Prosiding SNaPP2016 Sosial, Ekonomi, dan Humaniora
ISSN 2089-3590 | EISSN 2303-2472
PELATIHAN PEMAHAMAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN BAGI GURU SMK AKUNTANSI DI KABUPATEN KUNINGAN* DALAM UPAYA MENINGKATKAN KUALITAS LULUSAN MENJADI TENAGA KERJA
TERAMPIL MENYONGSONG MASYARAKAT EKONOMI ASEAN (MEA) 2015 1 1,2
Teti Rahmawati, 2Oktaviani Rita Puspasari
Fakultas Ekonomi , Universitas Kuningan, Jl. Cut Nyak DIen No 36 A, Kel. Cijoho, Kuningan SubDistrict, 45513 1 e-mail:
[email protected],
[email protected]
Abstrak. ASEAN Economic Community 2015 akan membawa arus besar globalisasi ke segala bidang, termasuk pada jasa akuntansi. Hukum yang akan berlaku secara global itu tidak hanya free flow of services, tetapi juga free flow of people. Kegiatan ini bertujuan (1) Meningkatnya motivasi Guru-guru SMK Akuntansi untuk senantiasa meningkatkan pengetahuan dan pemahaman sebagai bahan untuk mentransfer ilmu kepada para siswa nya. (2) Meningkatnya pemahaman Guru-guru SMK mengenai Penerapan SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas. (3) Meningkatnya pemahaman Guru-guru SMK mengenai Penerapan SAK Syariah. (4) Meningkatnya pemahaman Guru-guru mengenai Penerapan SAK konvergensi IFRS. (5) Meningkatnya motivasi Guru-guru SMK untuk menyiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja yang terampil dalam upaya menyongsong MEA 2015. Kegiatan dilaksanakan dengan menggunakan beberapa metode pelatihan, yaitu metode Ceramah, metode Tanya Jawab/ Diskusi, metode Simulasi. Setelah selesai pelatihan dilakukan evaluasi kegiatan. Kata kunci: MEA,SAK Syariah,SAK ETAP,SAK IFRS,
1.
Pendahuluan
ASEAN Economic Community yang mulai diberlakukan pada tahun 2015 membawa arus besar globalisasi dalam segala bidang, termasuk pada jasa akuntansi. Hukum yang akan berlaku secara global itu tidak hanya free flow of services, tetapi juga free flow of people. Dalam MRA Framework terdapat delapan jasa yang telah disepakati, yaitu (1) MRA untuk jasa teknik (2) arsitek (3) jasa perawatan (4) praktisi medisn(5) praktisi gigi/dokter gigi (6) jasa akuntan (7) (surveying). (8) pariwisata. Pemerintah Indonesia saat ini memberikan perhatian secara khusus terhadap delapan profesi yang menjadi prioritas karena Mutual Recognition Arrangements (MRA) sudah ditandatangai bersama negara anggota ASEAN. Pemerintah terus melakukan upaya dalam rangka memperkuat kerjasama antar negara anggota ASEAN dengan menetapkan dan memperluas kerjasama untuk implementasi MRA melalui peningkatan kompetensi dan produktivitas sumber daya manusia, salah satu upaya tersebut adalah melalui perbaikan kurikulum di Perguruan Tinggi. Kurikulum pada delapan bidang tersebut disesuaikan dengan Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) yang telah disusun oleh masing – masing anggota profesi. Upaya yang lain diantaranya melalui kegiatan membangun pusat pelatihan kejuruan.
523
524 |
Teti Rahmawati, et al.
