BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Diskripsi Setting Penelitian 1. Profil Sekolah Sekolah tempat berlangsungnya penelitian yang terletak di Jalan Ahmad Yani Km. 7200 Kertak Hanyar Kabupaten Banjar. Sekolah ini berdiri pada tanggal 1 Februari 1965 dengan nomor akte No. 79/3/KHI/1984. Dengan Luas tanah 128 m². Secara umum keadaan sekolah, sarana dan prasarana yang dimiliki MI Muhammadiyah Kertak Hanyar sebagai berikiut : a. Ruang kelas berjumlah 6 buah b. Ruang kepala sekolah 1 buah c. Ruang dewan guru 1 buah d. Ruang tata usaha 1 buah e. Ruang perpustakaan 1 buah f. WC 2 buah (guru dan siswa) g. Listrik h. Air PDAM Jumlah siswa MI Muhammadiyah Kertak Hanyar dari kelas I sampai dengan kelas VI sebanyak 148 siswa, yang terdiri dari 74 laki-laki dan 74 perempuan. Kegiatan belajar mengajar berlangsung dari pagi hari mulai pukul 08.00 Wita sampai dengan pukul 13.00 Wita (untuk hari Senin hingga hari Kamis). Hari Jum'at kegiatan belajar
mengajar di mulai pada pukul 08.00 Wita sampai dengan pukul 11.00 Wita dan untuk hari Sabtu dimulai pukul 08.00 Wita sampai dengan pukul 12.00 Wita. Pelaksaaan kegiatan belajar mengajar di sekolah ini dikelola oleh 11 orang guru, terdiri dari 4 guru Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan 7 orang guru Honorer. Formasi guru MI Muhammadiyah disajikan pada tabel 1 sebagai berikut : Tabel 1. Formasi Guru MI Muhammadiyah Kertak Hanyar NO.
NAMA
JABATAN
PENDIDIKAN
KETERANGAN
1.
Dra. Hj. Siti Rukayah,S.Pdi
Kepala Sekolah
S1
-
Saniah, A.Ma
Guru
D II
Wali Kelas I
NIP.195206011976112001
Guru
3.
Ruhana, S.Ag
Guru
S1
Wali Kelas II
4.
Mariani, S.Pdi
Guru
S1
Wali Kelas III
5.
Dra. Hj. Mubah
Guru
S1
Wali Kelas IV
6.
Siti Zulaicha, A.Ma
Guru
D II
Wali Kelas V
7.
Hj. Masrurah, S.Ag
Guru
S1
Wali Kelas VI
Guru
S1
Guru bidang Studi
NIP.196330941942032003 2.
NIP. 8.
Rahmidianur, S.Pdi NIP.198206042004012001
9.
Rusdianur
Guru
MAN
Guru Olah Raga
10.
Astina
Guru
PGA
Guru Bidang Studi
11.
Aisyah
Guru
SMA
Guru Bidang Studi
2. Lingkungan Kelas III Kelas III menampung 24 orang siswa yang terdiri dari 20 oarng siswa laki-laki dan 4 orang siswi perempuan. Kelas III berada diantara kelas II dan kelas IV. Suasana kelas
kurang mendukung pembelajaran karena kelas III ini memiliki ruang yang sempit berukuran antara 4 m x 5 m, sehingga kurang memadai. Penataan tempat duduk siswa disusun secara berderet ke belakang perbaris, yang terdiri dari dua kolom dan siswa duduk dalam satu meja panjang untuk duduk tiga orang siswa (3 kursi). Kursi yang digunakan adalah kursi kayu biasa dengan meja kayu. Sedangkan papan tulis yang digunakan adalah papan tulis hitam yang menggunakan kapur tulis. B. Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus I 1. Persiapan Berdasarkan skenario tindakan yang telah direncanakan pada tindakan kelas siklus I ini dipersiapkan hal-hal sebagai berikut : a. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pokok " Pecahan Sederhana ". Tujuan Pembelajaran : 1) Siswa dapat mengenal pecahan
1 1 1 1 , , , dan 2 3 4 6
2) Siswa dapat mambaca dan menulis lambang pecahan. 3) Siswa dapat menyajikan nilai pecahan melalui gambar. 4) Siswa dapat mengenal pecahan
1 1 1 , , dan 5 8 10
b. Menyiapkan alat media dan buku yang dipergunakan untuk belajar mengajar. c. Menyusun format observasi pembelajaran guru dan observasi kegiatan siswa serta alat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa melalui tes objektif dalam bentuk isian.
