itu? a. sangat sering c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 8. Apakah media peta yang digunakan dapat memperjelas pemahaman anda tentang pokok bahasan yang diajarkan? a. ya, sangat c. ya, meski kadang membingungkan b. ya, cukup d. justru tidak paham 9. Apakah anda pernah diberi tugas untuk mempelajari peta sesuai dengan materi yang diajarkan? a. pernah, lebih dari 3 kali c. pernah, 1 kali b. pernah, 2 sampai 3 kali d. tidak pernah 10. Jika menggunakan peta (peta dinding) yang dipasang di depan kelas apakah peta tersebut dapat terlihat dengan jelas? a. sangat jelas c. kurang jelas b. cukup jelas d. tidak kelihatan 11. Pernahkah anda disuruh untuk menunjukkan letak suatu tempat pada peta yang dipasang di depan kelas? a. ya, lebih dari 4 kali c. cuma sekali b. ya, 2 sampai 3 kali d. tidak pernah 12. Menurut anda apakah bermanfaat jika guru anda menyuruh anda untuk membawa peta saat pokok bahasan yang dibahas membutuhkan adanya peta? a. sangat bermanfaat c. kurang bermanfaat b. cukup bermanfaat d. tidak bermanfaat 13. Guru menggunakan peta manakala memang diperlukan, bagaimana menurut anda? a. sangat setuju c. kurang setuju b. setuju d. tidak setuju 14. Menurutmu, bagaimana pemanfaatan media peta dalam kegiatan pembelajaran di kelas? a. sangat bermanfaat c. kurang bermanfaat b. cukup bermanfaat d. tidak bermanfaat 15. Apakah guru anda pernah memberi tugas untuk mendiskusikan peta dengan teman-teman anda secara berkelompok? a. pernah, 3 kali atau lebih c. pernah, 1 kali b. pernah, 2 kali d. tidak pernah 16. Bagaimana tanggapan anda tentang tugas tersebut? a. sangat setuju c. kurang setuju
75
b. setuju d. tidak setuju 17. Apakah guru membahas tugas-tugas tersebut? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 18. Pada waktu ulangan, apakah ada soal-soal yang berkaitan dengan peta? a. ya, selalu c. ya, kadang-kadang b. ya, sering d. tidak pernah
76
Lampiran 5
KISI-KISI ANGKET PEMANFAATAN MEDIA PETA DALAM PROSES PEMBELAJARAN GEOGRAFI
No
Indikator
1.
Ketersediaan peta
2.
Frekuensi penggunaan peta
3.
Kesesuaian peta dengan pokok bahasan
4.
Penggunaan peta dalam pembelajaran di kelas
5.
Peta sebagai alat evaluasi
Nomor soal 1, 2, 3 4, 5 6, 7, 8 9, 10, 11, 12, 13 14, 15, 16
77
Lampiran 6 ANGKET PEMANFAATAN MEDIA PETA DALAM PROSES PEMBELAJARAN GEOGRAFI Petunjuk pengisian angket: 1. Tulislah nama, nomor absen dan kelas anda 2. Berilah tanda silang (X) pada alternatidf jawaban a, b, c, atau d yang paling sesuai dengan hati nurani anda 3. Selamat mengerjakan Nama : Nomor absen : Kelas : Pertanyaan: 1. Apakah dalam pembelajaran yang membutuhkan adanya peta, guru menyuruh anda untuk mempersiapkan untuk membawa peta? a. ya, pasti c. ya, kadang-kadang b. ya, sering begitu d. tidak pernah 2. Apakah anda setuju dengan perlu adanya peta pada saat memasuki pokok bahasan yang memerlukan adanya peta? a. sangat setuju c. kurang setuju b. setuju d. tidak setuju 3. Apakah anda mempunyai peta? Apabila ya apakah peta itu bermanfaat bagi anda? a. ya, sangat bermanfaat c. ya, tidak bermanfaat b. ya, cukup bermanfaat d. tidak punya 4. Pada saat menjelaskan pokok bahasan yang membutuhkan adanya peta, berapa kali guru geografi anda menggunakan peta per pokok bahasannya? a. 5 sampai 6 kali c. 1 sampai 2 kali b. 3 sampai 4 kali d. tidak sama sekali 5. Apakah setiap ada pokok bahasan yang membutuhkan adanya peta, anda membawa peta? a. ya, selalu c. ya, kadang-kadang b. ya, sering d. tidak pernah