Di Indonesia Jenjang pendidikan penyedia tenaga kerja terdiri dari Perguruan Tinggi melalui jalur S1, D3 dan D4 serta pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan dan Sekolah Menengah Umum. Berdasarkan kurikulum berbasis KKNI maka jenjang pendidikan dan level kualifikasi dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 1.1 Peran Peningkatan Akuntabilitas Penyelenggara Program Pendidikan Berbasis KKNI Pendidikan Menengan Kejuruan (SMK) merupakan salah satu institusi pendidikan menengah yang secara khusus mempersiapkan lulusannya untuk menjadi tenaga kerja terlatih dan terampil serta memiliki kemampuan untuk mudah beradaptasi dengan lingkungan dan perubahan diberbagai sektor yang terus berkembang. SMK dirancang untuk menyiapkan peserta didik atau lulusan yang siap bekerja dan mampu meningkatkan sikap profesionalnya. Akan tetapi saat ini kualitas lulusan SMK masih banyak banyak yang menganggur karen keterampilan mereka tidak sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja di dunia industri. Terdapat beberapa masalah utama yang belum dapat diselesaikan pemerintah maupun instansi pendidikan terkait rendahnya kualitas lulusan yang dihasilkan sekolah kejuruan. Diantaranya adalah kurangnya informasi yang terbaru di bidang praktek akuntansi untuk meningkatkan kompetensi tenaga pengajar di sekolah kejuruan. Kompetensi yang dimiliki oleh pengajar berpengaruh pada proses pembentukan lulusan dari sebuah sekolah. Oleh karena itu para pengajar di sekolah kejuruan berkewajiban untuk terus meningkatkan pengetahuan dan kemampuannya pada bidang studi yang diajarkan. Badan Pusat Statistik (BPS) mempublikasikan data jumlah pengangguran di Indonesia sampai dengan Agustus 2014 mencapai 7,2 juta orang dan 11,24 persen di antaranya merupakan lulusan SMK. Peningkatan kualitas para tenaga para pengajar merupakan suatu keharusan. Peningkatan kualitas para siswa maupun mahasiswa tidak akan bisa berjalan dengan baik bahkan tidak akan mungkin tercapai jika usaha peningkatan kualitas tenaga pengajar, baik guru maupun dosen, diabaikan. Uji Kompetensi Guru (UKG) yang diadakan oleh Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun lalu cukup memprihatinkan hasilnya. Dari 243.619 guru, rata- rata hanya mendapatkan nilai 44,5 (dari 100).
Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora
Pelatihan Pemahaman Standar Akuntansi Keuangan bagi Guru SMK...
1.
2. 3. 4. 5.
| 525
Dengan demikian, dapat dirumuskan permasalahan khusus bagi Guru-guru Sekolah Menengah Kejuruan di Kabupaten Kuningan adalah sebagai berikut: Bagaimana memotivasi (membangun kemauan) diri Guru-guru SMK Akuntansi untuk senantiasa meningkatkan pengetahuan dan pemahaman sebagai bahan untuk mentransfer ilmu kepada para siswa nya Bagaimana meningkatkan pemahaman Guru-guru SMK mengenai Penerapan SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas Bagaimana meningkatkan pemahaman Guru-guru SMK mengenai Penerapan SAK Syariah. Bagaimana meningkatkan pemahaman Guru-guru mengenai Penerapan SAK konvergensi IFRS. Bagaimana memotivasi Guru-guru SMK untuk menyiapkan lulusannya menjadi tenaga kerja yang terampil dalam upaya menyongsong MEA 2015
2.
Tinjauan Pustaka
2.1
Pengertian Standar Akuntansi Keuangan
Standar Akuntansi Keuangan (SAK) adalah suatu kerangka dalam prosedur nyusunan dan penyajian laporan keuangan supaya memiliki keseragaman untuk semua entitas penyusun laporan keuangan. Adanya standar diperlukan juga untuk memberi kemudahan dalam menyusun laporan keuangan sebuah entitas baik bisnis mapun non bisnis. Stansar akuntansi keuangan juga memberi kemudahan bagi auditor untuk melaksanakan tugas pemeriksaan serta embantu mempermudah membaca laporan keuangan bagi para stakeholder ketika membandingkan dan menginterpretasikan laporan keuangan untuk entitas yang berbeda. PSAK-IFRS, SAK ETAP disusun dan ditetapkan oleh DSAK IAI sedangkan PSAK Syariah disusun dan diterbitkan oleh DSAK Syariah. Serta Standar Akuntansi Pemerintah ditetapkan oleh Komite Standar Akuntansi Pemerintah PSAK- IFRS PSAK-IFRS mulai diterapkan secara utuh di Indoneisia pada tahun 2012. PSAK IFRS wajib diterapkan untuk perusahaan atau entitas yang memiliki akuntabilitas terhadap publik yang terdiri dari perusahaan publik, perusahaan yang listing di Bursa efek Indonesia,perusahaan asuransi , perbankan, BUMN. PSAK IFRS memiliki tujuan untuk memberikan informasi yang relevan dalam pengambilan keputusan bagi para stakeholder atau user laporan keuangan. SAK ETAP SAK ETAP merupakan standar yang disusun untuk perusahaan atau Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. ETAP yaitu Entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik yang signifikan dan tidak menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan umum bagi pengguna eksternal perusahaan. SAK ETAP mengacu pada SAK IFRS untuk Small Medium Enterprises. DSAK menerbitkan SAK-ETAP pada tahun 2009 yang berlaku efektif per 1 Januari 2011. PSAK Syariah PSAK Syariah adalah standar yang digunakan oleh entitas atau lembaga syariah dan atau lembaga keuangan non syariah yang melakukan kegiatan transaksi dengan ISSN 2089-3590, EISSN 2303-2472 | Vol 6, No.2, Th, 2016
526 |
Teti Rahmawati, et al.