d. Menyusun Jadwal pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk tindakan kelas siklus I sebagai berikut : Pertemuan Pertama (2 x 35 menit) pada hari Selasa tanggal 26 Mei 2009. 2. Pelaksanaan 1. Pertemuan Pertama (2 x 35 menit) Langkah-langkah : a. Pendahuluan (10 menit) Guru memasuki ruang kelas III dan mengucapkan salam serta mengecek kehadiran siswa. Kemudian melakukan apersepsi untuk mengingat kembali tentang materi pecahan sederhana yang telah mereka pelajari sebelumnya. b. Kegiatan Inti (50 menit) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari siswa dan tujuan pembelajaran tentang mengenal pecahan sederhana, dan menyiapkan alat media berupa sebuah roti, telur dan beberapa lembar kertas. Kemudian guru menjelaskan
sambil
mendemonstrasikan
media
yang
ada
yaitu
membagi/memotong sebuah telur menjadi dua dan siswa memperhatikan dengan seksama.
Gambar 2 : Guru mendemonstrasikan sebuah telur dibagi menjadi dua.
Gambar 3 : Normasari mencoba membagi sebuah roti menjadi 4 bagian. Setelah itu guru meminta salah satu siswa yang bernama Normasari maju kedepan untuk mencoba membagi sebuah roti menjadi 4 bagian yang sama untuk memperkenalkan pecahan
1 . Dalam segi kognitif Normasari memahami tentang 4
pecahan sederhana, namun dalam hal psikomotorik masih mengalami kesulitan karena belum bisa membagi/memotong sebuah roti yang sama besar. Disini guru berperan untuk membimbing supaya siswa (Normasari) dapat memotong sebuah roti menjadi 4 bagian yang sama besar. Selanjutnya guru meminta siswa lain yang
bernama Lukmanul Hakim maju kedepan untuk membagi selembar kertas menjadi 3 bagian yang sama dan 6 bagian untuk memperkenalkan pecahan
1 dan 3
1 . Sama halnya dengan Normasari, Lukmanul Hakim juga mengalami kesulitan 6
dalam membagi selembar kertas menjadi 3 bagian dan 6 bagian yang seharusnya sama besar masih belum tepat, setelah mendapat bimbingan dari guru Lukmanul Hakim dapat melakukan dengan benar. Guru memberi penguatan bila jawaban benar, dan memberi kesempatan kepada siswa lain bila jawaban salah.
Gambar 4 : Lukmanul Hakim mencoba membagi selembar kertas menjadi 3 dan 6 bagian. Kemudian guru membagikan selembar kertas kepada tiap – tiap siswa agar dapat melakukan hal yang sama yaitu dapat membagi selembar kertas menjadi 2 bagian yang sama besar untuk memahami pecahan
1 dan membagi menjadi 4 2
bagian yang sama besar untuk memahami pecahan
1 sambil dibimbing oleh 4
guru. Selanjutnya guru memberi contoh tentang : a. Cara menyajikan nilai pecahan dengan menggunakan gambar dipapan tulis, misalnya mengenal pecahan
=
1 2
=
1 4
1 1 1 1 , , , dan . Contoh : 2 3 4 6
=
1 3
=
1 6
b. Cara Membaca dan Menulis Lambang Pecahan, misalnya : =
1 Dibaca....... 2
=
1 Dibaca....... 3
Kemudian guru memberi kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal – hal yang kurang jelas. Sebelum guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) guru meminta beberapa siswa maju kedepan satu persatu untuk mencoba mengerjakan soal di papan tulis, bila diantara siswa ada yang tidak mengerti maka siswa tersebut dibimbing oleh guru. Guru membagikan LKS, yang berisi soal-soal latihan mengenai pecahan sederhana, dan masing-masing siswa menyelesaikan lembar soal, dan
bagi siswa yang belum paham dibimbing oleh guru dengan menghampiri ke bangku siswa satu persatu. Guru menjelaskan kembali sampai siswa tersebut memahami dan dapat mengerjakan soal-soal (LKS) yang diberikan oleh guru dengan baik.