78
6. Jika menggunakan peta, apakah guru anda menjelaskan materi tersebut dengan peta itu? a. sangat sering c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 7. Apakah media peta yang digunakan dapat memperjelas pemahaman anda tentang pokok bahasan yang diajarkan? a. ya, sangat c. ya, meski kadang membingungkan b. ya, cukup d. justru tidak paham 8. Apakah anda pernah diberi tugas untuk mempelajari peta sesuai dengan materi yang diajarkan? a. pernah, lebih dari 3 kali c. pernah, 1 kali b. pernah, 2 sampai 3 kali d. tidak pernah 9. Jika menggunakan peta (peta dinding) yang dipasang di depan kelas apakah peta tersebut dapat terlihat dengan jelas? a. sangat jelas c. kurang jelas b. cukup jelas d. tidak kelihatan 10. Pernahkah anda disuruh untuk menunjukkan letak suatu tempat pada peta yang dipasang di depan kelas? a. ya, lebih dari 4 kali c. cuma sekali b. ya, 2 sampai 3 kali d. tidak pernah 11. Menurut anda apakah bermanfaat jika guru anda menyuruh anda untuk membawa peta saat pokok bahasan yang dibahas membutuhkan adanya peta? a. sangat bermanfaat c. kurang bermanfaat b. cukup bermanfaat d. tidak bermanfaat 12. Guru menggunakan peta manakala memang diperlukan, bagaimana menurut anda? a. sangat setuju c. kurang setuju b. setuju d. tidak setuju 13. Menurutmu, bagaimana pemanfaatan media peta dalam kegiatan pembelajaran di kelas? a. sangat bermanfaat c. kurang bermanfaat b. cukup bermanfaat d. tidak bermanfaat 14. Apakah guru anda pernah memberi tugas untuk mendiskusikan peta dengan teman-teman anda secara berkelompok? a. pernah, 3 kali atau lebih c. pernah, 1 kali b. pernah, 2 kali d. tidak pernah
79
15. Apakah guru membahas tugas-tugas tersebut? a. selalu c. kadang-kadang b. sering d. tidak pernah 16. Pada waktu ulangan, apakah ada soal-soal yang berkaitan dengan peta? a. ya, selalu c. ya, kadang-kadang b. ya, sering d. tidak pernah
80
lampiran 9 CONTOH PERHITUNGAN DESKRIPSI PROSENTASE
Rumus yang digunakan: DP = n x 100% dimana DP adalah harga prosentase yang didapat, N adalah skor N maksimal/ideal dari data dan n adalah skor nyata atau skor yang diperoleh dari data hasil penelitian.
Indikator ketersediaan peta kelas VII A Dari tabulasi data hasil penelitian diketahui: n
= 17 + 24 + 24
= 65
N
= 3 x 4 x 12
= 144
Jadi DP =
65 x 100% = 45,13% 144
Karena harga DP terletak dalam kelas interval 43,75% - < 62,50% maka termasuk dalam kriteria kurang baik. Keseluruhan indikator kelas VII A Dari tabulasi data hasil penelitian diketahui: n
= 65 + 44 + 98 + 140 + 104
= 451
N
= 144 + 96 + 144 + 240 + 144
= 768
Jadi DP = 451 x 100% = 58,72% 768
Karena harga DP terletak dalam kelas interval 43,75% - < 62,50% maka termasuk dalam kriteria kurang baik. Untuk perhitungan pada indikator yang lain pada kelas VII A dan kelas yang lainnya serta secara keseluruhan kelas yang lain caranya analog dengan cara di atas.
81
Lampiran 10
LEMBAR OBSERVASI
A SILABUS Hasil Pengamatan No
Komponen
Keterangan SB
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7.
8. 9.