prinsip syariah. PSAK Syariah disusun dan dikembangkan dari PSAK umum dengan karakteristik berbasis syariah yang mengacu pada fatwa yang dikeluarkan oleh Majlis Ulama Indonesia. PSAK Syariah tersusun dalam 11 staandar yaitu terdiri dari PSAK 100-111 yang terdiri dari : Kerangka Konseptual, Penyajian Laporan Keuangan Syariah, Akuntansi Murabahah, Musyarakah, Mudharabah, salam,dan Istishna
3.
Metode Pelaksanaan
3.1
Metode Pendekatan Pemecahan Masalah
Permasalahan yang diangkat dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat di kabupaten Kuningan Provinsi Jawa barat adalah bagaimana memotivasi para guru untuk meningkatkan kemampuan pemahaman standar akuntansi keuangan (SAK) ETAP, SAK Syariah dan SAK Konvergensi IFRS dalam upaya meningkatkan kualitas lulusan SMK menjadi tenaga kerja yang terampil di Bidang Akuntansi menyongsong Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015. Oleh karena itu, diusulkan kerangka pemecahan masalah secara operasional sebagai berikut: Tabel 1.1 Kerangka Masalah dan Upaya Pemecahan masalah Masalah Upaya Pemecahan Masalah 1. Bagaimana memotivasi (membangun 1. Dilakukan kemauan) diri Guru-guru SMK Akuntansi penyuluhan/penataran diisi untuk senantiasa meningkatkan pengetahuan ceramah. dan pemahaman sebagai bahan untuk 2. Tanya Jawab/diskusi mentransfer ilmu kepada para siswa. 2. Bagaimana meningkatkan pemahaman Guru- 1. Dilakukan guru SMK mengenai Penerapan SAK Entitas penyuluhan/penataran diisi Tanpa Akuntabilitas. ceramah. 2. Tanya jawab.diskusi 3. Simulasi Kasus 3. Bagaimana meningkatkan pemahaman Guru- 1. Dilakukan penyuluhan/ guru SMK mengenai Penerapan SAK penataran diisi ceramah. Syariah. 2. Tanya jawab 3. Simulasi Kasus 4. Bagaimana meningkatkan pemahaman Guru- 1. Dilakukan penyuluhan/ guru mengenai Penerapan SAK konvergensi penataran diisi ceramah. IFRS. 2. Tanya jawab/diskusi 3. Simulasi kasus 5. Bagaimana memotivasi Guru-guru SMK 1. Dilakukan penyuluhan/ untuk menyiapkan lulusannya menjadi penataran diisi ceramah. tenaga kerja yang terampil dalam upaya 2. FGD menyongsong MEA 2015. 3. Menyusun model pembelajaran untuk siswa.
Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora
Pelatihan Pemahaman Standar Akuntansi Keuangan bagi Guru SMK...