Gambar 5 : Guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Gambar 6 : Guru sedang membimbing siswa (R. Rijani).
c. Penutup Guru dan siswa bersama-ama membuat kesimpulan untuk meteri yang baru saja dipelajari. Guru melakukan tes akhir kepada siswa secara lisan. Kemudian guru meninggalkan kelas dengan mengucapkan salam kepada siswa. 1. Hasil Tindakan Kelas Siklus I a. Observasi Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan guru, maka pelaksanaan dalam siklus I ini dapat digambarkan sebagaimana lampiran penelitian ini, yaitu : Tabel 2. Observasi Kegiatan Guru Siklus I NO I.
INDIKATOR ASPEK YANG DIAMATI
Ya
Persiapan 1. Membuat
Rencana
Pelaksanaan
√
Pembelajaran (RPP) 2. Memeriksa kesiapan siswa
√
Tidak
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang
√
akan dikembangkan di papan tulis 4. Menyiapkan alat-alat dan fasilitas belajar
√
yang digunakan II. Pelaksanaan Pendahuluan √
5. Menyampaikan indikator pembelajaran √
6. Memotivasi siswa 7. Menghubungkan
pelajaran
dengan
√
pelajaran yang telah lalu III. Kegiatan Inti 8. Menyampaikan materi pembelajaran
√
9. Menjelaskan materi pecahan sederhana
√
10. Menyiapkan LKS
√
11. Meminta siswa untuk bertanya
√
12. Memberi soal latihan
√
13. Memberi bimbingan pada siswa yang
√
belum paham 14. Menggunakan media
√
15. Menggunakan metode
√
16. Menumbuhkan
partisipasi
aktif
siswa
√
dalam pembelajaran √
17. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan alokasi waktu 18. Membuat rangkuman dengan melibatkan
√
siswa 19. Mengaitkan kehidupan IV. Kegiatan Akhir
materi
dengan
realitas
√
20. Melakukan penilaian (test) akhir sesuai
√
kompetensi (tujuan) 21. Menyampaikan hasil-hasil penilaian (test)
√
kepada siswa 22. Memberikan penghargaan
√ √
23. Memberikan PR sebagai bagian pengayaan 24. Menutup pelajaran V. Menggunakan bahasa lyang baik dan benar JUMLAH
√ √ 21
4
Berdasarkan data observasi kegiatan guru dalam siklus I tersebut diatas dapat dipersentasikan sebagai berikut : 21 x 100 % = 84 % 25
Dari persentase tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru cukup baik sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya, walaupun ada beberapa aspek yang belum dapat dilaksanakan, seperti menyampaikan indikator pembelajaran, melaksanakan pembelajaran tidak sesuai dengan alokasi waktu, mengaitkan materi dengan realitas kehidupan dan mamberikan PR sebagai bagian pengayaan. Walaupun demikian data observasi yang ada pada tabel secara keseluruhan mnunjukkan bahwa proses belajar mengajar berlangsung secara lancar, kondusif, dan tujuan pembelajaran tercapai. b. Observasi Aktifitas Siswa Dalam KBM
Aktifitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan metode bimbingan individual dapat dilihat pada tabel berikut ini : Tabel 3. Observasi Aktifitas Siswa Dalam KBM Pertemuan Pertama
NO
INDIKATOR ASPEK YANG DIAMATI 1
1.
Mendengarkan Penjelasan guru
2.
Menjawab pertanyaan guru
3.
Mengajukan pertanyaan
4.
Menganggapi/mengerjakan Lembar Kerja
2
SKOR 3
4 √
5 √
√ √
Siswa (LKS) 5.
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
6.