Identitas Silabus Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Materi Pokok/Pembelajaran Kegiatan Pembelajaran Indikator Penilaian d. Teknik e. Bentuk instrumen f. Contoh instrumen Alokasi waktu Sumber belajar
B
S
K
82
B. RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Hasil Pengamatan No
Komponen
Keterangan SB
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Identitas RPP Kompetensi Dasar/Materi Pokok
Indikator Alokasi waktu Tujuan pembelajaran Materi pembelajaran Metode pembelajaran Langkah kegiatan pembelajaran - Pendahuluan 9. - Kegiatan inti 10. - Penutup Media pembelajaran Penilaian
B
S
K
TABULASI DATA HASIL PENELITIAN PEMANFAATAN MEDIA PETA DALAM PROSES PEMBELAJARAN GEOGRAFI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KENDAL
KELAS
INDIKATOR A. Ketersediaan Peta B. Frekuensi penggunaan peta C. Kesesuaian peta dengan pokok bahasan D. Penggunaan peta dalam pembelajaran di kelas E. Peta sebagai alat evaluasi Rata-rata per kelas Kategori Rata-rata keseluruhan Kategori
Rata-rata per Kategori A B C D E Indikator 45.13% 45.83% 46.52% 47.91% 49.30% 46.93% Kurang Baik 45.83% 47.92% 47.92% 52.08% 47.92%
48.33%
Kurang Baik
68.06% 63.19% 68.06% 65.97% 62.50%
65.56%
Cukup Baik
58.33% 59.58% 57.08% 46.66% 59.16%
56.16%
Cukup Baik
72.22% 70.83% 74.31% 70.13% 71.53%
71.80%
Cukup Baik
58.72% 58.33% 58.85% 55.60% 58.85%
58.06%
Kurang Baik
Kurang Baik
Kurang Baik
Kurang Kurang Kurang Baik Baik Baik 58.06% Kurang Baik
i
Lampiran 14 DAFTAR NAMA-NAMA SISWA YANG DIJADIKAN SAMPEL
No
Kelas
Nama Siswa
1.
VII A
Adianto Rio Pambudi
2.
VII A
Agus Mulya Aji
3.
VII A
Bramusti Panji Arafat
4.
VII A
Chelsea Olivia
5.
VII A
Dewi Kusumaningtyas
6.
VII A
Gita Krikadewi
7.
VII A
Hena Novalina
8.
VII A
Igna Wahyu Agung Sarastama
9.
VII A
Muhammad Rizki Pratama
10.
VII A
Novita Saridewi
11.
VII A
Rahmawati
12.
VII A
Sabrina Aprilsameta
13.
VII B
Anugerah Rizki Permata Sari
14.
VII B
Arif Handika
15.
VII B
Bagus Brahmantyo Aji
16.
VII B
Djati Kusumaningrum
17.
VII B
Elisabet Maharani
18.
VII B
Kirana Reina Kanifa
19.
VII B
Kristalia Ayu Kurniawati
20.
VII B
Malika Rina Afifah
21.
VII B
Ratna Frida Wijayanti
22.
VII B
Retno Mustikaningtyas
23.
VII B
Surya Aji Pamungkas
24.
VII B
Stevanus Hariki
25.
VII C
Ajeng Dwi Rizki Ariyani
No
Kelas
Nama Siswa
26.
VII C
Anastasya Maulida
27.
VII C
Devri Mardianto
28.
VII C
Dilla Pakartika
29.
VII C
Erli Yunianti
30.
VII C
Gian Lestari
31.
VII C
Ika Septiana
32.
VII C
Satyo Aji Prabowo
33.
VII C
Tegar Sulistyo
34.
VII C
Trisa Niken Ivani
35.
VII C
Umi Hasanah
36.
VII C
Valestino
37.
VII D
Agnesia Putri Kurniawati
38.
VII D
Agus Sudibyo Jati
39.
VII D
Anisa Fitriani
40.
VII D
Bernadus Kusuma Putra
41.
VII C
Christian Yuliadi
42.
VII D
Christina Damayanti
43.
VII D
Intan Permatasari
44.
VII D
Marta Okselina
45.
VII D
Oktaviani Yugawati
46.
VII C
Pitaloka Hapsari
47.
VII D
Warda Azahra
48.
VII E
Agus Kristanto
49.
VII E
Augus Triyana Iskandar
50.
VII E
Dian Kurniawati
51.
VII E
Erli Yuniarti
52.
VII E
Grace Lestari
53.
VII E
Indra Pratama
54.
VII E
Retno Widiyanti
No
Kelas
Nama Siswa
55.
VII E
Riski Danar Ardi
56.
VII E
Sugeng Purnomo Said
57.
VII E
Tuti Trianasari
58.
VII E
Utami Putri
59.
VII E
Widiyanti