3.2
| 527
Rancangan Tahapan Evaluasi
Evaluasi keberhasilan kegiatan dilakukan untuk mengetahui sejauh mana program pelatihan ini berhasil mencapai target yang yang sudah ditetapkan sebelumnya. Evalusi dilakukan pada saat pelaksanaan dan dakhir pelaksanaan pelatihan. Evaluasi dikhususkan pada aspek pencapaian tujuan setiap sesi pelatihan pelatihan dan evalusi penyelenggaraan pelatihan. Keseluruhan proses Evaluasi dilakukan dengan angket kuisioner, dan observasi. Untuk mengukur Indikator keberhasilan pelatihan dilakukan dua metode sebagai berikut: 1. Evaluasi selama proses pelatihan Evaluasi pada pelaksanaan pelatihan mencakup pemahaman peserta apakah sudah mengalami peningkatan pada setiap tahap atau sesi pelatihan. Kami menetapkan Indikator keberhasilan pelatihan ini adalah sebagai berikut: a. Lebih dari 70% peserta/Guru-guru memahami pentingnya pemahaman Standar Akuntansi Keuangan b. Lebih dari 50% peserta/Guru-guru bersedia mensosialisasikan kemampuan menulis karya ilmiah 2. Evaluasi Pasca Pelatihan Keberhasilan dari penyelenggaraan kegiatan pengabdian masyarakat ini dievaluasi berdasarkan tingkat penyelesaian dan penyampaian materi pelatihan. Tim Pengabdian melakukan evaluasi dengan mengamati dan memeriksa hasil dari kegiatan praktek dan simulasi yang telah dilaksanakn. Serta memeriksa model pembelajaran yang telah disusun oleh peserta pelatihan. Instrumen kriteria penilaian tingkat kebermanfaatan pelatihan ini diungkap dengan instrumen yang telah disiapkan.
4.
Hasil dan Pembahasan
4.1
Pelaksanaan Kegiatan Pelatihan
Peserta pelatihan ini dikuti oleh 26 Guru SMA dan SMK yang terdiri dari 4 orang berjenis kelamin laki – laki dan 22 Guru berjenis kelamin perempuan. Adapun pendidikan terakhir peserta pelatihan teridentifikasi sebanyak 2 Guru dengan latar belakang pendidikan S2 Magister pendidikan dengan S1 pendidikan Ekonomi, I Guru berlatar belakang pendidikan Ekonomi, selanjutnya 23 Guru mempunyai latar belakang pendidikan S1 akuntansi dan Pendidikan Akuntansi. Berdasarkan data yang sudah kami menyimpulkan bahwa pelatihan ini sudah sesuai dengan sasaran karena sebagian besar guru yang diutus untuk mengikuti pelatihan ini mempunyai latar belakang yang sesuai yaitu Pendidikan Ekonomi, Pendidikan akuntansi atau Akuntansi. Selain itu berdasarkan data yang sudah dikumpulkan diperoleh informasi juga bahwa mereka adalah pengampu mata ajar akuntansi di sekolahnya masing masing. Kegiatan dilaksanakan pada hari Senin sampai Kamis tanggal 8 – 11 Agustus 2016 bertempat di Gedung Aula Fakultas Ekonomi Universitas Kuningan. Kegiatan Pelatihan Pemahaman Standar Akuntansi Keuangan (SAK) ETAP, SAK Syariah dan SAK Konvergensi IFRS ini dibuka oleh Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Kuningan Bapak Dr. Asep taofik Rohman.M.Pd bersama dengan Rektor Universitas Kuningan yang diwakili Pembantu Rektor I Bapak Dr Abdul Muis. Acara pembukaan juga
ISSN 2089-3590, EISSN 2303-2472 | Vol 6, No.2, Th, 2016
528 |
Teti Rahmawati, et al.
dihadiri oleh Dekanat Fakultas Ekonomi dan Ketua Bidang LPPM Universitas Kuningan. A.
Pelatihan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas (SAK ETAP) Sesi pelatihan ini disampaikan oleh Narasumber Ari Pratama salah seorang Tim Perumus dan Tim Implemnting Standak Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntann Indonesi. Untuk Diskusi dan Simulasi Kasus di pandu oleh Teti Rahmawati.,M.Si.,Ak. Pelatihan ini menitik beratkan pada penjelasan untuk meningkatkan pemahaman Guruguru SMK mengenai pengenalan dan Penerapan SAK Entitas Tanpa Akuntabilitas (SAK ETAP). Pendalaman materi mengenai mengenai ruang lingkup, konsep dan prinsip pervasif serta kebijakan akuntansi, estimasi dan kesalahan. Penyajian Laporan Keuangan yang terdiri dari dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan saldi laba, laporan arus kas dan catatan atas laporan keungan. Akuntansi untuk aktiva kewajiban dan ekuitas. B.