Menyimpulkan hasil TOTAL SKOR
√ √ 24
Berdasarkan data observasi tersebut diatas dapat dipersentasekan aktifitas siswa dalam KBM sebagai berikut : 24 x 100 % 30
= 80 %
Dari persentase tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar cukup aktif, walaupun pada aspek-aspek tertentu masih ada yang belum optimal, misalnya mengajukan pertanyaan dan menyimpulkan hasil. Hal ini karena ada beberapa siswa yang belum paham enggan bertanya, sehingga pada saat menyimpulkan hasil ada beberapa siswa yang tidak terlibat. c. Tes Hasil Belajar Siswa
Dari hasil setelah proses pembelajaran sebanyak 5 soal isian bentuk objektif untuk post test dan 10 soal isian bentuk objektif untuk mengukur kemampuan siswa menguasai materi pelajaran (hasil evaluasi siklus) sebagaimana lampiran 3 penelitian ini dapatlah digambarkan sebagai berikut : Tabel 4. Nilai Tes Hasil Belajar Siklus I No
Nilai
1. 10 2. 9 3. 8 4. 7 5. 6 6. 5 7. 4 8. 3 9. 2 10. 1 JUMLAH Rata-Rata
Frekuensi 2 1 5 5 6 3 2 24
Nilai X Frekuensi 20 9 40 35 36 15 8 163 6,79
Persentase (%) 8,33 4,17 20,83 8,83 25 12,5 8,33 100
Berdasarkan data tabel diatas dapat dilihat bahwa rata-rata nilai hasil tes formatif siswa adalah 6,79. Hal ini berarti dibawah persyaratan tuntas belajar yang ditetapkan oleh kurikulum matematika yaitu rata-rata 7,00. Oleh karena itu rata-rata nilai hasil formatif siswa terebut perlu ditingkatkan lagi, untuk itu tindakan kelas perlu dilanjutkan pada siklus kedua.
JUMLAH SISWA
7 6 5 4 3 2 1 0
6 5
5
3 2
2 1
4
5
6 7 8 NILAI SISWA
9
10
Gambar 7 : Grafik Perolehan Nilai Siswa Pada Siklus I d. Refleksi Tingkat Kelas Siklus I Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran, observasi aktifitas siwa dalam KBM, dan hasil tes belajar tindakan kelas siklus I, maka dapat direfleksikan hal – hal sebagai berikut : 1) Kegiatan pembelajaran dengan menerapkan pembelajaran melalui bimbingan individual cukup efektif, tetapi belum mencapai pembelajaran yang maksimal, karena kekurangan waktu pada tahapan menjelaskan materi sehingga tidak sempat memberikan Pekerjaan Rumah (PR). 2) Aktifitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan bimbingan individual cukup mendukung hal ini dapat dilihat pada : - Hasil tes siswa pada tindakan kelas siklus I rata-rata nilai 6,79.
- Berdasarkan pertemuan tersebut maka kegiatan pembelajaran melalui bimbingan individual masih belum berhasil secara optimal dan akan dilanjutkan pada siklus II.
C. Pelaksanaan Tindakan Kelas Siklus II 1. Pertemuan kedua (2 x 35 menit) Langkah-langkah : a. Persiapan Berdasarkan refleksi tindakan kelas siklus I, yang menyebutkan bahwa ratarata tes hasil belajar pertemuan pertama adalah 6,79 dan belum memadai ketentuan belajar yang ditetapkan kurikulum. Perbaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada siklus II maka perlu dipersiapkan hal – hal sebagai berikut : 1. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan materi pokok Matematika dengan Kompetensi Dasar mengenal pecahan
1 1 1 , , dan . 5 8 10
2. Menyiapkan alat peraga/media dengan berbagai variasi. 3. Menyusun format observasi pembelajaran guru dan observasi kegiatan siswa serta alat evaluasi untuk mengukur kemampuan siswa melalui tes objektif bentuk isian. 4. Membuat Lembar Kerja Siswa (LKS). 5. Menyusun jadwal pelaksanaan kegiatan pembelajaran untuk tindakan kelas siklus II.
b. Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) Pertemuan Kedua (2 x 35 menit) 1) Pendahuluan (10 menit) Guru memasuki ruang kelas, mengucapkan salam dan mengecek kehadiaran siswa. Berikutnya guru melakukan apersepsi dan motivasi untuk mengingatkan kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya. 2) Kegiatan Inti (50 menit) Guru menyampaikan materi yang akan dipelajari siswa dan tujuan pembelajaran tentang pecahan
1 1 1 , , dan 10 5 8
menggunakan gambar.