Pelatihan Pemahaman Standar Akuntansi Konvergensi IFRS Sesi pelatihan ini masih disampaikann oleh Tim pakar Ari Pratama dan Teti Rahmawati.,M.Si.,Ak. Materi yang diuraian memberi penjelasan untuk meningkatkan pemahaman Guru-guru SMK mengenai Penerapan SAK konvergensi IFRS. Pendalaman diberikan mengenai ruang lingkup, konsep dan prinsip pervasif serta kebijakan akuntansi, estimasi dan kesalahan. Penyajian Laporan Keuangan yang terdiri dari dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan saldi laba, laporan arus kas dan catatan atas laporan keungan, Akuntansi untuk aktiva kewajiban dan ekuitas. Selain itu disampaikan juga konsep konsep utama yang melandasi munculnya IFRS serta SAK mana saja yang sudah dihapus dari standar akuntani keuangan konvergensi IFRS. Penyampaian materi ini disampaikan dengan 3 mekanisme. Mekanisme pertama Ari Pratama menyampaikan overview standar akuntansi IFRS sera penjelasan setiap standar. Kemudian Teti Rahmawati memandu Diskusi dan memandu simulasi penyelesaian kasus penyajian laporan keuangan dengan pendekatan Standar Akuntansi konvergensi IFRS. C.
Pelatihan Pemahaman Standar Akuntansi Keuangan Syariah Sesi pelatihan yang berikutnya menitikberatkan pada penjelasan untuk meningkatkan pemahaman Guru-guru SMK mengenai Penerapan SAK Syariah. Tim Pengabdian masyarakat Menghadirkan Tim pakar dari universitas Padjajaran. Beliau adalah Edi Jaenudin.,M.Si.,Ak.,CA. Beliau adalah Ketua Ikatan Akuntan Indonesia Wilayah Jawa Barat. Materi yang disampaikan berkaitan dengan ruang lingkup, konsep dan prinsip pervasif serta kebijakan akuntansi, estimasi dan kesalahan. Penyajian Laporan Keuangan yang terdiri dari dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan saldi laba, laporan arus kas dan catatan atas laporan keungan, Penyajian Laporan Keuangan yang terdiri dari dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas dan laporan saldi laba, laporan arus kas dan catatan atas laporan keungan. Akuntansi untuk aktiva kewajiban dan ekuitas . Kegiatan ini dipandu Oleh Oktaviani Rita P.,M.Si.,Ak.,CA. Setelah Tim Pakar meyanpaiakan materi selanjutnya Oktavini Rita. Msi.,Ak memandu kegiatan diskusi dan simulasi untuk penyelesaian kasus. Sesuai dengan yang dikemukakan sebelumnya bahwa pada pelatihan ini ini para guru di bekali buku penunjang tentang SAK yang disusun dan diterbitkan oleh ikatan
Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora
Pelatihan Pemahaman Standar Akuntansi Keuangan bagi Guru SMK...
| 529
profesi akuntan. Setiap satu sesi pertemuan membahas satu materi SAK dilanjutkan dengan pembahasan kasus dan simulasi penyusunan dan penyajian Laporan Keuangan. D.
Memotivasi untuk Meningkatkan Pengetahuan dan Kompetensi Guru Pada sesi ini pelatihan ini menitikberatkan pada pemberian penjelasan mengenai memotivasi Guru-guru agar secara berkelanjutan mereka mau terus meningkatkan pengetahuan dan kompetensi mereka sehingga para guru mempunyai bahan mengenai isu terkini untuk mentransfer ilmu kepada para siswa. E.
Model Pembelajaran untuk Mentransfer Skill Dibidang Isu Akuntansi Terkini kepada pada Siswa Pada tahap ini para guru memperoleh materi tentang macam macam metode pembelajaran terkini. Materi tersebut disampaikan oleh Dosen dari Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan yang ekspert di bidang tersebut yaitu Yeyen Suryani.,M.Pd. Selanjutnya para peserta pelatihan melakukan praktek menjalankan metode dan model pembelajaran yang bisa membantu mereka dalam mentransfer ilmu hasil pelatihan ini sehingga bisa tersampaikan dengan baik isu isu terkini mengenai penerapan standar akuntansi yang terbaru kepada seluruh siswa disekolahnya masing-masing. F.
Motivasi Guru-Guru SMK untuk Meningkatkan Soft Skill Lulusannya menjadi Tenaga Kerja yang Terampil dalam Upaya Menyongsong MEA 2015 Materi ini disampaikan oleh Tatang Rois.,MM pakar di bidang Manajemen Sumber Daya manusi dan Pratisi dibidang Carrer Development. Ti pakar menyampaikan beberapa soft skill yang harus ditingkatkan dan dipantau perkembangannya oleh guru sehingga lulusan bisa bersaing di Era MEA. Guru jangan hanya fokus pada Kemampuan akademik saja, akan tetapi harus mulai fokus memandu siswanya selama proses belajar mengajar disekolah untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan soft skill peserta didik. 4.2
Output Kegiatan
A.
Metode Pelatihan Berdasarkan Analis selama proses penyelenggaraan kegiatan metode pelatihan yang dipilih sudah tepat yaitu metode Ceramah untuk memaparkan overview masing masing Standar Akuntansi keuangan secara singkat. Selanjutnya Metode Diskusi untuk memfasilitasi apabila ada peserta pelatihan yang ingin mengetahui lebih lanjut mengenai sebuah topik tertentu atau ada yang kurang jelas dari penyampaian cerama yang diberikan oleh tim pakar. Metode berikutnya adalah metode Simulasi untuk penyelesaian kasus. Metode pelatihan ini penting teerkait dengan memberikan pemahaman kepada para Guru bagaimana menyajikan laporan keuangan baik Laporan Neraca, lapaoran laba rugi, laporan perubahan equitas maupun laporan arus kas untuk setiap standar. B.
Model Pembelajaran Berdasarkan analisa selama penyelenggaraan pelatihan dan praktek model pembelajaran untuk mengajarkan Standar Akuntansi Keuangan. Maka beberapa model yang tepat untuk memperkenalkan Standar akuntansi Keuangan kepada para peserta didik siswa SMK dan SMA di Kabupaten Kuningan adalah : Metode Project based
ISSN 2089-3590, EISSN 2303-2472 | Vol 6, No.2, Th, 2016
530 |
Teti Rahmawati, et al.
learning, Metode Problem Based Learning ( PBL) , Metode Cooperative Scrift / Skrip kooperatif 4.3
Evaluasi Kegiatan
Indikator keberhasilan dalam pelaksanaan pelatihan menggunakan dua metode yang evaluasi yang dijelaskan sebagai berikut: A.
Evaluasi Selama Proses Pelatihan Evaluasi saat pelaksanaan pelatihan meliputi, keterlibatan dan kemampuan peserta setiap tahap pelatihan. Indikator keberhasilan pelatihan ini adalah apabila: Lebih dari 70% peserta/Guru-guru memahami Materi dari setiap pertemuan dan Lebih dari 50% peserta/Guru-guru bersedia mensosialisasikan kepada peserta didik di masing – masing sekolah. Evaluasi dilakukan dengan menggunakan mekanisme pre test dan post test. Pre test dilakukan untuk mengetahui pemahaman awal para peserta pelatihan Sedangkan Post test dilakukan ketika peserta pelatihan selesai menerima materi dan mempraktekan melalui kegiatan simulasi. Berikut ini kami uraian . Berdasarkan pengolahan data dapat diketahui ada perubahan yang signifikan dari hasil test. Semua peserta datang mengikuti pelatihan dengan ketidakpamahaman