Selanjutnya guru menerangkan materi pecahan dengan memberi contohcontoh berupa gambar-gambar di papan tulis. Berikutnya siswa yang bernama M. Fikri diminta maju kedepan untuk mengerjakan soal tentang pecahan
, dan
1 1 , 5 8
1 di papan tulis. Dan ternyata M. Fikri dapat mengerjakan dengan baik 10
dan benar. Guru memberi penguatan bila jawaban benar dan memberi kesempatan kepada siswa lain bila jawaban salah. Pertemuan kedua pada siklus II ini guru lebih optimal lagi dalam memberikan penjelasan dan pengertian kepada siswa yang belum paham terhadap pecahan sederhana. Setelah siswa dianggap sudah mengerti kemudian guru membagikan Lembar Kerja Siswa (LKS) yang berisi
soal – soal latihan tentang pecahan
1 1 1 , , dan . Masing- masing siswa 5 8 10
mengerjakan soal- soal yang diberikan dan bagi siswa yang kurang paham dibimbing oleh guru dengan menghampiri kebangku siswa satu persatu. 3) Penutup (10 menit) Guru meminta siswa untuk mempelajari kembali materi yang telah diberikan, dan guru memberi penghargaan kepada siswa yang mendapat skor tertinggi. Kemudian mengadakan tes akhir. Guru memberikan PR sebagai pengayaan. Selanjutnya meninggalkan ruangan dengan mengucapkan salam kepada siswa. 2. Hasil Tindakan Kelas Siklus II a. Observasi Kegiatan Pembelajaran Berdasarkan observasi kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan guru, maka dalam pelaksanaannya siklus II ini dapatlah digambarkan sebagaimana lampiran 4 penelitian ini, yaitu : Tabel 5 : Observasi Kegiatan Guru Siklus II NO I.
INDIKATOR ASPEK YANG DIAMATI
Ya
Persiapan 1. Membuat
Rencana
Pelaksanaan
√
Pembelajaran (RPP) √
2. Memeriksa kesiapan siswa 3. Menyampaikan
tujuan
pembelajaran
yang akan dikembangkan di papan tulis
√
Tidak
4. Menyiapkan
alat-alat
dan
fasilitas
√
belajar yang digunakan II.
Pelaksanaan Pendahuluan 5. Menyampaikan indikator pembelajaran
√
6. Memotivasi siswa
√
7. Menghubungkan
pelajaran
dengan
√
pelajaran yang telah lalu III. Kegiatan Inti 8. Menyampaikan materi pembelajaran
√
9. Menjelaskan materi pecahan sederhana
√
10. Menyiapkan LKS
√
11. Meminta siswa untuk bertanya
√
12. Memberi soal latihan
√
13. Memberi bimbingan pada siswa yang
√
belum paham 14. Menggunakan media
√
15. Menggunakan metode
√
16. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa
√
dalam pembelajaran 17. Melaksanakan
pembelajaran
sesuai
√
dengan
√
dengan alokasi waktu 18. Membuat
rangkuman
melibatkan siswa 19. Mengaitkan
materi
dengan
√
realitas
kehidupan IV. Kegiatan Akhir 20. Melakukan penilaian (test) akhir sesuai kompetensi (tujuan)
√
21. Menyampaikan
hasil-hasil
√
penilaian
(test) kepada siswa √
22. Memberikan penghargaan 23. Memberikan
PR
sebagai
bagian
pengayaan
√ √
24. Menutup pelajaran V.
Menggunakan bahasa lyang baik dan benar JUMLAH
√ 23
2
Berdasarkan data observasi tersebut diatas dapat dipersentasikan sebagai berikut : Presentasi :
23 x 100% = 92 % 25
Hasil pengamatan pada siklus II berdasarkan presentasi diatas dapat disimpulkan bahwa proses kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru cukup baik sesuai dengan apa yang direncanakan sebelumnya, walaupun masih ada beberapa aspek yang tidak dilaksanakan seperti mengaitkan materi dengan realitas kehidupan dan menyampaikan hasil tes kepada siswa, namun secara keseluruhan menunjukkan bahwa proses belajar mengajar berlangsung dengan lancar, kondusif dan tujuan pembelajaran tercapai. b. Observasi Aktifitas Siswa Dalam KBM Aktifitas siswa dalam pembelajaran dengan menggunakan pemberian bimbingan individual dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 6 : Observasi Aktifitas Siswa Dalam KBM Pertemuan Kedua Siklus II
NO
INDIKATOR ASPEK YANG DIAMATI 1
1.
Mendengarkan Penjelasan guru
2.
Menjawab pertanyaan guru
3.
Mengajukan pertanyaan
4.
Menganggapi/mengerjakan Lembar Kerja
2
SKOR 3
4 √
5 √
√ √
Siswa (LKS) 5.
Partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran
6.
Menyimpulkan hasil TOTAL SKOR
√ √ 26
Berdasarkan data observasi diatas dapat dipresentasikan aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar sebagai berikut : 26 x 100% = 86,6% 30
Dari presentasi tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa aktifitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar lebih aktif dari pertemuan pertama dari siklus I. Hal ini karena dalam pembelajaran terdapat beberapa siswa yang kemampuannya rendah dan mengalami kesulitan untuk memahami penjelasan dari guru pada pertemuan kedua siklus II ini sudah bisa teratasi, karena pembelajaran melalui bimbingan individual telah terlaksana secara keseluruhan.
c. Tes Hasil Belajar Siswa Berdasarkan tes hasil belajar yang dilaksanakan pada akhir proses pembelajaran pertemuan kedua siklus II (Instrumen terlampir) dapat dilihat pada tabel berikut : Tabel 7 : Tes Hasil Belajar Siswa Pertemuan Kedua (Siklus II) No
Nilai
1. 10 2. 9 3. 8 4. 7 5. 6 6. 5 7. 4 8. 3 9. 2 10. 1 JUMLAH Rata-Rata
Frekuensi 9 5 4 3 3 24
Nilai X Frekuensi 90 45 32 21 18 204 8,58
Persentase (%) 37,5 20,83 16,67 12,5 12,5 100
Berdasarkan data tabel hasil belajar tersebut diatas diketehui nilai tertinggi yang diperoleh siswa adalah 10 sebanyak 9 orang (37,5%) dan nilai 9 sebanyak 5 orang (20,83%). Kemuadian nilai 8 sebanyak 4 orang (16,67%), sedangkan nilai 7 sebanyak 3 orang (12,5%) serta nilai 6 sebanyak 3 orang (12,5%). Adapun nilai rata-rata kelas evaluasi siklus II adalah 8,58 yaitu diatas indikator ketuntasan belajar.
9
9 8 7
JUMLAH SISWA
6 5 4
5 4 3
3
6
7
3 2 1 0 8
9
10
NILAI SISWA
Gambar 2 : Grafik Perolehan Nilai Siswa Pada Siklus II d. Refleksi Tindakan Kelas Siklus II Berdasarkan hasil observasi kegiatan pembelajaran dan hasil tes belajar pertemuan pertama (siklus I) dan kedua tindakan kelas siklus II, maka dapat direfleksikan hal-hal sebagai berikut : 1) Kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran pemberian bimbingan individual sangat efektif sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. 2) Aktifitas
siswa
dalam
pembelajaran
dengan
menggunakan
model
pembelajaran pemberian bimbingan individual sangat membantu siswa memahami pelajaran dan meningkatkan aktifitas siswa dalam pembelajaran, hal ini dapat dilihat pada :
-
Hasil tes siswa pada pertemuan pertama rata-rata nilai 6,79 dan pertemuan kedua rata-rata nilai 8,58.
-
Berdasarkan temuan tersebut, maka kegiatan pemberian pembelajaran dengan menggunakan model bimbingan individual dinyatakan berhasil, karena berada diatas indikator ketuntasan belajar yang ditetapkan kurikulum matematika rata-rata nilai 7,00.
D. Pembahasan Dari pertemuan yang diperoleh melalui kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan 2 siklus dengan 2 kali pertemuan (2 x 35 menit) melalui observasi kegiatan pembelajaran, observasi aktifitas siswa dalam KBM, penilaian formatif, dan kuesioner tentang sikap siswa, maka dapat dinyatakan bahwa hasil pembelajaran pada siklus II meningkat dibandingkan dengan hasil pembelajaran pada siklus I, hal ini dapat dilihat melalui tes formatif yang dilakukan setiap hasil evaluasi siklus. Berdasarkan refleksi tindakan tersebut diatas, maka nilai hasil belajar siswa memiliki kecenderungan meningkat hingga mencapai indikator ketuntasan belajar. Ini berarti penggunaan model pemberian bimbingan individual dapat meningkatkan kemampuan siswa untuk memahami pecahan sederhana. Untuk itu dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian yang dinyatakan bahwa "Jika digunakan pemberian bimbingan individual dalam proses pembelajaran mengenal pecahan sederhana pada siswa kelas III MI Muhammadiyah Kertak Hanyar Kabupaten Banjar maka hasil belajar siswa dapat meningkat" dapat diterima