sama sekali mengenai SAK ETAP, SAK Syariah dan SAK IFRS. Bahkan sebagian besar dari mereka menyampaiakn ketika diskusi bahwa mereka tidak tahu di Indonesia sekarang sudah mempunyai tiga standar akuntansi dan sudah berlaku efektif. Pada awalnya peserta pelatihan yang paham akan standar akuntansi ETAP hanya sebesar Paham 3 %, sebgian besar peserta berada pada kurang paham dan tidak paham. Peserta pelatihan yang kurang paham mencapai angka 31 %, dan lebih besar lagi adalah peserta yang tidak paham yaitu sebesar 66 %. Setelah diberi materi oleh tim pakar dan melakukan simulasi penyelesaiann kasus oleh tim pengabdian masyarakat maka ada pergeseran kearah postif. Para peserta pelatihan mengaku paham mengenai standar akuntansi keuangan ETAP sebesar 75 % dan hanya 25 % yang menyatakan kurang pajam 25 %. Bahkan tidak ada satu orang pun peserta pelatihann yang menyatakan bahwa dirinya tidak paham standar Akuntansi Keuangan ETAP. Demikian juga mengenai SAK Syariah, Berdasarkan sasil pengolahan data menunjukkan terjadi perubahan tingkat pemahaman Standar Akuntansi Keuangan Syariah. Dimana sebellum mengikuti pelatihan para guru menyatakan bahwa sebanyak 31 % menyatakan kurang paham mengenai SAK Syariah dan tidak paham 69%. Setelah diberi pelatihan terjadi perubahan tingkat pemahaman dimana sebagian besar yaitu sekitar 74% menyatakan bahwa mereka sudah memahami SAK Syariah dan sebagiannya yaitu 26 % tetap menyatakann kurang paham mengenai SAK Syariah Hasil evaluasi menunjukkan hal yang sama yaitu adanya perubahan tingkat pemahaman SAK IFRS pada saat pre tes dan post tes. Ketika dilakukan pre tes kepada para guru peserta pelatihan hasilnya menunjukkann bahwa peserta yang sudah paham mengenai Standar Akuntansi Keuangan IFRS ada sebanyak 1% . Kemudian sebanyak 21 % menyatakan kurang paham dan sebagian besar dari mereka yaitu sekitar 78% menyatakan tidak paham. Selanjutnya ketika dilakukan post tes setelah mereka mendapat pelatihan terjadi perubahan tingkat pemahaman mereka atas SAK IFRS yaitu peserta menyatakan bahwa mereka sudah paham SAK IFRS sebanyak 71% dan sisanya yaitu sebanyak 29 % menyatakan bahwa mereka tetap kurang paham 29 % mekipun sudah diberikan pelatihan.
Prosiding Seminar Nasional Penelitian dan PKM Sosial, Ekonomi dan Humaniora
Pelatihan Pemahaman Standar Akuntansi Keuangan bagi Guru SMK...
5.
| 531
Kesimpulan
Berdasarkan hasil evaluasi tersebut menunjukkan bahwa lebih dari 70 persen peserta pelatihan sudah memahami SAK ETAP, SAK Syariah dan SAK IFRS serta bersedia untuk mentransfer ilmunya kepada para peserta didiknya di sekolah masingmasing. Catatan * Kegiatan ini didanai oleh Hibah Dikti dengan Skema Ipteks bagi masyarakat
Daftar pustaka Aucky Pratama 2014 Prospek Dan Tantangan Profesi Akuntan Menghadapi Asean Economic Community 2015, Iai Jakarta Bahtiar Sirajudin (2014) Menyongsong pasar bebas tenaga kerja 2015 Majalah sertifikasi BNSP IAI (2009) Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik, IAI Jakarta IAI (2009) Standar Akuntansi Keuangan Syariah, IAI Jakarta IAI (2009) Standar Akuntansi Keuangan IFRS suplemen, IAI Jakarta Makmur Keliat PHd (2013)Pemetaan Tenaga Kerja Terampil Indonesia dan liberalisasi tenaga kerja ASEAN laporan penelitian ASEAN Study center Megawati Santoso Sosialisai KKNI : PENGEMBANGAN KURIKULUM PROGRAM S1 – SERTIFIKASI PROFESI Akuntan Safari Ar Rizqi 2010 Penyebab lambatnya Yusfane abdai (2014) Kesiapan Perguruan Tinggi Dalam Menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean 2015
ISSN 2089-3590, EISSN 2303-2472 | Vol 6, No.2, Th, 2016